Yang Dipertuan Daulat Raja Alam Pagaruyuang Minangkabau, Paduka Sri Baginda Sultan Muchdan Taher Bakri Gelar Sultan Alam Bagagarsyah (Kanan) Irwan Prayitno, Gubernur Sumatera Barat, (Tengah) Ali Yusuf, Walikota Sawahlunto (kiri)
Balai-Balai Adat Nagari Talawi di Dusun Taratak Capo, Desa Talawi Hilir, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, diresmikan. Balai-Balai Adat Nagari itu diresmikan Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno. Peresmian Balai-balai Adat Bahari tersebut dihadiri oleh Yang Dipertuan Daulat Raja Alam Pagaruyuang Minangkabau, Paduka Sri Baginda Sultan Muchdan Taher Bakri Gelar Sultan Alam Bagagarsyah. Rajo Adat Buo, Tapak Adat Tiang Limbago, Datuak Domo Anso di Lintau Buo, Rajo Ibadat Sumpur Kudus, Inyiak Nan Batigo, Datuak Datuak Nan Sapuluah, Paduko Malang Sumpur Kudus, pada Sabtu, 21 Januari 2017.
Irwan Prayitno, Gubernur Sumatera Barat berharap, balai-balai adat yang diresmikan ini dimaksimalkan fungsinya sebagai tempat kegiatan adat, anak nagari dan tempat bermusyawarah mufakat. Ninik mamak dan pemuka adat lah yang diharapkan bisa meningkatkan fungsi balai-balai adat ini.
"Dibanyak tempat, setelah balai-balai adat diresmikan, lalu sepi dari aktifitas. Padahal, diharapkan balai-balai adat yang sudah dibangun bisa dioptimalkan fungsinya tempat bermusyawarah dan mufakat untuk mencari keputusan yang terbaik," ungkap Irwan Prayitno saat menyampaikan pidato peresmian Balai Balai Adat.
Ia menyebutkan bahwa Balai-balai adat media tempat mengamalkan adat bagi orang minang dan bukan hanya sekedar tempat berkumpul. Ini pula menjadi sebagai semangat kita bersama rang minang. Kemudian, untuk mengamalkan adat Minang tersebut Balai-balai Adat ini diisi dengan kegiatan belajar silek, belajar pidato adat untuk anak kamanakan, belajar tari dan juga sebagai wadah bermusyarah adat.
"Adat merupakan budaya daerah yang dibanyak daerah kemudian menjadi undang-undang khusus. Mantan Perdana Menteri Singapura pernah menerapkan satu nation dengan menamakan budaya Singapura. Akhirnya berantakan karena mengabaikan budaya dan keberagaman yang tumbuh dan berkembang di Singapura," ujarnya.
Ia menlanjutkan bahwa Adat adalah identiti diri kita orang minang. Tokoh kita dahulu membawa adat dalam kehidupan yang menjadi modal utama orang minang pergi merantau. "Maka, dengan adanya balai balai adat tersebut menjadi wadah untuk musyawarah Nagari kaum adat," katanya.
Ali Yusuf, Walikota Sawahlunto menyebutkan bahwa balai-balai adat yang peletakan batu pertama di 2012 lalu, saat ini baru selesai dibangun dan telah diresmikan gubernur. Tentunya, balai-balai adat ini bisa dimanfaatkan ninik mamak untuk menyelesaikan masalah adat yang ada di Talawi.
"Pemerintah Kota Sawahlunto mensupor 9 Nagari lain di daerah ini mendirikan dan membangun balai-balai adat. Sekaligus menandakan adanya nagari suatu adat dan budaya. Bahkan kita mendorong nagari untuk bisa membuat keputusan dalam penyelesaian permasalahan hukum yang terjadi pada anak nagari, yang sepanjang tidak menyalahi aturan hukum secara nasional yang lebih tinggi," ujarnya.
No comments:
Post a Comment