Tuesday, January 31, 2017

DBD Serang Sawahlunto

Sebanyak 16 anak di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, positif terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD) sejak sepekan terakhir. Sebaran kasus positif DBD menyebar di empat kecamatan seperti Kecamatan Talawi 8 kasus, Kecamatan Barangin 5 kasus, Kecamatan Silungkang 2 kasus dan Kecamatan Lembah Segar 1 kasus.

"Saat ini pasien DBD telah mendapatkan perawatan secara intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Sawahlunto. Kepastian pasien DBD tersebut diperoleh dari hasil uji klinis yang dilakukan tim medis RSUD, setelah sebelumnya pasien juga mendapatkan perawatan di Puskesmas terdekat," ujar dr. Lusi Dewina, Kepala Bidang Pelayanan RSUD Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, kepada Penulis, Senin, 30 Januari 2017.

Ia menyebutkan bahwa jumlah korban terserang DBD ada kemungkinan untuk bertambah, karena jenis penyakit ini termasuk pada penyakit pasmodium, yang dikenal memiliki kemampuan penyebaran yang cepat. "Selain memberikan penanganan kepada pasien terjangkit DBD, kami juga melakukan edukasi klinis kepada orang tua pasien, seperti meminta mereka untuk memberikan minum yang cukup kepada pasien," katanya. 

Ia mengungkapkan bahwa dilihat dari trend DBD terjadi pada akhir bulan karena pergeseran cuaca, awal akhir tahun hujan kemudian musim kemarau. Kemudian, tahun sebelum pada bulan Januari hampir sama dengan tahun sebelumnya.

"Untuk pemeriksaan secara berkala, maka diperlukan adanya edukasi pada keluarga pasien. Karena penanganannya diperlukan terutama mengatasi demannya terlebih dahulu. Namun, untuk kendala penanganan masih membutuhkan ruangan perawatan dirumah sakit karena ruangan terbatas," ujarnya.

dr. Ambun Kadri, Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Sawahlunto mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan upaya penanggulangan peningkatkan pengjangkitan DBD dengan pengasapan di daerah-daerah endemis DBD. 

"Dalam sepekan terakhir, kami telah melakukan pengasapan di Desa Talawi Mudik dan Sungai Durian Kelurahan Durian II. Meskipun pengasapan telah dilakukan tidaklah cukup, karena proses tersebut hanya dapat membunuh nyamuk-nyamuk dewasa. Sedangkan untuk membasmi jentiknya, hanya dapat dilakukan dengan menguras, menutup dan mengubur (3M) tempat-tempat genangan air yang memungkinkan nyamuk akan bertelur," ujarnya. 

Ia menjelaskannya bahwa penyakit demam berdarah ditularkan lewat gigitan nyamuk aedes aegypti atau aedes albopictus dengan jenis kelamin betina. Nyamuk dengan ciri khas warna kaki belang-belang putih tersebut aktif dan beroperasi mencari mangsanya pada siang hari. Sedangkan sarang nyamuk tersebut memang berada dekat dengan manusia yaitu genangan air yang bersih, seperti tempat penampungan air dan bak mandi.

"Maka, sangat disarankan untuk mencegah penyakit demam berdarah dengan melakukan pembersihan berbagai wadah yang bisa menjadi genangan air, atau melakukan pembersihan dan pengurasan minimal seminggu sekali. Jika harus atau terpaksa membiarkan air berada dalam tempat penyimpanan dalam waktu yang lama, maka sebaiknya tutup wadah atau tempat air tersebut. Tutup dengan rapat tempat penampungan air, bak mandi dan berbagai jenis wadah air lainnya," lanjutnya. 

Selanjutnya, kata dia, jika ada barang-barang yang memungkinkan untuk menimbulkan genangan air maka sebaiknya kuburkan barang tersebut atau balik-balikkan saja supaya tidak ada air yang menggenang disitu. "Langkah-langkah tersebut merupakan cara mencegah penyakit demam berdarah yang sederhana namun terbukti ampuh dan efektif," ujarnya. 

Sunday, January 29, 2017

Kemiri Olahan Manual Masih Murah


Desa Taratak Bancah, Kecamatan Silungkang, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat memiliki potensi hasil perkebunan yang menjanjikan terutama Kemiri. Namun hasil kebun petani belum bisa mendongkrak harga jual, karena masih diolah manual. Petani berharap Kemiri bisa diolah dengan baik dengan teknologi.

"Hasil produksi perkebunan di Desa Taratak Bancah ini sekali panen bisa mengeluarkan 30 ton Kemiri. Namun, untuk pasar Kemiri tersebut di jual di Solok. Petani menjual Kemiri belum diolah dan beserta cakangnya," ujar Sudirman Kepala Desa Taratak Bancah, Kecamatan Silungkang, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, Rabu, 25 Januari 2017.

