Thursday, July 27, 2017

Lobang Tambang Sawahluwung Menjadi Lobang Pendidikan dan Objek Wisata

PT Bukit Asam Unit Pertambangan Ombilin tbk jadikan tambang dalam bawah tanah di Sawahluwung, Desa Rantih, Kecamatan Talawi sebagai objek wisata dan lobang pendidikan. Lobang pendidikan yang dimaksud merupakan lobang tambang sebagai aktifitas penambangan batu bara untuk pendidikan. Selain itu, lubang tambang pendidikan juga sebagai wadah sertifikasi dibidang pertambangan yang ada di kota Sawahlunto. 

"Tadi saya sampaikan kepada Wakil Walikota, Ismed, agar mencoba melobi pemerintah pusat untuk melakukan kerja sama dengan kementerian pendidikan dan kementerian SDM agar semua fakultas pertambangan yang ada di universitas di seluruh Indonesia supaya mahasiswa melakukan praktek di tambang ini. Minimal seminggu saja mereka menambah ilmu dan praktek karena selama dikampus hanya mempelajari ilmu teori saja," ujar Suryo Eko H, Direktur Operasi dan Produksi PT Bukit Asam Unit Pertambangan Ombilin tbk, kepada Penulis, Rabu, 26 Juli 2017, usai peresmian Lobang Pendidikan. 

Ia menyebutkan bahwa ada sebanyak 100 ribu mahasiswa pertambangan di seluruh Indonesia. Jika seluruh mahasiswa tersebut bisa belajar praktek menambang dan selama di Sawahlunto mereka menghabiskan uang Rp100 ribu sehari. Maka,  berapa uang yang beredar di Sawahlunto selama mereka praktek tersebut. 

"Kita mendukung program pemerintah kota menujut kota tambang berbudaya tahun 2020. Maka dari itu, lobang pendidikan ini merupakan bentuk perhatian kami untuk mensinergikan program tersebut. Kemudian, pengelolaannya nanti kami akan bekerja sama dengan Pemda dan menjadi pemasukan PAD bagi Sawahlunto sendiri," sebutnya. 

Ia menjelaskan bahwa lobang tambang pendidikan tersebut juga sebagai objek wisata dan pengunjung bisa menambang sendiri. Sebab, lobang tersebut telah dilengkapi dengan peralatan tambang dalam. Selain lobang pendidikan juga akan dilengkapi dengan museum tambang dalam dengan dilengkapi dengan peralatan tambang dalam. 

"Kita juga akan bekerja sama dengan pemda, sebab setelah tambang terbuka tidak ada lagi maka tambang dalam bawah tanah nilai ekonomisnya lebih murah. Maka, jika ini terwujud akan menjadi role model tambang dalam bahwa tanah di seluruh Indonesia," tuturnya. 

Sementara itu, Eko Budi Saputro, General Manajer (GM) PT Bukit Asam-Unit Pertambangan Ombilin (PTBA-UPO) Eko Budi Saputro mengatakan bahwa dijadikan Tambang Bawah Tanah Sawahluwung menjadi objek wisata dan museum serta tempat pendidikan tanpa menghambat proses penambangan batubara yang dilakukan perusahaan. 

"Perusahaan sudah merancang, aktifitas penambangan tetap dilaksanakan di hari kerja Senin hingga Kamis. Sedangkan Jumat, Sabtu dan Minggu dibuka untuk wisatawan dan pendidikan. Perusahaan menjadikan lobang tambang sepanjang 1,5 kilometer untuk tempat berwisata dan sebagai tempat pendidikan. Wisatawan dapat merasakan langsung menjadi penambang batubara di tambang bawah tanah," katanya.

Wednesday, July 26, 2017

UP2K Dasa Balai Batu Sandaran Masuk Lima Besar Nasional

Desa Balai Batu Sandaran, Kecamatan Barangin Kota Sawahlunto masuk lima besar Nasional Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K). UP2K dilakukan ibu rumah tangga untuk pembuatan bahan pewarna alam untuk Songket Silungkang. Tim penilai pusat memantau langsung UP2K di Desa Balai Batu Sandaran. 

"Keberadaan UP2K telah memberikan dampak positif, terutama bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat. Ibu-ibu rumah tangga yang mengelola UP2K, sekarang memiliki pemasukan tambahan yang terbilang cukup lumayan dari hasil penjualan produk-produk UP2k," ujar Irene Rosaline, Tim Penilai Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga, kepada Penulis, Selasa, 25 Juli 2017. 

