Laporan : Julnadi Inderapura, Padang
Tari Tradisi dimainkan para penari, berada di pojok kiri
panggung seraya bersiap-siap masuk panggung sebagai teknik muncul. Para penari
tersebut masuk panggung dan menuju garis tengah panggung yang didahui oleh
musik sebelumnya. Mereka membentuk formasi dalam pola gerak tari yang dinamis.
Tarian yang ditampilkan tersebut merupakan tari kreasi.
Tarian tersebut berkisah tentang
anak-anak yang bermain saat membuat 'lamang'.
Tarian tersebut mencerikan tradisi perempuan minang membuat 'lamang' ketika masuk lebaran hari raya
idul fitri dan hari raya qurban (hari baiak, bulan baiak). Kemudian, pada saat
membuat 'lamang' tersebut anak-anak membaru para ibu untuk membuat 'lamang'. Kemudian, sembari membantu
orang tua memasak 'lamang' mereka pun
senda gurau bersama. Mereka pun bermain-main sembari menunggu 'lamang' masak.
Penari cilik tersebut cekatan dan
sangat energik menari di pentas dengan pola-pola tarian serta komposisi yang
teratur. Mereka bersorak-sorai di atas pentas serta berjingkrak membawa
potongan bambu sebagai properti pendukung tarian. Penonton yang menyaksikan pun
terkesima, matanya melotot dan ada pula yang mengabadikan momon tersebut dengan
gadgetnya. Tarian yang berdurasi kurang lebih 10 menit itu mendapat apresiasi
dari pentonton dengan riuhnya tepuk tangan dalam ruangan.
Zulfadilah, Pelatih kesenian
kelompok tari Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah 1 Batu Batupang Kecamatan Kubung
Kabupaten Solok merupakan ekstra sekolah. Kelompok tari tersebut telah ada
sejak tiga tahun lalu. Sebelum dirinya melatih anak-anak merari, kelompok tari
ekstra sekolah tersebut telah ada sebelumnya. Namun dirinya tidak mengetahui
kapan persis kolompok tari ekstra sekolah itu ada.
Kemudian, lanjutnya, anak-anak
yang menari telah menyiapkan diri untuk latihan sejak tiga bulan lalu. Semua
penari yang tampil tersebut merupakan murid kelas IV SD Muhammadiyah 1.
Anak-anak tersebut latihan sekali dalam seminggu. Kemudian jadwal latihan
menari, setelah selesai jam belajar, artinya anak latihan menari setelah pulang
sekolah barulah anak-anak latihan menari. Karena tari tersebut merupakan tarian
yang bersifat ekstra sekolah, maka latihan anak-anak pun dilakukan di sekolah.
Kemudian, pentas tari yang pernah
dilakukan anak-anak hanya pentaskan tari di kabupaten Solok dan di Padang.
Sebab, tari ini sebenarnya adalah hanya untuk kepentingan sekolah saja,
terutama jika ada acara perpisahan di sekolah, maka anak-anak inilah yang
menari. Makanya tidak ada agenda khusus untuk mentas keliling.
Selanjutnya, kendala yang
dihadapi saat melatih anak-anak secara menyeluruh tidak ada. Namun, yang
terpenting adalah memperhatikan mut anak-anak. Sebab, terkadang mereka letih
sepulang sekolah, kemudian dilanjutkan dengan agenda latihan menari yang
menguras tenaga. Maka, hal tersebut perlu jadi perhatian, agar anak-anak latihan
tidak dalam keadaan terpaksa. Anak-anak perlu di ajak bergurau dulu,
bermain-main sembari latihan. Jika mut anak-anak sedang baik, tidak ada masalah
dan kendala, kemudian latihan pun menjadi enak, santai dan enjoy.
Erma Suryani Kepala Sekolah Dasar
(SD) Muhammadiyah 1 Batu Batupang Kecamatan Kubung Kabupaten Solok menyebutkan
bahwa pertamakali kelompok tari ekstra sekolahnya baru pertamakali mentas di
Ladang Tari Nan Jombang. "Ada lima orang penari tersebut yakni, Nalina, Vika,
Azi, Dea Sukma dan Aisah," katanya.
Ia mengaku, kelompok tari
tersebut pernah mendapat juara II lomba tari se Kabupaten Solok yang
diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Festival Lomba Seni Siswa Nasional
(FLS2N). Kelompok tari ekstra sekolah ini, lahir karena untuk mengikuti iven
tahunan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan yakni FLS2N. Untuk jadwal pentas
keliling anak-anak sebenarnya tidak mempunyai agenda.
Ia berharap kedepan eksrta
sekolah ini bisa berkembang lebih baik. Sekolah mendukung kreatifitas anak-anak
agar bisa berkembang untuk mengasah bakat mereka. "Kostum anak-anak yang
menari tersebut memang dirancang sendiri. Kontum tersebut tetap mengacu pada
budaya minang, yakni ada warna hitam, warna kuning dan warna merah. Belum semua
idiom budaya yang dapat diangkat ke permukaan, seperti kearifan lokal yang
masih banyak dan belum tergarap secara baik. Kedepan kita akan mencoba
mengangkat kesenian lain. Sebab, tari 'Basangai
Dibaliak Talang' merupakan salah satu diantara yang benyak," harapnya.
Ia menyebutkan, untuk menumbuhkan
bibit baru pada generasi berikutnya, terutama pada adik kelasnya. Latihan
menari tersebut, jika telah kelas VI tidak dibenarkan. Tapi, untuk menyambung
estafet maka perlu ada penyisipan dan pencabutan dari adik kelasnya. Sehingga,
tari tersebut tetap ada dan tidak mengulang dari awal. Sebab, sebagai penari
pemula bisa mengikuti kakak kelanya yang telah duluan belajar.
Angga Mefry, Direktur Festival Ladang Tari NanJobang Tanggal 3 mengatakan bahwa FNJT3 telah masuk pada tahun
keempat penyelenggaraannya. FNJT3 ini dilaksanakan setiap bulan pada tanggal 3
terfokos pada seni-seni tradisi. Hal itu tidak terlepas dari bentuk terimaksih
Nan Jombang pada seni-seni tradisi. Kegiatan ini pun di dukung oleh Djarum
Fondation.
"Terimakasih kepada semua
pihak yang telah mendukung terselenggaranya FNJT3 ini. Terimakasih juga pada
penonton setia FNJT3 yang berkesempatan hadir, serta para sastrawan, pemerhati
budaya dan tamu undang yang selalu mendukung kegiatan ini," katanya
No comments:
Post a Comment