Wednesday, December 21, 2016

Investor Siap Bangun Bukit Teletubbies


Bukit Teletubbies Desa Kolok, Kota Sawahlunto


Desa Kolok Nantuo memiliki potensi alam yang patut dikembangkan sebagai destinasi wisata terutama agrowisata. Selain itu, pemandangan berbukitan dengan hamparan rumput yang luas. Masyarakat setempat menamakan bukit tersebut bukit Teletubbies.

"Bukit teletubbies ini telah dikenal banyak orang karena keindahan pemandangan dan alamnya yang sejuk. Namun, akses inprastruktur jalan masih buruk dan sulit untuk ditempuh," ungkap Adeks Rossyie Mukri, Kepala Desa Kolok Nantuo Kecamatan Barangin, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, Kepada Penulis, Selasa, 20 Desember 2016.

Ia menyebutkan bahwa bukit teletubbies tersebut akan dikembangkan menjadi objek wisata baru desa kolok. Maka, tahun 2017 akan diusulkan untuk perbaikan jalan menuju tempat wisata tersebut. Sehingga akses menuju lokasi dapat ditempuh dengan lancar dan aman, kemudian jarak tempuh pun tidak memakan waktu lama.

"Bukit Teletubbies yang terletak diperbatasan antara Kabupaten Solok dan Kota Sawahlunto akan segera dikelola. Sebelumnya, hal itu masih dalam permasalahan batas wilayah, namun ninik mamak antara dua daerah tetangga tersebut telah sepakat  untuk mengembangkan," katanya.

Ia melanjutkan bukit teletubbies itu berada diantara kawasan Jorong Rawang, Nagari Sulik Aia, Kabupaten Solok dan Dusun Guguak Sumbayang, Desa Kolok Nan Tuo, Kota Sawahlunto. "Maka jalan tersebut merupakan jalan provinsi yang menghubungkan kota Sawahlunto dengan Kabupaten Solok," ujarnya.

Kepala Desa Kolok Nantuo, Adeks Rossyie Mukri
Ia mengaku saat ini telah ada investor yang telah menyatakan kesediaannya untuk melakukan pengembangan objek wisata tersebut sebagai agrowisata. Selain itu, dikawasan tersebut juga dimungkinkan untuk pembudidayaan hewan ternak sapi, maka Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Sawahkunto juga mendukung rencana desa.

"Investor yang menamkan modal tersebut meminta lahan seluas 5 ha. Lahan tersebut akan di tanam Appel dan Alpukat sebagai objek agrowisata. Hal ini mendapat respon dari ninik mamak kolok, kesediaannya untuk memberikan tanahnya untuk dikembangkan dan prosesnya pun akan di permudah," katanya.

Selanjutnya, terang dia, dikawasan bukit teletubbies tersebut juga terdapat dataran berbentuk jenjang, dan dibatasi sungai. Maka, kawasan tersebut akan dikembangkan menjadi tempat kemping yang diberi nama 'Kemping Remaja'.

"Tempat ini sangat di mungkinkan untuk dikembangkan menjadi tempat objek wisata kemping remaja. Kita juga akan promosikan dan lakukan kerja sama dengan pihak sekolah untuk kegiatan pramuka kemping di kaki bukit teletubbies," sebutnya.

Dog Rase Iven Langka dan Unik, Pertahankan Budaya Lokal


Dog Rase

Huk.. huk.. anjing pemburu menggonggong saat terpaut menunggu giliran pacu. Matahari telah mulai tergelincir, Selasa, 6 Desember 2016 pukul 16.20 sore. Pengunjung telah mulai memadai Lapangan Ombilin, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, memadati waring (pagar) rase. Lapangan yang riuh dengan gonggongan anjing yang saling bersahutan. Bak berburu hama babi ditengah hutan.

Pemilik anjing tampak sibuk mengurus peliharaanya yang agresif. Anjing-anjing itu ada yang terbuat pada tiang tiang, sembari menggigit tali agar bisa terlepas. Ada pula yang menggotong anjing peliharaannya dengan susah payah, karena anjingnya berjingkrak kesana kemari. Sehingga pemiliknya terlihat sempoyongan karena diderat oleh anjingnya sendiri yang agresif, sementara talinya masih dipegang.