Ia menyebutkan bahwa UP2K di Desa Balai Batu Sandaran sedang berkembang pesat. Ada enam UP2K di Desa Balai  Batu Sandaran seperti UP2K pembuatan bahan pewarna alami untuk Songket Silungkang, UP2K Minyak Serai Wangi, UP2K Minyak Nilam, UP2K Songket Silungkang, UP2K Souvenir dari limbah rumah tangga. 

"Kita mencocokkan data administratif yang dikirim panitia dengan realita di lapangan. Penilaian dari tim ini nanti juga berpeluang membuat posisi 5 besar yang diamahkan Desa Balai Batu Sandaran meningkat lebih baik lagi," katanya.

Masrial, Kepala Desa Balai Batu Sandaran, Kecamatan Barangin menyebutkan bahwa untuk penilaian UP2K diekspose sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan. Suatu kebanggaan Desa Balai Batu Sandaran basih ke lima besar nasional dan langsung nilai oleh tim UP2K pusat. 

 "Dengan segala keterbatasan, termasuk Sumber Daya Manusia (SDM) kami, inilah yang dapat kami lakukan, yang pasti kami tidak bisa mengada-ada karena beginilah keadaannya," katanya. 

Ali Yusuf, Walikota Sawahlunto menyebutkan bahwa Pemko Sawahlunto terus memberikan dukungan positif, baik langsung maupun tidak langsung terhadap UP2K Desa Balai Batu Sandaran demi mewujudkan masyarakat mandiri dan produktif.

 "Untuk mewujudkan masyarakat mandiri dan produktif, UP2K ini merupakan salah satu jalannya. Sehingga tentu terus kita dorong dan kembangkan agar dapat menjadi lebih baik dan daya gunanya. Kemudian menjangkau lebih banyak masyarakat yang produktif dan lebih banyak keuntungan," katanya. 

Ia menyebutkan bahwa untuk menghadapi lomba dan penilaian tersebut Sawahlunto selalu siap dengan tantangan. Sejak dahulu sudah terbiasa menghadapi rintangan dan tantangan. "Kita terbiasa mengakali keterbatasan yang ada, sehingga kita selalu berinovasi dan berkreasi untuk lebih baik. Sehingga menghadapi penilaian dalam lomba ini tentu Desa Balai Batu Sandaran sudah siap pula," ujarnya. 

Ia mengungkapkan bahwa segala yang diekspose kepada tim penilai bukan hanya seremonial atau mengada-ada untuk kepentingan lomba saja. "Kami selalu instruksikan agar di kota ini tidak terbiasa dengan seremonial-seremonial belaka. Hal-hal yang dilakukan secara seremonial dampaknya akan semu saja, tidak benar-benar teraplikasikan dalam realita kehidupan," tuturnya.

Tuesday, July 25, 2017

SDN12 Sapan Kota Sawahlunto di Regrouping

SK Mutasi Guru dicabut, Proses Belajar Mengajar Seperti Biasa

Pertemuan wali mutid dengan Pemko 
Surat Keputusan (SK) mutasi sembilan orang guru Sekolah Dasar (SD) Negeri 12 Sapan, Kecamatan Barangin di cabut kembali oleh pemerintah kota Sawahlunto. Sembilan guru tersebut di mutasi ke sekolah terdekat karena SDN12 Sapan akan di regrouping menjadi SMPN10 Sawahlunto. Semantara murid SDN12 Sapan dipindahkan ke SDN terdekat karena adanya kebijakan regrouping yang dicanangkan pemko. Kebijakan tersebut menuai protes oleh wali murid kepada pihak sekolah dan pemko. 

"Saya tidak setuju dengan adanya kebijakan pemerintah melakukan regrouping terhadap SDN12 Sapan untuk dijadikan SMPN10 Sawahlunto. Karena SDN12 Sapan ini sekolah yang strategis dengan lokasi dekat sehingga terjangkau oleh anak datang kesekolah," ujar Desi, 50, warga Desa Kayu Gadang, Kecamatan Barangin, kepada Penulis Senin, 24 Juli 2017, saat ditemui disekolah usai pertemuan walimurid dengan pemerintah kota, di SDN12 Sapan. 

Ia menyebutkan bahwa untuk memindahkan anak ke sekolah yang baru akan lebih merepotkan dan mental anak pun akan terganggu. Sebab, anak harus beradaptasi dengan lingkungan sekolah yang baru. Kemudian, anak belum kenal dengan teman yang baru karena berada di sekolah yang baru pula. 

"Tadi pagi anak saya tidak ingin datang ke sekolah karena sekolahnya akan pindah. Anak saya sekolah duduk di bangku kelas VI dan takut datang ke sekolah. Susah pula saya meyakinkannya dan membujuknya untuk ke sekolah karena ada pemindahan tersebut," tuturnya dengan rasa kecewa sembari memeluk anaknya di gerbang sekolah.  

