Sabtu, 11 Julis 2014, siang kemarin Penulis
berkunjung ke Panti Asuhan Putra Bangsa Yayasan Budi Mulia Padang Asrama Putri
Jalan A.R. Hakim No. 69. Siang itu tampak anak-anak panti sedang sibuk bersenda
gurau bersama. Mereka bersenda gurau dimeja makan, sembari membikin adonan kue
lebaran. Mereka terlihat akrab dan saling bahu-membahu dalam pekerjaan.
Terlihat dari cara mereka membagi pekerjaan, ada yang memblender adonan, ada
yang mencetak pembentukan kue, adapula yang bertugas untuk memanggang kue
dengan open.
Siang itu dimeja makan mereka tidak
seperti anak-anak ingusan. Mereka yang umurnya rata-rata sebaya bisa mandiri
dan berkolaborasi dengan baik antar sesama. Saling menghormati serta
bekomunikasi dengan baik antara yang lebih muda umurnya dan yang tua. Tidak ada
terdengar perintah dari yang lebih tua umurnya kepada yang masih kecil. Mereka
saling memahami pekerjaan apa yang bisa dilakukan sesuai dengan kemampuannya.
Proses pembuatan kue tersebut
dikomandoi oleh satu orang yang memang berpengalaman dalam membuat kue mentega.
Karena salah seorang dari mereka ada yang sekolah di SMK jurusan tataboga.
Disekolah anak tersebut belajar membuat kue, Kemudian tibalah saatnya untuk
membuat kue lebaran untuk panganan mereka nanti waktu pulang ke kampung halaman
masing-masing.
Ada sebanyak 35 orang anak-anak di
asrama putri yang berasal dari berbagai daerah kabupaten dan kota di Sumatera
Barat. Kemudian, ada pula yang berasal dari daerah Jambi, Riau dan Bengkulu. 35
orang anak panti 4 orang diantaranya sedang melanjutkan kuliah di perguruan
tinggi di kota padang. Biaya masuk kuliah mereka sendiri dibiayai oleh donatur.
Kemudian, selanjutnya jika mereka mencapai target maka, peluang biaya siswa pun
bisa diraihnya dan tidak tertutup kemungkinan itu akan terjadi.
Drs. Mukhlis Syuib pimpinan Panti
Asuhan Putra Bangsa Yayasan Budi Mulia Padang mengatakan Panti yang berdiri
pada tahun 1950. Kegiatan Anak-anak selama ramadhan adalah persantren ramadhan
yang dilaksanakan masjid Mariam komplek Budi Mulia. Perantren ramadhan berlangsung
selama 20 hari. "Selain itu, kita juga membaca Al-Quran setiap shalat
lima waktu selama ramadhan ini. Karena anak-anak panti kita menargetkan khatam
Al-Quran bualan ramadhan ini. Kita memberikan kebebasan terhadap mereka dalam
upaya menamatkan Al-Quran. Tidak ada paksaan berapa kali mereka harus khatam
Al-Quran. Sebab, anak-anak kita juga mempunyai kegiatan lain," katanya.
Disamping itu, anak-anak panti juga
belajar bahasa inggris kemudian mempraktekannya. Kemudian, anak-anak juga
belajar keterampilan dalam membuat pernak-pernik. Selain itu juga menjahit
sekolah. "Ada anak kita telah tamat sekolah dan dia memiliki keterampilan
menjahit. Ia belum berencana untuk melanjutkan perkuliah. Karena, ia saat ini
belum ingin sekolah, saat ini ia lebih serius dengan ilmu yang didapatkannya
yakni menjahit. Sekarang sedang menyelesaikan pesanan menjahit baju sekolah,"
lanjutnya.
Dia menambahkan, saat ini anak-anak
juga sedang membuat kue untuk kebutuhan mereka. Disaat mereka pulang kekampung
masing-masing kue tersebut di bagi rata kemasing-masing. Sebagai panganan
mereka di rumah. "Anak-anak dibolehkan pulang saat lebaran, tentu harus
ada keluarganya yang menjemputnya. kemudian kembali lagi ke panti setelah
lebaran dan diantar kembali oleh keluarganya. Pembuatan kue lebaran ini
sebetulnya dilakukan setiap tahun" tambahnya.
Kemudian, jelas Mukhlis Syuib lebih
lanjut, prestasi yang dimiliki anak-anak sangat membanggakan. Dipanti ini juga
memilliki sanggar tari tradisi sebagai sebagai pendukung saran dan proses
kreatif anak-anak. Tari yang dipelajari anak-anak adalah tari tradisi minang
seperti tari Pasambahan, tari Piriang, tari payung dan sebagainya. Mereka
dilatih dengan mendatangkan guru tari dari luar. Karena anak-anak belum bisa
mengajarkan tari kepada yang lain. "Sebelumnya ada diantara mereka yang
udah bisa mengajarkan ke pada yang lain, karena dia telah lama tinggal disini.
Namun dia telah taman dan telah pulang kekampungnya. Disini orang yang tinggal
pun berganti-ganti karena setelah taman sekolah mereka ada yang pulang
kekampung halamanya dan kembali kepada keluarganya. Makanya hingga saat ini
belum ada yang bisa mengajarkan, maka kita datangkan guru tari khusus untuk
mengajarkannya," jelasnya.
Kemudian, untuk penerimaan anak-anak
di panti ini, umur yang paling kecil saat ini masuk kelas satu SD. Kita juga
pernah menerima bayi yang umurnya 5 hari. "Anak tersebut saat ini telah
telah besar dan akan masuk sekolah SD. Ia sekolah usai lebaran. Dulu untuk
merawat bayi tersebut harus ada seorang ibu yang mengerti dengan bayi dan
tidak boleh banyak orang yang merawatnya. Jika banyak orang yang merawat dan menggendongnya
tentu anak-anak pertumbuhannya tidak bagus dan badannya akan sakit-saki,"
tutupnya.
No comments:
Post a Comment