Monday, October 31, 2016

Paguyuban Etnis Batak Kota Sawahlunto Dos Ni Roha



Bantu Pomosi Wisata Mewujudkan Visi Misi Kota Wisata Tambang Berbudaya

Ali Yusuf, Walikota Sawahlunto Diberi Ulos
Bunyi Seruling mengalun mengiringi Gondang Sembilan pada acara Paguyuban etnis Batak Kota Sawahlunto Dos Ni Roha tampilkan pentas seni budaya 'Semalam di Bonapasogit', Sabtu, 29 Oktober 2016 malam di lapangan Segitiga Ombilin, Kota Sawahlunto. Alat musik tradisional Batak itu mampu memukau ratusan penonton untuk tetap bediri menonton meskipun hujan rinai.

Dibawah ruyuran hujan membasahi lapangan segitiga Ombilin serta karpet merah membentang. Enam orang penari Tor-Tor berpakaian adat batak keluar dari belakang panggung. Atas bentangan karpet yang basah penari menghentakan kakinya dengan lincah. Gerakan tarian yang rampak dan harmonis dan sopan santun tertera dalam tarian Tor-Tor Batak.

Kemudian, dilanjutkan dengan pemberian Ulos (Songket Batak) kepada tamu undang sebagai penghormatan tertinggi dan simbol persahabatan. Serta dilanjutkan dengan Pengukuhan pengurus paguyuban Dos Ni Roha Kota Sawahlunto masa bakti 2016-2020.

JS Simanjutak, Ketua pelaksana Dos Ni Roha mengatakan bahwa pentas seni dan budaya ini akan mengobati kerinduan dengan Bonar Pasigit atau tanah kelahiran (Semalam di Bonapasogit). Ada beberpa penampilan seni baik paduan suara, Trio dan tarian Tor-Tor serta penampilan pakaian adat Batak.

"Melalui paguyuban Dos Ni Roha dengan mempragakan pentas seni Kota sawahlunto menjadi lebih semarak. Kemudian, daerah lain akan mengetahui bahwa kota ini memiliki keanekaragaman suku adat dan budaya yang harmonis. Hidup berdampingan yang rukun dan damai serta tetap membertahankan seni budaya leluhur," ungkapnya.

Ia berharap kedepan kegiatan ini tetap terus berjalan tentu akan lebih meriah lagi dibandingkan hari ini. Kemudian semangat kekeluargaan dan silaturrahmi antar semasa tetap terus berjalan dengan baik serta mendukung program pemerintah demi tercapainya visi misi kota Wisata Tambang Berbudaya.

Sementara itu, P Sitohang, Penasehat Paguyuban Batak Dos Ni Roha Kota Sawahlunto mengatakan bahwa kegitan pentas seni budaya semalam di Bonapasogit itu sudah menjadi ivent tahunan. Paguyuban Batak Dos Ni Roha menampilkan beberapa atraksi dan kebudayaan semua suku di Tanah batak, seperti kesenian gondang sembilan, Tari Tor Tor serta musisi Trio Lamtama.

"Dos Ni Roha, merupakan bentuk apresisan dan partisipasi untuk mendukung program pemerintah dalam mewujudkan visi misi kota sawalunto menjadi kota tambang wisata dan berbudaya. Semalam di Bonapasogit ini bertujuan untuk menghibur dan mewujudkan kekompakan. Kemudian meningkatkan silaturrahmi dari semua unsur komponen yang ada dengan semangat bersatu teguh dan bercerai runtuh. Sebab, kita menyakini pepatah dimana bumi di pijak disanalah langit di junjung," sebutnya.

Ia melanjutkan, sebagai bagian warga kota Sawahlunto, Paguyuban Dos Ni Roha mendukung program pemerintah kota dalam proses kemajuan kota sawahlunto. Selain itu, pemerintah kota dapat menerima keberadaan paguyuban batak kota sawahlunto dengan memberikan pembinaan dan dukungan. Selanjutnya, diharapkan kedepan pemerintah dapat membantu paguyuban batak Dos Ni Roha untuk masuk dan terlibat langsung dalam kalender ivent kota Sawahlunto.

