Friday, April 28, 2017

Prevalensi Kanker Indonesia Tertinggi Perempuan

Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi persoalan penting bagi kaum perempuan Indonesia. Angka tersebut diakibatkan karena rendahnya tingkat kesadaran perempuan terhadap kesehatan reproduksi. Prevalensi penyakit kanker di Indonesia juga cukup tinggi. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk atau sekitar 330.000 orang. Kanker tertinggi di Indonesia pada perempuan adalah kanker payudara dan kanker leher rahim.

"Kondisi tersebut memperlihatkan bahwa ternyata banyak perempuan di negara berkembang seperti Indonesia, kurang mendapatkan informasi dan akses pelayanan terhadap penyakit ini. Untuk itu, saya  menghimbau agar kaum perempuan melakukan deteksi dini melalui IVA Test," ujar Prof. DR. Yohana Susana Yembise, Dip. Apling, MA, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia, Kepada Penulis, Jumat, 21 April 2017, saat kunjungan kerja menghadiri Peringatan Hari Kartini Tingkat Provinsi Sumatera Barat di Goedang Ransoem, Kota Sawahlunto.

Ia menyebutkan bahwa setiap perempuan tanpa memandang usia dan latar belakang beresiko terkena kanker serviks atau leher rahim. Tingginya kasus kanker serviks di negara berkembang, antara lain disebabkan oleh terbatasnya akses screening dan vaksinasi padahal diketahui bahwa penyakit kanker serviks ini dapat dicegah melalui kedua hal tersebut.

"Melalui kesempatan ini, saya mengajak kepada seluruh masyarakat, utamanya kaum perempuan untuk dapat berperan aktif dalam menyebarkan informasi terkait kanker serviks serta membangun sistem deteksi dini berbasis masyarakat melalui IVA Test," katanya.

Ia mengatakan Peringatan Hari Kartini merupakan refleksi bahwa perempuan memiliki peranan yang penting dalam pembangunan bangsa.

"Peringatan Hari Kartini merupakan momentum yang sangat baik untuk merefleksikan kembali betapa perempuan merupakan sosok yang sangat berperan penting dalam kemajuan sebuah bangsa," paparnya.

Menurutnya, Kartini adalah simbol perjuangan perempuan Indonesia dan semangat untuk bangkit dari kungkungan budaya patriarki, khususnya melalui pendidikan.

"Kartini hari ini adalah kita. Sebagai perempuan Indonesia, kita patut memunculkan sosok Kartini dalam sanubari kita. Perempuan Indonesia harus tampil ke depan menjadi motor penggerak perubahan," tukuknya.

Ia melanjutkan bahwa saat ini telah banyak perempuan Indonesia yang memiliki potensi sehingga dapat berperan dan berkiprah dalam pembangunan nasional. Kartini masa kini adalah perempuan yang memiliki kualitas hidup yang lebih baik dan lebih bermanfaat bagi keluarga dan negaranya.

"Ada sekitar 50% direksi maupun karyawan di perusahaan penerbangan ini adalah kaum perempuan sehingga sudah memenuhi syarat planet 50-50 Tahun 2030. Hal ini diharapkan bisa menjadi role model bagi perusahaan lain agar bisa mencapai kesetaraan gender," katanya.

Menutup rangkaian kunjungan kerja selama tujuh hari di Provinsi Sumatera Barat, Menteri Yohana kembali ke Jakarta dengan salah satu maskapai penerbangan terbesar di Indonesia yang mengangkat tema Kartini Flight, dimana para awak kabin termasuk pilot pesawat adalah kaum perempuan.

"Selamat Hari Kartini untuk seluruh perempuan Indonesia. Ini adalah tahun kebangkitan baru bagi perempuan, dimana banyak srikandi Indonesia yang berkiprah di bidang pembangunan, salah satunya di maskapai penerbangan," ungkapnya.

No comments:

Post a Comment