Sempat pakum selama
20 tahun, group randai Benteng Ombak nan Badabua masih tetap eksis. Rabu 3 Juni
2015 malam, grup randai yang didirikan Ibrahim pada tahun 1973 ini tampil di FestvalLadang Tari nan Jombang Tanggal 3 dengan menampilkan kisah Magek Manandin, Sadiangbaka
Solok, Provinsi Sumatera Barat
Laporan:Julnadi Inderapura, Balaibaru, Padang
Goup Randai Benteng Ombak Nan Badabua |
Ceritanya, Magek
Manandin yang terbuang di kampung mengadu untung di perantauan. Tiba-tiba, dia
mendapat surat dari kampung yang menyuruhnya pulang kampung untuk menikah.
Seiring bunyi saluang
dan dendang yang mendayu, anak randai masuk dari pintu belakang panggung di
sertai dengan 'tapuak' dan 'gore'. Mereka membentuk formasi per-saf
yang terdiri dari dua saf. Kemudian, ada sambah manyambah yang disampaikan memalui
dendang. 10 Anak randai mempragakan dengan gerak. Mereka meyusun jari nan sapuluah sarato jo kapalo
(memberi hormat, red) kepada penonton yang hadir.
Usai sambah
manyambah, 10 orang anak randai melanjutkan dengan formasi melingkar yang
disebutkan Randai seraya 'batapuah'
di sertai 'gore'. Gerakan yang
dimainkan dalam randai tersebut terlihat lebih 'rampak' (kompak, sejajar, dinamis). Gerakan 'dayuang sampan' (mendayung sampan), 'ombak ma hampeh atau ombak nan badabua,' (ombak yang menghempas),
yang merupakan cikal bakal dari penamaan Group Randai Benteng Ombak Nan Badabua
keberadaannya di pinggir pantai.
Sementara 'dendang' (lagu) yang dimainkan dalam
randai tersebut 'dendang dayuang daili, samarantang tinggi dan samarantang
randah, kemudian dendang isian
(bebas). Ketiga dendang ini merupakan lagu yang wajib ada dalam randai, (Teater
Rakyat Sumatera Barat).
Selanjutnya, dendang isian ini merupakan dendang
sebagai pengisi atau pelengkap dari cerita. Dendang
isian ini sifatnya tidak mengikat.
Untuk dendang isian ini ada kebebasan dalam memilih dendang yang akan di pakai saat randai. Sementara gruop randai
Benteng Ombak nan Badabua dalam dendang
isian memilih mendendangkan 'dengang
tambilang, dendang indang karinci, dendang ratok lawang, dan tamani'.
Sementara itu, pantun
yang dipakai atau dimainkan dalam dialog randai adalah pantun 4 dan pantun 6
dengan sajak A-B, A-B. Pantun ini, dua baris sampiran dan dua baris lagi
merupakan isi atau pesan yang ingin disampaikan.
Seperti pantun ‘karantau madang dihulu,
ba
buah babungo balun,
marantau
bujang dahulu,
di
rumah paguno balun,’
Penyajian pantun ampek ini lebih singkat dan lebih
padat. Sementara, pantun 6 ini penyajiannya lebih bertutur. Tiga baris yang
merupakan sampiran, tiga barisnya lagi yang berisi pesan.
Seperti
'karanggo di batang kapeh,
Maniti
daun silasiah,
Jatuah
badarai silaronyo,
Indak
bahinggo jo babateh,
Indak
basibak jo basisiah,
Dalam
lingkuangan sambah kasadonyo,
Mawardi
akrab dipanggil dengan sebutan 'Uncu'
yang merupakan ketua group randai Benteng Ombak nan Badabua yang juga merupakan
pelatih randai mengatakan mengatakan grup randai yang tampil saat ini adalah
generasi ke tujuh sejak didirikan pertama kali oleh Ibrahim. "Saat saya
masih latihan, anggota randai ke tika itu merupakan generasi ke empat,"
ujarnya.
Dia menyebutkan,
selam grup ini vakum 20 tahun, dia berlatih dan bergabung dengan sanggar lain.
Dia mengaku, sebelumnya ada dua sasaran
(tempat latihan, red) di Purus 2. "Dimasa saya latihan merupakan Generasi
ke tujuah sejak berdirinya sanggar ini. Saat saya sedang latihan dulu merupakan
generasi ke empat ketika masih belajar randai. Karena ketuanya belum ada
sehingga ada upaya untuk pedilanjutkan kembali," katanya.
Dia menyebutkan group
randai Benteng Ombak nan Badabua ini sempat pakum selama 20 tahun. Kemudian
selama fakum tersebut dia mencoba latihan randai dan silek (silat) di tempat (sanggar) lain. "Sembari mencari dan
belajar di luar, sementara yang lain (anggota randai Benteng Ombak nan Badabuah)
masih latihan," sebutnya.
Dia mengaku,
sebelumnya ada dua sasaran (gelanggang atau tempat latihan) di Purus
2. "Sasaran pertamakali berdiri
berkedatan di mesjid alkamil Purus. Awal mula sasaran atau galanggang
tersebut merupakan tempat latihan silek (silat).
