Sabtu, 4 Juli 2014 siang kemarin penulis
berjunkung ke Yayasan Darul Ma'Arif Al-Karimiyah. Cuaca siang itu sangat cerah
sehingga keringat pun bercucuran dan tidak dapat di bendung. Ditambah pula
jalan masuk menuju komplek panti tersebut banyak yang berlobang sehingga
mengocokkan perut saat berkendara menuju lokasi. Ada sekitar kurang lebih 50
meter dari gerbang masuk koplek tersebut jalannya tidak rata yang juga di
manfaatkan warga sekitar.
Ada sebanyak 43 orang anak panti asuhan yang terdiri dari SMA, SMP, SLB dengan kapasitas komplek seluas 4500 meter memiliki empat gedung yakni gedung panti, gedung SMA, gedung SMP, gedung SLB dan termasuk Masjid. Gendung panti merupakan tempat tinggal atau asrama bagi anak-anak. Sementara gedung sekolah berfungsi untuk kegiatan belajar mengajar anak-anak panti. Sedangkan masjid merupakan tempat mejalankan kegiatan keagamaan termasuk pesantren ramadhan.
Ada sebanyak 43 orang anak panti asuhan yang terdiri dari SMA, SMP, SLB dengan kapasitas komplek seluas 4500 meter memiliki empat gedung yakni gedung panti, gedung SMA, gedung SMP, gedung SLB dan termasuk Masjid. Gendung panti merupakan tempat tinggal atau asrama bagi anak-anak. Sementara gedung sekolah berfungsi untuk kegiatan belajar mengajar anak-anak panti. Sedangkan masjid merupakan tempat mejalankan kegiatan keagamaan termasuk pesantren ramadhan.
Panti asuhan Darul Ma'Arif
Al-Karimiyah ini semulan berdiri pada tahun 1986 oleh Hj. Saudah dan 10 orang
Saudara mereka. Panti ini kemudian diakui secara resmi pada tahun 1990. Dari
awal berdiri panti ini telah lebih dari seratus orang alumni yang dilahirkan.
Diantara mereka banyak yang berdagang, dan ada pula usai pemondokan dipanti
setelah tamat SMA mereka malanjutkan kuliahnya dan dibiayai oleh keluarga
mereka. Sebab, panti ini belum mempunyai program sampai ke jenjang perguruan
tinggi. Namun, sejak tahun 2010 program untuk melanjutkan ke perguruan tinggi
telah mulai berlangsung, sehingga saat ini anak panti ada yang sedang melanjutkan
proses perkuliahan.
Pimpinam Panti Darul Ma'Arif
Al-Karimiyah Hasan Basri menyebutkan bahwa saat ini anak panti yang berjumlah
43 orang tersebut 3 diantaranya saat sedang mengikuti proses perkuliahan.
Sedangkan 25 orang lagi merupakan anak SLB. "Saat ini anak SLB kita selama
bulan ramadhan mereka libur. Karena anak SLB ini tidak mengikuti perantren
ramadhan. Mereka pembelajarannya lebih banyak praktek dan keterampilan atau
lebih kepada kerajinan tangan. Sehingga mampu beradaptasi terhadap pembelajaran
yang diberikan dibandingkan dengan teoritis. Namun, untuk ilmu umum dan agama
mereka juga diberikan pelatihan, pembinaan diluar bulan ramadhan," sebutnya.
Dia menjelaskan, anak yang
berkebutuhan khusus ini memiliki iteligensi yang lemah. Mereka mempu memahami
apa yang diberikan hanya satu objek saja, sehingga apa yang diajarkan itu dapat
diterima dan dipahami, namun hasilnya tidak sebanding dengan orang yang normal.
"Kita memberikan pembelajaran terhadap anak berkebutuhan kusus itu lebih
kepa skill yang dimilikinya. Sebab, 20 persen kemampuan yang di miliki adalah
skill. Makanya 25 orang anak SLB tersebut diberikan pembinaan kursus menjahit
dan ke agamaan," jelasnya.
