Tuesday, July 7, 2015

Yayasan Darul Ma'Arif Al-Karimiyah Padang, Jalan Gajah Mada No 41 B targetkan minimal satu kali Khatam Qur'an

Sabtu, 4 Juli 2015 siang kemarin penulis berjunkung ke Yayasan Darul Ma'Arif Al-Karimiyah. Cuaca siang itu sangat cerah sehingga keringat pun bercucuran dan tidak dapat di bendung. Ditambah pula jalan masuk menuju komplek panti tersebut banyak yang berlobang sehingga mengocokkan perut saat berkendara menuju lokasi. Ada sekitar kurang lebih 50 meter dari gerbang masuk koplek tersebut jalannya tidak rata yang juga di manfaatkan warga sekitar.


Laporan : Julnadi Inderapura 

Ada sebanyak 43 orang anak panti asuhan yang terdiri dari SMA, SMP, SLB dengan kapasitas komplek seluas 4500 meter memiliki empat gedung yakni gedung panti, gedung SMA, gedung SMP, gedung SLB dan termasuk Masjid.

Gendung panti merupakan tempat tinggal atau asrama bagi anak-anak. Sementara gedung sekolah berfungsi untuk kegiatan belajar mengajar anak-anak panti. Sedangkan masjid merupakan tempat mejalankan kegiatan keagamaan termasuk pesantren ramadhan.

Panti asuhan Darul Ma'Arif Al-Karimiyah ini semulan berdiri pada tahun 1986 oleh Hj. Saudah dan 10 orang Saudara mereka. Panti ini kemudian diakui secara resmi pada tahun 1990. Dari awal berdiri panti ini telah lebih dari seratus orang alumni yang dilahirkan. Diantara mereka banyak yang berdagang, dan ada pula usai pemondokan dipanti setelah tamat SMA mereka malanjutkan kuliahnya dan dibiayai oleh keluarga mereka. Sebab, panti ini belum mempunyai program sampai ke jenjang perguruan tinggi. Namun, sejak tahun 2010 program untuk melanjutkan ke perguruan tinggi telah mulai berlangsung, sehingga saat ini anak panti ada yang sedang melanjutkan proses perkuliahan.

Pimpinam Panti Darul Ma'Arif Al-Karimiyah Hasan Basri menyebutkan bahwa saat ini anak panti yang berjumlah 43 orang tersebut 3 diantaranya saat sedang mengikuti proses perkuliahan. Sedangkan 25 orang lagi merupakan anak SLB. "Saat ini anak SLB kita selama bulan ramadhan mereka libur. Karena anak SLB ini tidak mengikuti perantren ramadhan. Mereka pembelajarannya lebih banyak praktek dan keterampilan atau lebih kepada kerajinan tangan. Sehingga mampu beradaptasi terhadap pembelajaran yang diberikan dibandingkan dengan teoritis. Namun, untuk ilmu umum dan agama mereka juga diberikan pelatihan, pembinaan diluar bulan ramadhan," sebutnya.


Dia menjelaskan, anak yang berkebutuhan khusus ini memiliki iteligensi yang lemah. Mereka mempu memahami apa yang diberikan hanya satu objek saja, sehingga apa yang diajarkan itu dapat diterima dan dipahami, namun hasilnya tidak sebanding dengan orang yang normal. "Kita memberikan pembelajaran terhadap anak berkebutuhan kusus itu lebih kepa skill yang dimilikinya. Sebab, 20 persen kemampuan yang di miliki adalah skill. Makanya 25 orang anak SLB tersebut diberikan pembinaan kursus menjahit dan ke agamaan," jelasnya.


Selanjutnya, aktivitas yang lain pada ramadhan ini adalah anak-anak panti melakukan kegiatan pesantren ramadhan dan diikuti oleh jiran atau tetangga komplek panti secara gratis. "Selain itu, kita juga membaca Al-Quran setiap shalat lima waktu selama ramadhan ini. Karena anak-anak panti kita menargerkan minimal satu kali khatam Al-Quran dan maksimal tak terhingga. Kita memberikan kebebasan terhadap mereka dalam upaya menamatkan Al-Quran, dan tidak ada paksaan berapa kali mereka harus khatam Al-Quran. Sebab, anak-anak kita juga mempunyai kegiatan lain," paparnya lebih lanjut.


Dia menambahkan, untuk pembelajaran Al-quran dan tadarusan usai shalat lima waktu dilakukan sendiri-sendiri. Kemudian, selesai shalat tarawih dilakukan secara bersama-sama. "Tadarusan dilakukan secara bersama usai shalat tarawih dan bergantian. Sehingga ada yang menyimak disaat pembacaan ayat Al-Quran, dan meluruskan bacaan ayat jika terjadi kesalahan membaca ayat. Itulah fungsi tadarus yang dilaksanakan secara bersama-sama," katanya.


Dia mengaku bahwasanya aktivitas di luar ramadhan panti ini memiliki 32 orang tenaga pengajar per bidang studi. Tenaga pengajar tersebut bagi panti sendiri sangat memadai dalam proses belajar dan pembinaan terhadap anak-anak. Namun, masih kurang dari segi jenjang pendidikan guru benar-benar bisa menganyomi anak-anak. "Sumber daya manusia (SDM) guru dalam menampung anak-anak masih kurang. Tidak seluruh yang siap memerima tingkah-laku anak. Kemudian, lemahnya guru dari segi memberikan keterampilan bagi anak," akunya.


Prestasi yang dimiliki anak-anak dalam bidang belajar patut di apresiasi. Sebab, anak-anak panti dalam bidang ke ilmuan yang bereka pelajari ternyata mereka menguasai. Terbukti dengan iven kejuaraan yang mereka ikuti. Kemudian, anak-anak panti juga mengikuti OSN kota olimpiade. Anak-anak juga berprestasi dibidang olah raga pimpong. Kemudian, mengikuti olimpiade ekonomi dan sejarah. "Anak-anak kita juga mampu bersaing dengan sekolah lain dalam pemantapan ke ilmuan mereka. Kemudian dibidang oleh raga mereka juga tidak kalah," tuturnya. 


Kemudian, lanjutnya, untuk mengisi kekosongan dan waktu luang anak-anak panti mereka mengisi dengan kegiatan oleh raga seperti bermain pimpong. Sebab, di panti mempunyai meja pimpong sebagai fasilitas barmain anak-anak panti. "Anak-anak bermain sembari menunggu waktu berbuka puasa. Terkadang ketika usai melaksanakan pesantren ramadhan mereka main bola pimpong," lanjutnya. 


Hasan Basri mengungkapkan bahwa yang tinggal di panti tersebut semuanya adalah laki-laki. Meskipun sebelumnya dipanti tersebut pernah menerima perempuan. Namun, saat ini tidak ada lagi perempuan yang di asramakan. "Kita kekurangan tenaga pengawasan dikahwatirkan optimalitas jaga berkurang. Kita takut terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan bersama diluar pengawan kita. Karena saat ini pengaruh dari luar sangat banyak dan menghawatirkan mental anak-ana. Ditambahlagi dengan dukungan teknologi saat ini yang sulit kita mengontrolnya," tutupnya.

No comments:

Post a Comment