Friday, June 24, 2016

Panti Asuhan ‘Aisyiyah Cabang Ampang Kecamatan Kuranji, Kota Padang Sumatera Barat : Ramadhan Katam Alquran


Siang itu hari terlihat berkabut dan terkesan mendung seharian dan matahari sepertinya enggan menampakan cahayan. Siang itu juga, jalan ampang terjadi kemacetan panjang karena disepanjang jalan sedang perbaikan grenase. Sehingga beberapa material pengerjaan bangunan diletakkan di badan jalan sehingga terjadi penyempitan jalan. Entah sampai kapan penyerjaan drenase ini rampung dan kemacetan ini cepat teratasi.

Perjalanan tatep dilanjutkan meskipun macet akibat jalan buka tutup, tidak ada aparat yang membantu, hanya saja inisiatif dari pekerja drenase yang membuka jalur untuk kelancaran perjalanan menghindari kemacetan. Tak jauh dari kemacetan tersebut, sekita duaratus meter perjalanan arah kampung kalawi maka kita akan sampai pada Panti Asuhan ‘Aisyiyah Cabang Ampang  Kecamatan Kuranji, Kota Padang Sumatera Barat.

Panti asuhan ‘aisyiyah ini berdiri pada 11 April 1950 tertu telah banyak menyimpang cerita. Panti yang berumur lebih dari setengah abad inipun telah banyak menampung, Yatim, yatim-piatu, piatu dan miski yang tersebar keseluruh daerah Sumatera Barat dan diluar sumatera barat dan panti tersebut siap menampungnya. Seperti yang disampaikan oleh Zurmiati sebagai pengurus dari panti asuhan tersebut.

Untuk sumatera Barat anak-anak yang tinggal dipanti ini diantar oleh keluarga mereka sendiri, seperti mereka yang adatang dari Darmasraya, Pasaman, Payakumbuah, Pesisir Selatan dan Solok. sementara anak yang diantar oleh keluarganya yang dari jambi juga ada di panti tersebut. Meskipun pada saat ini masih dalam suasana ramadhan dan anak-anak sekolah juga masih dalam suasana libur, namun aktifitas panti asuhan tersebut masih berjalan normal seperti biasanya.

Siang itu pukul 11.00 WIB Terlihat anak-anak yang masih memakai mukena sambil duduk diteras lantai atas. Mereka adalah anak-anak yang ada Panti Asuhan  ‘Aisyiyah yang sedang tadarus alqur’an siang itu, sebab dalam bulan ramadhan ini mereka menargetkan empat kali khatam al-qur’an dalam artian bembaca alqur’an yang terdiri 6666 ayat tersebut  dan menamatkan sebanyak empatkali.

Menurut Zurmiati, saat ini anak-anak masih dalam suasan ramandhan dan kegitan anak-anak lebih didekat pada tadarus al-qur’an. Anak-anak yang tadarus al-qur’an pada bulan ramadhan ini tidak diwajibkan, namun ditanamkan kepada anak-anak beberapa hikmah dan pesan serta nilai-nilai ibadah yang terkandung dalam ramadhan. Selain itu juga akan memberikan riword kepada anak-anak yang tadarus Al-qur’an selama ramadhan, dan selama ramadhan tersebut bagi anak telah empat kali khatam Qur-an yang akan mendapat riword berupa, tambahan uang belanja bagi kata Zurmiati sambil membersihan alas meja yang kusut akibat kasak-kusuk sambil bercerita.

Untuk menentukan anak-anak yang telah khatam al-qur’an tidak ada dampingan dari guru yang akan mendampingi anak-anak yang tadarus.  Namun Sebagai penilaian bagi guru nantinya adalah menanyakan kepada anak-anak siapa saja yang telah khatam al-qur’an selama empat kali khatam. Hal tersebut diminta kejujuran dan sportifisas dari anak-anak sebagai bentuk dari bagian dari penilaian sebagai riword yang akan diberikan nantinya, kata Zurmiati spontan sambil memegang buku  catatan anak-anak  yang ada dipanti.

Sambil membolak balikkan catatan buku berukuran volio tersebut Zurmiati benyebutkan beberapa anak-anaknya yang mendapatkan prestasi di masing-masing tempat mereka bersekolah. Salah satunya adalah Rince Afrima Putri yang pernah juara kelas di SMP 7 Muhammadiah. Satu persatu nama anak-anak pun kelur disebutkan dari mulutnya, Monalisa Ilmi dan fira Wahyuni juga pernah mendapatkan rengking kelas di MTsN Durian Tarung. Kemudian, Novia Fatma Nengsih dan Syafrianti yang sekolah di MAN 2 juga meduduki kelas unggul, katanya seraya melirik-lirik plafon dan beberapa laliho kerja guru yang menempel didinding ruangan.

Syuryani,19, yang baru saja tamat dari MAN 1 Padang juga berniat melanjutkan sekolah ketingkat yang lebih tinggi. Suryani yang berasal dari Bukit Sileh Solok ini diantar oleh ibunya ketika dia masih menduduki kelas IV SD pada tahun 2004 lalu. Suryani yang merupakan anak ketiga dari 5 bersaudara ini tinggal dipanti semenjak kepergian ayahnya. Sang Ayah meninggal ketika Syuryani masih duduk dibangku kelas III SD. Tak lama berpisah dari ayah dengan keterbatasan ekonomi akhirnya sang ibu mengantarkan syuryani.  Semenjak itu pula Syuryani berpisah pula dari ibu dan adik-adiknya, dia ahnya bisa bertemu dua kali dalam setahun, itupun jika waktu mengizinkan.

Semenjak itulah Sampai saat ini dia telah tinggal di panti selama sepuluh tahun, dan dia pulang kampung hanya dua kali dalam setahun. Saat lebaran dan libur semester setelah ujian naik kelas itu pun kalau sempat. Namun saat ini Syuryani yang merupakan anak panti asuhan ‘Asyiyah tersebut melanjutkan kuliah di Universitas Ekasakti. 

Syuryani sehari-hari adalah merupakan kakak asuh bagi Ranti yang saat ini masih duduk dibangku kelas III SD. Sebagai kakak asuh bagi Ranti, dia berusaha mengayomi Ranti dan sekaligus meperhatikannya. Perhatian yang diberikan merupakan kepedualian terhadap Ranti dengan kebersihan pakaiannya. Jika pakaian Ranti kotor maka kewajiban Syuryani lah yang menyuci menyetrika pakaian Ranti tersebut.  Itulah pekerjaan Syuryani selain dari piket setelah shalat shubu menyapu rumah dan menyiram bunga di sore harinya. Selain itu, syuryani mengaku tidak ada pekerjaan lain, selain belajar dan mengerjakan PR. karena, dipanti sendiri telah di atur jadwal bermain dan belajar sehingga tidak ada waktu yang sia-sia. Apalagi 3 hari puasa ini, aktivitas ramadhan di sisi dengan tadarus al-qur’an dan sampai saat ini Syuryani telah membaca ayat alqur’an 12 Jus selama 3 hari bulan ramadhan. Sebutnya sambil senyum.



No comments:

Post a Comment