"Setiap tahun paguyuban Batak mengadakan hiburan rakyat, hal ini bertujuan untuk membangun kota sawahlunto dan membantu promosi wisata kota sawahlunto. Kegiatan ini adalah memupuk semangat saling mengerti dan saling memahami serta saling mengingatkan atar sesama. Karena hidup akan terasa enak kalau saling pengertian satu sama lain dengan rasa kekeluargaan yang tinggi," ungkapnya.

Ia menyebutkan dalam bentuk promosi wisata kota Tambang berbudaya terus Paguyuban mempunyai cara tersendiri. "Kegiatan malam ini kita mendatangkan Paguyuban Tebing Tinggi, Pekanbaru, Batam, Sijunjung dan Solok. Kehadiran mereka ke kota Sawahlunto ini akan dapat membatu pomosi kota sawahlunto setelah mereka kembali ketempat masing-masing dan akan bercerita tentang ke indahan kota sawahlunto," akunya.

Ali Yusuf, Walikota Sawahlunto saat memberikan sambutan menyebutkan bahwa Sawahlunto dan Suku Batak telah lama menjalin hubungan secara emosional. Pada tahun 1834 ada tiga orang pemuda berdaudara dari Treggano, melalui perahu sampai ke Sumatera langsung menuju Silungkang Kota Sawahlunto. Singkat cerita, tiga orang saudara tersebut bolak-balik menjual tenun untuk dipasarkan.

Hal itu memaksanya untuk bolak-balik dari Trenggano ke Silungkang untuk memasarkan songket akan memakan waktu lama dan biaya. Maka, pada suatu waktu saudara pertama berkeinginan mengajak warga Silungkan untuk belajar membuat tenun dan dipasarkan, akhirnya dikenal dengan songket Silungkang Kota Sawahlunto.

Kemudian, saudara kedua juga punya memikirkan bahwa suatu hal tidak mungkin terus bersama-sama menjalankan bisnis. Maka saudara keduanya itu pun pergi ke Sumatera Utara dan disana juga membuat Tenun yang dikenal dengan nama Ulos. Sementara itu saudara ketiga juga ingin hidup mandiri dan pergi merantu ke Palembang. Disana juga pengrajin dan pengusaha tenun dan dikenal dengan Tenun Palembang.

Artinya persaudaraan Negara Kesatauan Republik Indonesia (NKRI) telah tejalin sejak jaman dulu terutama di kota sawahlunto. Maka dari itu, tetap bersatu teguh dan mempertahankan NKRI dengan cara mempertahankan seni budaya, tampa memandang ras, suku, golongan. Hal ini merupakan salahsatu indikator bahwa bangsa yang besar adalah bangsa memiliki berbagai budaya terpelihara dengan baik.

"Maka, pemerintah Kota Sawahlunto dalam hal ini membina, melindungi dan melestarikan adat budaya yang ada di kota Sawahlunto untuk dilestarikan serta diwariskan ke anak cucu kelak. Untuk mengembalikan gairah dan semangat budaya yang ada di kota sawahlunto program pemerintah tidak akan berjalan tanpa adanya dukungan dari adat suku budaya yang ada di kota Sawahlunto," katanya.

Ali Yusuf menyebutkan bahwa pemerintah kota berterimakasih kepada paguyuban yang ada di kota Sawahlunto telah berpartisipasi mendukung program pemerintah. "Suatu kebanggaan bagi pemerintah kota adanya partisipasi mengembangkan seni budaya yang ada di kota Mulitikultural hidup harmonis dan berdampingan," tutupnya

Saturday, October 29, 2016

Sejarah Wayang Kulit Kota Sawahlunto, Paguyuban Jawa Tampilkan Wayang

Sabtu 22 Oktober 2016 malam kerlap-kerlip lampu kendaraan melewati kota tua tambang. Ibu-ibu berjalan kaki mengendong anaknya menuju garase pada acara Paguyuban Adikarsa Raharja. Janur-janur pun telah di pasang di gerbang masuk dalam rangka perayaan penyambutan 1 Muharram 1438 Hijriyah sekaligus ulang tahun Paguyuban Adikarsa Raharja. Paguyuban Adikarsa Raharga merupakan perhimpunan masyarakat Jawa di Kota Sawahlunto. Ratusan penyungjung pun hadir menyaksikan paguyuban tersebut. Mereka tidak hanya dari warga Jawa, namun terdiri dari masyarakat kota Sawahlunto.