Anjing buruan itu telah terbiasa dengan mencium bau hama babi. Sebab, satu ekor babi disiapkan Rase sebagai pemancing agar ajing lebih agresif untuk lari mengejar Babi tersebut. Dog Rase, berpacu mencari nomor 1 dengan sistem gugur. Untuk sekali rase, sebanyak sepuluh ekor anjing berada pada kotak garis star. Kemudian pemenang diambil dua, sebagai babak penyisihan. Jarak pacu dari garis star hingga finis 110 meter, maka dua ekor anjing tercepat akan masuk pada perempat final.

Mawardi akrap disapa Ujang, Ketua Persatuan Olah Raga Buru Babi (Porbbi) menyebutkan bahwa Dog Rase ini merupakan kegiatan tahunan yang telah dilakukan sejak puluhan tahun belakangan. "Kegiatan ini terlaksana dan diikuti oleh pecinta Buru Babi yang ada di Sumatera barat. Namun, setiap kegiatan yang dilakukan terselenggara kami selalu kesulitan mencari dana," katanya.

Ia melanjutkan bahwa rutinitas kegiatan Dog rase dilakukan maka, pemerintah kota menjadikan kegiatan ini menjadi agenda kota. "Dog rase ini sejak dua tahun terakhir telah menjadi agenda kota. Maka dalam kegiatan ini para pecinta Buru Babi, ikut berpartisipasi untuk terlibat menyengsarakan Iven ini," ungkapnya.

Ia mengaku keikut sertaan pemerintah dengan mengagendakan Iven Dog Rase ini Porbbi kota Sawahlunto merasa sedikit lega. Sebab, Hadiah telah dianggarkan oleh pemerintah kota. "Dulu untuk mengadakan Iven pacu anjing ini kami kesulitan mencari dana untuk hadiah. Namun sekarang telah ringan karena ada piala walikota yang akan di perebutkan. Kemudian ditambah bonus uang tunai dengan total hadiah Rp10 juta," ujarnya.

Ia menyebutkan Dog rase ini merupakan budaya lokal, tidak hanya di kota Sawahlunto dan bahkan di daerah lain khususnya Sumatera barat. Namun yang rutin setiap tahun mengadakan adalah di kota Sawahlunto. "Budaya ini harus dijaga dan diselamatkan agar tidak hilang ditengah tengah masyarakat. Makanya, Iven ini tetap dilaksanakan setiap tahun di kota Sawahlunto dalam rangka hari jadi Kota Sawahlunto," ungkapnya.

Zuhirman, Ketua Pelaksana mengatakan bahwa iven ini dalam rangka peringatan hari jadi kota Sawahlunto ke 128. Kegiatan ini dengan mengundang komunitas dan pecinta Buru Babi di Sumatera Barat untuk ikut berpartisipasi untuk bertanding. "Peserta hari ini yang hadir dari Solok, Batusangkar Payakumbuh dan Padang. Kemudian, kegiatan ini akan berlangsung selama tiga hari 6-8 Desember," jelasnya.

Ia menjelaskan bahwa Dog Rase ini berlangsung dengan sistem gugur. Setiap satu rase di ambil dua pemenang dengan sekali Rase 10 ekor sebagai babak penyisihan. "Pemenang akan masuk babak selanjutnya dan pemenang akan masuk pada perempat final, semi final dan final. Akan ada enam pemenang pada Iven Dog rase ini, pemenang I, II, III, dan Pemenang harapan I, II dan III," ujarnya.

Ia menyebutkan bahwa hari ini ada 7 Rase, sekitar 50 hingga 60 peserta. Sebab, saat rase ada yang delapan peserta yang ikut star. "Hingga saat ini belum dapat dipastikan peserta yang ikut dalam Dog Rase ini. Karena masih banyak beserta yang belum ikut bertanding hari ini. Kemudian, biasanya pada hari ketiga akan lebih banyak lagi peserta dan pengunjung pun akan lebih ramai dari ini," ungkapnya.

Selanjutnya, lanjut dia, penyerahan hadiah akan ditutup dengan malam hiburan 'bagamaik' hingga pagi. "Penyerahan Hadian berupa tropi dan Tabanas akan serahkan langsung oleh walikota. Tahun lalu yang menjadi pemenang dari Payakumbuh. Namun tahun ini belum bisa di pastikan siapa yang akan menjadi pemenang," ujarnya.

