Siang itu hari terlihat berkabut dan terkesan mendung seharian dan matahari sepertinya enggan menampakan cahayan. Siang itu juga, jalan ampang terjadi kemacetan panjang karena disepanjang jalan sedang perbaikan grenase. Sehingga beberapa material pengerjaan bangunan diletakkan di badan jalan sehingga terjadi penyempitan jalan. Entah sampai kapan penyerjaan drenase ini rampung dan kemacetan ini cepat teratasi.
Perjalanan tatep
dilanjutkan meskipun macet akibat jalan buka tutup, tidak ada aparat yang
membantu, hanya saja inisiatif dari pekerja drenase yang membuka jalur untuk
kelancaran perjalanan menghindari kemacetan. Tak jauh dari kemacetan tersebut,
sekita duaratus meter perjalanan arah kampung kalawi maka kita akan sampai pada
Panti Asuhan ‘Aisyiyah Cabang Ampang Kecamatan Kuranji, Kota Padang
Sumatera Barat.
Panti asuhan ‘aisyiyah
ini berdiri pada 11 April 1950 tertu telah banyak menyimpang cerita.
Panti yang berumur lebih dari setengah abad inipun telah banyak
menampung, Yatim, yatim-piatu, piatu dan miski yang tersebar keseluruh daerah
Sumatera Barat dan diluar sumatera barat dan panti tersebut siap menampungnya. Seperti
yang disampaikan oleh Zurmiati sebagai pengurus dari panti asuhan tersebut.
Untuk sumatera Barat
anak-anak yang tinggal dipanti ini diantar oleh keluarga mereka sendiri,
seperti mereka yang adatang dari Darmasraya, Pasaman, Payakumbuah, Pesisir
Selatan dan Solok. sementara anak yang diantar oleh keluarganya yang dari jambi
juga ada di panti tersebut. Meskipun pada saat ini masih dalam suasana ramadhan
dan anak-anak sekolah juga masih dalam suasana libur, namun aktifitas panti
asuhan tersebut masih berjalan normal seperti biasanya.
Siang itu pukul 11.00
WIB Terlihat anak-anak yang masih memakai mukena sambil duduk diteras lantai
atas. Mereka adalah anak-anak yang ada Panti Asuhan ‘Aisyiyah yang sedang
tadarus alqur’an siang itu, sebab dalam bulan ramadhan ini mereka menargetkan
empat kali khatam al-qur’an dalam artian bembaca alqur’an yang terdiri 6666
ayat tersebut dan menamatkan sebanyak empatkali.
Menurut Zurmiati, saat
ini anak-anak masih dalam suasan ramandhan dan kegitan anak-anak lebih didekat
pada tadarus al-qur’an. Anak-anak yang tadarus al-qur’an pada bulan ramadhan
ini tidak diwajibkan, namun ditanamkan kepada anak-anak beberapa hikmah dan
pesan serta nilai-nilai ibadah yang terkandung dalam ramadhan. Selain itu juga
akan memberikan riword kepada anak-anak yang tadarus Al-qur’an selama ramadhan,
dan selama ramadhan tersebut bagi anak telah empat kali khatam Qur-an yang akan
mendapat riword berupa, tambahan uang belanja bagi kata Zurmiati sambil
membersihan alas meja yang kusut akibat kasak-kusuk sambil bercerita.
Untuk menentukan
anak-anak yang telah khatam al-qur’an tidak ada dampingan dari guru yang akan
mendampingi anak-anak yang tadarus. Namun Sebagai penilaian bagi guru
nantinya adalah menanyakan kepada anak-anak siapa saja yang telah khatam
al-qur’an selama empat kali khatam. Hal tersebut diminta kejujuran dan
sportifisas dari anak-anak sebagai bentuk dari bagian dari penilaian sebagai
riword yang akan diberikan nantinya, kata Zurmiati spontan sambil memegang buku
catatan anak-anak yang ada dipanti.
Sambil membolak balikkan
catatan buku berukuran volio tersebut Zurmiati benyebutkan beberapa
anak-anaknya yang mendapatkan prestasi di masing-masing tempat mereka
bersekolah. Salah satunya adalah Rince Afrima Putri yang pernah juara kelas di
SMP 7 Muhammadiah. Satu persatu nama anak-anak pun kelur disebutkan dari
mulutnya, Monalisa Ilmi dan fira Wahyuni juga pernah mendapatkan rengking kelas
di MTsN Durian Tarung. Kemudian, Novia Fatma Nengsih dan Syafrianti yang
sekolah di MAN 2 juga meduduki kelas unggul, katanya seraya melirik-lirik
plafon dan beberapa laliho kerja guru yang menempel didinding ruangan.
Syuryani,19, yang baru
saja tamat dari MAN 1 Padang juga berniat melanjutkan sekolah ketingkat yang
lebih tinggi. Suryani yang berasal dari Bukit Sileh Solok ini diantar oleh
ibunya ketika dia masih menduduki kelas IV SD pada tahun 2004 lalu. Suryani
yang merupakan anak ketiga dari 5 bersaudara ini tinggal dipanti semenjak
kepergian ayahnya. Sang Ayah meninggal ketika Syuryani masih duduk dibangku
kelas III SD. Tak lama berpisah dari ayah dengan keterbatasan ekonomi akhirnya
sang ibu mengantarkan syuryani. Semenjak itu pula Syuryani berpisah pula
dari ibu dan adik-adiknya, dia ahnya bisa bertemu dua kali dalam setahun,
itupun jika waktu mengizinkan.
Semenjak itulah Sampai
saat ini dia telah tinggal di panti selama sepuluh tahun, dan dia pulang
kampung hanya dua kali dalam setahun. Saat lebaran dan libur semester setelah
ujian naik kelas itu pun kalau sempat. Namun saat ini Syuryani yang merupakan
anak panti asuhan ‘Asyiyah tersebut melanjutkan kuliah di Universitas
Ekasakti.
Syuryani sehari-hari
adalah merupakan kakak asuh bagi Ranti yang saat ini masih duduk dibangku kelas
III SD. Sebagai kakak asuh bagi Ranti, dia berusaha mengayomi Ranti dan
sekaligus meperhatikannya. Perhatian yang diberikan merupakan kepedualian
terhadap Ranti dengan kebersihan pakaiannya. Jika pakaian Ranti kotor maka
kewajiban Syuryani lah yang menyuci menyetrika pakaian Ranti tersebut.
Itulah pekerjaan Syuryani selain dari piket setelah shalat shubu menyapu
rumah dan menyiram bunga di sore harinya. Selain itu, syuryani mengaku tidak
ada pekerjaan lain, selain belajar dan mengerjakan PR. karena, dipanti sendiri
telah di atur jadwal bermain dan belajar sehingga tidak ada waktu yang sia-sia.
Apalagi 3 hari puasa ini, aktivitas ramadhan di sisi dengan tadarus al-qur’an
dan sampai saat ini Syuryani telah membaca ayat alqur’an 12 Jus selama 3 hari
bulan ramadhan. Sebutnya sambil senyum.
No comments:
Post a Comment