Ia menyebutkan bahwa di Desa Taratak Bancah memiliki tiga dusun dengan jumlah penduduk sebanyak 674 jiwa dan 204 kk. Dusun Koto Tingga jumlah penduduk 174 jiwa dan 60 KK, Dusun Balai-Balai jumlah penduduk 186 jiwa, 56 kk, dan Dusun Limau Kambing berjumlah 87 kk penduduk 314 jiwa. Rata-rata sumber mata pencarian masyarakat Desa Taratak Bancah berkebun, Karet, Kakau dan Kemiri.

"Disini ada sepuluh orang pengumpul Kemiri yang mengambil langsung hasil produksi kebun petani kemiri. Seminggu pegumpul bisa kumpulkan 4 ton kemiri selama seminggu pada saat musim panen. Kemudian, pengumpul menjual kembali ke Solok dengan harga yang relatif murah," ujarnya.

Ia menyebutkan bahwa untuk meningkatkan harga jual maka diperlukan inovasi dengan pengembangan pengolahan Kemiri. Untuk meningkatkan harga jual tentu dengan mengolah kemiri dengan teknologi seperti mengolah bahan baku menjadi minyak. Jika minyak telah menjadi minyak yang di jual tentu harganya akan lebih mahal. Maka, untuk mengolah Kemiri menjadi minyak tentu membutuhkan pabrik untuk mengolahnya.

"Kita belum memiliki produksi olahan kerimri yang representatif. Untuk mendongkrak harga jual kemiri tentu harus diolah lagi dengan membangun pabrik untuk penyulingan minyak kemiri. Kalau lah minyaknya kita jual tentu harganya akan lebih mahal dibandingkan dengan menjual bahan baku yang belum di olah," ujarnya.

Sebelumnya, lanjut dia, untuk membangun pabrik olahan minyak kemiri tersebut tentu membutuhkan biaya yang cukup besar dan melibatkan pihak ketiga. "Kalau dana Desa dipergunakan untuk itu tidak bisa. Karena dana desa penggunaannya terbatas, sementara untuk membangun pabrik itu anggarannya besar dan melibatkan pihak ketiga," paparnya.

Senada disampaikan, Arifno, Kepala Dusun Koto Tingga, Desa Tarantak Bancah Kecamatan Silungkang, Kota Sawahlunto, menyebutkan bahwa saat ini harga jual kemiri kepada pengumpul Rp5.500 perkilo. Harga tersebut masih standar, karena masyarakat petani menjual kemiri beserta kulitnya. 

"Kemiri dengan kualitas super dijual seharga Rp22 ribu ke pada pengumpul. Kemiri kualitas super tersebut telah dibuka kulitnya. Maka, untuk membuka kulit tersebut mengeluarkan biaya dengan upah Rp2 ribu perkilo," katanya.

Ia menjelaskan sebelumnya ada bantuan mesim pembuka kulit kemiri. Namun, karena membuka dengan mesin, kemirinya banyak yang pecah sehingga harganya pun turun. Akibatnya, masyarakat tidak lagi memakai mesin untuk membuka kulit kemiri. 

"Saat ini masyarakat masih membuka kulit kemiri dengan cara manual, sehingga memakan waktu cukup lama untuk membuka kulit kemiri. Tetapi ada baiknya, dengan membuka kulit kemiri dengan manual, tentu akan menambah penghasilan baru bagi masyarakat sekitar dengan memanfaatkan upah membuka kulit kemiri. Kemudian, kulit kemiri tersebut pun dapat dimanfaatkan dan dijual untuk retoran menjadi bahan bakar. Harganya tentu relatif murah," katanya.

Jusmi Hartini, pengumpul menyebutkan bahwa harga kemiri turun dari beberapa hari belakangan. Sebelumnya, harga kemiri dengan kualitas super di jual Rp24-26 ribu perkilo. "kita menjual kemiri ke kota Solok. Untuk panen beberapa bulan kemarin, kita mengumpulkan sebanyak 12 ton. Belum lagi pengumpul yang lain, ada yang 15 ton terkumpul untuk di jual di pasaran. Jadi, hasil produksi kemiri di desa ini sangat potensial," ujarnya.

Friday, January 27, 2017

Anggarkan 5 Miliar Objek Wisata

One Fillage Destination Objek Wisata Unggulan

Kota Sawahlunto destinasinya kota tambang berbudaya yang multi etnik hidup berdampingan. Selain pesona kota tua, Kota peninggal belanda ini memiliki destinasi wisata alam yang kaya, terutama Puncak Cemara (puncem). Wisata puncak cemara menjadi sorotan bagi wisatawan untuk landscape kota dari ketinggian.