Ia mengaku bahwa rencana pemindahan telah disampaikan sebelumnya oleh pihak sekolah. Namun wali murid tidak terima adanya rencana regrouping tersebut. Karena akan berpengaruh pada keberlangsungan proses belajar anak. 

"Barusan kami melakukan pertemuan wali murid dengan pemerintah kota untuk membahas rencana regrouping tersebut. Namun, belum ada hasil yang memuaskan dari pemerintah kota dan masih bingung," katanya. 

Penyataan yang serupa juga disampikan oleh Mona, wali murid mengatakan bahwa dirinya tidak menyetujui rencana regrouping yang dilakukan oleh pemko. Sebab, tersebut merugikan pihak wali murid baik materil maunpun moril.  

"Bagaimana nasib para murid yang belajar di sekolah setelah adanya kebijakan regrouping terhadap SDN 12 ini. Kami sangat kecewa terhadap kebijakan regrouping tersebut seakan tidak memikirkan dampak dari psikis anak yang nantinya akan di pindahkan ke sekolah yang baru,” katanya. 

Sementara, Hasnor Yasri, Kepala SDN12 menyebutkan bahwa rencana awal regrouping SDN12 berawal dari tanggal 27 Mei 2017 lalu. Selanjutnya pada tanggal 29 Mei dipanggil untuk pertemuan dengan kepala dinas bersama guru lainnya. Baru di situlah diketahui bahwa SDN12 akan di jadikan SMP 10 Sawahlunto. 

"Maka penerimaan murid baru pun tetap dibuka pendaftaran, namun untuk proses belajar mengajar (PBM) murid baru ke sekolah terdekat di SDN12 Sapan. Ada 14 orang siswa baru yang mendaftar ke SDN12 Sapan, namun mereka dipindahkan dan boleh memilik sekolah yang terdekat. Saat ini tidak ada siswa kelas I SDN12 Sapan karena kebijakan tersebut di alihkan ke sekolah terdekat," katanya. 

Selanjutnya, karena siswa yang dialihkan ke sekolah terdekat tersebut terjadi kekurangan sehingga dilakukan bon pinjam kursi belajar. Karena yang belajar di sekolah tersebut merupaka murid SDN12 Sapan, maka diberikan pinjaman. Selain itu, semua perlengkapan kesenian seperti baju tari, dram band juga diberikan bom pinjam ke sekolah tempat anak belajar. 

"Namanya ASN tentunya kita harus loyal kepada pemerintah, karena hal itu merupakan kebijakan yang harus diikuti. Maka, kita ikuti kebijakan yang dilakukan oleh pimpinan bagaimana langkah selanjutnya," katanya. 

Ia menyebutkan bahwa terkait regrouping SDN12 Sapan tersebut semua guru telah menerima SK mutasi yang akan dipindahkan. Ada sebanyak sembilan orang guru yang dipindahkan tersebar ke SD yang ada di kota Sawahlunto. "SK tersebut kami terima pada Kamis, 20 Juli 2017 lalu, sesuai penempatan ke sekolah masing-masing. Termasuk saya sebagai kepala sekolah juga akan pindah ke sekolah yang baru untuk melakukan PBM," paparnya. 

Marwan, Kepala Dinas Pendidikan Kota Sawahlunto menyebutkan kebijakan regrouping SDN 12 Sapan Kecamatan Barangin dijadikan SMPN10 Sawahlunto perlu pengkajian ulang. Kemudian proses belajar mengajar murid SDN12 Sapan tetap berjalan seperti biasa sampai batas waktu yang tidak ditentukan. 

"Terkait SK mutasi guru yang dikeluarkan, diterik kembali dan kembali mengajar seperti biasa. Selanjutnya, berdasarkan hasil rapat bersama wali murid yang baru saja dilakukan, rencana regrouping tersebut akan dilakukan kajian ulang sampai batas waktu yang tidak ditentukan," katanya. 

Sementara itu, Adi Ikhtibar, Ketua DPRD Sawahlunto sangat menyayangkan kebijakan yang di ambil oleh pemerintah Daerah atas kebijakan regrouping SDN 12 Sapan tersebut yang menuai polemik di tengah masyarakat. Meskipun Kebijakan re gerouping tersebut mengacu pada permendikbud No 36 tahun 2014 tentang pedoman pendirian, perubahan dan peraturan satuan pendidikan dasar dan menengah merupakan hak pemerintah daerah. 

"Untuk re grouping SDN12 Sapan tersebut harus dilakukan pengkajian ulang dan kajian kelayakan oleh pemerintah daerah. Kemudian baru dilanjutkan dengan sosialisasi dan dilakukan secara bertahap," katanya saat ditemui di ruangannya. 