Kegiatan yang didahului tarian lenong Jawa untuk penyambutan tamu yang hadir Waka Polda Sumatera Barat, Kombes Pol Nur Afiah, Beserta Ali Yusuf Walikota dan Wakil Waliko Sawahlunto Ismed menunju tempat duduk yang telah disediakan sembari menyaksikan kegiatan keseniaan Jawa, seperti tari, musik keroncong dan Wayang Kulit.

"Wayang merupakan semacam kesenian kebudayaan yang dikembangkan oleh agama Hindu dan Budha. Jadi, makanya di India ada wayang India, Karena penyebarannya melalui agama hindu dan budha di bawa ke Indonesia. Jadi wayang itu perkembangan diperkirakan pada abad ke dua telah Setelah Islam Masuk," ungkap Purwoko, Ketua Umum Paguyuban Adikarsa Raharja Kota Sawahlunto, kepada Penulis, Sabtu 22 Oktober 2016 usai meberikan kata sambutan.

Ia menyebutkan sejarah perkembangan wayang di kota Sawahlunto sesuai perkembangan kota Sawahlunto. Sebelum Sawahlunto berkembang menjadi kota seperti saat sekarang ini, sebelumnya sepi dan orang tidak ingin tinggal di Sawahlunto. Semenjak Penjajahan Belanda barulah Sawahlunto tersebut mulai dihuni terutama karyawan tambang batubara dan adapula pekerja paksa yang dikenal dengan Orang Rantai. Lama-kelamaan terus berkembang karena banyaknya penduduk sehingga menjadi perkampungan kemudian menjadi kota yang dikenal kota Sawahlunto.

Karyawan batu bara tersebut awalnya didatangkan dari pulau Jawa dan pulau lainnya di Indonesia dalam bentuk tahanan politik, tahan kriminal. Tahanan tersebut 'dibuang' ke Sawahlunto dan dikenal dengan 'orang rantai'. Sebab para tahanan tersebut semua kaki mereka di rantai. Selain tahanan ada pula orang Jawa yang memang harus dipaksakan ke Sawahlunto menjadi buruh.

Semenjak itu, para tahanan tersebut semakin berkembang dan banyak dengan memiliki keturunan, baik anak dari orang rantai itu sendiri maupun orang Jawa yang didatangkan khusus ke Sawahlunto.

Selanjutnya, pemerintah kolonial Belanda, berfikir bagaimana supaya buruh yang bekerja ke Sawahlunto bisa betah. Sehingga dipakailah sarana budaya dengan artian apa yang enak dan senang bagi karyawan tambang, maka hal itulah yang diberikan pemerintah Kolonial menghidupakan pusat kesenian. Sehingga, disetiap asrama ada Gedung Pertemuan Buruh (GPB), kemudian berobah nama menjadi Gedung Pertemuan Karyawan (GPK).

"Nah, GPK itu lah menjadi pusat menampilkan budaya salah satunya Infobox Lubang Tambang saat ini merupkan bekas GPK. Karyawan tersebut diberikan semacam sarana untuk berkesenian seperti Wayang, Keroncong, Tayub, Kuda Kepang, Reok dan sebagainya. Ada pula sarana-sarana perjudian yang ada di setiap asrama karyawan. Perjuadian tersebut seakan-anak di perbolehkan dengan tujuan bagaimana karyawan tersebut betah tinggal di Sawahlunto," jelasnya.

Purwoko, menyebutkan kesenian tersebut selalu  berkembang sehingga buruh mulai bertahan dan betah tinggal di Sawahlunto. Setelah kemerdekaan RI setelah Kolonial hengkang dari Indonesia bertepatan pada pergerakan G30/S-PKI, maka seluruh pelaku seni atau seniman dilibatkan menjadi anggota PKI. Gerakan PKI tersebut dibubarkan pada tahun 1965, maka, pelaku seni dan seniman tersebut ditahan dan diproses. Selanjutnya ada yang tidak berproses namun telah di cap sebagai PKI. Maka timbulah dari itu timbuhan rasa tidak senang dan rasa sakit hati sehingga dihancurkan segala pelaratan kesenian seperti Gemelan, karena mereka ingin menghilangkan jejak.

