Thursday, February 16, 2017

Siswa Perlu Simulasi Ujian Nasional Berbasis Komputer

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 9 Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, masih memiliki kekurang guru Teknologi Informas Komukasi (TIK). Sekolah yang terbilang baru ini telah menamatkan dua angkatan siswa. Namun, sejak berdiri sekolah tersebut hanya sebagai sekolah penyelenggara dan masih menompang ke sekolah lain. Sehingga ijazah siswa masih ditandatangi oleh SMPN2 Sawahlunto.

"Selama dua tahun siswa tamat sekolah ini berstatus sebagai sekolah penyelenggara, karena masih menompang di SMPN2 Sawahlunto. Maka, ijazah siswa ditandatangani oleh kepala SMPN 2 Sawahlunto. Namun, tahun ini ijazah siswa akan ditandatangani langsung oleh kepala SMPN9 Karena telah terakteditasi B. Maka, sekolah ini telah menjadi sekolah mendiri. Saya yakin untuk menandatangani ijazah siswa adalah kepala sekolah SMPN9 karena telah diakui," ungkap Iswandi, Wakil Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 9 Kota Sawahlunto, kepada Penulis, Selasa, 14 Februari 2017.

Ia mengaku, Siswa kelas IX saat ini merupakan siswa tahun ketiga yang akan tamat. Ada sebanyak 23 orang diswa yang akan mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Namun siswa belum pernah mengikuti simulasi ujian menggunakan menggunakan komputer. Maka, dikhawatirkan siswa tidak memahami dan tidak mengerti, akibatnya siswa menjadi stres dan akan berpengaruh pada kelulusan siswa.

 "Siswa yang akan mengikuti UNBK ini rata-rata belum mengenal kompoter. Karena di sekolah tidak memiliki labor komputer untuk menunjang pengetahuan siswa. Meskipun siswa telah ada mengenal komputer, namun hanya di warnet. Namun, tentu tidak akan sama dengan UNBK yang akan diikutinya, maka perlu ada latihan atau simulasi UNBK," ujarnya.

Ia menyebutkan bahwa rencana simulasi ujian UNBK akan dilaksanakan pada bulan Januari lalu. Namun, di undur karena belum memiliki selfer yang digunakan untuk mengikuti simulasi tersebut. Kemudian, simulasi UNBK akan dilaksanakan pada 27-28 Februari mendatang dan dilanjutkan dengan gladi resik pada hari berikutnya. Untuk mengikuti UNKB mendatang SMPN9 menompang ke SMK2 Sawahlunto.

"Simulasi ini udealnya minimal lima kali pertemuan, untuk membiasanya siswa dalam penggunaan komputer serta UNBK. Karena banyak siswa yang belum mengerti dengan komputer dan tatacaranya, sehingga menjadi beban mental bagi siswa. Maka, dibutuhkan simulasi untuk memberikan latihan UNBK bagi siswa, kemudian dilanjutkan dengan gladi rerik," katanya.

Ia melanjutkan bahwa SMPN9 masih memakai kurikulum 2006. Sehingga sekolah tersebut menjadi satu-satunya yang masih memakai K2006. Tahun ini SMPN9 telah memakai K13 mengacu pada sekolah lain, namun kebutuhan buku belum terpenuhi untuk K13 sebagai buku pegangan siswa. "Untuk buku K13 pegangan siswa masih memimjan ke sekolah lain. Karena sekolah belum memiliki buku K13 sehingga belum memcukupi kebutuhan siswa. Namun, untuk kebutuhan siswa K 2006 sebagai buku pelajaran telah terpenuhi," ujarnya.

Ia menyebutkan bahwa fasilitas pendukung proses belajar siswa sekolah telah memiliki labor IPA dan Perpustakaan. Namun sekolah masih belum memiliki labor komputer untuk siswa, termasuk guru yang mengajarkan TIK. "Untuk mengajarkan TIK sekolah masih memberdayakan guru yang ada. Karena saat ini sekolah tidak memiliki guru yang profesional sesuai dengan bidangnya," tuturnya.

Iswandi menyebutkan bahwa SMPN9 memiliki sembilan orang guru PNS, empat orang guru kontrak dan ditambah guru honorer. Kemudian, sekolah memiliki tiga rombel, terdiri dari 88 orang siswa secara administrasi. "Sebetulnya dalam praktek sehari hari, SMPN9 memiliki empat rombel. Karena Kelas VII siswanya banyak sehingga tidak dimungkinkan belajar dalam satu kelas. Karena idealnya proses belajar mengajar dalam satu kelas tersebut berjumlah 25-28 orang siswa," katanya.

Marwan, Kepala Dinas Pendidikan Kota Sawahlunto menyebutkan bahwa untuk mengikuti ujian UNBK sekolah harus mengadakan simulasi untuk mengikuti UNBK bagi siswa. Kemudian sekolah yang belum memiliki komputer maka di mengikuti simulasi ke sekolah terdekat. 

"SMPN9 memiliki komputer tetapi tidak mencukupi untuk kebutuhan siswa. Kemudian, harus memiliki server setiap komputer harus ada server. Maka dalam satu ruangan harus memiliki 20 unit komputer dan beserta server telah diinstal. Sehingga siswa dapat mengikuti simulasi UNBK tersebut dengan baik. Kita telah mengistruksikan sekolah untuk melakukan simulasi UNBK terhadap siswa. Agar siswa tidak merasa canggung untuk mengikuti UNBK nantinya dan hasilnya pun akan maksimal," katanya.

No comments:

Post a Comment