Darman Moenir pada diskusi akhir bulan seniman bicara pada Kamis 31
Maret 2016 pukul 20.00 malam gedung pertunjukan Manti Manuik Ladang Tari nanJombang, Rimbo Tarok Balai Baru Kecamatan Kuranji, mengurai Proses Kreatif :
Menulis Sesuatu, Mengkonkretkan yang Abstrak.
Laporan :
Julnadi Inderapura, Padang
Darman Moenir |
Untuk mencapai hal itu, ungkapnya, maka seorang kreator, musisi,
penggiat teater, perupa dan sastrawan yang memulai proses kreatifnya harus
mendahului dengan niat. Berniat untuk memulai sebuah proses kreatif (menulis),
kemudian untuk apa proses kreatif itu, tujuan serta manfaat dari proses
kreatif. Tanpa adanya niat, maka proses kreatif itu tidak akan terlaksana.
Sesuatu yang diciptakan tuhan sedemikian rupa banyaknya, namun banyak
yang belum tergarap oleh seniman, kreator, perupa, musisi dan sastrawan.
Bagaimana seorang kreator, seniman, perupa, musisi dan sastrawan untuk
menggarapnya menjadi sebuah karya bergatung pada sudut pandang serta proporsinya
masing-masing. Jika ia seorang sastrawan, bagaimana seorang penulis memulai
proses kreatifnya untuk menulis dari sudut pandangnya melihat sesuatu (benda)
yang diciptakan tuhan.
Ia menilai bahwa saat ini banyak keindahan alam Minangkabau yang dimiliki
dan sebuah karunia tuhan, namun semuanya belum tergarap dalam sebuah proses
kreatif (digarap) atau ditulis seniman dan sastrawan. Misalnya ke indahan Danau Maninjau, atau kelok 44 dan dibawahnya membentang danau maninjau. Keindahan itu
telah diciptakan tuhan, namun tidak banyak yang mampu menulis keindahan itu
sesungguhnya menlalui proses kreatif itu sendiri melalui sebuah karya sastra,
musik, tari, perupa dan teater.
Menurutnya, seorang Leonardo Da Vinci misalnya, ia melukis Monalisa
dengan bentuk paras wajah yang cantik sembari tersenyum. Pelukis ini mampu
melukis seorang wanita yang tersenyum dan kecantikan Monalisa yang abadi
sepanjang masa. Hal itu, telah digambarkan oleh penulis bahwa manis dan senyum
seperti yang telah digambarkan dalam lukisannya. Leonardo Da Vinci berhasil
menggabarkan perempuan cantik sesungguhnya, hingga saat ini masih dikenal
banyak orang.
Kemudian, lanjutnya, novel Siti Nubaya dikarang oleh Marah Rusli
merupakan sebuah karya fiksi yang membicarakan kehidupan seorang perempuan
Minang seolah menjadi kehidupan nyata oleh masyarakat pembacanya. Bahkan, sosok
Siti Nurbaya yang di kubur di gunung Padang pun semua pembacanya juga meyakini
bahwa Siti Nurbaya meninggal dan di kubur di gunung Padang. Seorang penulis
mampu menggabarkan sosok tokoh dan seperti apa sosok Siti Nurbaya, seolah
menjadi cerita sebernarnya terjadi. Maka, kejaran seorang penulis atau
sastrawan untuk menulisnya menjadi sebuah harus memahami semua pokok persoalan,
sehingga cerita itu menjadi hidup dan nyata adanya.
AA Navis dalam proses kreatifnya menulis cerpen 'Robahnya Surau Kami'
menurutnya merupakah cerpenis islami dan termasyhur di Indonesia. Sesuai dengan
pembacaanya terhadap karya sastra, hingga saat ini belum ada yang mempu menulis
karya sastra islami seperti AA Navis. Menurutnya, proses kreatif yang didalami
AA Navis tidak jauh berbeda dengan proses kratif penulis lainnya seperti Wisran
Hadi, Abdul Muis, dan termasuk penulis lainnya.
Selanjutnya, proses kratif itu juga menuntuk seorang seniman (musisi,
pelukis, penari, penggiat teater) untuk memicu semangat membaca. Seorang
seniman harus banyak membaca buku-buku sastra sebagai bahan acuan. Tanpa
membaca, seorang seniman tidak akan mampu menulis kalimat-kalimat yang
diinginkan untuk sesuah karya sastra. Selain itu, seorang seniman juga dituntut
mempertimbangkan memperhatikan masalah bahasa. Baik itu, berupa titik, koma dan
sebagai tanda berhenti dalam artikata harus mengerti tata baca EYD-nya harus
jelas.
