Musik JE Ensamble : Teater Jengkal Bengkulu |
Musik dol merupakan alat musik tradisi Bengkulu yang
dimainkan saat kegiatan Tabot peringatan 1 Muharram tahun Hijriyah. Alat musik
dol merupakan alat musik perkusi yang kemudian dipadukan dengan melodi-melodi
daerah lain digarap oleh Teater Tengkal Bengkulu. Kelompok teater ini lahir
pada tahun 2011 dengan jumlah anggota lebih dari 40 orang.
Kelompok teater ini pun membidangi sastra, Musik Je Ensamble, Teater dan Sinematografi. Pemainan musik Je Ensamble yang terdiri dari sembilan orang
menjadi daya tarik tersendiri bagi penonton. Kemudian membidangi musik tersebut
yang di beri nama Je Ensambel yang didirikan pada tahun 2015 lalu. Sehingga
Teater Jengkal Bengkulu pun akhirnya punya kiprah dalam bidang musik etnik yang
kemudian di perkanalkan kepada masyarakat luas.
Persiapan mengkuti Sawahlunto International Musik Festival (SimFes) 2016 tersebut untuk pentas ke Kota
Sawahlunto di lakukan persiapan latihan selama dua bulan. Konsep musik dengan mambawakan ensamble
etnik dan musik modern. Menggabungkan dua jenis musik, yakni etnik tradisi
Bengkulu dan modern. Penggabungan tersebut di coba untuk digali agar, sehingga
hasilnya menjadi sebuah kemasan baru terhadap musik etnik Bengkulu. Tetapi
tetap berakar dari musik etnik Bengkulu ditonjolkan.
Jenis musik yang ditampilkan dari unsur etnik alat musik yang
digunakan adalah Dol, Poya, Gandai, Kjai dai sumberjang. Kemudian, ada
melodi-melodi musik tradisi dari daerah selatan Bengkulu. Semua jenis melodi
etnik dari sembilan kabupaten kota di provinsi Bengkulu digabungkan.
"Aransemen musik yang mencoba menggabungkan bebagai
instrumen musik yang ada di provinsi Bengkulu. Sebuah karya yang didasari oleh
unsur melayu menjadikan instrumen musik yang lebih fresh, variatif serta
kekinian. Sehingga menjadikan aransemen musik dengan kemasan baru, tanpa
menghilangkan unsur etnik itu sendiri," ungkap Andika Eri Putra Ketua Umum
Teater Jengkal Bengkulu, Padang Harapan, Kapuas IV Kota Bengkulu, kepada
penulis, Sabtu, 8 Oktober 2016.
Ia menyebutkan bahwa penggaran musik je ensambel tersebut
pesan yang ingin disampaikan dalam penggarapan musik tersebut adalah Bengkulu
mempunyai unsur dan instrumen musik yang kaya. Tetapi belum digali dan belum
tergarap dengan baik musik etnik atau tradisional tersebut.
Group Je Ensamble yang lahir pada tahun 2015 mencoba menggali
kembali jenis musik etnik yang dimiliki untuk diperkenalkan kepada masyarakat.
Sehingga instrumen-instrumen musik tradisi yang ada di Bengkulu di cemas secara
modern.
Komunitas ini sendiri pernah tampil memenuhi undangan,
Bulungan membawa pertunjukan teater. Kemudian, pada malam ini tampil di SinFes
dan saat ini sedang melakukan persiapan pada bulan november mentas di Jambi.
Hingga saat ini persiapan yang telah dilakukan adalah selalu latihan rutin
sekali dalam seminggu. Kemudian, latihan perhari masing-masing untuk melakukan
penggalian seni budaya dan etni. Kemudian latihan kolektif dilakukan sekali
dalam seminggu.
Sementara itu, Ali Yusuf Walikota Sawahlunto menhimbau kepada
warga kota sawahlunto serta peserta SimFes yang hadir malam ini berpartisipasi
dalam menyukseskan acara ini. Melalui SimFes 2016 ini jika ada terdapat
kekurang dalam penyelanggaraannya diharap masukan dan kritikannya, sehingga
menjadi bahan efaluasi. Maka pada tahun mendatang, penyelenggaraan SimFes akan
menjadi lebih baik dari sekarang.
"SimFes sebelumnya diselenggarakan tidak memakai tema.
Namun tetap fokus pada bagaimana musik tradisional yang ada di manca negara
berkumpul di kota Sawahlunto ini. Maka, banyak komunitas dan sanggar serta
musisi lokal bermunculan di kota ini, sebagai dampak dari penyelanggaraan
SimFes tersebut," ungkap Ali Yusuf Walikota Sawahlunto pada penutupakan
acara tersebut.
Ia melanjutkan selain bermunculan komunitas di kota
Sawahlunto namun budaya juga memiliki perkembangan di kota ini. Kemudian, efek
yang muncul selama penyelenggaraan SimFes 1-6 tersebut banyak bermunculan
eksistensi budaya lokal yang selama belum tergubris. "Sehingga musik-musik
tradisi pun banyak lahir di sawahlunto, seperti kuda lumping, ok buana lestari,
dan sebagainya. Maka pemerintah kota, sangat mendukung kegiatan-tersebut
sehingga menjadi momentum untuk promosi daerah," katanya.
No comments:
Post a Comment