Friday, June 24, 2016

Workshop Historiografi, Sosialisasi Peninggalan Sejarah Dan Budaya : Penulis Amatir Tetang Sejarah diberikan Sertivikasi


Guru merupakan ujung tombak bagi anak didik yang turun langsung ke lapangan menanamkan nilai-nilai budaya dan sejarah. Sejarah menjadi penting untuk sebuah kajian ilmu serta menyadarkan kembali generasi bangsa akan pentingnya sejarah. Kemudian menyadarkan generasi bangsa untuk penyelamatan arsip dilapangan serta benda sejarah lainnya yang ada di tengah masyarakat. Sejarah tidak dianggap sebuah kajian dan bidang studi pada anak bangsa, ungkap Nurmatias, Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya saat memberikan kata sambutan acara Workshop Historiografi dan Sosialisasi Peninggalan Sejarah dan Budaya yang diselenggarakan oleh Masyarakat Sejarah Indonesia (MSI) Cabang Sumatera Barat, di Aula Kantor Pelastarian Nilai Budaya jalan raya belimbing no 16 A Kuranji Kecamatan Kuranji Kota Padang Sumatera Barat pada Sabtu, 3 November 2014.

Dia melanjutkan, sejarah tidak menjadi sebuah kajian bidang studi saat ini karena telah banyak gerasi bangsa yang lebih percaya pada media sosial untuk pengetahuan sejarah. Pada hal media sosial tersebut kebenaran data dan keabsahannya serta bukti sejarah yang akurat masih bisa diraguna dibandingkan dengan buku sejarah atau tulisan sejarah. Untuk itu, isu tersebut menjadi penting dibahas agar tidak salah kiprah dalam pemahami sejarah bagi gereasi bangsa. Kemudian bagaimana anak bangsa bisa memahami sejarah ditengah masyarakat dan pengetahuan global saat ini.

Selanjutnya, Nurmatias menjelaskan bahwa direktorat sejarah dan nilai budaya mencanangkan program bahwa bagi penulis-penulis sejarah yang amatir akan diberikan sertivikasi. Maksudnya Penulis amatir tersebut adalah penulis yang tidak profesional atau keluaran dari sejarahwan dan secara ke ilmuan penulis sejarah tersebut tidak berasal dari akademisi sejarah. Namun penulis tersebut sering menulis tentang sejarah. Maka, penulis seperti inilah yang akan disertivikasi, sehingga pada akhirnya dengan dimilikinya sertifikat tersebut penulis tersebut telah bisa menjadi konsultan sejarah. Sama halnya dengan dokter, apa bila mereka tidak mengambil profesi mereka tidak dibenarkan untuk membuka praktek. Sejarawan kita berharap juga seperti itu, mereka bisa menulis sejarah tentu dengan rumusan tertentu dan kaidah-kaidah yang ada," jelasnya.

Dia melanjutkan penulis amatir tersebut yang akan memiliki sertivikasi dengan menulis sejarah sesuai dengan kaedah-kaedah sebuah tulisan sejarah, maka penulis tersebut layak menjadi sejarah dan boleh menulis tentang sejarah, tanpa harus keluar dari tamatan akademisi sejarah. "Selanjutnya, sejarah apabila di catat maka sejarah akan menjadi milik masyarakat. Kemudian, sejarah tersebut tidak hanya politik peralihan kekuasaan saja, namun sejarah akan lebih luas pemahamannya termasuk salah, arkeologi, benda peninggalan sejarah, budaya, nilai-nilai. Sehingga sejarah akan menjadi kajian lebih meluas," lanjutnya.

Lebih lanjut Nurmatias mengungkapkan bahwa perkembangan budaya dan peradaban merupakan sejarah. Jika hal tersebut ditulis maka, hal tersebut akan menjadi milik masyarakat. Kemudian interaksi nilai-nilai sejarah yang ditanamkan pada generasi muda dan anak-anak sekolah. Sementara itu, sejarah menjadi sangat penting. Karena pondasi sejarah kalau tidak mengerti terhadap sejarah, maka kita tidak mengetahui sejarah darimana kita berasal. "Sejarah itu berulang-ulang, maka dampak yang akan terjadi jika kita tidak kenal sejarah, gerasi bangsa akan lemah dan akan menerima saja keadaan sejahnya masing-masing. Misalkan sejarah perjuangan melawan PKI, bahwa sejarah telah mengatakan bahwa PKI telah merusak sistem kepemerintah dimasa itu. Hingga saat ini PKI kembali menjadi perbincangan hangat. Jika sejarah seperti ini tidak diketahui oleh genarasi bangsa ini akan merusak generasi bangsa. Maka etika moral yang disampaikan kepada generasi bangsa melalui sejarah agar bisa mengetahui sejarah sebernarnya," jelasnya.

Dia mengaku bahwa generasi bangsa saat ini transpormasi tuntunan sejarah lebih mempercayai media sosial dibandingkan tulisan buku sejarah. Padahal media sosial tersebut untuk pemahamannya kembali belum bisa di ukur ke aotentik data, kemudian kaedah yang ada dalam kepenulisan sejarah. "Hasil sebuah nilai budaya serta sejarah ini mampu memberikan pancingan memori kolektif, serta penanaman karakter terhadap anak bangsa. Dengan penulisan sejarah tersebut menumbuhkan semangat patriotik yang harus ada pada anak bangsa. Karena selama ini, stikma dianggap sebagai negara yang malas berjuang. Maka, untuk membentingi yang tersebut harus menulis sejarah untuk mendapatkan pengetahuan efolusi pikiran bagi generasi bangsa. Maka dari itu, perlu suatu pengelompokan dan penghargaan berupa sertivikasi bagi penulis sejarah serta harus diakui sebagai karya sejarah lembaga profesi. Sehingga bisa dipertanggung jawabkan ke absahannya sesuai dengan kaedah-kaedah yang ada,” akunya.

