Wednesday, October 5, 2016

Sawahlunto Internasional Music Festival, H-3 Hunian Hotel Masih Sepi

Sawahlunto Internasional Musik Festival
Sawahlunto Internasional Music Festival (SimFes) merupakan festival musik komposisi etnik, modern dan kontemporer di kota Sawahlunto. Sebuah garapan event kesenian yang dijadikan wadah untuk menuangkan ide-ide kreasi tanpa batas dalam dunia musik bagi seniman dan musisi itu sendiri. Festival tersebut mampu memperlihatkan keragaman musik dari berbagai etnik dunia, sehingga dapat mengembangkan dialog budaya antar bangsa berdasarkan semangat bhineka.

SimFes ke 7 akan berlangsung selama dua hari, Jumat-Sabtu, 7-8 Oktober 2016 di Lapangan Segi Tiga (Lapseg) PT Bukit Asam Kota Sawahlunto pada H-3 belum diminati pengunjung. Hal itu disebabkan masih kurangnya daya minat pengunjung dan promosi meskipun kegiatan itu bertaraf Internasional lintas lima Benua. Hingga kini penghuni hotel masih sepi dari pesanan baik lokal maupun manca negara.

Defrizal Manajer Ombilin Hotel menyebutkan hingga saat ini belum ada penasanan kamar hotel untuk iven SimFes ke 7. "Sampai siang ini belum ada pesanan kamar hotel dan masih dingin saja. Belum ada bokingan kamar hotel kususnya untuk kegiatan SimFes pada tanggal 7-8 mendatang. Biasanya pada iven-iven seperti ini semua kamar telah diboking seluruhnya. Tetapi untuk SimFes diam-diam saja," ungkapnya kepada penulis Selasa, 4 Oktober 2016.

Ia melanjutkan bahwa meskipun ada bokingan terhadap dua kamar, namun menanyakan kamar saja dan belum di blok. "Jika ada pesanan kamar hotel tentu harus jelas instansinya apa. Kalau penanan kamar hotel secara individi tentu kita mintakan deposit atau uang mukanya. Sampai hari ini tanggal 4 Oktober belum ada bokingan," katanya.

Ia menyebutkan bahwa pesanan melalui resepsion juga belum ada. Ada erektur yang berencana untuk melakukan pesanan kamar, namun belum ada pengembalian. Jika dibandingkan dengan tahun lalu untuk hunian kamar hotel pada iven yang sama, lebih banyak di homesty. Sementara tamu kita hanya individu saja.

"Mestinya untuk sebuah iven katakanlah ulang tahun kota, tourde Singkarak misalanya. 15 hari sebelum acara berlangsung semua hotel kamar hotel telah penuh. Tapi hingga saat ini tamu hotel yang memboking kamar pada tanggal 7-8 tersebut belum ada sama sekali," ungkapnya.

Kemudian lanjut dia, ada tamu dari padang yang memesan kamar beberapa hari lalu, telah diupayakan untuk konfirmasi namun belum juga bisa tamu tersebut memastikan. "Pada iven SimFes kali ini kita hanya menunggu tamu datang untuk memesan hingga siang kini belum ada tanda-tanda. Bebeda dengan iven-iven yang lain, biasya jika berdekatan dengan hari acara semua kamar hotel telah penuh," akunya.

Ia menjelaskan bahwa andai kata pembokingan kamar hotel lebih dari kamar, baik itu individu maupun instansi, pada Oktober ini akan ada harga khusus. Tetapi bulan depan full red tidak ada diskon, namun bisa dilihat berdasarkan situasi. "Kalau pengunjung SimpFes tersebut dilihat berdasarkan klasnya. Jika tingkat huniannya biasa-biasa saja maka akan ada harga khusus," ungkapnya.

Semetara itu, ombilin memiliki 21 kamar dengan lima tipe, Sweet dua kamar, junior dua kamar, standar 13 kamar. Harga kamar Rp250 ribu hingga Rp600 permalam. Kemudian untuk kamar hotel telah inklut dengan sarapan, bubur, nasi goreng, lontong, roti dan makan. Harga hamar hotel untuk inklut ini sudah termasuk sarapan pagi di restoran.