"pada tahun 1996-1997 terpanggil mengumpulkan dan menghimpun kembali orang Jawa keturunan serta Jawa Asli tergabung dalam suatu wadah perhimpunan Paguyuban. Ketika itulah mulai menggagas dan membangkitkan kembali seni tradisi," jelasnya singkat.

Selanjutnya, pada tahun 1998 dirinya diangkat dan dipercayakan untuk memimpin Badan Koordinasi Kesenian Nasional Indonesia Sawahlunto. Maka, mulailah dihidupkan dan dikembangkan kembali kesenian yang ada di Sawahlunto termasuk kesenian Jawa, salah satunya Wayang Kulit.

"Wayang kulit tersebut memiliki banyak tokoh dan bergantung pada cerita yang ingin disampikan ke pada penonton atau penikmat. Karena literatur dalam kesenian wayang tersebut banyak, seperti tokoh Pendawa Lima. Lima orang kakak beradik dan kelimanya laki-laki," katanya.

Wayang Kulit merupakan permainan dan tokoh atau lakon dalam cerita digambarkan dalam bentuk lempengan kulit. Orang yang memaikan wayang kulit atau pencerita disebut Dalang. Dalang tersebut berlaku sebagai sutradara dan sekaligus bercerita. Dalang harus mengerti dan faham karakter siapa yang dimainkan. Kalau misalnya, dalang memegang tokoh begatotkaca, maka dalang mengibaratkan dirinya seperti begatotkaca. kalu dalang memegang Limbung, tokoh perempuan, maka dalam harung mengibaratkan menjadi perempuan. Dalang harus memiliki multi karakter untuk menyampaikan cerita dan harus dikuasainya.

"Sama halnya dengan mendongeng. Maka, di kenal sebagai wayang kulit. Tetapi masing-masing totoh memiliki karakter sesuai dengan cerita atau naskah yang diingin disampaikan," terangnya.

Sementara itu, lanjut dia, jika ditelusuri dari sejarah kesenian wayang kulit dilihat dari alur cerita lebih banyak bercerita (Naskah) atau menyampaikan pesan kerajaan. Kemudian sesuai perkembangan zaman ketika wayang kulit itu dibawa oleh agama hindu maka banyak bercerita tentang hindu dan kerajaannya.

"Setalah Agama Islam masuk kepulau Jawa maka wayang kulit tersebut dimanfaatkan untuk berdakwa. Hal itu dikembangkan oleh Sunan Kalijogo merupakan Walisongo semenjak Islam masuk ke pulau Jawa," akunya.

Selanjutnya untuk memainkan Wayang Kulit tersebut diirigi oleh musik seperti gamelan. Gamelan itu sendiri terdiri dari dua jenis nada, yakni Pelog dan Selendro. Pelog merupakan nada-nada tertentu, tetapi nada dari nada itu tidak ada di nada Selendro. Tidak sama dengan nada musik yang lain mempunyai tangga nada seperti do, re, mi, fa, so, la, si, do. Kalau nada Selendro seperti 1-do, 2-re, 3-fa, 5-la dan 4-so tidak ada dalam Selendro.

"Alat musik yang digunakan dalam wayang kilit barmacam-macam seperti Saron, Kempul, Kendang, Gong, Gender dan seperangkay alat gamelan lainnya," tutupnya.

Sejarah Keberadaan Wayang Kulit di Sawahlunto

Sumiyar, 83, tokoh Pengrawit di Sungai Durian Kota Sawahlunto pada 18 Oktober 2010 lalu, menyebutkan bahwa Wayang Kulit di Sawahlunto pertama kali dipentaskan pada tahun 1901. Pada tahun tersebut eksistensi wayang bersamaan dengan eksisnya penambangan batubara Sawahlunto. Artinya sebelum tahun 1901 tersebut Wayang Kulit telah dikenalkan di kota Sawahlunto untuk menghibur tamu dan pekerja tambang. 

Kemudian, pada perkembangannya pewayangan di Sawahlunto terdapat banyak pelaku seni (Dalang) yang memperkenalkan wayang kepada masyarakat. Dalang Dalang yang pernah eksis dalam pelestarian dan pengembangan wayang kulit di Sawahlunto antara lain pada tahun 1901-1951 adalah Dalang Ki Raden Ardjo Purwoko. 

