Thursday, December 8, 2016

Melirik Pelayanan Kesehatan Dusun Guguak Bungo Desa Lumindai Poskesdes Pembatu Bidan Ada Sekali Seminggu


Poskesdes Dusun Guguak Bungo Desa Lumindai

"miris kita apabila ada warga yang mendapat musibah, atau sakit tengah malam dan ibu hamil yang mau melahirkan. Kemana kami mengadu, sementara jarak rumah yang satu dengan lainya berjauhan. Tambah pula tidak adanya kendaraan dan transportasi massa di Dusun Guguak Bungo Desa Lumindai, Kecamatan Barangin Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. Dengan apa masyarakat di antar ke pusdes, pembantu, " ungkap Idir Gindo Malin, warga Dusun Guguak Bungo dengan suara serak, Kepada Penulis beberapa waktu lalu menjelang tengah hari. 

Raut wajahnya berubah seketika. Matanya berkedip-kedip karena membendung airmata. Canda dan guraunya pun redup. Tubuhnya letoi. Sejenak ia berdiam diri sebelum berkisah tentang kehidupan dikampung kelahirannya. 

Idir Gindo Malin
"dulu, kampung kami ini sulit di jangkau karena jalanan yang buruk, licin, becek, mendaki dan menurun serta terjal. Tidak ada ada transportasi dan belum ada yang punya. Kami berjalan kaki hingga belasan kilo meter, pergi kepasar menjual hasil tani dengan dipikul dan junjung," ungkapnya dengan mata sayu, pak tua itu mengenang. 

Meskipun saat ini kampung kelahirannya telah mempunyai jalan beton sebagian dan bisa dilewati kendaraan roda empat. Ia pun punya mimpi agar disediakan mobil untuk fasilitas umum oleh pemerintah seperti ambulan yang selalu stanby di pusdes pembantu. Agar kelak suatu saat ada warga yang terdesak dan membutuhkan dapat pertolongan segera. 

"suatu yang tidak mungkin bagi kami mengantarkan orang sakit dengan motor pergi berobat. Itu pun bagi yang punya motor dan harus berbonceng tiga untuk memegang dan melindungi yang sakit. Sementara jalanan terjal dan curam serta berkelok-kelok di lereng bukit, tentu mempunyai resiko yang cukup besar," kata pria yang berbaju lusuh. 

Belum lagi, pusdes pembantu hanya ada seorang bidan saja dan tidak ada pelayanan jumat, sabtu, minggu, lanjut dia. "sakit dan musibah tidak kenal waktu kapan akan datang dan tidak dapat di ulur. Baru baru ini, ada warga yang mendapat musibah kebakaran rumahnya dan pemiliknya terjebak di dalam rumah sehingga mengalami luka bakar serius. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 10.00 malam. Namun, korban bernama Subai, baru mendapat pertolongan pukul 04.00 dini hari," ungkapnya. 

Ia melanjutkan bahwa korban setelah di efakuasi dari rumahnya oleh warga setempat, karena rumah di lakuak. Nyawa korban masih tertolong, namun untuk membawa kerumah sakit tidak ada mobil. Sehingga warga pergi kepasar tradisional yang berjarak 3 meter dengan jalan yang berliku,  buruk dan curam. 

"waktu itu kita dapat mobil untuk membantu membawa korban, mobil pengangkut pasir. Namum sopir tidak ada. Kemudian malam itu pula mencari sopir. Korban, di alas dengan daun pisang dan dilarikan RSUD Sawahlunto, dan dirujuk ke Padang dan meniggal di Padang," katanya. 

Hal serupa juga disampaikan oleh Muhammad Nasir, 56, warga Dusun Guguak Bungo keluhkan hal serupa. "kita berharap ada mobil ambulan yang stanby di Dusun Guguak Bungo, Desa Lumindai, Kecamatan Barangin. Atau paling tidak ada mobil transportasi masal yang di manfaatkan oleh masyarakat, bisa mengangkut anak sekolah. Kemudian bisa di manfaatkan untuk mengantarkan orang sakit, " Katanya kepada Penulis, Rabu, 30 November 2016.

Ia menyebutkan, di Dusun Guguak Bungo ada Poskesdes pembantu dan satu orang bidan. Namun, bidan tersebut tidak stanby dan datang sekali dalam seminggu. Sehingga warga berobat ke Pusdes pembantu di pasar Desa Lumindai. 

"kita berharap puskes pembantu ini memang menjadi pusat pertolongan pertama untuk berobat. Kalau masyarakt sakit parah dan harua berobat ke puskesmas, butuh ongkos ojek Rp25 ribu karena jauh. Kalau yang memiliki motor mereka bisa berobat kerumah sakit, kalau yang tidak memiliki motor tentu berjalan kaki lakau mampu," ungkapnya. 

Ali, 64, warga Dusun Guguak Bungo pun membenarkan bahwa disamping sarana kesehatan yang masih jauh dari harapan, jalan juga tidak mendukung karena licin dan becek. Untuk sampai ke pasar Lumindai berobat ke pusdes pembantu butuh 3 kilo meter dalam kondisi jalan berkelok-kelok dan dari tanah. Meskipun ada sebagai jalan semen beton coran, kondisinya pun telah banyak yang rusak. 

"kalau bidan tidak datang kemana masyarakat akan berobat. Andai kata, saat ini ada warga yang terluka sedang bekerja,  'tacatuak' kakinya kemana warga berobat. Karena tidak ada bidan tempat berobat. Kami berharap, pemerintah dapat membatu masyarakt dalam hal kesehatan. Kemudian, ambulan sangat di perlukan sekali sebagai transpor wagi barga yang pergi berobat," katanya. 

Farmudia Siswiyani, Bidan Pembantu Pusdes Pasar Lumindai mengatakan bahwa,  di sini ada dua orang bidan dan sato orang perawat. "hari ini cuma saya sendiri, karena yang lain ada kesibukan," katanya saat di temui di Poskesdes Pembantu Lumindai, Rabu, 30 November 2016.

Ia menyebutkan bahwa saat ini Poskesdes fasilitas yang di miliki alat tensi, oksigen, sterilisasi. Selain itu jika obat obatan kurang, diminta ke puskesmas Barangin, sebab disana ada gudang obat-obatan. "disini rata-rata masyarakat yang beribat di poskesdes sebanyak 175 hingga 200 pasien tiap bulannya. Khusus di poskesdes ini saja, tidak termasuk poskesdes Dusun Guguak Bungo. Sementara itu,  saat ini ibu hamil sebanyak sembilan orang," katanya. 

Ambun Kadri, Dinas Kesehatan Sosial, Kota Sawahlunto mengatakan bahwa tahun 2017 telah dianggarankan untuk itu. Kemudian, Desa Lumindai ada Poskesdes Guguak Bungo dan Poskesdes Lumindai. "kita akan optimalkan kembali kinerja bidan yang telah ditempatkan di tempat tersebut. Bidan yang ditempatkan di Guguak Bungo telah mengatakan kesediannya. Maka akan di tagih," katanya. 

Selain itu, ungkap dia, terkait fasilitas poskesdes tersebut akan dilakukan pengecekan ulang. Terkait usulan masyarakat adanya ambulan yang stanby akan diusulkan anggaran tahun 2017. "kalau stranspor umum seperti ambulan sebetulannya bisa dari dana desa untuk pemberdayaan masyarakat. Dana desa bisa dianggarkan untuk menyewa ambulan tersebut," jelasnya.

No comments:

Post a Comment