"Kalau tamu itu, meminta menu yang beda dari yang tersedia, tetap disediakan, namun tamu itu kena cas. Kalau makan malam kita tidak menyediakan tetapi menu tersedia di restoran. Menu yang disediakan spesial masakan padang menyediakan gulai tunjang dan samba lado ijau ayam kampung," tambah Defrizal.

Senada disampaikan Dedy Mardius, Manager Parai City Garden Hotel Sawahlunto menyebutkan bahwa hingga saat ini tingkat pesanan kamar hotel baru mencapai 70 persen dari jumlah kamar yang ada. "Hingga kini tamu yang memboking via online dari peserta, namun pada umumnya dari pengunjung. Cek in satu hari sebelum hari H atau H-1," ungkapnya.

Ia melanjutkan bahwa dibandingkan tahun lalu memang ada pergeseran hunian hotel lebih banyak yang memesan melalui via online dari peserta, termasuk dari penonton itu sendiri. Sebab pada iven SimFes itu sendiri dlibatkan dari foto grafer. "Kita memiliki 40 kamar dengan kisar harga kamar biasa Rp471 ribu perkamar," katanya.

Kalau untuk kunjungan wisatawan ke Sawahlunto yang menjadi daya tarik dan menjadi sebuah kelebihan cukup baik dalam artikata mempromosikan Sawahlunto keluar. Karena kegiatannya tidak hanya dibungkus dengan iven musik namun juga diperankan poto grafer dalam membantu publikasi. "Efeknya sangat berpengaruh untuk promosi keluar, sebab hasil karya poto grafer tersebut di publikasikan keluar terutama media sosial (medsos)," ungkapnya.

Ia melanjutkan untuk iven Simfes ini bentuk dukungan Parai adalah publikasi dan harga khusus dengan harga korporet. Tetapi untuk pembokingan melalui via online juga telah ada kerjasama. "Harga perjanjian kerja sama dengan pemerintah dan pihak penyelenggara untuk peserta. Kemudian, penikmat SimFes akan diberikan harga khusus. Ini merupakan bentuk wujud kepedulian kita dalam mendukung Simfes tersebut. Kita akan memberikan diskon mencapai 20 persen," katanya.

Ia menjelaskan bahwa disamping itu, Parai juga menyediakan menu khusus seperti menu westron atau masakan Eropa serta makanan cines food kemudian menu lokal. "Masakan lokal rata-rata pendatang itu lebih banyak berminat pada menu-menu lokal dibandingkan masakan luar. Kalau pengunjung dari luar negeri ada beberapa yang telah memboking kamar. Pada bule tersebut kita juga akan memperkenalkan masakan lokal karena Parai lebih spesifik masakan lokal. Namun, untuk perhotelan terpenting adalah keamanan dan kenyamanan sebagai wilayah prifasi," katanya.

Sementara itu, Erman Kepala Kantor Perhubungan menyebutkan bahwa untuk persiapan menjelang SimFes telah dilakukan penataan parkir kendaraan roda dua dan empat. "Parkir kendaraan VIP di depan PT Bukit Asam, kemudian diikuti oleh penjunjung lain dibelakangnya mampu menampung sekitar 30 kendaraan roda empat. Selanjutnya, sebelah barat PT BA, kemudian Gedung Pusat Kebudayaan (GPK), kampung Teleng sampai Arah Pasar. Selanjutnya, lubang tembok sampai ke Kantor Dinas Pariwisata," katanya.

Ia melanjutkan bahwa pada acara SimFes tersebut tidak ada pengalihan arus lalu lintas dan masih normal seperti biasa. Namun, tentu ada pengawasan dari petugas. "Untuk retribusi secara hukum atau perda belum ada dan tidak ada pemungutan parkir pada iven SimFes tersebut," ungkapnya.

No comments:

Post a Comment