Kemudian, pada tahun 1951 tersebut untuk mementaskan atau mempertunjukan Wayang Dalang Ki Raden menggunakan perangkat gamelan milik Saniman. Nama gamelan serta Paguyuban tersebut adalah Paguyuban Langen Kridha Utama (LKU) yang pernah eksis di Sawahlunto. Selanjutnya, kegiatan wayang tersebut mentas setiap minggu di Ombilin Sawahlunto. 

Selanjutnya pada tahun 1930-1946, wayang dipentaskan oleh Dalang Ki Jenggot. Kemudian pada tahun 1935-1968 di pentaskan Dalang Ki Sukiman di Kampung Surian. Selanjutnya tahun 1939-1976 dipentaskan Dalang Ki Rono di kampung Surian. Pada tahun 1946-1950 dipentaskan Dalang Ki Suradi di Asrama Durian. Kemudian pada tahun 1966-1994 dipentaskan Dalang Ki Karjo di Sungai Durian. 

Selanjutnya, pada tahun 2005 hingga sekarang dipentaskan oleh Dalang Ki Slamet yang merupakan Paguyuban Bina Laras. Tahun 2008 hingga sekarang dipentaskan oleh Dalang Ki Bandung Sriyanto dari Paguyuban Bina Laras. 

Wayang Kulit kuno ini terdapat di Sungai Durian tempatnya di rumah Sajiman berjumlah 87 buah. Tiga buah Wayang Kulit Sawahlunto dengan tokoh Adipati Karno, Arjuno dan Kresno telah masuk menjadi dokumentasi di Museum Wayang Jakarta. 
Sementara itu, Ali Yusuf Walikota Sawahlunto menyebutkan bangsa yang besar adalah memperhatankan mempertahankan budaya. Sehingga kota Sawahlunto di tahun 2020 akan menjadi kota Tambang wisata dan berbudaya. Paguyuban Adikarsa Raharja berperan dalam hal mendorong pembangunan kota serta eksistensi budaya.

"Kita bangga menjadi orang sawahlunto karena beragam budaya tetap terpelihara dengan baik. Hal ini tetap perlu ditumbuh kembangkan dan menjadi persatuan serta kesatuan kota akan terwujud sesuai dengan apa yang dicita-citakan menjadikan kota Sawahlunto menjadi Kota Tambang Berbudaya," ungkapnya.



Sekolah Layak Anak Terapkan Program Penumbuhan Budi Pekerti

Sekolah Dasar (SD) N 03 Lubang Panjang merupakan Sekolah Ramah Anak dengan model penerapan ilmu terhadap anak memberikan kebebasan terhadap anak untuk berekpresi, sehingga anak lebih aktif. Kemudian memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan bakat dan potensi diri yang dimiliki masing-masing anak.

"Dulu setiap ketua kelas dipegang oleh laki-laki, namun, saat ini menjadi ketua kelas tidak hanya laki-laki tetapi juga terdiri dari perempuan. Termasuk menjadi penggerak bendera upacara juga dari perempuan serta komanda upacara bendera juga ada perempuan. Jadi Sekolah Raman Anak tersebut intinya memberikan kesempatan yang sama terhadap anak," ungkap Sukarsih, Kepala Sekolah Dasar (SD) Negeri 03 Lubang Panjang Kota Sawahlunto, kepada Penulis, Rabu, 26 Oktober 2016.

Ia menyebutkan bahwa SDN 03 ini menerapkan kurikulum 2013 merupakan sekolah pertama. Penerapan tersebut mulai tahun ajaran 2016/2017 klusernya SDN 03 Lubang Panjang. Imbasnya SD N 19 Santur dan SDN 05 Muaro Kalaban Kota Sawahlunto.

"Kurikulum dan bahan ajar 2013 tersebut sasarannya adalah SD Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. Penerapan kurikulum 2013 tersebut terhadap anak, sekolah telah mengirim tiga orang guru untuk mengikuti pelatihan penerapan kurikulum 2013 ke Dinas Provinsi yang diadakan oleh Lembaga Penjamin Mutu Pelajaran (LPMP)," paparnya.

