Thursday, July 27, 2017

Lobang Tambang Sawahluwung Menjadi Lobang Pendidikan dan Objek Wisata

PT Bukit Asam Unit Pertambangan Ombilin tbk jadikan tambang dalam bawah tanah di Sawahluwung, Desa Rantih, Kecamatan Talawi sebagai objek wisata dan lobang pendidikan. Lobang pendidikan yang dimaksud merupakan lobang tambang sebagai aktifitas penambangan batu bara untuk pendidikan. Selain itu, lubang tambang pendidikan juga sebagai wadah sertifikasi dibidang pertambangan yang ada di kota Sawahlunto. 

"Tadi saya sampaikan kepada Wakil Walikota, Ismed, agar mencoba melobi pemerintah pusat untuk melakukan kerja sama dengan kementerian pendidikan dan kementerian SDM agar semua fakultas pertambangan yang ada di universitas di seluruh Indonesia supaya mahasiswa melakukan praktek di tambang ini. Minimal seminggu saja mereka menambah ilmu dan praktek karena selama dikampus hanya mempelajari ilmu teori saja," ujar Suryo Eko H, Direktur Operasi dan Produksi PT Bukit Asam Unit Pertambangan Ombilin tbk, kepada Penulis, Rabu, 26 Juli 2017, usai peresmian Lobang Pendidikan. 

Ia menyebutkan bahwa ada sebanyak 100 ribu mahasiswa pertambangan di seluruh Indonesia. Jika seluruh mahasiswa tersebut bisa belajar praktek menambang dan selama di Sawahlunto mereka menghabiskan uang Rp100 ribu sehari. Maka,  berapa uang yang beredar di Sawahlunto selama mereka praktek tersebut. 

"Kita mendukung program pemerintah kota menujut kota tambang berbudaya tahun 2020. Maka dari itu, lobang pendidikan ini merupakan bentuk perhatian kami untuk mensinergikan program tersebut. Kemudian, pengelolaannya nanti kami akan bekerja sama dengan Pemda dan menjadi pemasukan PAD bagi Sawahlunto sendiri," sebutnya. 

Ia menjelaskan bahwa lobang tambang pendidikan tersebut juga sebagai objek wisata dan pengunjung bisa menambang sendiri. Sebab, lobang tersebut telah dilengkapi dengan peralatan tambang dalam. Selain lobang pendidikan juga akan dilengkapi dengan museum tambang dalam dengan dilengkapi dengan peralatan tambang dalam. 

"Kita juga akan bekerja sama dengan pemda, sebab setelah tambang terbuka tidak ada lagi maka tambang dalam bawah tanah nilai ekonomisnya lebih murah. Maka, jika ini terwujud akan menjadi role model tambang dalam bahwa tanah di seluruh Indonesia," tuturnya. 

Sementara itu, Eko Budi Saputro, General Manajer (GM) PT Bukit Asam-Unit Pertambangan Ombilin (PTBA-UPO) Eko Budi Saputro mengatakan bahwa dijadikan Tambang Bawah Tanah Sawahluwung menjadi objek wisata dan museum serta tempat pendidikan tanpa menghambat proses penambangan batubara yang dilakukan perusahaan. 

"Perusahaan sudah merancang, aktifitas penambangan tetap dilaksanakan di hari kerja Senin hingga Kamis. Sedangkan Jumat, Sabtu dan Minggu dibuka untuk wisatawan dan pendidikan. Perusahaan menjadikan lobang tambang sepanjang 1,5 kilometer untuk tempat berwisata dan sebagai tempat pendidikan. Wisatawan dapat merasakan langsung menjadi penambang batubara di tambang bawah tanah," katanya.

No comments:

Post a Comment