Amurwani Dwi Lestari, Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya menyebutkan bahwasanya dalam penyampaian informasi sejarah sebagai teladan kehidupan. Kemudian guru-guru memberikan sebuah pencerahan terhadap sejarah berdasarkan tahun peristiwa yang ditulis. Guru-guru yang lebih berkiprah dalam memberikan pemahaman sejarah dan nilai kepada anak bangsa saat ini. Dalam hal ini, Amurwani Dwi Lestari kembali pempertegas bahwa penulis sejarah amatir akan diberikan sertivikasi sebagai bukti penulis yang diperbolehnya sebagai penulis sejarah. Meskipun tidak berasal dari sejarah yang propesional, kemudian dari latar belakang yang berbeda serta metodologi penulis sejarahnya. Penulis amatir ini secara kepenulisan sejarah, penulisnya tetap sadar dengan kaedah penulisan sejarah. Penulis sejarah juga melalui prosedur penulisan sejarah sesuai pengkajian dengan kepentingan sejarah tertentu. Penulis seperti ini bisa menjadi konsultan sejarah dan penulis sejarah.

"Pemerintah akan mencanangkan program sertivikasi penulis sejarah ini pada tahun 2016 mendatang. Meskipun kita sudah sangat terlambat dari pada profesi yang lain seperti pengacara dan dokter. Namun pemerintah akan tetap berupaya mensosialisasikan sertivikasi tersebut agar sejarah dan nilai budaya tetap catat serta di tulis. Kemudian, penulis sejarah yang akan mendapat sertivikasi tersebut adalah penulis yang menulis sejarah berdasarkan prosedur penulisan, kaedah-daedah serta setingan penulisan berdasarkan sejarah," jelasnya.

Dia melanjutkan meskipun dalam penulisan fiksi juga banyak menggunakan mutan-muatan dan idiom sejarah, namun belum bisa dikatakan penulis sejarah. "Karya fiksi dengan pendekatan sejarah, maka penulis dan sastrawan tersebut jika mereka berhak mendapatkan sertivikasi maka akan diberikan. Sama halnya sedengan wartawan, mereka juga akan bisa dikatakan penulis amatir yang akan mendapatkan sertivikasi, seperti Gunawan Muhammad yang juga banyak menulis sejarah. Kita akan menjadikan beliua menjadi pembicara dalam membahas sertivikasi ini nantinya," lanjutnya.

Undri pembicara pada workshop Historiografi dan sosialisasi peninggalan sejarah dan budaya mengatakan sejarah dapat memberikan nilai atau norma yang dapat dijadikan pedoman bagi kehidupan sehari-hari bahkan dari itu, sejarah dapat dijadikan pelajaran. "Dalam pelestarian nilai budaya bersumber dalam bidang kesejarahan, dimuai dari guru sejarah, peneliti sejarah, pramuwisata yang bergerak dibidang sejarah menjadi corong untuk menjelaskan informasi objek sejarah, juru pelihara objek sejarah dan sebagainya," katanya.

Dia menjelaskan bahwa pelestarian nilai sejarah tidak terlepas dari hakekat dari sejarah sebagai kaidah masa lampau dari manusia. "Masa lampau tersebut dapat dipahami dengan perspektif kesejarahan. Sejarah tidak lepas mengungkapkan aktifitas manusia dimasa lampau. Sebab, tidak belajar dari sejarah makan kita akan tetap menjadi kanak-kanak untuk selamanya. Maka sejarah itu menjadi penting bagi kehidupan, karena sejarah mengungkapkan peristiwa masa lampau dengan melukiskannya untuk kepentingan masa kini. Sejarah sarana untuk berdialok antar masa lampau dan masa kini, sehingga masa lampau tidak sirna begitu saja tanpa fungsi," jelasnya.

Pembicara Defrizal Kasi Sepur Bidang Kebudayaan Disdikbud Sumbar menyebutkan bahwa, sejarah menjadi penting untuk mendidik anak bangsa. "Sebab, jika tidak mengerti dengan sejarah darimana mereka berasal dapat dipastikan bahwa mereka tidak mengetahui peradaban serta budaya masing-masing. Budaya sebagai nilai yang harus dijadikan proritas dan tidak hanya sekedar perlomaan seni budaya. Namun sejarah lebih mengarah pada pembentukan karakter dan budaya. Maka, hal ini menjadi tanggung jawab bersama bagi guru-guru sejarah yang mengajarkan sejarah pada generasi bangsa. Perlu perumusahan dan rancangan pembelajarah sejarah yang perlu dipersiapkan untuk memberikan pembelajaran serta pemahaman sejarah terhadap generasi bangsa," sebutnya.

Maka dari itu, para guru yang mengajarkan sejarah juga harus memberikan stimulus pada generasi bangsa untuk memahami sejarah sebagai pembelajaran serta pembinaan karakter terhadap generasi bangsa. "Kemudian, sejarah dapat diminati sebagai pedoman kebidupan dan sebagai sebuah pelestarian budaya bagi generasi bangsa," kantanya.