Ia menjelaskan bahwa kurikulum 2013 memberikan kemudahan yang lebih efektif dan lebih efesion. Maka, sebelum kurikulam 2013 diterapkan di kenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Meskipun KTSP masih penerapannya masih berjalan maka sekolah ini nantinya akan menjadi contoh bagi sekolah lain untuk menerapkan kurikulum 2013. Karena, kurikulum 2013 tersebut KTSP ini lebih banyak guru yang aktif, artinya siswa banyak mendengarkan dan guru menerangkan, atau siswa banyak menerima.

"Kalau kurikulum 2013 ini siswa yang lebih aktif melalui belajar kelompok-kelompok seperti berdiskusi. Sedangkan guru sebagai moderator dan penengah apabila pembahasannya meleceng, maka guru yang meluruskan," katanya.

Selanjutnya, kata dia, sekolah ini juga menerapkan Program Penumbuhan Budi Pekarti (PPBP). Program ini bertujuan untuk menciptakan siswa berkarakter seperti merobah kebiasaan anak kearah yang lebih baik dan positif.

"Misalnya menghargai kebersihan lingkungan sekolah dengan mengajak anak membuang sampah ke tempat sampah. Membudayakan bersalaman kepada guru dan menanamkan keagamaan. Berlajar bertegur sapa dengan baik dan ramah kepada siapa saja," ungkapnya.

Sukarsih, menyebutkan bahkwa untuk membentuk karakter anak dan motivasi bagi anak, sekolah juga bekerja sama dengan pihak TNI, Polri. Kerjasama ini bagaimana membentuk karakter anak dan semangat patriotisme. Kerjasama tersebut dalam hal mendidik, membimbing, mengajar serta melatih anak untuk menyenggara upacara bendera.

"Untuk membentuk karakter anak dengan mengembangkan bakat anak dalam ekstra sekolah seperti pramuka, marcing band, keagamaan dan bakat seni anak," katanya.

Ia mengaku SD N 03 terdiri dari 200 orang siswa dan sebanyak delapan rombel. Kelas I, dan IV berjumlah dua kelas, kelas II, III, V, VI hanya satu kelas. "Adanya ekstra sekolah tersebut anak-anak telah mengangkat citra sekolah dengan mengukir berbagai prestasi, seperti Bidang Seni, Pemanang I Pamtomin se Kota Sawahlunto. Pemenang III Pamtomin tingkat Sumatera Barat. Polisi Kebersihan dan Uda uni Wisata Cilik Kota Sawahlunto," tuturnya.

Komisi Pemilihan Umum Kota Sawahlunto Usulkan Anggaran 14,8 Miliar Pilkada 2018

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Sawahlunto mengusulkan anggaran biaya Pemilihan Umum Kepala Daerah, Walikota dan Wakil Walikota Sawahlunto tahun 2018 mendatang sebesar Rp14,8 miliar. Usulan tersebut telah disampaikan kepada pemerintah kota Sawahlunto untuk dilakukan pengkajian lebih lanjut.

"Anggaran yang diusulkan tersebut jauh lebih besar dari biaya penyelenggaraan pilkada Sawahlunto 2013 lalu. Adanya beberapa penambahan jumlah honorarium seperti biaya sosialisasi yang pilkada lalu hanya Rp346 juta kini diusulkan Rp1,6 miliar," ungkap Afdal, Ketua Komisi Pemilihan Umum Kota Sawahlunto, kepada Penulis, Rabu, 26 Oktober 2017.

Ia menyebutkan, untuk panitia Adhock pemilu lalu sebesar Rp1,5 miliar. Namun sekarang diusulkan sebesar Rp3,1 miliar, jika pilkada 2013 kampanye KPU hanya monitoring pilkada 2018 KPU akan menyediakan alat peraga kampanye dengan usulan anggaran Rp2,15 miliar.

"Perbaikan honor untuk KPPS jika sebelumnya Rp300 ribu kini dianggarkan sebesar Rp450 ribu. Kemudian, PPK pilkada lalu Rp1 juta kini naik Rp1,6 juta, petugas TPS Rp500 ribu kini naik Rp650 ribu, termasuk adanya penambahan jumlah TPS dari 117 kini menjadi 126 buah TPS," katanya.

Ia menjelaskan bahwa KPU kota Sawahlunto akan melakukan pemusnahan surat suara sebanyak 3.887 kilogram yang terdiri dari surat suara eks pilkada 2013, pileg 2014 dan surat suara eks pilpres 2015 dan juga 12 unit barang milik negara sperti laptop, kursi dan lainnya.

