Friday, January 27, 2017

Anggarkan 5 Miliar Objek Wisata

One Fillage Destination Objek Wisata Unggulan

Kota Sawahlunto destinasinya kota tambang berbudaya yang multi etnik hidup berdampingan. Selain pesona kota tua, Kota peninggal belanda ini memiliki destinasi wisata alam yang kaya, terutama Puncak Cemara (puncem). Wisata puncak cemara menjadi sorotan bagi wisatawan untuk landscape kota dari ketinggian.

"Pemandangannya bagus dari atas puncak cemara ini. Meskipun butuh waktu panjang untuk sampai ke sini dan bertanya kepada banyak orang. Saya baru pertamakali datang ke Sawahlunto, Sumatera Barat, rencananya ingin pergi pergi ke danau biru. Tapi kabarnya medannya sulit, makanya mampir ke puncak cemara dulu sembari selfy," Ungkap Imron, 29, asal Pakanbaru saat ditemui Penulis, Jumat, 6 Januari 2017

Ia menyebutkan bahwa puncak tersebut sebagai wisata keluarga dan bermain anak nanum masih ada kekurangannya. Terutama jalan dan arena parkir yang kecil, sehingga mobil masuk harus hati. 

"Kalau misalnya, jalan diperlebar maka mobil yang masuk menuju puncak bisa berjalan lancar. Kemudian ditambah tempat parkir yang memadai maka puncak cemara ini bisa menjadi ikon Kota ini. Karena udaranya sejuk, pemandangan yang indah dari ketingian," ujarnya.

Selanjutnya, kata dia, tiket masuk lokasi masih standar tidak ada masalah. Tempat wisata ini, yang masih kurang adalah pagar pembatas. Sebab, pada bagian pinggir sebagia ada yang dipagar dan sebagian ada yang tidak. "bagian yang di pagarpun kagarnya tidak rapat. Sehingga untuk ukuran anak-anak bisa lolos dan bisa merosok kelereng. Maka, jika ini merupakan tempat bermain anak, maka keselamatan anak penjadi pokok utama," lanjutnya.

Senada disampaikan, M. Haikal, 30, asal Pariaman mangatakan bahwa tempatnya bagus serta pandangan yang menyejukan mata. Secara menyeluruh tempat ini bagus dan bisa dinikmati pengunjung yang datang. 

"Rambu-rambu wisata yang tidak ada, misalnya denah jalan menuju tempat wisata puncak cemara. Ada plang pintu masuk dan pintu keluar lokasi, masih bercampur baur. Maksudnya, seharusnya masuk objek wisata beli tiket di pintu masuk dengan jalan satu arah. Kemudian, pintu keluarnya lain lagi. Sehingga antara pengunjung yang mau masuk dan pengunjung yang keluar tidak berdesakan. Karena satu pintu saja," katanya.

Efriyanto, Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Kota Sawahlunto mengatakan bahwa untuk meningkatan dan pengembangan destinasi wisata Kota Sawahlunto berupa fisik sebesar Rp5 miliar terdiri dari Rp4 miliar dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) kota Sawahlunto dan Rp1 miliar dark APBD provinsi tahun 2017.

"Pembangunan berupa fisik tersebut dilakukan ke objek wiasa yang akan dikembang seperti pengembangan wisata Puncak Cemara (puncem), Camping Dround, Area rokeses, Kawasan Puncak kelok 16 dan Desa Wisata Rantih. Kemudian, belanja secara keseluran Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga sebesar Rp15 miliar termasuk penyelenggaraan ivent," katanya.

Ia menyebutkan bahwa pengembangan terutama wisata keluarga puncak cemara yakni pengembangan pelebaran jalan menuju puncak cemara. Pengembangan lapangan parkir kendaraan roda dua dan empat. Wisata puncak cemara tersebut merupakan wisata keluarga dan sarana bermain anak untuk melihat kota Swahlunto dari ketinggian.

Kemudian, pemberbanyak dan mengembangkan tempat bermain anak-anak dan juga akan dilakukan pengembangan tempat wisata bagi muda-mudi dengan memperlebar kawasan dan arena. Maka, wisata puncak cemara dua level pada bagian atas anak anak dan dibawah wisata remaja dan dewasa.

"Maka, konsep wisata puncem faritas akan dikembangkan dan ditambah dua klaster yaki klaster I untuk sarana bermain anak denga out bond mini anak. Kemudian klaster dua akan akan dibangun cotage dan track sepeda dan out bond. Kemudian penambahan areal dan Landscape dari puncak cemara," jelasnya.

Selain itu, jelas dia, terkait pelaku wisata dan untuk pembinaan seperti sesi bina industri budaya wisata akan diberukan perupa pelatihan menunjang ilmu pengetahuan dalam hal kepariwisataan. Selanjutnya, pelaku wisata tersebut, prama wisata atau gaet juga diberikan pembinaan dengan pelatihan untuk menambah skil dan kemampuannya dalam berkomunikasi, termasuk industri dan rumah makan, sapta pesona dan kuliner.

"Pengembangan objek wisata kelon 16 dengan lengembalian konsep seperti dulu. Karena kelok 16 tersebut memiliki sejarah dan nostalgia bagi anak muda masalalu dengan landscape kehindahan kota tua berbudaya. Kemudian pengembangan objek wisata Desa Wisata Rantih dengan pengembangan dan fasilitaa untuk out bond. Rumah kemping dan pondok dengan anggaran Rp0,5 miliar," ungkapnya.

Karena Desa Wisata Rantih akan dilakukan pengembangan sebab Desa Wisata Rantih memiliki potensi wisata alam. Maka, pengembangan Desa Wisata Rantih ini kekayaan alam yang dikelola oleh desa, akan dimanfaatkan dengan dana desa yang dikelola melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). 

Maka dari itu, pengembana objek wisata akan terus dilakukan, Karena setiap Desa memiliki objek wisata tersendiri, seperti Desa Balai Batu Sandaran dikenal dengan Batu Alam Runcing, Desa Kolok Nantuo dengan Bukit Teletubbies. Selanjutnya, Desa Lumindai memiliki agrowisata yang menjadi poin penting terutama paket ogrowisata makan durian. 

"Paket Wisata Makan Durian dengan menghuni durian ditengah hutan. Hal ini akan dikelola dengan baik olah mesyarat dengan menggunakan Dana Desa. Paket makan durian ini belum pernah ada dilakukan, maka dalam pengembangan wisata inovasi akan terus dilakukan. Sehingga akan dicanagkan satu desa satu objek wisata unggulan di kenal dengan one fillage Destination objek wisata unggulan," Katanya.

Ia menjelaskan tidak tertutup kemungkinan untuk pengembangan wisata Danau Biru. Karena danau biru telah menjadi objek wisata yang banyak dikenal masyarakat. Namun, Danau Biru tersebut belum bisa dikelola oleh pemerintah karena masih dalam Izin Usaha Pertambnagan (IUP) PT. AIC.

"Maka, saat ini pengelolaannya langsung oleh pemilik lahan yang ada di sekitar kawasan Danau Biru tersebut karena tanah ulayat kaum mereka. Kita terus berupaya dan koordinasi dengan camat dan  Desa setempat untuk mengembangnya untuk menjadi objek wisata apa bila IUP tambang tersebut habis. Hal itu, telah dalam proses karena IUP tambang tersebut habis tahun ini. Karena ada dua Izin yang belekat pada satu lokasi, yakni tambang dan wisata, maka pengurusannya sedang proses," ujarnya.Sawahlunto.

No comments:

Post a Comment