"Pemandangannya bagus dari atas puncak cemara ini. Meskipun butuh waktu panjang untuk sampai ke sini dan bertanya kepada banyak orang. Saya baru pertamakali datang ke Sawahlunto, Sumatera Barat, rencananya ingin pergi pergi ke danau biru. Tapi kabarnya medannya sulit, makanya mampir ke puncak cemara dulu sembari selfy," Ungkap Imron, 29, asal Pakanbaru saat ditemui Penulis, Jumat, 6 Januari 2017

Ia menyebutkan bahwa puncak tersebut sebagai wisata keluarga dan bermain anak nanum masih ada kekurangannya. Terutama jalan dan arena parkir yang kecil, sehingga mobil masuk harus hati. 

"Kalau misalnya, jalan diperlebar maka mobil yang masuk menuju puncak bisa berjalan lancar. Kemudian ditambah tempat parkir yang memadai maka puncak cemara ini bisa menjadi ikon Kota ini. Karena udaranya sejuk, pemandangan yang indah dari ketingian," ujarnya.

Selanjutnya, kata dia, tiket masuk lokasi masih standar tidak ada masalah. Tempat wisata ini, yang masih kurang adalah pagar pembatas. Sebab, pada bagian pinggir sebagia ada yang dipagar dan sebagian ada yang tidak. "bagian yang di pagarpun kagarnya tidak rapat. Sehingga untuk ukuran anak-anak bisa lolos dan bisa merosok kelereng. Maka, jika ini merupakan tempat bermain anak, maka keselamatan anak penjadi pokok utama," lanjutnya.

Senada disampaikan, M. Haikal, 30, asal Pariaman mangatakan bahwa tempatnya bagus serta pandangan yang menyejukan mata. Secara menyeluruh tempat ini bagus dan bisa dinikmati pengunjung yang datang. 

"Rambu-rambu wisata yang tidak ada, misalnya denah jalan menuju tempat wisata puncak cemara. Ada plang pintu masuk dan pintu keluar lokasi, masih bercampur baur. Maksudnya, seharusnya masuk objek wisata beli tiket di pintu masuk dengan jalan satu arah. Kemudian, pintu keluarnya lain lagi. Sehingga antara pengunjung yang mau masuk dan pengunjung yang keluar tidak berdesakan. Karena satu pintu saja," katanya.

Efriyanto, Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Kota Sawahlunto mengatakan bahwa untuk meningkatan dan pengembangan destinasi wisata Kota Sawahlunto berupa fisik sebesar Rp5 miliar terdiri dari Rp4 miliar dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) kota Sawahlunto dan Rp1 miliar dark APBD provinsi tahun 2017.

"Pembangunan berupa fisik tersebut dilakukan ke objek wiasa yang akan dikembang seperti pengembangan wisata Puncak Cemara (puncem), Camping Dround, Area rokeses, Kawasan Puncak kelok 16 dan Desa Wisata Rantih. Kemudian, belanja secara keseluran Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga sebesar Rp15 miliar termasuk penyelenggaraan ivent," katanya.

Ia menyebutkan bahwa pengembangan terutama wisata keluarga puncak cemara yakni pengembangan pelebaran jalan menuju puncak cemara. Pengembangan lapangan parkir kendaraan roda dua dan empat. Wisata puncak cemara tersebut merupakan wisata keluarga dan sarana bermain anak untuk melihat kota Swahlunto dari ketinggian.

Kemudian, pemberbanyak dan mengembangkan tempat bermain anak-anak dan juga akan dilakukan pengembangan tempat wisata bagi muda-mudi dengan memperlebar kawasan dan arena. Maka, wisata puncak cemara dua level pada bagian atas anak anak dan dibawah wisata remaja dan dewasa.

"Maka, konsep wisata puncem faritas akan dikembangkan dan ditambah dua klaster yaki klaster I untuk sarana bermain anak denga out bond mini anak. Kemudian klaster dua akan akan dibangun cotage dan track sepeda dan out bond. Kemudian penambahan areal dan Landscape dari puncak cemara," jelasnya.

Selain itu, jelas dia, terkait pelaku wisata dan untuk pembinaan seperti sesi bina industri budaya wisata akan diberukan perupa pelatihan menunjang ilmu pengetahuan dalam hal kepariwisataan. Selanjutnya, pelaku wisata tersebut, prama wisata atau gaet juga diberikan pembinaan dengan pelatihan untuk menambah skil dan kemampuannya dalam berkomunikasi, termasuk industri dan rumah makan, sapta pesona dan kuliner.