Ia menyebutkan bahwa anggotaan DPRD dan individu anggota tidak menyetujui adanya re grouping yang dilakukan pemerintah daerah. Hal tersebut disampaikan pada saat rapat dengan pemerintah daerah serta perwakilan walimurid SDN12 Sapan, Selasa, 18 Juli 2017, lalu saat memberikan masukan dan pandangan. 

"Namun, secara kelembagaan DPRD belum mendapatkan surat ke gedung parlemen tersebut, melalui komisi I untuk membahasan lebih lanjut dengan pengajian ulang. Sebeb, sebelumnya regrouping ini akan dibahas delembaga DPRD namun hingga saat ini belum ada surat untuk itu. Jika hal ini tidak dilakukan pengkajian terhadap regrouping tersebut akan berpengaruh terhadap pagu anggaran," sebutnya.

Monday, July 24, 2017

Sawahlunto Diharapkan Punya Gedung Pertunjukan Randai

Perlu Inovasi dan Kreasi Baru Kreator Randai

Sawahlunto Randai Festival 2017 berlangsung sejak Kamis-Sabtu, 20-22 Juli 2017,  berjalan sukses dan disambut antusias penonton. Pertunjukan seni tradisi Randai peserta masih banyak kekurangan yang harus dibenahi oleh para pelaku seni tradisi randai. Terutama dalam pengembangan ide kreatif kreator seni tradisi randai yang dipentaskan perlu dikembangkan kreasinya. Karena ada kecenderungan dan kesamaan dalam memilih cerita atau kaba pada festival berlangsung di terminal Talawi, Sawahlunto. Kemudian masing masing kelompok randai tidak berusaha untuk melakukan kreasi baru dalam mementaskan seni pertunjukan randai. 

"Seni pertunjukan randai saat ini telah memperlihatkan eksistensinya. Sehingga ada 50 kelompok randai yang ada di kota Sawahlunto yang di motivasi dan di fasilitasi serta solidaritas yang tinggi dari pemerintah kota pada kesenian tradisi randai, sehingga dari awal pertunjukan berlangsung selalu dihadiri oleh pimpinan. Malahan pemerintah ikut serta bersama sama dengan anak randai untuk memakai pakaian anak randai dipakai secara lengkap," ujar Zulkifli, Pengamat dan Akademisi Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang, saat memberikan sambutan pada penutupan Sawahlunto Randai Festival 2017, Sabtu, 22 Juli 2017. 

Ia menyebutkan bahwa perkembangan seni tradisi randai dari segi kualitas maupun kuantitas sudah cukup baik. Sehingga kedepan perlu ada galanggang randai atau gedung pertunjukan randai di Talawi. Meskipun ada kabar bahwa galanggang randai tersebut sudah ada, namun harus dimanfaatkan dengan baik. Jadi, kalau gedung pertunjukan tersebut sudah ada, maka untuk selanjutnya dimanfaatkan gelanggang tersebut. Sehingga jika di Solo ada gedung pertunjukan Ketoprak, maka di sumatera barat ada gedung pertunjukan randai adalah di Talawi Sawahlunto. 

"Kasihan kita kepada ibu-ibu yang menonton sembari berdiri dibelakang dan saling berdesakan. Kemudian ada pula ibu hamil yang nonton sementara anaknya yang masih kecil ikut dibimbing untuk menonton seni pertunjukan randai. Antusias untuk menonton pertunjukan patut diapresiasi dan sangat istimewa. Penontom dari usia anak-anak hingga orang dewasa ikut berpartisipasi, menonton pertunjukan seni tradisi randai, dalam menumbuh kembangkan seni tradisi randai di kota Sawahlunto sungguh istimewa," katanya.

Selanjutnya, tambah dia, dengan adanya galanggang pertunjukan seni tradisi tersebut juga akan menambah tingkat kunjungan wisata di Sawahlunto. Maka, siapa saja wisatawan yang datang di Sawahlunto ingin menonton seni tradisi randai, wisatawan atau pengunjung tersebut langsung datang ke Talawi dengan catatan bahwa hari hari dan jadwal latihannya harus terisi. Hal tersebut sangat memungkinkan untuk dapat terisi karena ada sebanyak 50 melompok seni tradisi randai di Sawahlunto yang akan mengisi. 

"Jika tidak ada tempat pertunjukan randai dimana pertunjukan tersebut dapat dinikmati oleh wisatawan. Kemudian industri ekonomi kreatif akan bisa dimanfaatkan atau potensi itu bisa diterima oleh masyarakat untuk industri kreatif dibidang seni pertunjukan randai," ujarnya.  

