Wednesday, May 25, 2016

Rambut Sering Rontok, Waspadai Penyakit Lupus

Tak mudah mengenali gejala lupus karena tidak ada gejala khusus. Namun, sekarang ada gejala lain yang bisa membantu mengenali gejala-gejala lainnya, yakni rambut rontok. Tentu saja, gejala ini harus disinkronkan dengan gejala lain.

"Untuk rambut rontok, dulu tidak masuk. Kini masuk. Malah sekarang penting. Kalau terjadi kerontokkan pada rambut, waspada," kata dr Najirman SpPD KR, dokter spesialis penyakit dalam-reumatologi, kepada wartawan, saat jumpa pers Update Management in Haematology and Medical Oncology Patients, di Bagian Penyakit Dalam RSUP M Djamil Padang.

Di samping kerontokan rambut, sebut Najirman, gejala yang patut dicurigai itu sering demam yang tak jelas. Kalau pun sudah berlanjut, wajah penderita seperti kemerah-merahan dan sepintas lalu seperti alergi kosmetik. "Tapi tidak gejala yang khas dari mengidap penyakit Lupus ini," ujarnya.

Najirman mengatakan penyakit Lupus ini terhitung penyakit autoimun. Memang ada kelainan pada imun tubuh. Artinya, selagi tubuh ada selagi itu pula dia ada. "Cuma, dia tidak aktif. Gejalanya menghilang atau membaik tetapi penyebabnya masih ada. Kita mengatakan dia remisi," sebutnya didampingi dokter spesialis penyakit dalam Dr dr Irza Wahid SpPD KHOM FINASIM.

Remisi ini bisa dicapai, kata Najirman, dengan pengobatan teratur, menjaga kondisi tubuh tidak cepat letih, tidak gampang terkena infeksi. "Kalau terkena infeksi akan kambuh lagi atau makin parah," ujar Najirman seraya mengatakan puncak penyakit ini pada usia 24 tahun.

Untuk penderita Lupus di Sumbar sendiri, sebut Najirman, dari kunjungan ke RSUP M Djamil dan swasta cukup banyak. Bahkan mereka juga memiliki organisasi penderita Lupus. "Untuk Padang sendiri meski organisasi yang belum dikukuhkan tapi sudah aktif saling berkomunikasi. Kalau ada yang curiga penyakit Lupus maka mereka langsung perhatian. Tapi secara pasti berapa angkanya, saya belum punya," tutur Najirman.

Irza Wahid menambahkan penyakit lupus ini salah satu materi yang akan dibahas dalam simposium yang diadakan Perhimpunan Hematologi Onkologi Medik Penyakit Dalam Indonesia (Perhompedin) di Hotel Mercure, Sabtu 23 Apri 2015. Di samping juga membahas tentang transfusi darah, leukemia, thalasemia, limfadenopati, kemoterapi dan diatesis hemoragik.

"Narasumber simposium ini diantaranya menghadirkan pemateri nasional yakni Dr dr Djumhana Atmakusuma SpPD KHOM dan Prof Dr dr Arry Haryanto Reksodiputro SpPD KHOM," ungkap Irza.

Irza berharap dengan simposium ini, tenaha kesehatan pada pelayanan kesehatan primer dapat menangani kasus penyakit hematologi dan onkologi pada tahap awal. "Di samping sebagai ajang ilmiah yang dapat menambah pengetahuan dalam pengembangan ilmu kedokteran terutama bidang hematologi dan onkologi medik bagi sejawat di layanan kesehatan primer," harap Irza

No comments:

Post a Comment