Meskipun serba keterbatasan dan kekurangan kenaga pengawasan para
napi, namun tetap mampu menjalankan aktivitas. Selain itu, napi juga dibekali
dengan bimbingan dan latihan. Kemudian pembinaan kepribadian dan kemandirian
yang diberikan kepada narapidana Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Padang.
Narapidana tidak hanya sebagai orang yang menjalankan hukuman atas perbuatannya
dibalik jeruji besi. Namun, para napi juga akan diberikan bimbingan dan
pelatihan di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Padang, Provinsi Sumatera Barat
Laporan— Julnadi Inderapura, Padang
Dalam rangka peringatan hari lembaga Pemasyarakatan ke 51 Kegiatan, Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Padang, mengadakan kegiatan seperti biasa. Kegitan peringatan tersebut tetap upacara bendera pada acara puncak tanggal 27 april mendatang di Lapas anak Tanjung Pati. Rangkaian kegiatan di lapas tanjung pati tersebut adalah pembacaan ikrar petugas, janji nara pidana, kemudian ada semacam pameran berupa karya seni dan kerajinan narapidana. Selain itu, narapidana sebelumnya telah diacakan pameran pada awal april, kemudian kegiatan olah raga seperti bulu tangkis dan sepak bola putsal.
Sebelumnya lapas klas II A Padang pernah pameran di Jakarta untuk
memamerkan karya narapidana. Seperti pameran batu cintin, pot bunga, pernak
pernik dan miniature. Pameran hasil karya dan kerajinan narapidana tersebut
mendapat sorotan di kementrian perindagtamben. Pameran itu, ada yang memesan
dan disesuai dengan pasaran harga. Namun yang terpenting paling tidak semua
orang tahu bahwa lapas klas II A Padang memiliki binaan dan pelatihan. Sehingga
banyak bermunculan karya seni hasil karya napi, sebagai bekal di kemudian kelak
jika mereka telah keluar dari LP. Hal tersebut diungkapkan oleh Ka KPLP Darwan
kepada Penulis pada hari Kamis 23 April 2014.
Dia menyebutkan, untuk membinaan dan perlatihan terhadap
narapidana dilakukan oleh diberikan terhadap napi yang akan keluar dari LP.
Sehingga setelah keluar para dari LP napi memiliki skil yang bermanfaat untuk
dirinya sendiri, keluarga, lingkungan dan bahkan Negara sekalipun. Apalagi jika
napi tersebut mampu untuk berwira usaha dan membuka perekonomian baru, sehingga
meningkatkan perekonomian Negara.
Sebut saja, Yulhen Fiter, narapidana 363 pencurian yang memiliki
kemampuan dalam mengasah batu akik, selain itu dia juga bisa membuat gagang
batu akik berbahan tempurung (batok kelapa). Hasil karyanya itu, memang patut
di acungkan jempol. Sebab, dengan karya seni yang tinggi dia mampu memodif
botok kelapa tersebut menjadi gagang batu cincin yang elit. Sehingga jika
dilihat sepintas seakan tidak percaya dengan hasil karya napi yang eklusif itu.
Batok kelapa yang di potong sesuai dengan ukuran jari tangan,
kemudian patok kelapa tersebut dilapisi dengan tembaga. Tempelan tembaga itu
dipasang sesui dengan ke inginan berdasarkan serta bentuk yang
diinginkan. Kemudian tembaga tersebut selain sebagai penghias
pinggiran patok kelapa gagang cincin tersebut. Tembaga juga di fungsikan untuk
mempercantik warna batok kelapa. Perpaduan antara batok kelapa dan logam tersebut sekan memambah warna karya seni yang tinggi di ciptakan napi.
Kemudian, motif gambar dan ukiran yang diciptakan pada gagang cincin tersebut
juga berfariasi. Ada motif kaluak paku dari dareh minang dan
juga bisa di fariasikan dalam bentuk lain.
Pelatihan dan bimbingan tersebut tidak tarlepas dari pihak ke
tiga. Sebab, lapas klas II A Padang menyakini tidak memiliki anggaran untuk
itu. Sehingga tanpa bantuan dari pihak ke tiga tersebutlah para napi dapat
belajar. Baru-baru ini pelatihan pengasahan batu akik dilakukan olah Danrem,
yang membantu dua set alat asah, kemudia satu set mesin pemotong. Selain itu,
Danrem juga mendatangkan dua orang pemateri yang memberikan pelatihan cara
mengasah batu akik, kemudian cara membuat gagang batu akik dari batok kelapa.