Panti Asuhan Al-Hidayah Kalumbuk Kecamatan Kuranji : Target Hafal Juz 30 Al- Qur’an dengan 38 surat


Panti Asuhan Al-Hidayah yang berdiri semenjak 27 April 1987 silam di Kalumbuk Kecamatan Kuranji Kota Padang, Sumatera Barat telah banyak mengantarkan anak-anak asuh kepada kesuksesan. Kesuksesan anak-anak tersebut tak terlepas dari dukukangan para donator, sehingga anak-anak dapat bersekolah dan memiliki pengalaman demi menyongsong masa depan lebih baik. Seperti yang disampaika oleh Untung sebagai pelayanan dan pengasuh, Selasa, 1 Juli 2014, lalu.

Untung mengatakan, keberhasilan dari beberapa anak-anak panti Al-Hidayah telah mengantarkan mereka menjadi Guru, Polisi, Perawat dan Swasta. Baginya, panti ini juga akan membantu anak-anak yang berkeinginan untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.

Bagi anak-anak yang berkeinginan untuk melanjutkan kuliah yang didorong oleh kemauan yang kuat untuk kuliah, maka panti juga akan membatu meraka dalam hal mencarikan donator. Namun, dengan keterbatasan Panti tersebut, sebagian anak-anak tidak dapat melanjutkan jenjang pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Karena, panti sendiri hanya mampu mengasuh sampai tingkat SMA saja, namun tidak tertutup kemungkinan untuk dapat melanjutkan pendidikan anak-anak ke jenjang perkuliahan.

Selain itu, anak-anak panti juga di bekali dengan keterampilan berupa menyalurkan anak-anak kepada pihak yang membutuhkan tenaga mereka untuk berwira usaha. Sehingga pihak panti akan mencari  donator berupa guru untuk mengajarkan anak-anak, seperti Menjahit, Bordiran dan Pelatihan kerja kalinya. Hal tersebut bergantung pada bakat dan kemampuan anak-anak seperti pelatihan kerja yakni membengkel. Sehingga ketika anak-anak yang telah tamat SMA bisa bekerja di bengkel tersebut, atau juga bekerja ditempat swasta lainya.

Dia mengatakan, saat ini anak-anak masih dalam masa libur dan ada pula anak-anak yang pulangkampung menemui keluarganya, sehingga panti ini terlihat agak sepi. Meskipun agak sepi  dari anak-anak karena banyak yang pulang kampong namun adapula anak-anak yang tidak pulang kampong. Sebagian yang pulangkampung pun telah dating ke panti asuhan tersebut.

Sementara, bagi anak-anak yang tidak pulang kampong tetap menjalankan aktivitas puasa pada hari ke tiga. Selama ramadhan tahun ini anak-anak akan diarahkan pada menghafal  surat amma, yakni jus  30 al- Qur’an dengan 38 surat. Untuk hafalan juz 30 tidak ada pengecualian, mulai dari tingkat SD, SMP dan SMA mereka ditutut menghafalnya.  Dalam hal ini diadakan tidak berupa reword bagi yang hafal surat amma tersebut seperti tempat panti yang lain, manun hal ini menjadi nilai tambah dalam penilaian anak-anak dikalangan panti.

Selain, hafalan surat amma jus 30 alqur’an tersebut, anak-anak melaksanakan shalat taraweh berjamaah di mushala Panti. Shalat taraweh ini di imami oleh guru pendamping sedangkan sebagai bilal di berikan kesempatan kepada anak-anak panti. Hal ini sengaja di ajarkan kepada anak-anak sebagai bentuk latihan dan diharapakan nantinya akan bermanfaat ditengah-tengah masyarakat nantinya. Baik itu berguna untuk diri anak tersebut dan dirasakan manfaatnya bagi masyarakat luas kerena kemampuannya itu.

Panti Al-Hidayah ini berjumlah 60 orang dengan 35 orang laki-laki dan 25 orang perempuan yang terdiri dari berbagai daerah di Sumatera Barat seperti yang berasal dari Agam, Darmasraya, Pariaman, Pesisir Selatan, Solok dan Kota Padang. Namun Ada juga anak-anak yang datang dari luar Sumatera Barat, seperti anak yang datang Jambi.

Donator Panti Al-Hidayah ini sendiri dibantu oleh masyarakat sekitar sebagai donatur, selain itu juga di bantu oleh Yayasan Darmais Jakarta dan Dinas Sosial Sumbar. Selain itu, anak-anak panti Al-hidayah juga meraih prestai di bidang akademik, seperti juara kelas juga pernah di ukir oleh anak-anak panti al hidayah seperti Hendra, SD sedangkan di sekolah SMP sebagai juara kelas Fuji dan Azis, dan sebagian anak-anak yang lain juga mendapat bepuluh besar dalam kelas di sekolah mereka masing-masing.

Azis Manto  yang berasal dari darmasraya, dia merupakan anak ke empat dari empat bersaudara, saat ini sekolah di MAN I kelas III. Dia mengaku di antar ke padang oleh ibu ketika dia masih duduk di kelas I SMP. Hingga saat ini telah terhitung selama 6 tahun dia merada di panti Al-hidayah tentu banyak suka duka yang di perolehnya.

Sukanya adalah banyak mendapat kawan-kawan yang terdiri dari berbagai daerah di sumatera barat dan di luar sumatera barat. Duka yang dia rasakan adalah jauhnya dari keluarga dan sangat jarang berkumpul. Sebutnya sambil menyibakkan rambutnya kebelakang dengan jari tangannya. Selain itu dia juga merupakan kakak bagi adik-adik di Panti tersebut. Sebagai kakak bagi adik-adik yang lain dia Sehari-hari membantu membangunkan adik-adik yang tidur  dan mengajak mereka shalat subuh berjamaah di mushala. Namun, aktivitas lain yang di kerjakan Aziz adalah piket untuk bersih-bersih dan juga menyiram bunga pada waktu pagi selesai shalat subuh.