Menurutnya, selama tiga hari pertunjukan seni tradisi randai berlangsung diikuti oleh peserta tinggat SLTP dan Umum terdapat berbagai kekurangan dan kelemahan yang dilakukan kelompok randai. Karena ada kecenderungan kesamaan dalam memilih cerita atau kaba seperti Lareh Simawang, Jami Jobang, Gambang Alam. 

"Maka seniman tradisi randai kedepan anak randai atau kreator mendapat tantangan agar bisa menggarap dan melatih anak randai dengan cerita yang baru terutama khas yang ada di daerah Sawahlunto. Sebab, di Sawahlunto ada tiga cerita yang berangkat dari foklor Sawahlunto itu sendiri yakni Jami Jobang,  Sari Alam, dan Bunsu Batuah," katanya. 

Ia mengungkapkan bahwa jika Cerita tersebut para kreator seni tradisi randai belum bisa untuk menggarapnya, karena naskah (cerita) belum dibedah agar dapat melakukan pertemuan dan diskusi untuk membedah (Naskah) cerita tersebut secara besama. Sebab, untuk naskah Jami Jobang, Sari Alam, dan Bunsu Batuah tersebut dipercayakan untuk menulisnya. 

Selanjutnya untuk masa masa mendatang kreatifitas penggarapan naskah carita seni tradisi randai harus ditingkatkan. Karena berdasarkan seni pertunjukan randai yang berlangsung beberapa hari belakangan ini banyak terdapat kemiripan dan kesamaan baik gerak, musik, serta cerita. 

"Kita berharap hal ini tidak terjadi lagi di kemudian hari, sehingga para kreator seni tradisi randai untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan kreatifitas diri. Sehingga jangan takut untuk beraktifitas untuk membuka fikiran atau kreatifitas ini sangat mendesak dan saatnya dilakukan pembinaan dan pencerahan," ungkapnya. 

Artinya sebelum festival randai dilakukan, maka diberikan pembekalan terhadap pelaku seni tradisi randai untuk pemadatan materi seni tradisi randai melalui workshop. Mungkin dengan cara tersebut akan meningkatkan kreatifitas dan kreasi dalam menggarap cerita seni tradisi randai.*

Sunday, July 23, 2017

Group Randai Binuang Sati Latihan Tampa Lampu Penerang


Untuk mempertahankan seni tradisi pertunjukan randai, Group Randai Binuang Sati latihan tanpa lampu penerang. Sebab belum ada listrik dan tidak tersedianya ganset saat latihan. 


Para penonton telah memadati galanggang seni pertunjukan randai pada Jumat, 21 Juli 2017 malam di terminal Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat. Seperti biasa penonton berdesakan berdiri menyaksikan pertunjukan randai sedang berlangsung. Pertunjukan berdurasi selama 60 menit itu memikat penonton untuk berdiam diri berdiri berdesakan. Ribuan penonton pun rela berdesakan antara ibu ibu, anak anak dan bapak bapak dengan kepulan asap rokok yang membumbung kelangit. 

Suara dendang diiringi saluang yang mendayu mengiringi gerak langkah anak randai. Tapuak galembong dan silek serta sambah manyambah yang tidak terlupakan menyapa hadirin yang hadir menonton pertunjukan randai. Pertunjukan seni tradisi randai baru saja berlangsung dengan carano yang dilewakan kepada salah seorang juri. Sambah manyambah dengan pidato adat pun berlangsung digalanggang.

Group Randai Binuang Sati, Desa Lumindai Kecamatan Barangin, Kota Sawahlunto berdiri sejak lima bulan belakangan membawa 'Kaba' (cerita) berjudul "Umbuik Bungo". Diusia yang masih muda group tersebut mampu mementaskan kesenian tradisi randai pada ivent Sawahlunto Randai Festival 2017. 

"Group Randai Binuang Sati di Ketuai Ikhsan, dengan anggota berjumlah 30 orang terdiri dari orang dewasa dan anak sekolah. Sementara Guru Tuo Silek bernama Sietek Lembang, dengan gerakan dasar randai diambil dari gerakan silek tradisi bernama "Silek Langkah Ampek". Silek tersebut asli milik orang Lumindai oleh Suku Piliang dan telah diwariskan ke generasi ke delapan," ujar Asman Bagala Sutan Bandaro, 38, pelatih Randai Binuang Sati, Desa Lumindai Kecamatan Barangin, Sawahlunto, kepada Padang Ekspres, saat ditemui usai pertunjukan berlangsung. 