Disanalah tempat semula anak-anak muda berkumpul untuk latihan silek. Kemudian, karena banyak yang
berkumpul latihan, ada muncul ide untuk mengangkat sebuah cerita randai. Maka,
naskah yang dimainkan kisah rakyat yang berasal dari daerah Maninjau. Saat ini sasaran randai berada di dekat SD,"
akunya.
Dia menjelaskan, saat
ini ada 25 orang anggota aktif yang latihan produktif. Kemudian rencananya akan
dilakukan regenerasi berikutnya. Sebab, saat ini anggota kita telah banyak yang
bekerja dan sibuk dengan aktivitas masing-masing. "Sementara generasi di
atas saya mungkin telah banyak yang meninggal, sebab, hingga saat ini generasi
di atas saya tersebut tidak lagi muncul atau tampak," jelasnya.
Kemudian, lanjut dia,
untuk latihan dua kali dalam seminggu, setiap Senin malam dan Jumat malam.
Kendala yang dihadapi sebenarnya komitmen latihan, karena kesibukan di
masing-masing anggota dengan aktivitas harian mereka. "Anggota kita
terdiri dari umum, pemuda sekitar dan ada pula dari anggota kita yang dari
lapai. Anggota kita juga saat ini yang menekuni pendidikan hanya dua orang,"
lanjutnya.
Kaharuddin akrab di
panggil pak 'Man' yang merupakan guru tuo
silek (orang dituakan) randai Benteng
Ombak nan Badabua mengatakan bahwa langkah yang di ambil dalam randai tersebut
merupakan bungo (bunga) dari tari.
Sedangkan langkah silek yang
dimainkan berasal dari Silek Harimau dari
Muara Labuah Pakan Raba a. "Saat ini, tidak lagi melatih silek, karena fisik tidak lagi
mengizinkan. Namun hingga saat ini galanggang
atau sasaran latihan silek masih berjalan di Muara Labuah.
Jika ada yang ingin belajar silek,
akan dibawa ke Muara Labuh untuk latihan. Dengan persyaratan yang akan belajar
silek melakukan ritual 'mandabiah ayam', siriah jo langkok, di
sertakan rokok dan tembakau', sarat letihan silek untuk pertamakali,"
katanya.
Kemudian, lanjut dia,
Kain agak sacabiak, sebilah pisau, merupakan ritual terakhir
dalam artian 'mamutuih Kaji', serta
membeli satu stel baju randai untuk guru. "Untuk latihan silek, masih dilakukan ritual dan dengan
menyembelih ayam. Begitu pula untuk latihan randai, juga dilakukan
penyembelihan ayam mendarahi sasaran dengan darah ayam. Gunanya adalah untuk
agar terhindar dari bahaya dan cindera dari latihan. Hal tersebut dibarengi
dengan doa-doa kepada tuhan," lanjutnya.
Dia mengaku untuk gelanggang latihan randai itu sendiri
juga dilakukan ritual penyembelihan ayam untuk mendarahi lapangan. "Selain
itu, juga dilakukan doa-doa untuk keselamatan. Selanjutnya randai merupakan
milik para leluhur, maka kita juga meminta izin dan meminta kepada leluhur
untuk keselamatan. Mendoakan para leluhur diberikan tempat yang layak di sisi
tuhan karena telah mewariskan ilmu yang bermanfaat seperti randai ini,"
akunya.
Eri Mefri, mengatakan
bagaimana kegiatan ini tetap berjalan dengan baik. Selain itu, juga kegiatan
ini mendapat apresiasi dari dari berbagai pihak dan perhatian dari pemerintah.
"Perhatian dari pemerintah tidak hanya membantu dalam bentuk akomodasi
saja, namun dengan kehadirannya untuk melihat dan mengamati pertunjukan
merupakan bentuk perhatian yang luar biasa dari pemerintah," katanya.
Lebih lanjut dia
menjelaskan, Festival nan Jombang tanggal 3 hanya berjala 10 bulan saja dalam
setahu. "Tahun 2015 ini merupakan tahun ke 3 Fetival nan Jombang
tanggal 3. Malam ini hari merupakan bulan ke 5 Festival. Selama bulan puasa
Ladang Tari nan Jombang kegiatan Festival nan Jombang tanggal 3 tidak berjalan.
Namun selesai Ramadhan Festival tanggal 3 Ladang Tari nan Jombang akan
berlanjut," sebutnya.
Dia menyebutkan,
sebelumnya di Kota Padang ada 6 grup randai yang aktif. Kemudian setelah
dibangun gelanggang di depan dinas
pariwisata Kota Padang barulah bermunculan beberapa group randai. "Ibrahim
termasuk pendiri dan ikut merancang membuat gelanggang tersebut. Di galanggang
tersebut sering dilakukan iven dan festival kebudayaan termasuk randai. Setelah
gelanggang itu dibangun barulah bermunculan grup randai. Ada 60 randai di Kota
Padang bermunculan. Makanya, saat ini nan Jombang memberikan apresiasi dan
kesempatan ke pada sanggar beliau
untuk mentas di gedung pertunukan Manti Manuik. Pertunjukan malam ini
persembahan kepada Ibrahim (alm)," sebutnya. )*