Sunday, February 25, 2018

Hari Peduli Sampah Nasional Tingkatkan Kepedulian Masyarakat Terhadap Sampah Menjaga Lingkungan Bersih

Pemerintah Kota Sawahlunto terus berupaya meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap sampah. Komitmen tersebut sebagai langkah untuk mewujudkan pengelolaan sampah yang baik dan berkelanjutan. Sehingga, terciptalah kota Sawahlunto yang bersih dari sampah dengan melakukan aksi nyata membuang sampah pada tempatnya. Kemudian berupaya melakukan strategi pendekatan yang menarik dan inovatif secara berkelanjutan serta merangkul semua stake holder untuk lebih peduli akan menjaga lingkungan dari sampah.

"Di moment Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) ini bertema "Sayangi Bumi, Bersihkan Dari Sampah," sebagai bentuk kepedulian terhadap sampah dan lingkungan bersih. HPSN pertama kali ditetapkan pada tahun 2005 setelah terjadinya tragedi longsor sampah di TPA Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat pada tanggal 21 Februari 2005," ujar Asisten I Setdako, Dedi Ardona saat pidato apel Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) di Lapangan Segitiga Sawahlunto, Rabu 21 Februari 2018.


Ia menyebutkan bahwa adanya insiden longsor tersebut menjadi pemicu untuk dicanangkannya Hari Peduli Sampah Nasional. Adanya hari peringatan HPSN menjadi pemicu supaya Indonesia dapat bersih dari sampah pada tahun 2020, termasuk kota Sawahlunto. Maka, Hari Peduli Sampah Nasional dapat dirayakan dengan cara melakukan aksi nyata bersama-sama seperti melakukan kegiatan bersih-bersih kota tua. Kemudian, tidak membuang sampah sembarangan dan lain sebagainya. 

"Diharapkan melalui momentum HPSN ini akan meningkatkan kepedulian dan kesadaran masyarakat Indonesia terhadap sampah. Paling tidak, Kita yang terlibat dalam HPSN kali ini mampu menjadi pioner dalam keluarga dan lingkungan sekitarnya," katanya. 

Adrius Putra, Kepala Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman Pertanahan dan Lingkungan Hidup (DPKP2LH) Kota Sawahlunto menyebutkan bahwa melalui moment HPSN diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terutama generasi milenial dalam mengatasi masalah sampah. Sebab, untuk mengatasi masalah sampah bukan pekerjaan yang mudah.

"Kita terus berupaya melakukan penanganan sampah yang ada di kota Sawahlunto dengan melakukan pendekatan kepada masyarakat secara persuasif. Kita akan lakukan inovasi terhadap penanganan sampah secara berkelanjutan. Kemudian kita merangkul semua stake holder untuk lebih peduli menjaga lingkungan agar terbebas dari sampah," tuturnya.

Ia mengatakan bahwa peringatan HPSN adalah upaya membangun komitmen agar bencana yang terjadi akibat pengelolaan sampah tidak terulang lagi. Sampah sudah menjadi permasalahan mendasar terjadi di tanah air. Namun, di Sawahlunto permasalahan dan pengelolaan sampah dapat dikelola dengan baik dengan adanya TPA di Kayu Gadang Desa Santur.

"TPA dibangun dengan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun 2015 senilai Rp.10.805.438.000, melalui Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Cipta Karya, Satuan Kerja Pengembangan Air Minum dan Sanitasi Propinsi Sumatera Barat. TPA ini mampu menampung dan mengolah sampah warga Sawahlunto hinggga 25 tahun mendatang," katanya.

Kemudian, lanjut dia, untuk pengelolaan sampah tersebut perlu penambahan armada pengangkut sampah seperti truk dan betor. Sehingga sampah dapat terkelola dengan baik demi tercipnya lingkungan bersih di kota Sawahlunto. Kemudian membangun Tempat Pengolaham Sampah Terpadu (TPST) di desa dan kelurahan.

"Saat ini kita telah membangun lima TPST yang ada di desa dan kelurahan lokasi tersebut ada di Desa Taratak Bancah, Desa Lumindai, Desa Talago Gunuang, Desa Kolok dan Talawi. Adanya TPST tersebut sehingga masyarakat dapat melakukan pengolahan sampah. Kita akan membangun kembali TPST tambahan di desa dan kelurahan sehingga tidak ada lagi masyarakat yang mengeluh dan timbunan sampah dapat ditanggulangi," katanya. 

No comments:

Post a Comment