Sunday, August 6, 2017

Pacu Jawi Sawahlunto Tingkatkan Ekonomi Kerakyatan

Ismed, Wakil Walikota Sawahlunto mengabarkan berdera star
Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 72 Sawahlunto gelar Pacu Jawi pertamakali di Desa Batu Tanjuang, Kecamatan Talawi. Kegiatan Pacu Jawi atau pacu sapi tersebut diikuti sebanyak 150 Jawi banyak di buru fotografer luar negeri dan dihadiri 35 fotografi internasional. Pacu Jawi merupakan budaya anak nagari dalam menyambut pesta panen raya. Sehingga Pacu Jawi di laksanakan di areal persawahan petani yang berair. 

Para penonton telah bersiap-siap mengambil posisi duduk untuk menonton dibawah terik matahari. Jarum jam menunjukkan pukul 11.15 WIB. Para tamu undangan luar negeri telah mulai mematok tempat untuk membidik areal pacuan dengan lanskap kamera. Ada yang menggunakan payung berlindung dari terik matahari yang garang dibalik tumpukan awan. Ada pula yang berdesakan berdiri dibawah pohon yang rindang untuk berteduh. Anak-anak berlarian kecil di tengah petak sawah. Ibu-ibu baya berjualan lepat makanan tradisional.

wisatawan luar negeri memburu moment Pacu Jawi 
Pembawa acara telah menyampaikan kata sambutan dan selamat datang kepada tetamu luar negeri dengan logat khas daerah. Kemudian memberitahukan kepada joki untuk menyiapkan Jawi untuk masuk sawah. Para penonton mulai merapat meskipun ke arena untuk melihat lebih dekat. Sehingga pematang sawah sebagai pembatas arel pacu pun dijajaki. Penonton mulai gelisah, menoleh ke kiri dan kanan karena pandangannya di tutupi oleh penonton yang berdiri di depan.

Sarbit Pakiah Kayo, 60, peserta asal Pariangan Tanah Dadar mengaku bahwa dirinya membawa empat ekor jawi untuk ikut serta Pacu Jawi di Sawahlunto. Sebelumnya Pacu Jawi dilakukan para petani dan masyarakat sekitar Tanah Datar untuk mengisi waktu setelah masa panen yang menjadi hiburan. Pacu Jawi biasanya diadakan tiga kali dalam setahun di Tanah Datar.

"Filosofi Pacu Jawi adalah pemimpin dan rakyat bisa berjalan bersama. Pacu Jawi berlansung dua ekor dengan dua cara yakni, pacu bendera dengan mengandalkan kecepatan. Jika bendera sudah di angkat atau di kibarkan maka jawi akan berlari. Bisanya ada tiga pasang jawi yang akan berpacu dari star dengan kode bendera di angkat ke atas hingga sampai finis," ujar pria yang memakai baju kemaja lusuh itu.

Kemudian, cara penilaian Pacu Jawi kedua, kata dia, pemenangnya tidak ditentukan siapa tercepat tetapi joki  harus mengendarai jawi bisa berlari lurus. Artinya Jawi tidak memisah dari kawannya dan jalan lurus hingga sampai finis, maka akan lebih tinggi nilainya poinnya ermasuk harga jual Jawi itu sendiri. 

"Jika lari jawi tidak lurus, maka joki bisa mengulangi pacu hingga tiga kali sampai lurus dan diberikan kesempatan untuk memperbaiki. Jika selama tiga kali gagal maka jawi pacu tersebut tidak menang. Makanya ada Pacu Jawi dilepas sendirian dan tidak dipasang lawan. Cara ini dibuat agar tidak saling berbenturan satu sama lain yang berisiko tinggi," ungkap sembari menunjuk ke areal pacu.

Ia mengatakan bahwa Joki memakai alat bajak pacu terbuat dari bambu sebagai alat berpijak sewaktu perlombaan berlangsung. Bajak tersebut merupakan salah satu peralatan digunakan petani untuk membajak sawah. Kemudian, Joki pada saat mengendalikan Jawi akan menggigit ekor sapi agar lari Jawi semakin kencang larinya. 

"Tidak ada taruhan Pacu Jawi tersebut sejak dilaksanakan dari tahun ketahun. Namun, nilai jual jawi itu sendiri yang akan lebih mahal jika jawi tersebut adalah jawi pacuan yang menyuasai arena. Harga jawi pacuan tersebut hingga mencapai Rp30-40 juta per ekor. Kalau menjadi "mainan" (hobi) berapa pun harganya akan di tari orang. Tetapi jarang orang yang mau menjual jawi yang menjadi mainnya. Saya mulai "masuak sawah" (terjun sebagai joki) sejak duduk Sekolah Dasar. Pacu Jawi menggunakan area sawah yang sudah basah," tambah pria yang mudah tersenyum itu.

Pria berkulit sawo matang berbadan kurus kering itu, mengaku bahwa untuk memilih jawi yang baik dan berkualitas tentu ada perawatan khusus. Tidak bisa sembarangan sama untuk merawat jaw agar menjadi jago di arena. Jawi Pacuan harus dijaga pola makannya dengan baik dan tidak boleh terlalu kenyang. Jika jawi banyak makan dan selalu kenyang maka badannya pun akan bertambah berserta bobotnya.

"Kalau bobotnya bertambah terus tentu saja lari jawi akan lambat. Rumput yang diberikan pun berdasarkan jenis rumput yang paling di sukai. Sebelum pacu jawi tebut diberikan puding yang di racik sendiri, seperti pisang yang dicampur telor. Agar stamina jawi tetap terjaga saat berbapu di arena," tutur pria memakai deta dikapala dengan kain sarung kotak-kotak.