"Pengembangan objek wisata kelon 16 dengan lengembalian konsep seperti dulu. Karena kelok 16 tersebut memiliki sejarah dan nostalgia bagi anak muda masalalu dengan landscape kehindahan kota tua berbudaya. Kemudian pengembangan objek wisata Desa Wisata Rantih dengan pengembangan dan fasilitaa untuk out bond. Rumah kemping dan pondok dengan anggaran Rp0,5 miliar," ungkapnya.

Karena Desa Wisata Rantih akan dilakukan pengembangan sebab Desa Wisata Rantih memiliki potensi wisata alam. Maka, pengembangan Desa Wisata Rantih ini kekayaan alam yang dikelola oleh desa, akan dimanfaatkan dengan dana desa yang dikelola melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). 

Maka dari itu, pengembana objek wisata akan terus dilakukan, Karena setiap Desa memiliki objek wisata tersendiri, seperti Desa Balai Batu Sandaran dikenal dengan Batu Alam Runcing, Desa Kolok Nantuo dengan Bukit Teletubbies. Selanjutnya, Desa Lumindai memiliki agrowisata yang menjadi poin penting terutama paket ogrowisata makan durian. 

"Paket Wisata Makan Durian dengan menghuni durian ditengah hutan. Hal ini akan dikelola dengan baik olah mesyarat dengan menggunakan Dana Desa. Paket makan durian ini belum pernah ada dilakukan, maka dalam pengembangan wisata inovasi akan terus dilakukan. Sehingga akan dicanagkan satu desa satu objek wisata unggulan di kenal dengan one fillage Destination objek wisata unggulan," Katanya.

Ia menjelaskan tidak tertutup kemungkinan untuk pengembangan wisata Danau Biru. Karena danau biru telah menjadi objek wisata yang banyak dikenal masyarakat. Namun, Danau Biru tersebut belum bisa dikelola oleh pemerintah karena masih dalam Izin Usaha Pertambnagan (IUP) PT. AIC.

"Maka, saat ini pengelolaannya langsung oleh pemilik lahan yang ada di sekitar kawasan Danau Biru tersebut karena tanah ulayat kaum mereka. Kita terus berupaya dan koordinasi dengan camat dan  Desa setempat untuk mengembangnya untuk menjadi objek wisata apa bila IUP tambang tersebut habis. Hal itu, telah dalam proses karena IUP tambang tersebut habis tahun ini. Karena ada dua Izin yang belekat pada satu lokasi, yakni tambang dan wisata, maka pengurusannya sedang proses," ujarnya.Sawahlunto.

Tuesday, January 24, 2017

Bunga Bangkai Incaran Wisatawan Untuk Selfy

Bunga Bangkai Suweg Raksasa atau Batang Krebuit dikenal juga dengan Amorphophallus Titanium merupakan tubuhan dari suku talas-talas, ditemukan warga di kawasan puncak cemara Kelurahan Saringan, Kecamatan Barangin, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. Bunga Bangkai sejenis talas itu sejak ditemukan pada Kamis, 5 Januari 2017 lalu menyebar dari mulut ke mulut bahan perbincangan, sehingga tempat tumbuh bunga bangkai tersebut ramai diperbincangkan di kota Arang dan menjadi objek wisata baru.

Bunga bangkai tersebut awalnya ditemukan oleh Riko Satrawan dan bersama rekannya saat memperbaiki pipa air pada sumber mata air di puncak Bukit Cemara. Riko menceritakan awal mula ditemukannya bunga bangkai tersebut. Beberapa hari lalu air ledeng dari pipa Puncak Cemara telah mengecil dan tidak mengalir ke ledeng untuk di alirkan kerumah warga. Karena air mengecil keluar dari pipa air tidak mencukupi kebutuhan harian seperti mandi dan menyuci. 

Kemudian, Riko bersama rekannya pergi menjenguk pipa air yang menjadi sumber mata air ke puncak bukit dengan menelusuri pipa air tersebut. Dari ketinggian 80 meter di lereng bukit ditemukannya bunga bangkai berukuran kecil dan kuncup berdekatan dengan pipa air ledeng. Kemudian, perjalanan kembali dilanjutkan, sekitar 10 meter mendaki ditemukan kembali jenis bunga bangkai. Bunga tersebut masih menguncup berukuran raksasa melonjong. Bunga bangkai tersebut dengan ketingian sekitar 180 cm. 

Awalnya, Riko memprediksi bunga bangkai tersebut akan mengembang selama empat hari kedepan sejak ditemukannya. "Senin 9 Januari 2017 kemarin saya masih monitor perkembangan bunga tersebut namum belum mengembang. kemudian tadi pagi saya kembali melihat bunga ternyata sudah mengembang," Ungkap Riko Satrawan, warga Kelurahan Saringan, Kecamatan Barangin, kepada Penulis, Rabu 11 Januari 2017.