Hal itu, dilakukan untuk menambah kempampuan dan skil para napi.
Harapannya agar mampu napi ini tidak lagi kembali kepada perbuatan
pidana setelah keluar dari lapas klas II A ini. setelah keluar dari tempat ini
memiliki skil dan bisa mempengaruhi kehidupan dengan skil yang dimiliki.
Mudah-mudahan Jika setelah keluar mereka tidak memiliki pekerjaan, otomatis dia
menjadi pengangguran. Apa bila dia membutuhkan kehidupan sehari-hari maka
cenderung melakukan kejahatan kembali. Setelah keluar nanti harpan kita mereka
menjadi masyarakat yang baik kembali. "Bagi nara pidana setelah keluar
dari lapas memiliki skil yang bisa diandalkan baik bagi dirinya, keluarga,
lingkungan dan bahkan negara sekalipun," sebut Darwan saat ditemuai di
ruanga kerjanya.
Selain itu, pelatihan juga diberikan terhadap narapidana seperti,
Pembuatan pot bunga, pembuatan pupuk organik, pengasahan batu akik, pembuatan
gagang batu akik dari tempurung, pembuatan batu bata ringan, pembuatan holobri
dan budidaya ikan lele. Kemudian pelatihan seni ukir, pembuatan ukiran yang
berbahan serbuk, kemudian miniatur dan pernak-pernik.
Dari keseluruhan hasil karya dan kerajinan napi di lapas klas II A
Padang telah dipamerkan di jakarta oleh kementrian Perindagtamben. Hasil karya
napi tersebut patut di apresiasi sehingga masing-masing diberikan penghargaan
berupa sertifikat. "Bentuk pelatihan yang diberikan perupa Pelatihan pembuatan pot
bunga, pembuatan pupuk organik, kerjasama dengan Danrem, pengasahan batu akik,
kemudian pembuatan gagang batu akik deri bahan tempurung, pembuatan loubrik
dengan Yayasan Budha Buci. Pembuatan batu bata ringan," jelasnya lebih lanjut.
Selain itu, untuk pelatihan perorang pembuatan ukiran-ukiran yang
berbahan baku dari serbuk dan masi. Dari bahan baku tersebut bisa menjadi
bentuk bermacam-macam karya seni dan kerajinan tangan. Sehingga, bimbingan dan
pelatihan di berikan pada napi. Skala proritas diberikan pelatihan kepada
narapidana yang masa tahanannya tidak lama lagi hanya tinggal beberapa bulan
saja. Mereka itulah yang diberikan pelatihan dan bimbingan. Sehingga jika
mereka telah keluar mereka memiliki skil untuk bertahan hidup. Jika yang napi
yang masih lama keluar untuk apa diberikan pelatihan. “Kita memberikan skala
prioritas yang berlaku untuk semuanya, namun tentu tidak kesemuannya di berikan
pelatihan,” akunya.
Destri Syam menuturkan, dilapas para napi juga mendapatkan binaan
berupa Pembinaan keperibadian dan kemadirian. "Pembinaan kepribadian ini
diberikan berupa pembinaan menulis dan baca alqur an, shalat jumat, kemudian
tusiah ke agamaan yang diberbantukan oleh pihak ketiga, Termasuk mahasiswa IAIN
Imam Bonjol Padang dan fakultas hukum Unand yang memberikan pembinaan dan
bimbingan," tuturnya.
Selain itu, jelasnya bimbingan Pendidikan untuk pake A, paket B,
paket C, juga akan diberikan. Meskipun sebelumnya telah ada tetapi telah
terputus. Kendalanya selama ini tidak dapat diberikan oleh pemda. "Harapan
kita, jika mereka diberikan kesempatan untuk pendidikan, setelah keluar dari
lapas ini, napi dapat bekerja diperusahaan dan sebagainya. Kemudian mereka juga
telah di bekali dengan skil dan telah mendapatkan sertifikat dari
desperindagtamben sebagai modal mendapatkan kerja," harapnya.
Kemudian, bimbingan dan pembinaan dari Danrem mengenai wawasan
cinta negara dan cinta tanah air. Selain itu, bimbingan ke pramukaan yang
bermanfaat bagi napi terhadap mental dan semangat juang mereka. "Danrem
juga hebat memberikan pelatihan dan bimbingan terhadap narapidana untuk
kepribadian," katanya.
No comments:
Post a Comment