Disamping itu, dia juga menyempatkan diri untuk membaca dan menghafal ayat-ayat al-alqur’an jus 30 tersebut. Karena afalan ini akan menjadi targennya hafal dalam bulan rmadhan ini dan selain itu, Aziz juga mempunyai cita-cita untuk melanjutkan kuliah jika telah tamat sekolah nanti. Dia juga mengaku pernah menjadi juara kelas sewaktu di SMP.

Teguh,14, mengatakan dia datang dari Jambi saat ini masih duduk di kelas 2 SMP. Dia juga diantar oleh keluarganya ke padang saat duduk di bangku kelas 3 SD. Telah lima tahun dia berada di Padang dan menetap dip anti al-hidayah.


Yayasan Darul Ma'Arif Al-Karimiyah Padang, Jalan Gajah Mada No 41 B Padang Sumatera Barat : Targetkan minimal satu kali Khatam Qur'an


Sabtu, 4 Juli 2014 siang kemarin penulis berjunkung ke Yayasan Darul Ma'Arif Al-Karimiyah. Cuaca siang itu sangat cerah sehingga keringat pun bercucuran dan tidak dapat di bendung. Ditambah pula jalan masuk menuju komplek panti tersebut banyak yang berlobang sehingga mengocokkan perut saat berkendara menuju lokasi. Ada sekitar kurang lebih 50 meter dari gerbang masuk koplek tersebut jalannya tidak rata yang juga di manfaatkan warga sekitar.

Ada sebanyak 43 orang anak panti asuhan yang terdiri dari SMA, SMP, SLB dengan kapasitas komplek seluas 4500 meter memiliki empat gedung yakni gedung panti, gedung SMA, gedung SMP, gedung SLB dan termasuk Masjid. Gendung panti merupakan tempat tinggal atau asrama bagi anak-anak. Sementara gedung sekolah berfungsi untuk kegiatan belajar mengajar anak-anak panti. Sedangkan masjid merupakan tempat mejalankan kegiatan keagamaan termasuk pesantren ramadhan.

Panti asuhan Darul Ma'Arif Al-Karimiyah ini semulan berdiri pada tahun 1986 oleh Hj. Saudah dan 10 orang Saudara mereka. Panti ini kemudian diakui secara resmi pada tahun 1990. Dari awal berdiri panti ini telah lebih dari seratus orang alumni yang dilahirkan. Diantara mereka banyak yang berdagang, dan ada pula usai pemondokan dipanti setelah tamat SMA mereka malanjutkan kuliahnya dan dibiayai oleh keluarga mereka. Sebab, panti ini belum mempunyai program sampai ke jenjang perguruan tinggi. Namun, sejak tahun 2010 program untuk melanjutkan ke perguruan tinggi telah mulai berlangsung, sehingga saat ini anak panti ada yang sedang melanjutkan proses perkuliahan.

Pimpinam Panti Darul Ma'Arif Al-Karimiyah Hasan Basri menyebutkan bahwa saat ini anak panti yang berjumlah 43 orang tersebut 3 diantaranya saat sedang mengikuti proses perkuliahan. Sedangkan 25 orang lagi merupakan anak SLB. "Saat ini anak SLB kita selama bulan ramadhan mereka libur. Karena anak SLB ini tidak mengikuti perantren ramadhan. Mereka pembelajarannya lebih banyak praktek dan keterampilan atau lebih kepada kerajinan tangan. Sehingga mampu beradaptasi terhadap pembelajaran yang diberikan dibandingkan dengan teoritis. Namun, untuk ilmu umum dan agama mereka juga diberikan pelatihan, pembinaan diluar bulan ramadhan," sebutnya.

Dia menjelaskan, anak yang berkebutuhan khusus ini memiliki iteligensi yang lemah. Mereka mempu memahami apa yang diberikan hanya satu objek saja, sehingga apa yang diajarkan itu dapat diterima dan dipahami, namun hasilnya tidak sebanding dengan orang yang normal. "Kita memberikan pembelajaran terhadap anak berkebutuhan kusus itu lebih kepa skill yang dimilikinya. Sebab, 20 persen kemampuan yang di miliki adalah skill. Makanya 25 orang anak SLB tersebut diberikan pembinaan kursus menjahit dan ke agamaan," jelasnya.

Selanjutnya, aktivitas yang lain pada ramadhan ini adalah anak-anak panti melakukan kegiatan pesantren ramadhan dan diikuti oleh jiran atau tetangga komplek panti secara gratis. "Selain itu, kita juga membaca Al-Quran setiap shalat lima waktu selama ramadhan ini. Karena anak-anak panti kita menargerkan minimal satu kali khatam Al-Quran dan maksimal tak terhingga. Kita memberikan kebebasan terhadap mereka dalam upaya menamatkan Al-Quran, dan tidak ada paksaan berapa kali mereka harus khatam Al-Quran. Sebab, anak-anak kita juga mempunyai kegiatan lain," paparnya lebih lanjut.

Dia menambahkan, untuk pembelajaran Al-quran dan tadarusan usai shalat lima waktu dilakukan sendiri-sendiri. Kemudian, selesai shalat tarawih dilakukan secara bersama-sama. "Tadarusan dilakukan secara bersama usai shalat tarawih dan bergantian. Sehingga ada yang menyimak disaat pembacaan ayat Al-Quran, dan meluruskan bacaan ayat jika terjadi kesalahan membaca ayat. Itulah fungsi tadarus yang dilaksanakan secara bersama-sama," katanya.

