Angka kematian ibu dan bayi masih tinggi berdasarkan hasil survei Supas tahun 2015. Angka kematian ibu 305 persepuluh ribu kelahiran hidup dan angka kematian bayi 22 perserarus ribu kelahiran hidup. Meskipun angka kesehatan ibu dan anak sudah membaik namun angka kematian masih tinggi. Sehingga untuk menekan jumlah dan resiko tersebut dilakukan pelatihan kesehatan ibu dan anak.
"Kegiatan third country training program compertive study di kota Sawahlunto merupakan bentuk kepedulian terhadap pelayanan kesehatan ibu dan anak. Kesehatan ibu dan anak tersebut diperkenalkan melalui posyandu serta buku kesehatan ibu dan anak (KIA)," ujar Eni Gustina, Diretur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kepada Penulis Jumat, 8 September 2017 di Balairung Walikota Sawahlunto.
Ia menyebutkan bahwa pemanfaatan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak merupakan pencatatan media informasi sejak ibu hamil sampai usia dini. Buku KIA tersebut sebenarnya tahun 2004 telah dilaksanakan, namun pelatihannya tahun 2007 dan dilakukan setiap tahun.
"Malalui buku KIA ini kita akan mengetahui kesehatan ibu dan anak, sehingga kita akan mengetahui perkembangan kesehatan ibu dan anak. Kemudian, melalui buku KIA dapat mengetahui kesehatan ibu dan anak untuk menekan angka kematian ibu dan anak. Karena hasil data survei Supas 2015 menunjukkan bahwa angka kematian 305 per seratus ribu kelahiran satu kali melahirkan hidup dan 22 bayi perseratus ribu kelahiran hidup," katanya.
Selanjutnya, kata dia, third country training program compertive study tersebut juga memberikan Peletihan ibu dan anak untuk negara negara Selatan termasuk negara OCE dan negara islam. Pelatihan tersebut telah berlangsung sejak tahun 2007 lalu dan tahun ini merupakan pelatihan ke sembilan. Pelatihan ini Sumatera Barat merupakan untuk kedua kalinya, sebelumnya di Padang tahun 2007 dan sekarang di Kota Sawahlunto.
"Untuk tahun ini pelatihan comperatif study antar negara di lima negara yakni Thailand, Kenya, Indonesia, Malaysia dan Filipina dan ada pula negara OCE seperti Kazakhstan dan Afganistan. Harapannya akan membawa untuk go internasional ke WHO menjadi paket study. Sebab, palatihan tidak hanya memberikan pengetahuan dan skil tapi juga akan memperkenalkan negara Indonesia. Khususnya di Sumbar kegiatan tersebut sangat di dukung terutama walikota Sawahlunto," tuturnya.
Eni menyebut bahwa Pemerintah Sawahlunto sendiri sangat komit untuk pembangunan khususnya bidang kesehatan terlihat dari lingkungannya yang bersih. Hal ini memperlihatkan bahwa daerah ini ker terhadap kesehatan, kemudian adanya posyadu untuk kesehatan ibu dan anak.
"Kita akan memperkenalkan ke dunia bahwa posyadu yang ada di negara kita berbeda dengan negara mereka karena semangat gotongroyong tidak seperti negara kita. Sementara semangat gotongroyong di negara kita sangat kuat dan saling membantu satu sama lain, tidak memikirkan ini anak siapa pokoknya ada balita yang belum di suntik di tarik ke posyadu. Ini yang akan kita tunjutkan ke dunia kerena di negara mereka tidak punya," katanya.
No comments:
Post a Comment