Ia berharap kedepan Iven Dog rase ini akan lebih meriah lagi dengan dengan perebutan hadiah yang lebih besar di bandingkan tahun ini agar lebih semarak. "Kita akan mengusulkan ke pemko bahwa kegiatan ini lebih terencana dan terkonsep dengan hadiah yang lebih meriah. Kita siap sebagai penyelanggara kegiatan untuk menumbuhkan semangat kebersamaan antar komunitas dan pecinta Buru Babi. Sekaligus menjadi Iven wisata yang menjadi sorotan bagi masyarakat. Sebab, Dog rase ini termasuk Iven langka dan unik," ujarnya.

Tuesday, December 20, 2016

Desa Wisata Rantih dikelola Swadaya



Desa Rantih memiliki potensi wisata alam yang kaya. Namun saat ini masih dalam tahap pengembangan dan menyiapkan Sumber Daya Manusia akan sadar wisata.
  

Rumah Pohon Desa Rantih
Cuara cerah dan terik matahari yang mengengat kulit Rabu, 6 Desember 2016 siang tidak menyulutkan semangat Ikrar Mustakin akrab disama Acin, sekretaris Lembaga Desa Wisata (LDW) Rantih menuju objek wisata yang Rumah Pohon. Lokasi Rumah Pohon tersebut jalan menuju lokasi bersebelahan dengan kantor Desa Rantih, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat

"Untuk menuju runah pohon tersebut bisa menggunakan motor dengan jalan setapak yang telah dibeton. Butuh waktu sekitar 10 menit untuk sampai ke lokasi rumah pohon tersebut. Kemudian, sampai ke pesanggrahan motor di parkir dan pengunjung berjalan kaki menuju ke atas bukit tempat rumah pohon tersebut dengan jarak tempuh sekitar 5 menit," ungkap Acin.

Ia menyebutkan bahwa dilokasi Rumah Pohon tersebut ada empat unit rumah pohon yang berjajar. Satu unit rumah pohon mampu menampung enam orang. Kemudian, dilokasi tersebut juga tersedia aula yang mampu menampung 200 orang dan juga dikengkapi dengan sarana tempat ibadah. Selanjutnya lapangan terbuka untuk lokasi kemping.

"Kemudian tarif yang dikenakan untuk menginap di rumah pohon sebesar Rp200 ribu permalam. Selanjutnya, biaya masuk lokasi dari posko hanya Rp3000. Parkir motor Rp2000, parkir mobil Rp5000," katanya.

Ia mengungkapkan bahwa selain selain rumah pohon pengunjung juga bisa menikmati wisata air terjun. Namun, untuk sampai ke lokasi harus berjalan kaki sekitar 10 menit dari rumah pohon menuju air terjun.

"Sebetulnya wisata desa rantih ini khususnya air terjun telah dibuka sejak tahun 2010. Namun, belum buming dan di kenal banyak orang. Selain itu jalan menuju ketempat tersebut juga sulit bedannyan," ujarnya.

Selanjutnya, terang Acin, setelah air terjun ini dibuka dan dilengkapi rumah pohon barulah objek wisata ini dibuka dan dikelola oleh pemuda setempat. Kemudian, pada tahun 2011 barulah dibentuk Lembaga Desa Wisata (LDW) Rantih.

"Saat ini rumah LDW beranggotakan 30 orang yang mengelola wisata Rantih. Pengelolaan ini dilakukan masih swuadaya tanpa di gaji. Meskipun ada tiket dan kontribusi yang didapatkan, pendapatan itu kembali masuk menjadi KAS LDW," Akunya.

Kemudian dana tersebut dimanfaatkan untuk perbaikan dan pembenahan jalan dan pandopo untum posko. Anggaran yang dikeluarkan hanya untuk membeli bahan baku, namun untuk upah tukang tidak, sebab kita kerjakan secara bersama dengan gotong royong.

Ia mengungkapkan bahwa selain agrowisata Desa Rantih juga mempunyai wisata air. Wisata air ini dengan menaiki 'timpeh' atau perahu mesin yang mampu menampung lima orang penumpang. "Wisata air ini menelusuri sungai batang ombilim dengan menggunakan timpeh tersebut," sebutnya.

Selanjutnya, di Desa Rantih dalam setahun juga mengadakan 'mangadau' di sungai batang ombilin. Mangadau tersebut merupakan pesta rakyat menangkap ikan bersama sama di dalam sungai. Mangadau itu terbuat dari pucuk daun atau janur yang di jalin, kemudian dibentangkan kedalam sungai bertujuan utuk menghalau ikan sampai ke muara sungai terendah, lalu di ditangkap menggunakan jala.