Ia mengaku bunga bangkai tersebut tumbuh dikawasan puncak cemara merupakan keduakalinya semenjak tahun 1997 silam. Berdasarkan pengalaman pada belasan tahun silam, umur bunga bangkai tersebut berkisar sampai 12 hari setelah mengembang. 

"Bunga bangkai ini merupakan bunga langka dan sulit untuk ditemukan. Kita berharap jenis bunga langka ini dapat dibudidayakan oleh instansi terkait untuk kelestariannya. Penakaran bunga bangakai langka ini diharapkan bisa mendorong wisata di kota Sawahlunto," ujarnya.

Ia menyebutkan bahwa jika ada masyarakat penasaran dengan bentuk bunga bangkai nan langka serta berumur pendek tersebut silahkan datang puncak cemara. Berdasarkan nama bunga tersebut yakni bunga bangkai, karena baunnya yang menyengat. Bau bunga yang mengenyat tersebut mengundang benyak binatang jenis serangga, seperti lalat, bilalang.

"kita siap antarkan pengunjung yang ingin mengabadikan bunga bangkai sembari selfy. Tentunya, pengunjung harus siap dengan kondisi fisik yang fit dan harus sefti. Karena jalan yang mendaki dengan kemiringan 80 derajat dan pengunjung pun bisa merangkak untuk mendaki dengan bergantung pada akar. Ini merupakan wisata yang sangat menantang dan bernyali serta eksrim," paparnya.

SDLB Lubang Panjang Masih Kekurangan Guru Profesional

Rabu, 11 Januari 2017 pagi langit Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, tampak mendung. Jarum jam menunjukan pukul 09.40 waktu istirahat keluar main. Anak-anak Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) tampak sibuk mondar-mandir di pekarang sekolah. Pagi itu penulis berkunjung menemui kepala sekolah diruangannya.

Ada sebanyak 32 orang siswa SDLB Lubang Panjang, Kota Sawahlunto yang terdiri dari tuna rungu, tuna graita dan kesulitan belajar serta cacat fisik. Siswa SDLB tersebut merupakan anak warga sekitar yang kurang mampu. Keluarga juga mempengaruhi kondisi dan kesehatan anak karena tinggal tidak layak huno. Kemudian pekerjaan orang tua siswa sebagai tukang sapu dan pemulung. 

SDLB tersebut memiliki sepuluh orang guru pendidikan luar biasa (PLB), kecuali guru agama dan penjaskes. Meski pun demikian SDLB tersebut masih kekurang guru. Sebab, idealnya untuk seorang guru mendidik dan membimbing serta mengajarkan untuk lima orang anak. Namun kenyataan dilapangan sguru mengajarkan anak berkebutuhan khusu itu satu kelas.

Karena kesulitan mengajarkan anak berkebutuhan khusus tersebut tergantung pada moodnya anak. Kalau anak tidak mood maka sulit untuk diajak belajar dan anak asyik dengan dirinya sendiri. 

"Kalau anak itu tidak mood, terkadang menganggu temannya yang lain. Kemudian ada yang menagis saja tampa ingin berhenti. Kemudian ada pula anak ketika belajar dalam kelas, kerjanya keluar masuk kelas buanh air kecil," Ungkap Edy Kusnanto, Kepala Sekolah Dasar Luar Biasa 26 Lubang Panjang, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat saat ditemui dirungannya.

Ia menyebutkan bahwa sarana pendidikan yang ada di SDLB ada enam kelas dan telah mencukupi. Namun yang menjadi kendala adalah panel untuk membantu belajar siswa sebagai bahan ajar menunjang kreativitas siswa. Karena tida ada anggaran untuk itu, meskipun SDLB ada bantuan dana bos dan BOP namun peruntukan telah ada protabnya. 

"Untuk menunjang kreativitas siswa maka diperlukan metoda belajar membuat kerajinan tangan. Berupa seni kria seperti membuat bunga dari kertas, mewarnai dan daur ulang membuat bunga," akunya.

Ia mengungkapkan bahwa SDLB tersebut masih berstatus SDLB meskipun telah memiliki siswa SMPLB dan SMALB. Siswa SMPLB dan SMALB diinabkan ke asrama berada dikomplek sekolah dan berdampingan dengan masyarakat sekitar. Sehingga apabila anak-anak yang keluar dari lingkungan sekolah masyarakat langsung memberitahukannya ke pihak sekolah dan penjaga asrama.

