Tuesday, February 7, 2017

Butuh Rehap Pagar dan WC Sekolah

Siswa Kelas V SDN 12 Santur Belajar Kelompok
Sekolah Dasar (SD) Negeri 12 Santur Kecamatan Barangin Kota Sawahlunto, Sumatera Barat masih membutuhkan WC. Sekolah yang terdiri dari enam rombel tersebut hanya memiliki satu WC bersama. Akibatnya kebersihan murid terganggu karena belum memiliki wc tambahan.

"Sekolah kita hanya memiliki satu WC untuk bersama. Sehingga belum efektif manfaatnya, dibandingkan dengan jumlah anak di sekolah sebanyak 85 orang murid. Maka, WC tersebut anak-anak harus antri untuk memafaatkannya dan terkadang berebutan," Ujar Rita Minja Tata Usaha Sekolah Dasar (SD) Negeri 12 Santur Kecamatan Barangin Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, kepada Penulis Rabu, 4 Januari 2017.

Ia menyebutkan bahwa disamping kekurangan WC, pagar pekarangan sekolah juga perlu pembenahan dan perbaikan karena telah tua dan rusak. Sebab, semenjak pagar pekarangan sekolah tersebut dibangun belum pernah pagar tersebut renovasi. 

"Tahun ini kita akan ajukan kepada pemerintah untuk menganggarkan pembangunan pagar pekarangan sekolah dan wc. Sehingga fasilitas sekolah dapat dimanfaatkan dengan baik dan sekolah pun menjadi sehat karena didukung oleh fasilitas yang memadai. Kita akan sampaikan pada Rakernas mendatang, terkait pembangunan pagar sekolah dan wc," Katanya.

Ia melanjutkan bahwa sarana pendukung lain menunjang proses belajar murid telah terpenuhi seperti perpustakaan. Meskipun demikian perpustakaan dimiliki pun masih kekurangan rak-rak buku. Sebab buku bacaan dan buku pelajaran yang dimikili sekolah banyak, sehingga pemumpuk pada rak-rak buku.

"Terkadang anak-anak mengambil buku pada rak-rak tersebut sering terjatuh bukunya. Karena buku tersebut berhimpitan dan menumpuk, maka dari itu menyulitkan pula bagi anak untuk mencarikan buku bacaannya. Sebab rak rak buku masih kurang sehingga buku tersebut bercampur," terangnya.

Kemudian, lanjut dia, SDN 12 telah menerapkan kurikukum 2013, selama tiga tahun berlangsung. Sehingga SDN12 telah menamatkan dua tahun siswa. "Untuk buku bacaan dan buku materi siswa telah tersedia dari pusat, termasuk buku pegangan guru. kemudian, untuk menambah pengetahuan guru dan materi maka guru memberi diluar," katanya.

Ia mengaku untuk penerapan kurikulum 2013 dalam proses belajar dan pendidikan siswa tidak ada kendala. Namun pekerjaan guru lebih padat dibandingkan dengan kurikulum 2006. "Kurikulum 2013 ini menuntun murid agar lebih aktif belajar dan tidak hanya mengandalkan apa yang disampaikan. Deskripsi untuk menilai murid sesuai dengan kempuan belajarnya secara akademis bahkan tampak pada etitutnya. Kurikulum 2013 ini diskripsi cara penilaian murid banyak jenisnya, sehingga penilaian murid menjadi lebih padat dibandingkan kurikulum KTSP 2006," akunya.

No comments:

Post a Comment