Selanjutnya, aktivitas yang lain
pada ramadhan ini adalah anak-anak panti melakukan kegiatan pesantren ramadhan
dan diikuti oleh jiran atau tetangga komplek panti secara gratis. "Selain
itu, kita juga membaca Al-Quran setiap shalat lima waktu selama ramadhan ini.
Karena anak-anak panti kita menargerkan minimal satu kali khatam Al-Quran dan
maksimal tak terhingga. Kita memberikan kebebasan terhadap mereka dalam upaya
menamatkan Al-Quran, dan tidak ada paksaan berapa kali mereka harus khatam
Al-Quran. Sebab, anak-anak kita juga mempunyai kegiatan lain," paparnya
lebih lanjut.
Dia menambahkan, untuk pembelajaran
Al-quran dan tadarusan usai shalat lima waktu dilakukan sendiri-sendiri.
Kemudian, selesai shalat tarawih dilakukan secara bersama-sama. "Tadarusan
dilakukan secara bersama usai shalat tarawih dan bergantian. Sehingga ada yang
menyimak disaat pembacaan ayat Al-Quran, dan meluruskan bacaan ayat jika
terjadi kesalahan membaca ayat. Itulah fungsi tadarus yang dilaksanakan secara
bersama-sama," katanya.
Dia mengaku bahwasanya aktivitas di
luar ramadhan panti ini memiliki 32 orang tenaga pengajar per bidang studi.
Tenaga pengajar tersebut bagi panti sendiri sangat memadai dalam proses belajar
dan pembinaan terhadap anak-anak. Namun, masih kurang dari segi jenjang
pendidikan guru benar-benar bisa menganyomi anak-anak. "Sumber daya
manusia (SDM) guru dalam menampung anak-anak masih kurang. Tidak seluruh yang
siap memerima tingkah-laku anak. Kemudian, lemahnya guru dari segi memberikan
keterampilan bagi anak," akunya.
Prestasi yang dimiliki anak-anak
dalam bidang belajar patut di apresiasi. Sebab, anak-anak panti dalam bidang ke
ilmuan yang bereka pelajari ternyata mereka menguasai. Terbukti dengan iven
kejuaraan yang mereka ikuti. Kemudian, anak-anak panti juga mengikuti OSN kota
olimpiade. Anak-anak juga berprestasi dibidang olah raga pimpong. Kemudian,
mengikuti olimpiade ekonomi dan sejarah. "Anak-anak kita juga mampu
bersaing dengan sekolah lain dalam pemantapan ke ilmuan mereka. Kemudian
dibidang oleh raga mereka juga tidak kalah," tuturnya.
Kemudian, lanjutnya, untuk mengisi
kekosongan dan waktu luang anak-anak panti mereka mengisi dengan kegiatan oleh
raga seperti bermain pimpong. Sebab, di panti mempunyai meja pimpong sebagai
fasilitas barmain anak-anak panti. "Anak-anak bermain sembari menunggu
waktu berbuka puasa. Terkadang ketika usai melaksanakan pesantren ramadhan
mereka main bola pimpong," lanjutnya.
Hasan Basri mengungkapkan bahwa yang
tinggal di panti tersebut semuanya adalah laki-laki. Meskipun sebelumnya
dipanti tersebut pernah menerima perempuan. Namun, saat ini tidak ada lagi
perempuan yang di asramakan. "Kita kekurangan tenaga pengawasan
dikahwatirkan optimalitas jaga berkurang. Kita takut terjadi hal-hal yang tidak
kita inginkan bersama diluar pengawan kita. Karena saat ini pengaruh dari luar
sangat banyak dan menghawatirkan mental anak-ana. Ditambahlagi dengan dukungan
teknologi saat ini yang sulit kita mengontrolnya," tutupnya.
No comments:
Post a Comment