Oleh: Julnadi Inderapura
Minangkabau memiliki
pakaian adat yang khas dan keunikan masing-masing. Pakaian adat tersebut merupakan salah satu
warisan yang dimiliki setiap daerah yang ada di minangkabau. Pakaian tersebut menjadikan
ciri khas dari daerah masing-masing dengan dengan filosofi Adat Salingka Nagari. Pakaian adat tersebut mengandung makna dan arti
tertentu. Daerah yang ada di minangkabau kaya budaya dan adat istiadat serta sastranya.
Setiap daerah di Minangkabau memiliki
pakaian adat yang berbeda-beda. Sehingga Jenis pakaian adat minangkabau memiliki arti dan makna yang sangat
sakral dan menjadi kepercayaan bagi masyarakat sekitar.
Pakaian adat minangkabau terbagi dalam dua jenis
yaitu Pakaian Adat Penghulu dan juga pakian adat Bundo Kanduang. Penghulu atau Ninik Mamak ini memiliki peran penting
dan berhak untuk “mengatur” keluarga dalam kaumnya sendiri. Pakaian ini terdiri
dari daster atau saluak batimba,
merupakan penutup kepala yang terbuat dari kain batik dan bagian depan dibentuk
kerutan. Ini mengandung makna tentang aturan hidup dari masyarakat Minangkabau.
Selanjutnya baju hitam lungga, dengan lengan yang longgar dan lebar. Pada bagian leher baju
tidak berkatuk dan tidak memakai kancing sampai dada, maknanya bentuk
keterbukaan dan kelapangan dada seorang pemimpin. Celana hitam lebar yang melambangkan
kesiagaan. Sesampiang, kain sandang, keris dan tongkat mengandung
arti, tanggungjawab, kebesaran, keberanian, keputusan yang bijak. Jenis
pakaian adat minangkabau ini
digunakan oleh laki-laki yang memiliki gelar Datuak.
Pakaian adat Bundo
Kandung terdiri dari tengkuluk
atau penutup kepala seperti tanduak
dengan bentuk runcing di kedua ujungnya ada rumbaian
ameh. Ini berarti bahwa Bundo Kandung sebagai pemilik rumah gadang dan
tidak boleh menjunjung beban yang sangat berat. Baju kuruang basiba atau baju batabue biasanya berwarna merah, biru
hitam atau taburan banang ameh melambangkan
kekayaan daerah Minangkabau. Kain selempang,
kain sarung dan perhiasan yang berarti harus melanjutkan keturunan, menempatkan
sesuatu pada tempatnya dan tidak boleh menginginkan sesuatu secara berlebihan. Pakaian
Bundo Kandung hanya digunakan oleh perempuan yang arif bijaksana.
Jenis-jenis Pakaian Adat Bundo Kanduang
Pakaian Saluak Balenggek Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat
Pakaian Saluak Balenggek Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat
Pakaian adat ini bisa digunakan
perempuan pada acara-acara adat yang terdiri dari tikuluak tanduak balenggek, baju kuruang basiba, kaluang cakiak,
kaluang pinyaram dan galang
A. Pakaian Padang Magek
Pakaian ini terdapat di Kecamatan Rambatan
Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat. Pakaian adat yang digunakan pada acara
adat terdiri dari
- Tengkuluk sapik udang, tutup kepala terdiri dari kain
saruang tenun warna hitam motif sapik udang dan mukena yang dipasangkan di
kepala sebelah kir
- Baju kuruang dari beludru
- Kodek
- Salempang, ikek
Pinggang
- Kambuik bajaik
atau kambuik kautie sejenis wadah
- Sandal
- Perhiasan subang
- Kaluang rago-rago
- Kaluang penyaram
- Galang gadang
B. Pakaian adat Matur Hilia Kabupaten Agam
Pakaian adat yang dipakai perempuan Matur Hilia pada
acara adat
- Suntiang pisang saparak
- Baju kuruang basiba
- Saruang kain balapak
- Cincin dan subang permainan mata
- Bergelang emas
C. Pakaian adat Sungayang Kabupaten Tanah Datar
Pakaian adat perempuan Sungayang pada acara adat yang
dipakaian bundo kanduang istri mamak pada upacara adat, seperti batagak gala,
baarak dan manjalang mintuo, terdiri dari
- Tangkuluak balapak atau yang disebut juga tengkuluk
basahan hitam
- Beju beludru (biasanya warna merah)
- Kaluang cakiak
- Kaluang ginyaram
- Kaluang kaban
- Galang
D. Pakaian adat lambak ampek Payakumbuh Kabupaten Lima Puluh Kota
Pakaian tersebut untuk perempuan muda baru bersuami
dan digunakan pada perhelatan tingkat tinggi. Pakaian tersebut terdiri dari
- Tengkuluak
- Cawek bajumbai
- Sangkuik mato beludru
- Tengkuluak hitam sitin bakaweh
- Baju kuruang
- Selendang balapak
- Sadal
- Kaluang cakiek
- Kaluang can
- Kaluang piniaram
- Kaluang emas permata intan
- Galang rogo-rago
- Galang kunci maniek
- Galang gadang
E. Pakaian adat Solok Salayo Kabupaten Solok
Pakaian adat perempuan pada acara besar adat terdiri
dari
- Tutup kepala beludru hitam, berhias pisang saparak
batukuik kaniang
- Baju beludru hitam, bertabur emas paradah
- Kaluang cakiak
- Galang
Selain itu, daerah kaya akan budaya yaitu Kota Padang. Pakaian adat dan suntiang dari
kota Padang mengandung
makna sakral yang diyakini oleh masyarakat sekitar. Pakaian adat tersebut biasanya
terlihat saat ada momen penting seperti pernikahan. Kekayaan budaya kota Padang akan lebih terlihat jelas dan memiliki keindahan
yang berbeda sehingga warisan tetap terpelihara.
