Desa Rantih memiliki potensi wisata
alam yang kaya. Namun saat ini masih dalam tahap pengembangan dan menyiapkan
Sumber Daya Manusia akan sadar wisata.
Rumah Pohon Desa Rantih |
Cuara cerah dan terik matahari yang
mengengat kulit Rabu, 6 Desember 2016 siang tidak menyulutkan semangat Ikrar
Mustakin akrab disama Acin, sekretaris Lembaga Desa Wisata (LDW) Rantih menuju
objek wisata yang Rumah Pohon. Lokasi Rumah Pohon tersebut jalan menuju lokasi
bersebelahan dengan kantor Desa Rantih, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat
"Untuk menuju runah pohon tersebut bisa
menggunakan motor dengan jalan setapak yang telah dibeton. Butuh waktu sekitar
10 menit untuk sampai ke lokasi rumah pohon tersebut. Kemudian, sampai ke
pesanggrahan motor di parkir dan pengunjung berjalan kaki menuju ke atas bukit
tempat rumah pohon tersebut dengan jarak tempuh sekitar 5 menit," ungkap
Acin.
Ia menyebutkan bahwa dilokasi Rumah
Pohon tersebut ada empat unit rumah pohon yang berjajar. Satu unit rumah pohon
mampu menampung enam orang. Kemudian, dilokasi tersebut juga tersedia aula yang
mampu menampung 200 orang dan juga dikengkapi dengan sarana tempat ibadah.
Selanjutnya lapangan terbuka untuk lokasi kemping.
"Kemudian tarif yang dikenakan
untuk menginap di rumah pohon sebesar Rp200 ribu permalam. Selanjutnya, biaya
masuk lokasi dari posko hanya Rp3000. Parkir motor Rp2000, parkir mobil
Rp5000," katanya.
Ia mengungkapkan bahwa selain selain
rumah pohon pengunjung juga bisa menikmati wisata air terjun. Namun, untuk
sampai ke lokasi harus berjalan kaki sekitar 10 menit dari rumah pohon menuju
air terjun.
"Sebetulnya wisata desa rantih ini
khususnya air terjun telah dibuka sejak tahun 2010. Namun, belum buming dan di
kenal banyak orang. Selain itu jalan menuju ketempat tersebut juga sulit
bedannyan," ujarnya.
Selanjutnya, terang Acin, setelah air
terjun ini dibuka dan dilengkapi rumah pohon barulah objek wisata ini dibuka
dan dikelola oleh pemuda setempat. Kemudian, pada tahun 2011 barulah dibentuk
Lembaga Desa Wisata (LDW) Rantih.
"Saat ini rumah LDW beranggotakan
30 orang yang mengelola wisata Rantih. Pengelolaan ini dilakukan masih swuadaya
tanpa di gaji. Meskipun ada tiket dan kontribusi yang didapatkan, pendapatan
itu kembali masuk menjadi KAS LDW," Akunya.
Kemudian dana tersebut dimanfaatkan
untuk perbaikan dan pembenahan jalan dan pandopo untum posko. Anggaran yang
dikeluarkan hanya untuk membeli bahan baku, namun untuk upah tukang tidak,
sebab kita kerjakan secara bersama dengan gotong royong.
Ia mengungkapkan bahwa selain
agrowisata Desa Rantih juga mempunyai wisata air. Wisata air ini dengan menaiki
'timpeh' atau perahu mesin yang mampu menampung lima orang penumpang.
"Wisata air ini menelusuri sungai batang ombilim dengan menggunakan timpeh
tersebut," sebutnya.
Selanjutnya, di Desa Rantih dalam
setahun juga mengadakan 'mangadau' di sungai batang ombilin. Mangadau tersebut
merupakan pesta rakyat menangkap ikan bersama sama di dalam sungai. Mangadau
itu terbuat dari pucuk daun atau janur yang di jalin, kemudian dibentangkan
kedalam sungai bertujuan utuk menghalau ikan sampai ke muara sungai terendah,
lalu di ditangkap menggunakan jala.
"Kegiatan ini juga dikelola oleh
LDW, yang menjadi iven tahunan. Setiap tahun diaebarkan ikan di lubuk ikan
larangan, kemudian setelah ikan tersebut berumur setahun maka dikakukan
'mangadau'. Seluruh masysrakt terlibat dan bersukaria menangkap ikat di lubuk
larangan Desa Rantih," jelasnya.
Acin menyebutkan, potensi wisata yang
dimiliki tersebut akan terus dilakukan perbaikan dan pembenahan kearah yang
lebih baik. Hal itu dengan menjalin kerja sama dengan travelagen Pakanbaru.
Maka objek wisata ini akan menjadi objek wisata yang harus dikunjungi oleh
setiap pengunjung yang datang ke kota Sawahlunto.
"Banyaknya kunjungan wisata ke
Desa rantih maka akan meningkatkan perekonomian masyarakat. Pengunjung yang
dadang juga akan meberbenlanja, maka peredaran uang di desa ini akan terjadi.
Kemudian, indystri kreatif prodak lokal Desa Rantih ini juga akan diminati,
seperti tas unik berbahan tempurung atau batok kelapa," katanya.
Selanjutnya, masyarakat setempat juga
menyediakan makanan tradisional yang bisa dinikmati pengunjung. "hadirnya
desa wisata rantih ini, masyarakat telah mulai peduli terjadap wisata. Sehingga
Kunjungan terus mengalami peningkatan, dalam sebulan grafiknya naik turun,
berkisar 200-300 orang sertiap bulan. dibandingkan beberapa tahun belakangan
masih minim dan jauh dari harapan," ungkapnya.
Kemudian, ungkapnya, adanya wisata
rantih ini juga banyak dimanfaatkan dengan pertumbuhan hoomsty apabila
pengunjung ingin menginap. "kedepan kita akan tingkatkan lagi fasilitaa
yang masih kurang khusunya di lokasi rumah pohon dan air terjun. Kita akan
menambahkan fasilitas outbon bagi pengunjung. klawingfox, jaring memanjat,
jembatan tali dan sebagainya," ungkapnya.
No comments:
Post a Comment