"Pemondokan itu merupakan Yayasan Pembinaan Penyandang Cacat (YPPC) dan dipimpin oleh Istri Walikota. Maka, Siapapun yang menjadi walikota, maka secara otomatis istri walikota akan menjadi Pimpinan Yayasan," ujarnya.

Edy menjaskan bahwa SDLB atau SLB langsung dibawah kedinasan Provinsi dan kita masih menunggu SK Gubernur untuk perubahan SDLB Lubang Panjang akan berubah status menjadi Sekolah Luar Biasa (SLB). Sebab, SLB harus komplit tingkatannya seperti TKLB, SDLB, SMPLB dan SMALB. 

"Saat ini SPMLB berjumlah 7 orang siswa dan orang siawa dan SMALB sebanyak 6 orang siswa. Meskipun sekolah tersebut merupakan SDLB namun SMPLB dan SMALB juga ada. Karena SMPLB dan SMALB menompang belajar di SDLB dan masing-masing ada kepala sekolahnya. Maka, apabila telah ada SK gubernur SDLB ini akan menkadi Sekolah Luar Biasa (SLB)," terangnya.

Ia mengatakan bahwa disamping kekurangan guru, namun pengawas sekolah juga berkurang. Ada delapan orang pengawas sekolah dari 148 Sekolah Luar Biasa di Sumatera Barat. "Secara umum dimanupun sekolah SLB persoalan utamanya adalah kekurangan guru termasuk pengawas. Untuk satu rayon hanya satu bagian orang pengawas," paparnya.

Senada disampaikan Merisya guru SMALB mengatakan bahwa saat yang menjadi kendala dalam mengajar anak berkebutuhan khususnya butuh ke sabaran dan kasih sayang. Kemudian, apabila anak anak telah keluar bermain pada jam istirahat, kemudian diajak kembali masuk kedalam kelas utuk belajar sangat sulit. 

"Nah, terkadang kita belajar di ruang terbuka sembari bermain. Belajar berupa simulasi dan demonstran. Maka, idealnya untuk berdasarkan IQ talen anak, maka seorang guru sejatinya mengajar dua orang anak. Namun, saat ini lima orang anak dalam kelas di ajar oleh seorang guru," ujarnya.

Ia mengaku bahwa untuk anak Hiper Aktif maka dibutuhkan satu orang guru. Kemudian, satu orang anak dengan belar face to face serta bagi anak cacat ganda. "Saat ini ada sebanyak lima orang anak klas titipan atau klas persiapan, dikenal juga sebagai TKLB. Kemudian, Klas persiapan ada yang berumur 4 dan 5 tahun. Apabila telah dilakukan asesmen, identifikasi dan iq anak. Namun pada umumnya untuk anak SDLB disinya klas 1 berumur 11 tahun," katanya.

Monday, January 23, 2017

Budidaya Jamur Tiram Peluang Bisnis Menjanjikan

Sri Enteti, Bendahara Kelompok Jamur Tiram Kejora
Rabu, 18 Januari 2017 siang cuaca cerah. Siang itu, Penulis menjambangi Kelompok Jamur Tiram Kejora, Desa Kolok Nantuo, Kecamatan Barangin, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. Siang itu, Penulis bertemu ketua dan bendahara kelompok juga sebagai pelaku budaya jamur tiram. Sisa sisa serbuk gergaji di Ruang Pengadukan masih terlihat di sekitaran tempat pengelolaan budidaya jamur tiram menumpuk. Serbuk gergaji tersebut merupakan bahan bagi untuk pembudidayaan jamur tiram.

Bahan baku yang digunakan untuk budidaya jamur tiram tersebut Serbuk Gergaji, Dedak, Kapur Pertanian. Bahan baku tersebut diaduk rata sebelum masuk pada tahapan selanjutnya. Maka, untuk proses pembuatan beglog untuk 100 kg sebuk gergaji dibutuhkan 15 kg dedak dan 2 kg kapur pertanian lalu dicampur dengan air secukupnya. 

Untuk menguji kecukupan air pada saat pengadukan bahan baku tersebut sangat mudah dan sederhana, dengan pengembaraan bahan baku tersebut dengan tangan. Apabila bahan baku itu telah menyatu maka, kecukupan air pada bahan baku baglog telah tercukupi. Maka, perlu dihindari kelembaban air bahan beglog tersebut dengan mengujinya, seperti apabila diremas dengan cara menggenggamnya tidak menetes air. Maka, beglog tersebut kelembabannya bisa dikatakan sempurna.

Setelah beglog diaduk rata maka, masuk pada tahapan selanjutnya. Ada tiga tahapan proses pembuatan beglog tersebut, pertama tahapan permentasi selama sehari semalam atau selama 24 jam. Kemudian, setelah permentasi dilakukan penguapan dengan cara di rebus selama 10 jam. 