"KPU Kota Sawahlunto mengadakan pertemuan seperti sekarang ini, sebagai kewajiban salah satu badan publik untuk menyediakan, memberikan dan menerbitkan informasi publik dibawah kewenangannya,  seperti yang tercantum pada pasal 7 ayat (1) Keputusan KPU Nomor 1 tahun 2015 tentang pengelolaan dan pelayanan informasi publik di lingkungan KPU," ungkapnya.

Afdal menambahkan bahwa PPID dan lelang surat suara eks pemilu dan BMN oleh KPU Kota Sawahlunto bisa tersampaikan dengan baik kehadapan publik, sehingga publik tahu dan bisa bersama sama mensukseskan penyelenggaraan Pilkada tersebut bisa berjalan baik dan sukses.

"ditubuh KPU Kota Sawahlunto bertambah satu divisi lagi yakni selain ketua Afdal juga menjabat divisi ESDM dan Partisipasi masyarakat, Akhasmita divisi hukum, Zawil Husaini divisi teknis, Indra Yosef Datmi divisi perencanaam dan data, dan Desi Fardila menjabat divisi logistik dan keuangan," katanya.

Sementara itu, Buyung Lapau, Kepala Dinas Pengelola Pendapatan Keuangan Aset Daerah (DPPKAD) menyebutkan bahwa KPU mengusul Rp14,8 miliar pemilihan pilkada tahun 2018. "Itu kan baru usulan dari KPU dan harus di ferivikasi dengan Kesatuan Bangsa Politik (Kesbangpol) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Saat ini Kesbangpol dengan mencari dan mengumpulkan data pembanding pilkada tahun 2015 di Solok, kemudian Pilkada tahun 2017 di Payakumbuh," katanya.

Ia menyebukan bahwa usulan tersebut belum diferivikasi dengan data pembanding. Karena Payakumbuh wilayahnya besar dan penduduknya pun banyak tentu TPS serta pemilihnya juga banyak. "Maka, perlu adanay ferivikasi dan membandingkan dengan daerah lain. Kota Sawahlunto anggaran pilkada tahun 2018 tersebut tidak akan sampai demikia sebanyak itu. Anggarannya akan lebih kecil dari daerah lain, karena jumlah penduduknya lebih sedikit dari daerah Payakumbuh," katanya.

Weldison, Ketua I DPRD Kota Sawahlunto terkait pengajuan penganggaran oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pilkada tahun 2018 sebesar Rp14,8 miliar tersebut hingga saat ini DPRD Kota Sawahlunto mebelum menerima usulan tersebut. Namun, apabila pengajuan anggaran tersebut telah di terima maka DPRD akan mengkaji terlebih dahulu. Sehingga baru bisa diputuskan oleh DPRD.

"Anggaran sebesar Rp14,8 miliar itu perlu ada pengkajian terlebih dahulu. Terutama akan dilakukan perbandingan dari sejumlah daerah yang sedang malakukan pilkada saat ini, seperti Payakumbuh dan Mentawai, seperti tahapan pilkada. Kemudian dibandingkan dengan kota Sawahlunto berdasarkan jumlah penduduk, hak pilih serta tahapan pilkada. Selanjutnya berapa jumlah TPS dan sesuaikan dengan kota Sawahluntu," ungkapnya. 

Wednesday, October 26, 2016

Turnamen Bulutangkis Muhammad Yamin Cup I



Walikota Sawahlunto, Ali Yusuf membuka turnamen bulutangkis Muhammad Yamin Cup I Antar Club se Sawahlunto, Selasa,18 Oktober 2016 malam di Gedung Serbaguna Kecamatan Talawi. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mencari atlet di kota Sawahlunto.

Turnamen ini diselenggarakan dari tanggal 18 sampai 28 Oktober mendatang sebagai hari Sumpah pemuda yang diikuti oleh 20 klub PB se-Sawahlunto. Turnamen ini merupakan rangkaian Haul menghargai dan menghormati Muhammad Yamin. Sejak tahun 2003 lalu telah disepakati untuk menjadi atlit bulu tangkis Muhammad Yamin.