"Kegiatan ini juga dikelola oleh LDW, yang menjadi iven tahunan. Setiap tahun diaebarkan ikan di lubuk ikan larangan, kemudian setelah ikan tersebut berumur setahun maka dikakukan 'mangadau'. Seluruh masysrakt terlibat dan bersukaria menangkap ikat di lubuk larangan Desa Rantih," jelasnya.

Acin menyebutkan, potensi wisata yang dimiliki tersebut akan terus dilakukan perbaikan dan pembenahan kearah yang lebih baik. Hal itu dengan menjalin kerja sama dengan travelagen Pakanbaru. Maka objek wisata ini akan menjadi objek wisata yang harus dikunjungi oleh setiap pengunjung yang datang ke kota Sawahlunto.

"Banyaknya kunjungan wisata ke Desa rantih maka akan meningkatkan perekonomian masyarakat. Pengunjung yang dadang juga akan meberbenlanja, maka peredaran uang di desa ini akan terjadi. Kemudian, indystri kreatif prodak lokal Desa Rantih ini juga akan diminati, seperti tas unik berbahan tempurung atau batok kelapa," katanya.

Selanjutnya, masyarakat setempat juga menyediakan makanan tradisional yang bisa dinikmati pengunjung. "hadirnya desa wisata rantih ini, masyarakat telah mulai peduli terjadap wisata. Sehingga Kunjungan terus mengalami peningkatan, dalam sebulan grafiknya naik turun, berkisar 200-300 orang sertiap bulan. dibandingkan beberapa tahun belakangan masih minim dan jauh dari harapan," ungkapnya.

Kemudian, ungkapnya, adanya wisata rantih ini juga banyak dimanfaatkan dengan pertumbuhan hoomsty apabila pengunjung ingin menginap. "kedepan kita akan tingkatkan lagi fasilitaa yang masih kurang khusunya di lokasi rumah pohon dan air terjun. Kita akan menambahkan fasilitas outbon bagi pengunjung. klawingfox, jaring memanjat, jembatan tali dan sebagainya," ungkapnya.

Monday, December 19, 2016

Randai Diminati Generasi Muda, Randai Ajarkan Etika dan Estetika




Top Five Festival Randai se Sumatera Barat 2016
Malam nan cerah. Bulan pun tampak di langit kota Sawahlunto. Perlahan menghilang di tutup awan. Orang-orang berduyun-duyun berjalan kaki menuju galanggang. Ibu-ibu baya memakai sendal jepit membimbing anaknya menuju gelanggang. Orang-orang menyiapkan diri menyaksikan pertunjukan randai, di terminal Talawi, Sabtu, 17 Desember 2016 malam.

Orang-orang berkerumun berdiri menyaksikan pertunjukan randai Top Five Festival Randai seSumatera Barat, Kota Sawahlunto. Maka, ditengah kerumunan orang-orang (penonton) randai pun berlangsung (tampil), sehingga penonton dan hadirin yang berhadir 'tapuhunkan sambah manyambah sarato dunsanak, sarato hadirin nan basamo dari pemain Randai.

Ada lima group randai yang tampil pada iven tersebut. Lima group randai tersebut merupakan pemenang festival randai tingkat Provinsi yang dilaksanakan beberapa bulan lalu sehingga melekat dengan tema Top Five Randai Festival se Sumatera Barat, Kota Sawahlunto.

Beragam corak dan warna yang hadir dalam seni tradisi randai tersebut. Pemain membawa cerita kaba minangkabau sarat dengan pesan pesan moral nan menyentuh. Kemudian, pelajaran etika dan estetika serta adat istiadat, bertutur kata santun dan sopan pun diperlihatkan olah pemain randai. Sungguh ini merupakan seni tradisi yang harus dipertahankan.

Maka, Kekayaan makna yang terkandung dalam seni tradisi randai tersebut agar lebih di tertata dengan baik agar tidak keluar dari nilai tradisi randai itu sendiri di minangkabau. Sehingga ada beberapa hal yang harus di persiapkan oleh pelaku seni tradisi randai.