Perebusan dengan menggunakan wadah berukuran besar mampu menampung 500 buah beglog. Untuk tiga kali perebusan beglog tersebut bisa menghabiskan 2,5 tabung gas 12 kg. 

Maka, setelah direbus disimpan pada ruang sterilisasi untuk dilakukan pendinginan selama sehari semalam. Setelah pendinginan dan pengisian bibit. Saat ini ada sebanyak 180 pembibitan setelah masa sterilisasi. Setelah dingin maka dipindahkan ke ruang Kubung untuk mengunggu proses. Saat ini ada sebanyak 480 beglog di ruangan Kubung, meskipun ruangan Kubung tersebut mampu menampung 3000 beglog.

"Butuh waktu 45 hari beglog yang telah diisi bibit untuk bisa tumbuh dan dipanen," ungkap Afrimayeni, Ketua Kelompok Jamur Tiram Kejora, Desa Kolok Nantuo, Kecamatan Barangin, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat.

Sembari memperlihatkan ruangan sterilisasi dan pengasaman jamur tiram sebelum memasukan bibit, perempuan baya itu menyebutkan bahwa pembudidayaan jamur tiram tersebut diberbantukan dengan anggaran APBDes tahun 2016 Desa Kolok Nantuo. "Kita dibantukan modal sebesar Rp20 juta. Anggaran tersebut di pergunakan untuk membangun ruang Kubung, pembelian bejana perebusan, beglog, serta kompor gas, dan bahan baku lainnya," terangnya.

Ia melanjutkan bahwa Kolompok Jamur Tiram Kejora beranggota tujuh orang anggota kelompok. Pembudidayaan Jamur tiram sebetulnya pernah ada di Desa Kolok Nantuo ini, namun sekarang telah mati, karena kendala modal dan pangsa pasar. "Kelompok Jamur Tiram Kejora ini merupakan yang ketiga dari keberadaan jamur tiram di Desa Kolok Nantuo," ujarnya.

Ia menyebutkan bahwa pengelolaan jamur tiram sebenarnya tidaklah sulit. Setelah menyelesaikan tahapan tahapannya, maka tinggal menunggu waktu panen. Untuk masa panen bergantung pada jumlah bibit. yang ada dalam beglog, sampai beglog menjadi ringan, artinya masa panen telah mulai habis. 

"Tingginya permintaan masyarakat terhadap jamur tiram, dengan jumlah tenaga yang sedikit, maka kita akan butuh orang lain. Maka, otomatis kita akan menambah anggota untuk memenuhi permintaan pangsa pasar tersebut sehingga mampu mempekerjakan orang lain. Artinya terciptalah lapangan pekerjaan baru, sehingga ekonomi masyarakat pun terbantu, karena pendapatannya bertambah," jelasnya.

Ia mengaku sebagai tahap awal jamur tiram ini akan dipasarkan terutama pasar tradisional. Kemudian untuk tahap lanjutan pengembangan pangsa pasar akan dilakukan pengolahan prodak makanan dengan kemasan. 

"Kedepan kita akan bekerja sama dengan pemerintah, karena setiap kegiatan pemerintah tentu ada snack. Maka, kita akan tawarkan snack tersebut olahan dari kelompok sembari memperkenalkan atau mempromosikan makanan dari jamur tiram olahan," ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa strategi pasar yang akan diterapkan kedepannya dengan menyiapkan antar jemput, dengan produk olahan dan ada pula bahan mentah, artinya belum dimasak. "Kalau produk olahan, nanti kita akan siapkan sebagai makanan langsung bisa dimakan. Sekaligus ini akan menjadi ciri khas desa kolok nantuo, sebagai home industri dan menjadi contoh bagi desa lainnya di kota Sawahlunto," ujarnya.

Senada disampaikan Sri Enteti, Bendahara Kelompok Jamur Tiram Kejora Desa Kolok Nantuo menyebutkan bahwa, disamping menjual jamur baik olahan maupun mentah. Kelompok Jamur Tiram Kejora juga menjual beglog untuk masyarakat yang ingin memanen sendiri jamur dirumahnya masing masing. 

"Untuk satu buah beglog di jual Rp6 ribu. Maka, akan kata Setiap rumah ada 3 buah beglog saja maka Desa Kolok Nantuo akan menjadi daerah penghasil jamur tiram. Paling tidak, untuk kebutuhan masing-masing mereka terpenuhi dan tidak perlu membeli jamur tiram lagi. Karena jamur tiram telah ada di rumah mereka masing-masing," ungkapnya.