Ia mengaku Group tersebut melakukan persiapan selama lima bulan belakangan dengan jadwa latihan rutin sekali dalam seminggu yakni pada malam Minggu. Sebab, malam Minggu adalah waktu yang pas bagi anak untuk latihan, karena tidak mengganggu aktivitas belajar. Karena meskipun begadang pada malam hari tidak masalah sebab dalam suasana libur di hari Minggu. Lagian pula anak randai kebanyakan masih duduk dibangku sekolah sehingga tidak mengganggu aktivitas yang lain. 

Ia menyebutkan bahwa kendala yang dihadapi saat latihan tidak memiliki lampu penarangan. Latihan hanya mengandalkan cahaya apa adanya mengandalkan biasa cahaya lampu rumah masyarakat. Namun, lebih sering latihan dalam konsi gelap tanpa cahaya lampu karena belum masuk listrik. 

"Syukur kalau cuaca cerah dan terang bulan bisa latihan dengan baik. Sehingga dengan kondisi tersebut diharapkan ada kepedulian pemerintah untuk membatu membelikan ginset. Agar anak randai latihan ada penerangan yang memadai untuk berlatih randai mempertahankan tradisi," katanya. 

Meskipun saat latihan seni tradisi randai tidak ada lampu penerang karena belum ada listrik namun anak tetap semangat untuk latihan. Sebab, anak randai yang mengikuti kegiatan tersebut terdiri dari anak remaja yang masih usia sekolah sehingga mudah menangkap apa yang diajarkan guru dan pelatih. Maka anak tersebut berani tampil di gelanggang dan disaksikan oleh orang banyak. 

"Selain lampu penerangan untuk latihan kita juga belum memiliki tempat sarana latihan yang permanen. Sebab, gelanggang latihan atau sasaran latihan silek dan randai masih menompang di tanah warga. Pemilik tanah bersedia meminjam pakai tanah tersebut untuk latihan randai, namun harus menjaga kebersihan lingkungannya," paparnya. 

Ia mengungkapkan bahwa Group Randai Binuang Sati membawakan kaba "Umbuik Mudo" cerita dari Tanah Datar. Kemudian berkat dukungan dan sokongan pemerintah terutama pemerintah desa memberikan bantuan Rp15 juta kepada group. Bantuan tersebut dipergunakan untuk perlengkapan seperti pakaian, galembong, mikrofon sehingga group bisa tampil pada Sawahlunto Randai Festival 2017.  

"Group Randai Binuang Sati, membawakan cerita Umbuik Mudo yang dipentaskan dengan mendedangkan lagu sebanyak enam lagu yakni, Dendang Dayang Daeni, Dendang Simarantang Randah, Ratok Pariaman, Banda Sapuluah, Indang Payakumbuh, dan Simarantang Tinggi yang merupakan dendang wajib dalam pertunjukan seni tradisi randai," tuturnya. 

Kaba Umbuik Mudo, merupakan hubungan percintaan seorang anak muda mudi akibat dihina. Suatu ketika si Umbuik Mudo sedang berlajar Silek di gelanggang, namun si Umbuik Mudo mendapat cacian, makian dan hinaan dari perempuan bernama si Galang Banyak. Maka, si Umbuik Mudo meminta dicarikan bansi pitunang untuk menerjai (mengguna-gunai) si Galang Banyak. 

Singkat cerita Galang Banyak jatuh sakit. Sakit yang tidak dapat di cegah karena tidak ada obat. Sebab, obat 'pitunang' (guna-guna) yang diminta adalah Umbuik (umbut) sama tinggi dengan Galang Banyak. Hanya dengan umbut setingga Galang Banyak lah yang dapat menyembuhkan penyakit akibat pitunang tersebut. 

"Kaba ini banyak mengandung pesan moral,  sosial dalam kehidupan sehari-hari. Jangan menganggap remeh sesorang dan jangan merendahkan orang lain dengan cara menghina dan mencaci maki. Sebab, boleh jadi orang tersebut lebih baik dibandingkan kita. Agama kita juga melarang hal yang demikian," sambungnya.*

Saturday, July 22, 2017

Pemahaman Nilai Moral dan Adat Istiadat Terhadap Anak Bangsa


"Pertunjukan randai merupakan bentuk pelestarian budaya dan penanaman nilai moral serta adat istiadat kepada generasi muda, dan anak bangsa yang bersifat kedaerahan. Pertunjukan randai bertujuan untuk menjaga budaya yang terbungkus dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia"


Irama musik perkusi talempong pacik, meramaikan suasana, Kamis, 20 Juli 2017 malam. Orang-orang berduyun-duyun mengiringi arak-arakan pawai peserta Sawahlunto Randai Festival 2017 menuju gelanggang di terminal Talawi. Ribuan penonton tampak antusias melihat fetival randai mengelilingi gelanggang. Selang seling penonton berdesakan berdiri menyaksikan pertunjukan randai. 

