Subandi dan Zainal Khaidir |
Pustaka Daerah Adi Negoro Kota Sawahlunto masih belum memiliki buku bacaan lengkap. Terutama buku pendidikan seperti sejarah pendidikan zaman Belanda, Sejarah Pendidikan Jepang dan Sejarah Pendidikan setelah merdeka. Selanjutnya, buku sejarah minangkabau seperti sifat nan salapan dan Bundo Kanduang serta buku sejarah muatan lokal.
"Sejarah pendidikan ini sangat penting sebagai buku bacaan dan referensi. Karena, buku pendidikan juga sebagai pengangan bagi guru untuk bahan pembelajaran," ujar Zainal Khaidir, 86, pengunjung pustaka Daerah Adinegoro Kota Sawahlunto kepada Penulis, Selasa, 24 Januari 2017
Ia menyebutkan bahwa pustaka merupakan gudangnya ilmu pengetahuan dari berbagai pengetahuan, politik, ekonomi, buku sejarah, olah raga dan sebagainya. "Saya suka membaca buku sejarah pendidikan sejarah, seni budaya, politik dan pendidikan. Hingga saat ini mata masih sehat dan masih bisa membaca tanpa kacamata," katanya.
Namun, kata dia, ada beberapa buku yang masih kurang perputakaan ini adalah perlu dilengkapi. Sebab buku penjadi penting, baik itu buku sejarah pendidikan yang tidak ada. "Saya datang ke perpus sekali seminggu, untuk membaca dan meminjam buku dibaca dirumah. Biasanya untuk satu judul buku selesai dibaca selama tiga hari bergantung pada tebalnya buku. Kalau bukunya tebal bisa menghabiskan waktu selama seminggu untuk membacanya sampai tamat," paparnya.
Ia mengaku peminjaman buku dilakukan selama sekali dalam seminggu. Selatelah seminggu dipulangkan kembali ke perpustakaan. "Membaca buku di rumah sembari santai, kemudian membaca sembari menonton tv. Karena membaca menjadi kebutuhan agar bisa menambah pengrtahuan," katanya.
Sintia Maesi, 15, dan Disa Febriani, 15, mengatakan sering ke perpustakaan mencari gugas serta belajar kelompok. "Kita kesini membaca dan mencari tugas dari sekolah. Karena disini bukunya lengkap, jadi kita bisa bikin tugas disini," kata Sintia.
Sementara itu, Subandi, Kabid Penyelenggara Perpustakaan Dinas Perpustakaan Arsip, mengatakan bahwa perpustakaan Adinegoro melayani masyarakat buka sampai pukul 21.00 malam. Karena, untuk mencerdaskan anak bangsa dengan membaca, sebab buku adalah jendela dunia.
Sementara itu, Subandi, Kabid Penyelenggara Perpustakaan Dinas Perpustakaan Arsip, mengatakan bahwa perpustakaan Adinegoro melayani masyarakat buka sampai pukul 21.00 malam. Karena, untuk mencerdaskan anak bangsa dengan membaca, sebab buku adalah jendela dunia.
"Perpustakaan Adinegoro ini memiliki 27.944 buah buku dan 11.803 judul buku. Kemudian, jumlah pengunjung selama tahun 2016 berjumlah 4.449 pengunjung," ujarnya.
Sementara itu, untuk menumbuhkan minat membaca maka dilakukan proposi melalui perpustakaa keliling. "Kita memiliki satu unit perpustakaan keliling bantuan dari Perpustakaan Nasional. Kita stay di sekolah-sekolah untuk menumbuhkan minat baca kepada generasi muda, tiga kali dalam seminggu," katanya.
Kemudian, lanjut dia, untuk menumbuhkan daya minat baca tersebut Perpustakaan Adinegoro juga menyediakan ruang baca 'sayang anak' untuk anak usia dini. "kita menyediakan ruang baca khusus anak agar usia dini. Kita menyediakan buku bacaan anak anak, seperti buku dongeng dan buku bergambar dengan tujuan untuk memancing semangat anak usia dini membaca. Kemudian melatih imajinasi anak dengam merangsang otak kiri dan kanan anak agar tumbuh cerdas," ujarnya.
Ia mengatakan bahwa untuk melengkapi kekurang buku bacaan tersebut saat ini ada penambahan buku dengan anggaran Rp62 juta. Terkait usulan masyarakat untuk kebutuhan tersebut maka akan dilengkapi. "Buku tersebut akan disuaikan dengan judul buku sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Maka, pustaka ini betul betul generasi muda untuk menambah ilmu pengetahuan," katanya.
No comments:
Post a Comment