Wednesday, May 25, 2016

Tari Tradisi Basangai Dibaliak Talang

Penonton telah memadati tribun tempat duduk gedung pertunjukan Manti Manuik pada Selasa, 3 Mei 2016 malam. Lampu ruangan Gedung Pertunjukan Manti Manuik Ladang Tari Nan Jombang menyala netral. Usai MC membacakan sinopsis tari, penari bersiap-siap masuk panggung untuk membawakan tarian yang berjudul 'Basangai Dibaliak Talang'. Kelompok tari Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah 1 Batu Batupang Kecamatan Kubung Kabupaten Solok Povinsi Sumatera Barat

Laporan : Julnadi Inderapura, Padang
Tari Tradisi dimainkan para penari, berada di pojok kiri panggung seraya bersiap-siap masuk panggung sebagai teknik muncul. Para penari tersebut masuk panggung dan menuju garis tengah panggung yang didahui oleh musik sebelumnya. Mereka membentuk formasi dalam pola gerak tari yang dinamis. Tarian yang ditampilkan tersebut merupakan tari kreasi.

Tarian tersebut berkisah tentang anak-anak yang bermain saat membuat 'lamang'. Tarian tersebut mencerikan tradisi perempuan minang membuat 'lamang' ketika masuk lebaran hari raya idul fitri dan hari raya qurban (hari baiak, bulan baiak). Kemudian, pada saat membuat 'lamang' tersebut anak-anak membaru para ibu untuk membuat 'lamang'. Kemudian, sembari membantu orang tua memasak 'lamang' mereka pun senda gurau bersama. Mereka pun bermain-main sembari menunggu 'lamang' masak.

Penari cilik tersebut cekatan dan sangat energik menari di pentas dengan pola-pola tarian serta komposisi yang teratur. Mereka bersorak-sorai di atas pentas serta berjingkrak membawa potongan bambu sebagai properti pendukung tarian. Penonton yang menyaksikan pun terkesima, matanya melotot dan ada pula yang mengabadikan momon tersebut dengan gadgetnya. Tarian yang berdurasi kurang lebih 10 menit itu mendapat apresiasi dari pentonton dengan riuhnya tepuk tangan dalam ruangan.

Zulfadilah, Pelatih kesenian kelompok tari Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah 1 Batu Batupang Kecamatan Kubung Kabupaten Solok merupakan ekstra sekolah. Kelompok tari tersebut telah ada sejak tiga tahun lalu. Sebelum dirinya melatih anak-anak merari, kelompok tari ekstra sekolah tersebut telah ada sebelumnya. Namun dirinya tidak mengetahui kapan persis kolompok tari ekstra sekolah itu ada.

Kemudian, lanjutnya, anak-anak yang menari telah menyiapkan diri untuk latihan sejak tiga bulan lalu. Semua penari yang tampil tersebut merupakan murid kelas IV SD Muhammadiyah 1. Anak-anak tersebut latihan sekali dalam seminggu. Kemudian jadwal latihan menari, setelah selesai jam belajar, artinya anak latihan menari setelah pulang sekolah barulah anak-anak latihan menari. Karena tari tersebut merupakan tarian yang bersifat ekstra sekolah, maka latihan anak-anak pun dilakukan di sekolah.

Kemudian, pentas tari yang pernah dilakukan anak-anak hanya pentaskan tari di kabupaten Solok dan di Padang. Sebab, tari ini sebenarnya adalah hanya untuk kepentingan sekolah saja, terutama jika ada acara perpisahan di sekolah, maka anak-anak inilah yang menari. Makanya tidak ada agenda khusus untuk mentas keliling.

Selanjutnya, kendala yang dihadapi saat melatih anak-anak secara menyeluruh tidak ada. Namun, yang terpenting adalah memperhatikan mut anak-anak. Sebab, terkadang mereka letih sepulang sekolah, kemudian dilanjutkan dengan agenda latihan menari yang menguras tenaga. Maka, hal tersebut perlu jadi perhatian, agar anak-anak latihan tidak dalam keadaan terpaksa. Anak-anak perlu di ajak bergurau dulu, bermain-main sembari latihan. Jika mut anak-anak sedang baik, tidak ada masalah dan kendala, kemudian latihan pun menjadi enak, santai dan enjoy.

Erma Suryani Kepala Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah 1 Batu Batupang Kecamatan Kubung Kabupaten Solok menyebutkan bahwa pertamakali kelompok tari ekstra sekolahnya baru pertamakali mentas di Ladang Tari Nan Jombang. "Ada lima orang penari tersebut yakni, Nalina, Vika, Azi, Dea Sukma dan Aisah," katanya.

Ia mengaku, kelompok tari tersebut pernah mendapat juara II lomba tari se Kabupaten Solok yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N). Kelompok tari ekstra sekolah ini, lahir karena untuk mengikuti iven tahunan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan yakni FLS2N. Untuk jadwal pentas keliling anak-anak sebenarnya tidak mempunyai agenda.

Ia berharap kedepan eksrta sekolah ini bisa berkembang lebih baik. Sekolah mendukung kreatifitas anak-anak agar bisa berkembang untuk mengasah bakat mereka. "Kostum anak-anak yang menari tersebut memang dirancang sendiri. Kontum tersebut tetap mengacu pada budaya minang, yakni ada warna hitam, warna kuning dan warna merah. Belum semua idiom budaya yang dapat diangkat ke permukaan, seperti kearifan lokal yang masih banyak dan belum tergarap secara baik. Kedepan kita akan mencoba mengangkat kesenian lain. Sebab, tari 'Basangai Dibaliak Talang' merupakan salah satu diantara yang benyak," harapnya.

Ia menyebutkan, untuk menumbuhkan bibit baru pada generasi berikutnya, terutama pada adik kelasnya. Latihan menari tersebut, jika telah kelas VI tidak dibenarkan. Tapi, untuk menyambung estafet maka perlu ada penyisipan dan pencabutan dari adik kelasnya. Sehingga, tari tersebut tetap ada dan tidak mengulang dari awal. Sebab, sebagai penari pemula bisa mengikuti kakak kelanya yang telah duluan belajar.

Angga Mefry, Direktur Festival Ladang Tari NanJobang Tanggal 3 mengatakan bahwa FNJT3 telah masuk pada tahun keempat penyelenggaraannya. FNJT3 ini dilaksanakan setiap bulan pada tanggal 3 terfokos pada seni-seni tradisi. Hal itu tidak terlepas dari bentuk terimaksih Nan Jombang pada seni-seni tradisi. Kegiatan ini pun di dukung oleh Djarum Fondation.

"Terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya FNJT3 ini. Terimakasih juga pada penonton setia FNJT3 yang berkesempatan hadir, serta para sastrawan, pemerhati budaya dan tamu undang yang selalu mendukung kegiatan ini," katanya

No comments:

Post a Comment