Zulkifli, Akademisi Institut Seni Indonesia (ISI) Pandangpanjang mengatakan bahwa dalam Seni tradisi randai ada dialog dan ekting menjadi unsur yang tidak boleh ditinggalkan. Menurutnya, Ada empat unsur dalam seni tradisi yang tidak boleh ditinggalkan. Pertama dialog, Kedua ekting, ada yang menyebutnya 'ma adu kato dan malapehkan kato'. Ketiga, 'gurindam' atau cerita yang dinyanyikan, Keempat tapuak gelombang.

Keempat hal pokok tersebut tidak boleh ditinggalkan atau di-tiada-kan dalam bermain randai dan sangat mungkin untuk dikembangkan. Sehingga pengembangan tersebut menjadi daya tarik tersendiri untuk dinikmati. Kemudian, guru randai akan mempunyai tantangan tersendiri untuk berkreasi dan berinovasi dalam mengonsep gerakan randai.

Selanjutnya, terang dia, cerita (kaba/naskah) randai pada prinsipnya diceritakan dalam dua bentuk, yakni dalam bentuk dialog dan dalam bentuk nyanyian atau dendang (cerita yang dinyanyikan). Maka, nyanyian yang bercerita itulah yang disebut gurindam dalam randai. Oleh sebab itu, kemampuan untuk berdialog dan kemampuan untuk berdendang dan menyampaikan cerita sangat berpengaruh untuk kemulusan apa yang disampaikan oleh si pencerita (pedendang).

Lebih jauh dikatakannya, dalam peristiwa randai akhir-akhir ini dendang (nyanyian yang bercerita) kadang kala agak dikesampingkan atau agak dipinggirkan penompangannya. Malahan banyak yang melakukan dendang itu di luar (lingkaran randai), sehingga tidak kelihatan bagi penonton waktu menyampaikan cerita itu oleh pedendang. Tetapi ada pula yang berdendang menyampikan cerita di dalam (lingkaran randai). Jadi sebetulnya tidak ada larangang apakah pedendang didalam lingkaran atau diluar (lingkaran) meskipun ada yang melalukannya didalam. Namun, tidak ada pula aturan atau perintah yang mengharuskan pedendang untuk didalam lingkaran.

Zulkifli berasumsi kalau seandainya, pedendang atau bercerita dalam bentuk nyanyian itu tidak berada didalam lingkaran, berarti tidak terlihat orangnya (pedendang). Kalau tidak terlihat orangnya (pedengang) pasti ekspresinya akan lemah dibandingkan pedendang yang berada didalam (lingkaran randai) atau ditengah sambil bernyanyi (badendang). "Gurindam atau badendang itu bukan untuk mengiringi gelombang tetapi adalah penyempai cerita dan disertai oleh gerakan," Katanya.

Menurutnya, di Minangkabau ini ada dua jenis Randai. Ada yang disebut Tari Randai. Ada yang di sebut Randai saja. Maka yang disebut dengan tari randai adalah formasi yang melingkar sambil bertepuk tangan tanpa dialog. Tari Randai ini sendiri kurang mendapatkan perhatian oleh pelaku seni tradisi dan pemerintah sehingga pengembangannya pun melambat.

Sebab, selama ini pelaku seni lebih terfokus pada Randai saja. Tari Randai ini sendiri di Minangkabau kurang mendapat pembinaan, akhir-akhir ini karena lebih terfokus pada randai. Keberadaan Tari Randai ini di Saniangbaka dikenal dengan Randai Ilau. Kemudian, Pariaman dikenal dengan Randai Ulu Ambek.

Tidak tertutup kemungkinan bahwa sewaktu-waktu Kota Sawahlunto melombakan bukan Randai tetapi Tari Randai tanpa cerita, melainkan gerakan-gerakan melingkar disertai oleh nyanyian dan tepuk tangan. Dengan bermacam-macang nyanyian, bermacam-macam gerakan serta bermacam-macam gaya tepuk galembong. Sehingga keberadaan tari randai mendapat tempat dan terpelihara serta akan dikenal banyak orang. Tari Randai tersebut, bisa pula dilakukan oleh kelompok wanita disesuaikan dengan gerakan mereka.

Kemudian, dialog dalam randai mempunyai gaya tersendiri. karena randai ini lahir dilingkungan orang tradisi dan lingkungan orang pesilat, maka gaya dialognya mendekatkan pada gaya berseni tutur kata di minangkabau seperti gaya pasambahan atau dialog lainnya.