Semua mata tertuju pada gelanggang sasaran randai. Ada yang menoleh kiri dan kanan sembari kaki di injit karena pandangan tertutup oleh penonton yang berdiri didepan. Sementara anak-anak berlarian kecil di sela-sela penonton mencari posisi yang pas untuk menyaksikan pertunjukan yang berlangsung. Ada pula ibu baya mengendong anaknya untuk menonton pertunjukan di tengah desakan penonto. Tiga orang hakim juri festival randai telah mengambil tempat duduk untuk menyaksikan pertunjukan. 

Ivent tersebut diikuti sebanyal 23 group randai di kota Sawahlunto yakni 11 group tingkat SLTP dan 12 group tingkat umum. Ada empat group yang tampil pada malam tersebut. Peserta ke empat menampilkan pertunjukan randai 'Kaba' (cerita) berjudul "Umbuik Mudo"  dibawakan oleh Group Randai Minang Saiyo. Group tersebut dilatih oleh guru Tuo Mak Irin, Pandeka Sutan. 

"Group Randai Minang Saiyo, berdiri sejak empat tahun silam. Group yang terdiri dari 25 orang anggota ini menampilkan cerita atau kaba "Umbuik Mudo". Kaba ini berasal dari daerah Batu Sankar Tanah Datar menceritakan duo tokoh yakni "Umbuik Mudo" jo "Galang Banyak", ujar Abbas, 64, pelatiha harian Group Randai Minag Saiyo, Desa Sijantang Koto, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. 

Ia menyebutkan bahwa pada pertunjukan randai berlangsung mendendangkan enam lagu untuk menyampaikan kaba (cerita). Kaba "Umbuik Mudo" merupakan seorang tokoh atau lakon yang ada dalam Kaba (cerita) klasik Minangkabau. Umbuik Mudo adalah seorang pendeka yang gagah berani dan hidup sederha. 

Umbuik Mudo memiliki ilmu batin yang tinggi sehingga dengan izin Tuhannya bisa menghidupkan kembali orang yang telah meninggal. Umbuik Mudo memiliki sejata "Bansi" (alat tiup tradisi Minangkabau) yang dibaluti ula Nago (ular Naga).  

Sementara tokoh "Galang Banyak" adalah seorang putri yang memiliki kekayaan yang melimpah ruah. Terlihat dari tampilannya yang memakai gelang banyak baik tangan maupun kaki, maka dikenal sebagai "Galang Banyak". Galang Banyak adalah sosok yang angkuh dan sombong, serta bertutur kata kasar. 

"Singkat cerita terjadilah perselisihan antara Umbuik Mudo dengan Galang Banyak pun terjadi. Umbuik Mudo dicaci-maki dan dihina oleh Galang Banyak. Galang Banyak menyebutkan bahwa emas yang dimiliki adalah emas pemberian orang lain. Emas yang engkau punya tidak sebanding dengan gelang kakiku, kata Gelang Banyak. 

Karena tidak terima dicaci dan dihina maka, Umbuik Mudo "mangarajoan" (menguna-guna) Galang Banyak dengan Bansi Pitungan. Alunan bunyi bansi pitungan tersebut perasaan Galang Banyak tidak marasa senang. Rasa gelisah, takut dan camas serta penyesalan pun datang. Kepala pusing serta badan panas dingin karena selalu terbayang-bayang Umbuik Mudo siang dan malam," ujarnya. 

Ia menyebutkan bahwa si Galang Banyak jatuh sakit. Sakit yang tidak dapat di cegah karena tidak ada obat. Sebab, obat 'pitunang' (guna-guna) yang diminta adalah Umbuik (umbut) sama tinggi dengan Galang Banyak. Hanya dengan umbut setingga Galang Banyak lah yang dapat menyembuhkan penyakit akibat pitunang tersebut. Maka, ayah dan mamak Galang Banyak keluar masuk kampung mencari umbut setinggi Galang Banyak dan tidak pernah bertemu sama sekali.  

Maka, mamak Galang Banyak menemui jalan buntu dan akhirnya datang menemui Umbuik Mudo dengan maksud untuk melamar. Karena setelah diketahui hanya Umbuik Mudo lah dimasuksud sebagai obat dari segala obat. 

Selanjutnya, langkah yang diambil Umbuk Mudo adalah "adaik di dunia baleh mambaleh", (adat di dunia balas membalas) sehingga lamaran Galang Banyak pun di tolak. Hingga sakit Galang Banyak pun tidak bisa disembuhkan dan keadaan semakin kritis sampai akhirnya meninggal. 