Selain itu, juga menyediakan tempat pelatihan bagi ibu rumah tanggal yang ingin belajar mengolah sendiri pembuatan beglog. Kalau misalnya setiap rumah tangga bisa membuat beglog sendiri dirumah maka mereka tidak perlu membeli sayuran lagi dan bisa memanen sendiri. 

"Jika setiap rumah memiliki tiga beglog saja dirumah masing masing, berapa produksi jamur tiram setiap kali panen. Kalau misalnya berlebih dan bisa dijual di pasaran dan bisa menambah penghasilan tabahan. Kita bertekat bahwa Kelompok Jamur Tiram Kejoran, akan menjadi contoh bagi daerah lain untuk pengolahan dan budidaya jamur serta bisnis yang menjanjikan," katanya.SawahluntoJamur Tiram

Thursday, January 19, 2017

Produksi Sampah Meningkat Lima Ton Pertahun



Oktarimus, Kabid Kebersihan Badan Lingkungan Hidup
Produksi sampah Kota Sawahlunto terus mengalami peningkatan tiap tahunya. Hal itu disebabkan banyaknya perumahan baru sehingga menambah kapasitas sampah. Produksi sampah tahun 2015 sebesar 35 ton pertahun meningkat menjadi 40 ton di tahun 2016.

"Peningkatan produksi sampah tersebut terjadi meningkatnya produksi sampah rumah tangga. Selain itu, peningkatan produksi sampah terjadi karena bertambahnya pemukinan perumahan warga. Maka, secara tidak langsung produksi sampah rumah tangga terus mengalami peningkatan," ungkap Oktorimus, Kabid Kebersihan, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Sawahlunto, Sumatera Barat kepada Penulis, Senin, 19 Desember 2016.

Ia menyebutkan bahwa produksi sampah meningkat 5 ton dari tahun 2016. Maka, perlu peningkatan pelayanan sampah terhadap masyarat. "Untuk meningkatkan pelayanan sampah, maka perlu memaksimalkan pelayanan. Untuk pelayanan dalam hal pembuangan sampah kita memiliki 12 unit becak motor (bentor) sampah," katanya.

Ia menjelaskan bahwa, 12 unit bentor yang di operasikan untuk mengumpul sampah rumah tangga tersebar di kecamatan. Tiga unit bentor di Kecamatan Talawi, empat unit di Kecamatan Lembah Segar dan tiga unit di kecamatan Silungkang. "Bentor dioperasikan mengumpulkan sampah rumah tangga untuk di buah ke kontainer sampah sebagai transit Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Kemudian diangut dan dibuah ke Tempat Pembungan Akhir (TPA) berlokasi di Desa Kayu Gadang," ujarnya.

Oktorimus mengatakan, kota Sawahlunto memiliki Kontainer TPS sebanyak 15 buah yang tersebar di beberapa titik, yakni Pasar Talawi, Pasar Silungkang dan Pasah Sawahlunto. "Untuk satu unit kontainer menampung sekubik sampah dalam sehari. Kemudian, truk yang dioperasikan tujuh unit sehari dengan biaya produksi 25 liter miyak perunit, kemudian bentor sehari 7 liter perunitnya. Dalam sehari kita mengangkut sampah dua kali dalam sehari, pukul 08.00 pagi dan pukul 15.00 sore," katanya.

Lebih lanjut, terang dia, mekanisme yang digunakan untuk pembuangan sampah di TPA setelah dilakukan pembuangan dan dilakukan pemilahan sampah organik non organik. "Setelah dipilah, kemudian dilakukan pemimbunan dengan tanah untuk mempercepat pembusukan. Kita masih beruntung, tanah yang dipergunakan untuk penimbunan tidak membayar," sebutnya.

Ia mengaku, kesadaran masyarakat akan sampah masih kurang dan masih banyak masyarakat yang membuang sampah di banda atau sungai, kemudian membuang sampah dalam riol. Selanjutnya, pembuangan sampah telah diatur mulai pukul 18.00 sore sampai pukul 07.00 pagi. 

"Jika hari hujan, maka sampah tersebut akan menumpuk, banda dan riol akan tersumbat. Sehingga air akan meluap kejalan. Dampak yang akan muncul adalah terjadi kerusakan infrastruktur, jalan dan bangunan riuol itu sendiri akibat air," ungkapnya.

Ia menjelaskan, untuk sampah telah diatur dalam Peraturan Daerah nomor 13 tahun 2011, bahwasanya sanksi yang pelanggar dengan Denda 5 juta dan kurungan 3 bulan. "Kita berkomitmen akan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk membuang sampah pada tempat yang telah di sediakan. Kemudian, kita juga menginformasikan pelarangan pembuangan sampah di tempat umum, Sungai, riol, di jalan utama, Sekolah, dan fasilitas umum lainnya," katanya