“Kemudian, kegiatan ini baru bisa terlaksana pada tahun ini. Tahun depan turnamen ini akan tetap terlaksana tentu tidak hanya tingkat kota Sawahlunto, tetapi tingkat Sumatera Barat,” ujar Ali Yusuf Walikota Sawahlunto.

Kemudian, lanjut dia, turnamen bulu tangkis pada tahun ini serangkaian Haul Muhammad Yamin ke 54 untuk disinergikan dengan PB. Semangat pantang menyerah dan pantang mundur Muhammad Yamin yang harus dijadikan contoh yang tertanam dalam diri pribadi masyarakat.

Ali Yusuf mengatakan pertandingan ini masih dalam rangkaian peringatan Haul ke 54 Mahaputra Muhammad Yamin sekaligus juga bertujuan untuk mempererat silaturahmi antar klub bulutangkis se Sawahlunto.

“Kegiatan ini sinergi dengan nilai-nilai yang dipegang erat oleh Muhammad Yamin tentang sportifitas, fair play dan jujur dalam bersikap,” katanya.

Selain itu tambahnya, kegiatan ini sangat berperan untuk menumbuhkan sportifitas dan semangat bersatu untuk kota Sawahlunto. Kemudian, Indonesia raya harga diri bangsa, salah satunya adalah dengan olahraga.

“Lagu kebangsaan kita yang bisa didengar oleh dunia internasional salah satunya saat kita juara di bidang olahraga,” ungkapnya.

Ia menyebutkan bahwa dengan berolahraga, masyarakat menjadi aktif berkegiatan dan tubuh pun menjadi sehat. “jika tubuh sehat apa-pun yang dikerjakan akan membawa hasil yang positif,” tuturnya.

Ia menuturkan kegiatan ini dapat menjadi sarana memunculkan para pemain bulutangkis yang berbakat di Sawahlunto. Tanpa adanya pertandingan, kita tidak akan tahu bakat-bakat yang dimiliki oleh masyarakat.

Syafril Ketua Koni Sawahlunto mengatakan, Koni sepakat dengan seluruh cabang olahraga termasuk dengan PBSI untuk membina dan menghasilkan atlet berprestasi.

“Alhamdulillah berkat kerjasama semua pihak, PB yang dulu sempat vakum, sekarang sudah mulai aktif kembali,” katanya

Monday, October 24, 2016

DPRD Kota Sawahlunto Mematok Belanja Sebesar Rp659,777 miliar



Sidang Parimurna DPRD Kota Sawahlunto

Belanja daerah Sawahlunto di APBD Perubahan tahun 2016 turun sebesar Rp49,814 miliar. Penurunan tersebut akibatnya berdampak pada berkurang belanja tidak langsung sebesar Rp7,237 miliar dan juga belanja langsung sebesar Rp42,576 miliar. Pemerintah Kota Sawahlunto dan DPRD mematok belanja sebesar Rp659,779 miliar.

"Akibat berkurangnya belanja daerah terjadi penurunan pada komposisi belanja modal, belanja urusan bidang pendidikan dan belanja urusan bidang kesehatan," ungkap Ali Yusuf walikota Sawahlunto pada sidang paripurna DPRD, Rabu 12 Oketober 2016 lalu.

Ia menyebutkan bahwa APBD Perubahan tahun 2016, komposisi belanja modal sebanyak 23,09 persen, sementara itu belanja urusan bidang pendidikan sebanyak 21,49 persen dan belanja urusan bidang kesehatan sebanyak 10,83 persen. Meski belanja berkurang, namun terjadi defisit anggaran sebesar Rp58,363 miliar. Pemerintah kota dan DPRD Sawahlunto mematok pendapatan daerah sebesar Rp601,416 miliar.

Ali Yusuf, Walikota Sawahlunto mengatakan bahwa setelah dievaluasi Gubernur Sumatera Barat, segera diinstruksikan semua Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) agar kegiatan di APBD Perubahan tahun 2016, terutama kegiatan fisik agar disiapkan administrasinya. Mengingat tahun anggaran 2016 sudah berada di triwulan IV sehingga perlu segera dilaksanakan.

"Maka dari itu, kritik dan saran positif yang konstruktif anggota DPRD tetap menjadi perhatian dalam melaksanakan APBD nantinya. Termasuk saran dan kritik yang disampaikan dalam pandangan umum fraksi di DPRD," katanya.