"Mendengar kabar duka tersebut, Umbuik Mudo terkejut dan tengah malam di gali lah kuburan Galang Banyak dan dilecut dengan 'lidi gilo'. Atas izin tuhannya Galang Banyak dapat hidup kembali dan pinangan pun diterima Umbuik Mudo," paparnya. 

Hendri Thalib, Kepala Dinas Kebudayaan, Peninggalan Bersejarah dan Permuseuman Sawahlunto menyebutkan bahwa ada 23 group randai yang mengikuti Sawahlunto Randai Festival 2017 terdiri dari 11 group tingkat SLTP, dan 12 group tingkat umum. Ada Rp 40 juta total hadiah yang diperebutkan pada iven tersebut. 

"Kegitan ini merupakan bentuk pelestarian dan penanaman nilai moral dan adat istiadat kepada generasi muda serta anak bangsa yang bersifat kedaerahan. Pertunjukan randai bertujuan untuk menjaga budaya yang terbungkus dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," katanya. 

Ia menyebutkan bahwa seni randai tidak hanya di nikmati dan dimainkan oleh masyarakat Minang saja tetapi juga dimainkan oleh masyarakat etnis Jawa, Batak, cina yang membaur bersama untuk melestarikan budaya. Karena Sawahlunto merupakan kota multi etnis yang selalu berdampingan dan saling membaur demi ke utuhan NKRI. 

"Sawahlunto Randai Festival 2017 merupakan kegiatan ke II tingkat kota Sawahlunto menjadi program strategis pemerintah kota tahun 2013-2018. Kemudian, kegiatan ini akan diikuti dengan Festival Randai tingkat Sumbar. Maka, group randai terbaik pada ivent tersebut akan mewakili kota untuk ivent festival randai tingkat provinsi," ujarnya.*

Thursday, July 20, 2017

Dua unit Apar Rusunawa Sawahlunto Bocor

Tim Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Sawahlunto lakukan kunjungan ke rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Kota Sawahlunto. Kunjungan tersebut untuk mengecek kembali ketersediaan Apar dan Hydran. Apar adalah Suatu alat berupa tabung yang diisi dengan media yang dapat mengatasi serta memadam kebakaran pada awal terjadinya api. Tim yang dipimpin Kabid Satpol PP dan Damkar, Ali Akbar mengingatkan pembasmi api yang tersedia untuk terus diperhatikan.

"Dirusunawa ini ada 20 Apar dan satu hydran Taman yang diharapkan terus diperhatikan, untuk mengantisipasi jika tiba musibah kebakaran," ujar Ali Akbar, Kabid Satpol PP dan Damkar Sawahlunto, kepada Penulis, Kamis, 20 Juli 2017.

Ia mengatakan bahwa 20 unit apar yang ada, ada dua unit yang bocor dan telah langsung diservis serta untuk hydran taman yang berisi 90 kubik air harap terus dijaga setidaknya sekali tiga bulan. Karena jika hydran tersebut tidak dipakai dan diperhatikan, takutnya berkarat dan berlumut pada saluran airnya hingga saat kebakaran terjadi tidak bisa dipergunakan. 

"Untuk teknik pemadaman dengan hydrant yang harus diperhatikan untuk pemegang nozzle adalah dengan Posisi kaki selalu kuda-kuda. Buka atau tutup pancaran air harus diarahkan ke atas. Kemudian, saat Pancaran jet sebaiknya nozzleman harus dalam posisi di tempat (berhenti) dan ingat bahaya tekanan balik dari pancaran air," katanya. 

Kemudian, lanjutnya, kalau bergerak harus dengan pancaran tirai, kaki tidak melangkah tetapi bergeser dan selalu membentuk kuda-kuda. Pandangan selalu ke depan ke arah api dan selalu memperhatikan kerja sama team. Cara memegang nozzle sesuai dengan prinsip ergonomi yang aman dan disesuaikan dengan teknik pemadaman yang diiginkan. 

"Saya mengingatkan supaya satpam yang berjaga di rusunawa punya ilmu dalam pemadaman kebakaran. Karena ilmu tersebut sangat perlu jika saja tim pemadam terlambat datang saat kebakaran terjadi," tutupnya.

Yusianto, Ketua RT Rusunawa mengatakan hydran taman telah ada sejak rusunawa didirikan pada tahun 2013 lalu dan semenjak itu pula belum ada pergantian maupun servis pada hydran. 

"Kita akan mengajukan anggaran pada APBD perubahan mengganti slang hydran dan melakukan servis pada mesin hydran agar tetap terjaga. Karena satu hydran ini seperti diketahui dari damkar, cukup untuk melumuri rusunawa dengan air dan ini sangat perlu untuk berjaga-jaga dari musibah kebakaran," ujarnya.