Dia mengaku bahwasanya aktivitas di luar ramadhan panti ini memiliki 32 orang tenaga pengajar per bidang studi. Tenaga pengajar tersebut bagi panti sendiri sangat memadai dalam proses belajar dan pembinaan terhadap anak-anak. Namun, masih kurang dari segi jenjang pendidikan guru benar-benar bisa menganyomi anak-anak. "Sumber daya manusia (SDM) guru dalam menampung anak-anak masih kurang. Tidak seluruh yang siap memerima tingkah-laku anak. Kemudian, lemahnya guru dari segi memberikan keterampilan bagi anak," akunya.

Prestasi yang dimiliki anak-anak dalam bidang belajar patut di apresiasi. Sebab, anak-anak panti dalam bidang ke ilmuan yang bereka pelajari ternyata mereka menguasai. Terbukti dengan iven kejuaraan yang mereka ikuti. Kemudian, anak-anak panti juga mengikuti OSN kota olimpiade. Anak-anak juga berprestasi dibidang olah raga pimpong. Kemudian, mengikuti olimpiade ekonomi dan sejarah. "Anak-anak kita juga mampu bersaing dengan sekolah lain dalam pemantapan ke ilmuan mereka. Kemudian dibidang oleh raga mereka juga tidak kalah," tuturnya.

Kemudian, lanjutnya, untuk mengisi kekosongan dan waktu luang anak-anak panti mereka mengisi dengan kegiatan oleh raga seperti bermain pimpong. Sebab, di panti mempunyai meja pimpong sebagai fasilitas barmain anak-anak panti. "Anak-anak bermain sembari menunggu waktu berbuka puasa. Terkadang ketika usai melaksanakan pesantren ramadhan mereka main bola pimpong," lanjutnya.

Hasan Basri mengungkapkan bahwa yang tinggal di panti tersebut semuanya adalah laki-laki. Meskipun sebelumnya dipanti tersebut pernah menerima perempuan. Namun, saat ini tidak ada lagi perempuan yang di asramakan. "Kita kekurangan tenaga pengawasan dikahwatirkan optimalitas jaga berkurang. Kita takut terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan bersama diluar pengawan kita. Karena saat ini pengaruh dari luar sangat banyak dan menghawatirkan mental anak-ana. Ditambahlagi dengan dukungan teknologi saat ini yang sulit kita mengontrolnya," tutupnya.

Panti Asuhan Putra Bangsa Yayasan Budi Mulia Padang Asrama Putri Jalan A.R. Hakim No. 69 Padang, Sumatera Barat : Ramadhan Belajar Memasak Kue



Sabtu, 11 Julis 2014, siang kemarin Penulis berkunjung ke Panti Asuhan Putra Bangsa Yayasan Budi Mulia Padang Asrama Putri Jalan A.R. Hakim No. 69. Siang itu tampak anak-anak panti sedang sibuk bersenda gurau bersama. Mereka bersenda gurau dimeja makan, sembari membikin adonan kue lebaran. Mereka terlihat akrab dan saling bahu-membahu dalam pekerjaan. Terlihat dari cara mereka membagi pekerjaan, ada yang memblender adonan, ada yang mencetak pembentukan kue, adapula yang bertugas untuk memanggang kue dengan open.

Siang itu dimeja makan mereka tidak seperti anak-anak ingusan. Mereka yang umurnya rata-rata sebaya bisa mandiri dan berkolaborasi dengan baik antar sesama. Saling menghormati serta bekomunikasi dengan baik antara yang lebih muda umurnya dan yang tua. Tidak ada terdengar perintah dari yang lebih tua umurnya kepada yang masih kecil. Mereka saling memahami pekerjaan apa yang bisa dilakukan sesuai dengan kemampuannya.

Proses pembuatan kue tersebut dikomandoi oleh satu orang yang memang berpengalaman dalam membuat kue mentega. Karena salah seorang dari mereka ada yang sekolah di SMK jurusan tataboga. Disekolah anak tersebut belajar membuat kue, Kemudian tibalah saatnya untuk membuat kue lebaran untuk panganan mereka nanti waktu pulang ke kampung halaman masing-masing.

Ada sebanyak 35 orang anak-anak di asrama putri yang berasal dari berbagai daerah kabupaten dan kota di Sumatera Barat. Kemudian, ada pula yang berasal dari daerah Jambi, Riau dan Bengkulu. 35 orang anak panti 4 orang diantaranya sedang melanjutkan kuliah di perguruan tinggi di kota padang. Biaya masuk kuliah mereka sendiri dibiayai oleh donatur. Kemudian, selanjutnya jika mereka mencapai target maka, peluang biaya siswa pun bisa diraihnya dan tidak tertutup kemungkinan itu akan terjadi.

Drs. Mukhlis Syuib pimpinan Panti Asuhan Putra Bangsa Yayasan Budi Mulia Padang mengatakan Panti yang berdiri pada tahun 1950. Kegiatan Anak-anak selama ramadhan adalah persantren ramadhan yang dilaksanakan masjid Mariam komplek Budi Mulia. Perantren ramadhan berlangsung selama 20 hari. "Selain itu, kita juga membaca Al-Quran setiap shalat lima waktu selama ramadhan ini. Karena anak-anak panti kita menargetkan khatam Al-Quran bualan ramadhan ini. Kita memberikan kebebasan terhadap mereka dalam upaya menamatkan Al-Quran. Tidak ada paksaan berapa kali mereka harus khatam Al-Quran. Sebab, anak-anak kita juga mempunyai kegiatan lain," katanya.

