Tak mudah
mengenali gejala lupus karena tidak ada gejala khusus. Namun, sekarang ada
gejala lain yang bisa membantu mengenali gejala-gejala lainnya, yakni rambut
rontok. Tentu saja, gejala ini harus disinkronkan dengan gejala lain.
"Untuk
rambut rontok, dulu tidak masuk. Kini masuk. Malah sekarang penting. Kalau
terjadi kerontokkan pada rambut, waspada," kata dr Najirman SpPD KR,
dokter spesialis penyakit dalam-reumatologi, kepada wartawan, saat jumpa pers
Update Management in Haematology and Medical Oncology Patients, di Bagian
Penyakit Dalam RSUP M Djamil Padang.
Di samping
kerontokan rambut, sebut Najirman, gejala yang patut dicurigai itu sering demam
yang tak jelas. Kalau pun sudah berlanjut, wajah penderita seperti
kemerah-merahan dan sepintas lalu seperti alergi kosmetik. "Tapi tidak
gejala yang khas dari mengidap penyakit Lupus ini," ujarnya.
Najirman
mengatakan penyakit Lupus ini terhitung penyakit autoimun. Memang ada kelainan
pada imun tubuh. Artinya, selagi tubuh ada selagi itu pula dia ada. "Cuma,
dia tidak aktif. Gejalanya menghilang atau membaik tetapi penyebabnya masih
ada. Kita mengatakan dia remisi," sebutnya didampingi dokter spesialis
penyakit dalam Dr dr Irza Wahid SpPD KHOM FINASIM.
Remisi ini bisa
dicapai, kata Najirman, dengan pengobatan teratur, menjaga kondisi tubuh tidak
cepat letih, tidak gampang terkena infeksi. "Kalau terkena infeksi akan
kambuh lagi atau makin parah," ujar Najirman seraya mengatakan puncak
penyakit ini pada usia 24 tahun.
Untuk penderita
Lupus di Sumbar sendiri, sebut Najirman, dari kunjungan ke RSUP M Djamil dan
swasta cukup banyak. Bahkan mereka juga memiliki organisasi penderita Lupus.
"Untuk Padang sendiri meski organisasi yang belum dikukuhkan tapi sudah
aktif saling berkomunikasi. Kalau ada yang curiga penyakit Lupus maka mereka
langsung perhatian. Tapi secara pasti berapa angkanya, saya belum punya,"
tutur Najirman.
Irza Wahid
menambahkan penyakit lupus ini salah satu materi yang akan dibahas dalam
simposium yang diadakan Perhimpunan Hematologi Onkologi Medik Penyakit Dalam
Indonesia (Perhompedin) di Hotel Mercure, Sabtu 23 Apri 2015. Di samping juga
membahas tentang transfusi darah, leukemia, thalasemia, limfadenopati,
kemoterapi dan diatesis hemoragik.
"Narasumber
simposium ini diantaranya menghadirkan pemateri nasional yakni Dr dr Djumhana
Atmakusuma SpPD KHOM dan Prof Dr dr Arry Haryanto Reksodiputro SpPD KHOM,"
ungkap Irza.
Irza berharap dengan simposium ini, tenaha kesehatan pada pelayanan
kesehatan primer dapat menangani kasus penyakit hematologi dan onkologi pada
tahap awal. "Di samping sebagai ajang ilmiah yang dapat menambah
pengetahuan dalam pengembangan ilmu kedokteran terutama bidang hematologi dan
onkologi medik bagi sejawat di layanan kesehatan primer," harap Irza
No comments:
Post a Comment