Sementara itu, Marwan, Kepala Desa Batu Tanjung, Kecamatan Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat,mengatakan bahwa Pacu Jawi ini pertama kali berlangsung di Sawahlunto, sehingga dengan ivent Pacu Jawi ini dapat menambah destinasi wisata di kota Sawahlunto. Selain itu, iven ini untuk meningkatkan ekonomi kerakyatan bagi masyarakat sekitar.

"Masyarakat dapat manfaat moment dengan bardagang menjual aneka makanan khas daerah. Pacu Jawi ini dilaksanakan dalam rangka menyongsong hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 72," ujarnya kepada Penulis, Sabtu, 5 Agustus 2017.


Ali Yusuf Walikota Sawahlunto berfoto bersama panitia 
Ia menyebutkan bahwa iven Pacu Jawi tersebut dapat meningkatkan perekonomian masyarakat yang ada di sekitar. Warga sekitar dapat mengais rezeki dengan berjualan di sekitaran arena Pacu Jawi berbagai aneka makanan khas kota Sawahlunto. 

"Pacu Jawi juga dapat mengundang pengunjung dan wisatawan yang menyaksikan langsung Pacu Jawi. Adanya ivent ini dapat mempromosikan wisata di Sawahlunto karena Pacu Jawi bernilai jual tinggi di masa mendatang. Maka, suatu kebanggaan bagi masyarakat Desa Batu Tanjuang ivent Pacu Jawi dapat dilaksanakan secara rutin usai panen raya," katanya. 

Joki profesional menuggangi Jawi Pacuan
Ismed, Wakil Walikota Sawahlunto menyebutkan bahwa kegiatan Pacu Jawi merupakan Sport tourism sehingga menambah destinasi wisata yang ada di Sawahlunto. Sistem Paju Jawi yang akan dilaksanakan secara teknis akan dipandu langsung oleh Persatuan Olah Raga Pacu Jawi, (Porwi) Tanah Datar. Sebab Pacu Jawi berasal dari Tanah Datar kemudian berkembang ke daerah sekitarnya termasuk Sawahlunto. 

"Ada sebanyak 150 ekor jawi berserta Joki yang akan bertanding di arena sawah Desa Batu Tanjuang. Iven Pacu Jawi ini akan menambah gairah peternak sapi yang ada di Sawahlunto. Sehingga kedepan ada pula atlet Pacu Jawi di kota Sawahlunto dan harga jual jawi akan naik. Kemudian, Pacu Jawi ini menambah wisata yang ada di Sawahlunto sebagai destinasi wisata beru. Pacu Jawi ini akan di selenggarakan menjadi iven tahunan, di Sawahlunto untuk di selenggarakan," ungkapnya.

Sementara itu, Budiman, Chairman of Indonesia Tourist Guide West Sumatera, juga sebagai pengamat Pacu Jawi mengatakan bahwa Pacu Jawi merupakan kegiatan yang positif. Sebab Pacu Jawi adalah pesta anak nagari memperingati pesta panen raya di sawah atas rezeki yang diberikan tuhan. Kemudian Pacu Jawi merupakan bentuk pelestarian budaya dan sebagai promosi wisata di Sawahlunto kepada tamu yang datang dari Cina, Tiongkok, Malaysia dan Australia. 

"Ada sebanyak 35 orang wisatawan lintas negara yang adir menyaksikan Pacu Jawi. Mereka merupakan fotografer profesional untuk memotret moment Pacu Jawi yang berlangsung di Sawahlunto. Karena Pacu Jawi merupakan ivent yang sudah di kenal banyak orang. Sehingga bagaimana cara kita untuk mempromosikan pada wisatawan di dunia tentu dengan promosi dan schedule yang jelas dan terencana," katanya. 

Ia menyebutkan bahwa Tiongkok Cina merupakan wisatawan banyak keliling dunia dalam setahun mencapai 124 juta. Kemudian wisatawan Tiongkok Cina yang datang ke Indonesia hanya sebagian kecil saja yakni satu persen. Maka, melalui moment Pacu Jawi seperti ini akan membantu promosi wisata yang ada di daerah ke negara lain.  Sehingga dari tahun ke tahun jumlahnya pun terus bertambah. 

"Pacu Jawi ini telah terekspos ke penjuru dunia karena di daerah lain tidak ada Pacu Jawi. Maka tinggal mengemas dengan baik tempat spot pemotretan yang lebih bagus sehingga tamu yang datang nyaman akuntable. Sebagai tuan rumah penyelenggara Pacu Jawi agar kedepan harus lebih teliti dan jelimet terhadap simbol penunjuk arah dan lokasi kegiatan Pacu Jawi berlangsung. Sebab, minimnya simbol penunjuk arah tersebut mengakibatkan tamu atau pengunjung yang datang tersesat hingga 7 KM, sebab tempatnya terpencil," katanya. 

Kemudian, lanjut dia, untuk kegiatan selanjutnya perlu di perhatikan adalah sefetinya areal res Pacu Jawi. Sebab jawi tidak memiliki akal sehingga saat Pacu Jawi menyelonong kemana-mana. Sehingga besar kemungkinan resiko kecelakaan terhadap tamu dan penonton akan terjadi. Maka perlu persiapan dan konsep yang matang untuk mengurangi resiko kecelakaan baik bagi penonton maupun wisatawan saat melakukan pemotretan. 

"Dengan spot pemotretan yang bagus dan strategis untuk mengambil gambar, maka hasilnya lebih terjamin dan pengunjung pun akan puas. Sehingga akan memberikan dampak yang luar biasa untuk promosi wisata kota khususnya Sawahlunto. Mari melestarikan Pacu Jawi yang ada di kota kita dengan terus bersemangat karena kita orang yang bersemangat," ujarnya.

No comments:

Post a Comment