Disamping itu, anak-anak panti juga belajar bahasa inggris kemudian mempraktekannya. Kemudian, anak-anak juga belajar keterampilan dalam membuat pernak-pernik. Selain itu juga menjahit sekolah. "Ada anak kita telah tamat sekolah dan dia memiliki keterampilan menjahit. Ia belum berencana untuk melanjutkan perkuliah. Karena, ia saat ini belum ingin sekolah, saat ini ia lebih serius dengan ilmu yang didapatkannya yakni menjahit. Sekarang sedang menyelesaikan pesanan menjahit baju sekolah," lanjutnya.
Dia menambahkan, saat ini anak-anak juga sedang membuat kue untuk kebutuhan mereka. Disaat mereka pulang kekampung masing-masing kue tersebut di bagi rata kemasing-masing. Sebagai panganan mereka di rumah. "Anak-anak dibolehkan pulang saat lebaran, tentu harus ada keluarganya yang menjemputnya. kemudian kembali lagi ke panti setelah lebaran dan diantar kembali oleh keluarganya. Pembuatan kue lebaran ini sebetulnya dilakukan setiap tahun" tambahnya.

Kemudian, jelas Mukhlis Syuib lebih lanjut, prestasi yang dimiliki anak-anak sangat membanggakan. Dipanti ini juga memilliki sanggar tari tradisi sebagai sebagai pendukung saran dan  proses kreatif anak-anak. Tari yang dipelajari anak-anak adalah tari tradisi minang seperti tari Pasambahan, tari Piriang, tari payung dan sebagainya. Mereka dilatih dengan mendatangkan guru tari dari luar. Karena anak-anak belum bisa mengajarkan tari kepada yang lain. "Sebelumnya ada diantara mereka yang udah bisa mengajarkan ke pada yang lain, karena dia telah lama tinggal disini. Namun dia telah taman dan telah pulang kekampungnya. Disini orang yang tinggal pun berganti-ganti karena setelah taman sekolah mereka ada yang pulang kekampung halamanya dan kembali kepada keluarganya. Makanya hingga saat ini belum ada yang bisa mengajarkan, maka kita datangkan guru tari khusus untuk mengajarkannya," jelasnya.

Kemudian, untuk penerimaan anak-anak di panti ini, umur yang paling kecil saat ini masuk kelas satu SD. Kita juga pernah menerima bayi yang umurnya 5 hari. "Anak tersebut saat ini telah telah besar dan akan masuk sekolah SD. Ia sekolah usai lebaran. Dulu untuk merawat  bayi tersebut harus ada seorang ibu yang mengerti dengan bayi dan tidak boleh banyak orang yang merawatnya. Jika banyak orang yang merawat dan menggendongnya tentu anak-anak pertumbuhannya tidak bagus dan badannya akan sakit-saki," tutupnya.

Panti Asuhan Anak Mentawai dan Yatim Piatu Ulu Gadut : Ramadhan Banyak Beralajar Ilmu Agama

Jalan yang bebatuan menuju PantiAsuhan Anak Mentawai dan Yatim Piatu Ulu Gadut adalah perjalanan yang melelahkan. Siang itu matahari berada di ubun-ubun, panasnya matahari membuat keringat meleh dan gerah pun tak terelakkan. Siang itu pula penulis datang mengngunjungi Panti Asuhan Anak Mentawai dan Yatim tersebut.

Sesampai di panti, terlihat tiga orang anak sedang bermain tapuak angin dengan canda guraunya di teras. Sedangkan dari belakang panti terdengar suara yang sayup sampai anak-anak mengaji. Setelah di telusuri sumber suara tersebut ternyata anak-anak panti yang sedang mengaji di mushalla panti. Mereka adalah anak-anak panti yang sedang menjalankan dan melaksanakan kegiatan pesantren ramadhan diikuti puluhan anak-anak panti.

Gema suara anak-anak membaca al-qurah tersebut membuat bulu kuduk merinding, hingga cuaca panas seakan tidak terasa saat sampai di mushalla tersebut. Suasanya yang sejuk dan lokasi panti yang berjenjang seakan memberikan kenyamanan tersendiri. Setelah, membacakan ayat-ayat suci al-qur’an anak-anak juga membaca As Ma’ul Husna. saat itu pula pimpinan panti Asuhan Anak Mentawai dan Yatim Piatu Hj. Syafitri Syafri, kebetulan hari itu dia yang mengajarkan anak-anak pesantren dan membaca al-aqur’an.

Hj. Syafitri Syafri mengajak duduk di ruang tamu dan bercerita tentang kegiatan-kegiatan anak-anak panti selama ramadhan. Panti yang berdiri pada tahun 68 ini di pelopori oleh H. Syasri Musa. Pada awal-awal mula pendirian panti ini memang terperuntuk khusus pada anak-anak mentawai saja. Namun, seiring dengan perjalanan waktu dan permintaan dari berbagai lapisan masyarakat pada tahun 90-an panti tersebut telah banyak anak-anak yatim dari daerah-daerah di Sumatera Barat. Sesuai dengan nama panti tersebut “Panti Asuhan Anak Mentawai dan Yatim Piatu” jelas Hj. Syafitri Syafri yang masih memakai mukenah karena memang baru saja selesai mengajar anak-anak mengaji.

