Tuesday, December 20, 2016

Desa Wisata Rantih dikelola Swadaya



Desa Rantih memiliki potensi wisata alam yang kaya. Namun saat ini masih dalam tahap pengembangan dan menyiapkan Sumber Daya Manusia akan sadar wisata.
  

Rumah Pohon Desa Rantih
Cuara cerah dan terik matahari yang mengengat kulit Rabu, 6 Desember 2016 siang tidak menyulutkan semangat Ikrar Mustakin akrab disama Acin, sekretaris Lembaga Desa Wisata (LDW) Rantih menuju objek wisata yang Rumah Pohon. Lokasi Rumah Pohon tersebut jalan menuju lokasi bersebelahan dengan kantor Desa Rantih, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat

"Untuk menuju runah pohon tersebut bisa menggunakan motor dengan jalan setapak yang telah dibeton. Butuh waktu sekitar 10 menit untuk sampai ke lokasi rumah pohon tersebut. Kemudian, sampai ke pesanggrahan motor di parkir dan pengunjung berjalan kaki menuju ke atas bukit tempat rumah pohon tersebut dengan jarak tempuh sekitar 5 menit," ungkap Acin.

Ia menyebutkan bahwa dilokasi Rumah Pohon tersebut ada empat unit rumah pohon yang berjajar. Satu unit rumah pohon mampu menampung enam orang. Kemudian, dilokasi tersebut juga tersedia aula yang mampu menampung 200 orang dan juga dikengkapi dengan sarana tempat ibadah. Selanjutnya lapangan terbuka untuk lokasi kemping.

"Kemudian tarif yang dikenakan untuk menginap di rumah pohon sebesar Rp200 ribu permalam. Selanjutnya, biaya masuk lokasi dari posko hanya Rp3000. Parkir motor Rp2000, parkir mobil Rp5000," katanya.

Ia mengungkapkan bahwa selain selain rumah pohon pengunjung juga bisa menikmati wisata air terjun. Namun, untuk sampai ke lokasi harus berjalan kaki sekitar 10 menit dari rumah pohon menuju air terjun.

"Sebetulnya wisata desa rantih ini khususnya air terjun telah dibuka sejak tahun 2010. Namun, belum buming dan di kenal banyak orang. Selain itu jalan menuju ketempat tersebut juga sulit bedannyan," ujarnya.

Selanjutnya, terang Acin, setelah air terjun ini dibuka dan dilengkapi rumah pohon barulah objek wisata ini dibuka dan dikelola oleh pemuda setempat. Kemudian, pada tahun 2011 barulah dibentuk Lembaga Desa Wisata (LDW) Rantih.

"Saat ini rumah LDW beranggotakan 30 orang yang mengelola wisata Rantih. Pengelolaan ini dilakukan masih swuadaya tanpa di gaji. Meskipun ada tiket dan kontribusi yang didapatkan, pendapatan itu kembali masuk menjadi KAS LDW," Akunya.

Kemudian dana tersebut dimanfaatkan untuk perbaikan dan pembenahan jalan dan pandopo untum posko. Anggaran yang dikeluarkan hanya untuk membeli bahan baku, namun untuk upah tukang tidak, sebab kita kerjakan secara bersama dengan gotong royong.

Ia mengungkapkan bahwa selain agrowisata Desa Rantih juga mempunyai wisata air. Wisata air ini dengan menaiki 'timpeh' atau perahu mesin yang mampu menampung lima orang penumpang. "Wisata air ini menelusuri sungai batang ombilim dengan menggunakan timpeh tersebut," sebutnya.

Selanjutnya, di Desa Rantih dalam setahun juga mengadakan 'mangadau' di sungai batang ombilin. Mangadau tersebut merupakan pesta rakyat menangkap ikan bersama sama di dalam sungai. Mangadau itu terbuat dari pucuk daun atau janur yang di jalin, kemudian dibentangkan kedalam sungai bertujuan utuk menghalau ikan sampai ke muara sungai terendah, lalu di ditangkap menggunakan jala.

"Kegiatan ini juga dikelola oleh LDW, yang menjadi iven tahunan. Setiap tahun diaebarkan ikan di lubuk ikan larangan, kemudian setelah ikan tersebut berumur setahun maka dikakukan 'mangadau'. Seluruh masysrakt terlibat dan bersukaria menangkap ikat di lubuk larangan Desa Rantih," jelasnya.

Acin menyebutkan, potensi wisata yang dimiliki tersebut akan terus dilakukan perbaikan dan pembenahan kearah yang lebih baik. Hal itu dengan menjalin kerja sama dengan travelagen Pakanbaru. Maka objek wisata ini akan menjadi objek wisata yang harus dikunjungi oleh setiap pengunjung yang datang ke kota Sawahlunto.

"Banyaknya kunjungan wisata ke Desa rantih maka akan meningkatkan perekonomian masyarakat. Pengunjung yang dadang juga akan meberbenlanja, maka peredaran uang di desa ini akan terjadi. Kemudian, indystri kreatif prodak lokal Desa Rantih ini juga akan diminati, seperti tas unik berbahan tempurung atau batok kelapa," katanya.

Selanjutnya, masyarakat setempat juga menyediakan makanan tradisional yang bisa dinikmati pengunjung. "hadirnya desa wisata rantih ini, masyarakat telah mulai peduli terjadap wisata. Sehingga Kunjungan terus mengalami peningkatan, dalam sebulan grafiknya naik turun, berkisar 200-300 orang sertiap bulan. dibandingkan beberapa tahun belakangan masih minim dan jauh dari harapan," ungkapnya.

Kemudian, ungkapnya, adanya wisata rantih ini juga banyak dimanfaatkan dengan pertumbuhan hoomsty apabila pengunjung ingin menginap. "kedepan kita akan tingkatkan lagi fasilitaa yang masih kurang khusunya di lokasi rumah pohon dan air terjun. Kita akan menambahkan fasilitas outbon bagi pengunjung. klawingfox, jaring memanjat, jembatan tali dan sebagainya," ungkapnya.

No comments:

Post a Comment