Baju adat
yang terdapat di kota Padang tentunya dibedakan berdasarkan jenis laki-laki dan
perempuan. Baju untuk laki-laki dan perempuan memiliki makna tersendiri yang terkandung
di dalamnya. Perempuan, limpapeh rumah
nan gadang merupakan salah satu pakaian adat yang bermakna
bahwa perempuan merupakan tiang kokoh dalam sebuah rumah gadang. Selain itu ada minsi
yang diletakan di pinggir baju adat yang terbuat dari benang emas berarti bahwa
masyarakat Minang menjunjung tinggi demokrasi tapi juga terdapat pakem-pakem tertentu.
Ada juga lambak seperti saruang songket tenun menggambarkan
kesopanan. Baju adat dan suntiang dari kota Padang ini biasa
dipakai oleh mempelai perempuan saat perayaan besar pernikahan.
Daerah
Padang memiliki pakaian adat untuk laki-laki, baju ini termasuk pakaian
kebesaran seorang pamangku adaik. Baju yang biasa di gunakan berwarna
hitam, warna ini menandakan bahwa seorang penghulu harus memiliki pendirian
yang kokoh dan bijaksana dalam melaksanakan kepemimpinannya. Ada juga cawek atau ikat pinggang yang di pakai
terbuat dari kain sutera yang bermakna bahwa penghulu harus bisa mengendalikan
orang lain. Salendang yang di selempangkan di bahu berbentuk segi empat yang
berarti penghulu tersebut harus menerima anak yang telah ingkar namun telah
berubah. Kota padang merupakan daerah yang sudah maju namun
masih mempertahakan kebudayaannya salah satunya dengan baju adat dan suntiang dari kota
Padang ini yang selalu di pakai
pada momen-momen khusus.
Pesona Pakaian Adat dan Suntiang dari Solok Selatan kaya
akan warisan budaya. Solok Selatan memberikan kekhasan dalam berpakaian paling menonjol
dalam pernikahan. Minangkabau keanekaragaman baju adat sudah menjadi pelengkap
karena setiap daerah masing-masing. Meskipun terdapat kesamaan masing-masing
daerah namun mengandung arti yang berbeda.
Pakaian adat dan suntiang
merupakan hiasan kepala yang menjadi ciri khas dari
daerah Minangkabau yang dipakai oleh pengantin perempuan. Suntiang menjadi daya
tarik tersendiri, karena salah satu hiasan terindah yang tidak dimiliki oleh
pengantin perempuan di daerah-daerah lain. Karena suntiang yang dipakai selalu menjadi pesona terindah bagi yang
melihatnya. Dengan bentuk yang unik dan penggunaan bahannya yang sangat indah
menjadikan si pengantin perempuan terlihat seperti puteri kerajaan yang memakai
mahkota. Pada lapisan bawah menggunakan kembanggoyang
atau bungo sarunai yang biasanya terdiri dari tiga atau lima deretan. Untuk
lapisan keduanya di sebut dengan bungo
gadang. Pada bagian atas di sebut kote-kote. Suntiang pisang saparak dari Solok Selatan menggunakan
bahan yang berbeda salah satunya seng alumunium kuningan.
No comments:
Post a Comment