Ekting terpengaruh dengan gaya penampilan silek hal ini boleh dilakukan pengembangan, tetapi pada prinsipnya pengembangan itu, atau diistilahkan 'bapisah di lapiak nan salai, bapisah tagak ditanah nan sabingkah'. Masih banyak peluang-peluang cerita randai yang bisa dikembangkan, tapuak galembong yang bisa dikembangkan, gerak randai, dendang dan lain sebagainya.

Menurutnya, Zulkifli yang perlu diperhatikan dalam randai adalah menjaga permainan agar tidak 'menoton' dengan menjaga dinamika dalam bermain. Kemudian, teks naskah dari pertunjukan randai harus ada pengelompokan atau sub bagian, seperti awal randai seperti pasambahan. Selanjutnya, ada permainan dan duduknya anak randai, etika dan estetikanyaa harus jelas.

Kemudian dari segi sastra atau dilalog dalam randai harus diperhitungkan mana sastra yang cocok dan sesuai dengan proporsi tertentu sesuai peranan masing-masing tokoh. Sehingga peranan anak, ayah, ibu, serta kondisi (peristiwa) bagaimana dalam memainkan peran harus jelas terkonsep dan terukur.

Maka banyak ditemukan bahwa sastra dalam randai yang dimainkan bermunculan kata-kata "mano lah". Terkadang pada ayah memakai kata "mano lah ayah kato denai", maka kata "mano lah" dalam kehidupan sehari-hari ke pada orang tua adalah tidak tepat. Agak kasar dan kurang beretika. Maka, penggalian sastra dalam teks naskah atau dialog dalam randai harus diperhitungkan dengan baik.

Gurindam dan dendang disampaikan di tengah dan kebiasaannya tari randai tradisi yang merupakan kekayaan "dendang" (nyanyi) yang disampaikan dengan cara sambung menyambung atau bersahutan. Sehingga dendang tersebut berfariasi. Berbeda dengan dendang saluang yang dilakukan sendiri.

Tetapi dalam Gurindam randai biasanya disampaikan dua atau tiga orang dan bahkan lebih, termasuk musik pendukung. Meskipun musik pendukung iti ada, namun sudah disederhanakan. Seperti Talempong, Gandang Katindik, ada Pupuik Gadang. Padahal ini merupakan satu paket yang paling memberikan kekuatan pada masing-masingnya.

Maka, hal-hal tersebut harus diperhatikan dalam bermain randai. maka, dalam hal ini ada yang latihan dan ada yang kurang latihan. Sehingga ada kelompok yang kualitas bermainnya menurun dibandingkan tahun enam bulan belakangan. maka, penilaian dilakukan adalah terhadap randai tradisional.

Berdasarkan catatan Dewan Juri tersebut maka, diputuskan bahwa Kabupaten Limapuluh Kota pemenang favorit, juara I, Kota Sawahlunto, Juara II, Kota Padang dan Juara III, Kota Padangpanjang. Festival Randai diamati oleh Rizal Tanjung pelaku seni budayawan, Zulkifli dan Ajishar merupakan Akademisi Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang.

Ali Yusuf, walikota sawahlunto menyebutkan bahwa saat ini kesenian tradisi randai telah di gemari oleh anak muda sehingga saat ini tercatat group randai di Kota Sawahlunto ada 14 group seni tradisi randai.

Maka dari itu, pada bulan Maret 2017 mendatang akan digelar Festival Randai tingkat SLTP. Sebab, melihat semangat generasi muda yang mulai mencintai budaya dan mempertahankan seni budaya terutama di kota sawahlunto. "Festival Randai akan terus berkelanjutan dilaksanakan di Talawi. Kemudian, Berburu di Kecamatan Lembah Segar, Burung berkicau di Silungkang," katanya saat memberikan sambutan.

Ia menyebutkan Top Five Festival Randai se Sumatera Barat merupakan tingkat lanjutan dari festival randai sebelumnya. Maka, dengan demikian, dengan terpilihnya sebagai peserta lima besar dan masuk ke tingkat lanjut dan mengikuti iven malam ini. Maka, peserta tersebut harus berkomitmen untuk selalu siap tampil ditengah masyarakat. Sebab, karena ada peserta yang tidak hadir tanpa memberikan kabar sebelumnya. "Kita berharap sehingga objektifitas dewan juri di dibutuhkan untuk mempertimbangkan kemampuan peserta menjadi pemenang," ungkapnya.