Kemudian Syafitri Syafri melanjutkan, saat ini anak-anak di panti berjumlah 57 orang yang terdiri dari 35 orang laki-laki dan 22 orang perempuan. Anak-anak tersebut terdiri dari TK, SD, SMP, SMA yang merupakan anak Mentawai dan juga anak-anak Yatim Piatu dari daerah lain, seperti Bukit Tinggi dan Pesisir Selatan. Sedangkan untuk TK berjumlah 1 orang, SD berjumlah 39 orang, SMP 8 orang dan SMA 9 orang. Dari 57 anak panti tesebut ternyata anak-anak banyak yang berprestasi. Tutur ibu haji tersebut yang merupakan generasi ke 3 di panti itu karena dia menjadi pimpinan panti tersebut pada tahun 2000 dan terhitung 14 tahun pengabdiannya di panti itu. Selama dia menjadi pimpinan dia juga berkeinginan untuk menguliahkan anak-anak panti, bagi yang berkemauan dan punya bakat untuk itu. Karena alumni panti ini ada yang dikuliahkan sampai diwisuda dan sekarang telah menjadi guru di Bengkulu dan menjadi guru di SMA 4 Padang.

“panti ini pun menerima anak Mentawai karena mereka mualaf, kemudian panti ini juga pernah menerima anak-anak yang masih bayi, karena ayahnya meninggal dan ibunya stes sehingga anak terbut dititipkan di panti ini, setelah melalaui prosedur dan periziananya.” Tambahnya.

Disamping itu, dari 57 orang anak mereka sehari-hari beraktivitas sebagaimana biasanya, namun dibulan ramadhan ini anak-anak mengikuti pesantren ramadhan. Kemudian pada malam malam harinya anak-anak melaksanakan shalat taraweh berjamaah. Setelah itu dijutkan dengan tadarus al-quran. Tadarus al-quran ini telah dilakukan bersama-sama dan bergiliran masing-masing, karena dalam bulan ramadhan ini ditargetkan khatam al-quran minimal satu kali. Karena untuk saat ini, anak-anak yang bisa membaca al-quran tidak beberapa orang dan selebihnya anak-anak masih mengaji iqra’. Jelas Hj. Syafitri.

Disamping itu, anak-anak juga melaksanakan piket harian seperti menyapu rumah, menyiram bunga. Sementara yang lain ada yang mengembala kambing dan ada juga menyabit rumput untuk makan Sapi. Selain itu anak-anak juga berkebun menanam sayur-sayuran seperti kangkung dan singkong yang bisa dimanfaatkan untuk membuat sayur untuk dimakan.

Sementara untuk rutinitas kegiatan mingguan di panti tersebut banyak di isi dengan kegiatan-kegiatan agama. Seperti pada setiap hari Sabtu-Minggu membacakan doa untuk pada umat-umat terdahulu agar di berikan kemudahan dan kelapangan di alam kubur. Kemudian doa-doa untuk orang-orang yang telah berbuat baik semoga dilimpahkan rezki kepadanya dan kebaikannya menjadi ibadah di sisi Allah SWT.

Selantjutnya, Hj. Syafitri Syafri mengatakan, untuk kegiatan hari Senin membaca surat Ar-Rahman dan surat Al-waqi’ah setiap selesai shalat maghrib. Kemudian pada hari Selasa-Rabu di panti mengaji, Sedangkakan Kamis-Jumat membaca surat Ya-Sin serta tahlil dan tahmid dan ditutup dengan doa. Sebutnya.

Anggi Nur Oktafiani,17, yang merupakan siswa SMK 4, dia mengaku tinggal di panti tersebut semenjak kelas 4 SD dan terhitung lamanya tinggal di panti tersebut telah 6 tahun. Di berasal dari Pasar Baru Bayang Pesisir Selatan dan mempunyai cita-cita untuk melanjutkan kesekolah yang lebih tinggi. Dia mengaku selama tinggal di panti menuh pesan canda tawa bersama teman-temannya yang lain.

Syafrizal,18, merupakan siswa MAS Limau Manih kelas III dia juga pernah mendapat juara kelas. Dia mengaku tinggal di panti selama 5 tahun dan merasa senang karena banyak teman dan adik-adik.

Dia melanjutkan, selama ramadhan kegiatan dipanti tersebut selain pesantren ramadhan juga menjalankan aktivitas piket menyabit rumput untuk makan sapi. Rumput yang di sabit satu karung dalam sehari, karena sapi berjumlah dua ekor. Untuk menyabit rumput dalam satu karung tersebut disabit oleh 4 orang, menyabit rumput di lakukan setelah shalat Ashar. Karena tidak menggangu kegiatan-kegiatan pesantren dan kegiatan-kegitan di panti. Jelasnya.






Panti Asuhan ‘Aisyiyah Cabang Ampang Kecamatan Kuranji, Kota Padang Sumatera Barat : Ramadhan Katam Alquran


Siang itu hari terlihat berkabut dan terkesan mendung seharian dan matahari sepertinya enggan menampakan cahayan. Siang itu juga, jalan ampang terjadi kemacetan panjang karena disepanjang jalan sedang perbaikan grenase. Sehingga beberapa material pengerjaan bangunan diletakkan di badan jalan sehingga terjadi penyempitan jalan. Entah sampai kapan penyerjaan drenase ini rampung dan kemacetan ini cepat teratasi.

Perjalanan tatep dilanjutkan meskipun macet akibat jalan buka tutup, tidak ada aparat yang membantu, hanya saja inisiatif dari pekerja drenase yang membuka jalur untuk kelancaran perjalanan menghindari kemacetan. Tak jauh dari kemacetan tersebut, sekita duaratus meter perjalanan arah kampung kalawi maka kita akan sampai pada Panti Asuhan ‘Aisyiyah Cabang Ampang  Kecamatan Kuranji, Kota Padang Sumatera Barat.

Panti asuhan ‘aisyiyah ini berdiri pada 11 April 1950 tertu telah banyak menyimpang cerita. Panti yang berumur lebih dari setengah abad inipun telah banyak menampung, Yatim, yatim-piatu, piatu dan miski yang tersebar keseluruh daerah Sumatera Barat dan diluar sumatera barat dan panti tersebut siap menampungnya. Seperti yang disampaikan oleh Zurmiati sebagai pengurus dari panti asuhan tersebut.