Muhammad Husni, dosen UNP dan penikmat seni mengatakan bahwa
seniman (musisi, pelukis, penari, penggiat teater) mereka merupakan akar,
bagainama untuk melahirkan seorang yang lebih kreatif. Sebuah adememisi tidak
akan mempu melahirkan seorang lulusannya yang lebih kreatif. Menurutnya, untuk
membangkitkan atau melahirkan seorang yang kreatif, dimulai dari keluarga.
Saat ini, jelas dia, seorang anak tidak diberikan ruang yang bebasa
untuk berkreatifitas. Selalu ada ruang lain yang menjadi pembatas bagi anak,
sehingga anak takut berbuat yang lebih kreatif. Pendirikan dalam lingkup rumah
tangga atau keluarga bagi anak, justru yang terjadi pada anak hanya
pelarangan-pelarangan terhadap anak. Padahal untuk perkembangan proses kreatif
anak adalah memberikan ruanga yang bebas kepada anak dalam keluarga.
Sementara itu, dunia pendidikan (sekolah) juga tidak memberikan ruang
berbeda terhadap anak yang kreatif. Sebab, menurutnya dikatakan 'kreatif'
adalah tampil beda. Jika ada anak yang berbeda dengan anak yang lain, sekolah
justru melarang dan banyak tidak memperbolahkan sikap anak yang tampil beda.
Maka, untuk menciptakan anak yang kreatif dimulai dari keluarga dan ruang
pendidikan yang lebih bebas. Keluarga melatih ruang gerak terhadap anak untuk
kebih peka, agar menjadi kreatif.
Rizal Tanjung penggiat Teater mengatakan bahwa keativitas merupakan
prosesi dan bukan persolan pendidikan. Seorang yang kreatif dan melihat aspek
kebudayaan dalam sebuah proses kreatif bagi seniman. Ia menyebutkan seorang
yang kreatif itu mampu mengadopsi sebuah benda dengan kreatif serta pikiran
yang cerdas, maka akan menghasilkan kreativitas yang cerdas pula. Baginya,
sebuah kreativitas itu harus terukur dan tidak semerta-merta menghilangkan
nailai atau norma yang ada. Kemudian, kreatif (menulis) juga merupakan sebuah
kebebasan berbicaya dengan cara cerdas. Inilah yang dikatakan kreatif dan
berpikir cerdas.
Musral Dahrizal alias Mak Katik Budayawan ini bersepakat, untuk memulai
seseorang agar lebih kratif dimulai dari pendidikan keluarga. Bagaimana
pendidik anak dalam keluarga agar anak lebih kreatif.
Ia menilai bahwa proses kreatif yang disampaikan oleh Darman Moenir
menurutnya merupakan pendekatan tasauf. Sebab, dari yang tidak ada menjadi ada,
berdasarkan ungkapan Tuhan Ciptakan Kapas : Manusia Ciptakan Kain. Ia
menyebutkan bahwa proses kreatif Darman Moenir tersebut jelas dasar pikirannya.
Hijrah dari pikiran yang tidak ada menjadi ada, menurutnya inilah yang
dikatakan proses kreatif.
Irvan Dosen Sastra berpandangan bahwa proses kreatif itu sendiri harus
memiliki kebebasan. Selanjutnya dalam proses kreatif perlu meningkatkan
kesadaran dan kebebasan serta cara perpikir cerdas. Keceradasan itu harus
didukung dengan banyak membaca buku agar. Ada banyak teori tentang jenis
keceradasan secara sikolog. Iklim serta potensi anak harus dikembangkan untuk
meningkatkan kreativitasnya. Kreativitas AA Navis sendiri muncul ketika banyak
ruang diskusi sehingga yang terjadi di Bukittinggi. Selanjutnya, kecenderungan
kreativitas berdiskusi itulah AA Navis tumbuh.
Selanjutnya, saat ini tidak adanya ruang gerak kritikus dengan gerak
yang lebih terarah. Maka, perlu adanya ruang diskusi dan iven-iven seperti yang
dilakukan oleh Nan Jombang. Ada ruang diskusi dengan program diskusi akhir
bulan seniman bicara. Respon terhadap iven tersebut dan soal ruang kerjasama dalam
hal kreativitas. Seniman saat ini banyak yang merasa tidak merasa hebat apabila
ada kerja sama. Seniman (sastrawan) merasa puas dan merasa hebat sendiri, tanpa
adanya kerjasa dalam bentuk ruang diskusi memecahkan persolan.
No comments:
Post a Comment