Untuk sumatera Barat anak-anak yang tinggal dipanti ini diantar oleh keluarga mereka sendiri, seperti mereka yang adatang dari Darmasraya, Pasaman, Payakumbuah, Pesisir Selatan dan Solok. sementara anak yang diantar oleh keluarganya yang dari jambi juga ada di panti tersebut. Meskipun pada saat ini masih dalam suasana ramadhan dan anak-anak sekolah juga masih dalam suasana libur, namun aktifitas panti asuhan tersebut masih berjalan normal seperti biasanya.

Siang itu pukul 11.00 WIB Terlihat anak-anak yang masih memakai mukena sambil duduk diteras lantai atas. Mereka adalah anak-anak yang ada Panti Asuhan  ‘Aisyiyah yang sedang tadarus alqur’an siang itu, sebab dalam bulan ramadhan ini mereka menargetkan empat kali khatam al-qur’an dalam artian bembaca alqur’an yang terdiri 6666 ayat tersebut  dan menamatkan sebanyak empatkali.

Menurut Zurmiati, saat ini anak-anak masih dalam suasan ramandhan dan kegitan anak-anak lebih didekat pada tadarus al-qur’an. Anak-anak yang tadarus al-qur’an pada bulan ramadhan ini tidak diwajibkan, namun ditanamkan kepada anak-anak beberapa hikmah dan pesan serta nilai-nilai ibadah yang terkandung dalam ramadhan. Selain itu juga akan memberikan riword kepada anak-anak yang tadarus Al-qur’an selama ramadhan, dan selama ramadhan tersebut bagi anak telah empat kali khatam Qur-an yang akan mendapat riword berupa, tambahan uang belanja bagi kata Zurmiati sambil membersihan alas meja yang kusut akibat kasak-kusuk sambil bercerita.

Untuk menentukan anak-anak yang telah khatam al-qur’an tidak ada dampingan dari guru yang akan mendampingi anak-anak yang tadarus.  Namun Sebagai penilaian bagi guru nantinya adalah menanyakan kepada anak-anak siapa saja yang telah khatam al-qur’an selama empat kali khatam. Hal tersebut diminta kejujuran dan sportifisas dari anak-anak sebagai bentuk dari bagian dari penilaian sebagai riword yang akan diberikan nantinya, kata Zurmiati spontan sambil memegang buku  catatan anak-anak  yang ada dipanti.

Sambil membolak balikkan catatan buku berukuran volio tersebut Zurmiati benyebutkan beberapa anak-anaknya yang mendapatkan prestasi di masing-masing tempat mereka bersekolah. Salah satunya adalah Rince Afrima Putri yang pernah juara kelas di SMP 7 Muhammadiah. Satu persatu nama anak-anak pun kelur disebutkan dari mulutnya, Monalisa Ilmi dan fira Wahyuni juga pernah mendapatkan rengking kelas di MTsN Durian Tarung. Kemudian, Novia Fatma Nengsih dan Syafrianti yang sekolah di MAN 2 juga meduduki kelas unggul, katanya seraya melirik-lirik plafon dan beberapa laliho kerja guru yang menempel didinding ruangan.

Syuryani,19, yang baru saja tamat dari MAN 1 Padang juga berniat melanjutkan sekolah ketingkat yang lebih tinggi. Suryani yang berasal dari Bukit Sileh Solok ini diantar oleh ibunya ketika dia masih menduduki kelas IV SD pada tahun 2004 lalu. Suryani yang merupakan anak ketiga dari 5 bersaudara ini tinggal dipanti semenjak kepergian ayahnya. Sang Ayah meninggal ketika Syuryani masih duduk dibangku kelas III SD. Tak lama berpisah dari ayah dengan keterbatasan ekonomi akhirnya sang ibu mengantarkan syuryani.  Semenjak itu pula Syuryani berpisah pula dari ibu dan adik-adiknya, dia ahnya bisa bertemu dua kali dalam setahun, itupun jika waktu mengizinkan.

Semenjak itulah Sampai saat ini dia telah tinggal di panti selama sepuluh tahun, dan dia pulang kampung hanya dua kali dalam setahun. Saat lebaran dan libur semester setelah ujian naik kelas itu pun kalau sempat. Namun saat ini Syuryani yang merupakan anak panti asuhan ‘Asyiyah tersebut melanjutkan kuliah di Universitas Ekasakti. 

Syuryani sehari-hari adalah merupakan kakak asuh bagi Ranti yang saat ini masih duduk dibangku kelas III SD. Sebagai kakak asuh bagi Ranti, dia berusaha mengayomi Ranti dan sekaligus meperhatikannya. Perhatian yang diberikan merupakan kepedualian terhadap Ranti dengan kebersihan pakaiannya. Jika pakaian Ranti kotor maka kewajiban Syuryani lah yang menyuci menyetrika pakaian Ranti tersebut.  Itulah pekerjaan Syuryani selain dari piket setelah shalat shubu menyapu rumah dan menyiram bunga di sore harinya. Selain itu, syuryani mengaku tidak ada pekerjaan lain, selain belajar dan mengerjakan PR. karena, dipanti sendiri telah di atur jadwal bermain dan belajar sehingga tidak ada waktu yang sia-sia. Apalagi 3 hari puasa ini, aktivitas ramadhan di sisi dengan tadarus al-qur’an dan sampai saat ini Syuryani telah membaca ayat alqur’an 12 Jus selama 3 hari bulan ramadhan. Sebutnya sambil senyum.