Setiap orang memiliki sifat takut. Takut dengan hari balasan di Yaumil Mahsyar setelah hari berbangkit. Takut meninggalkan generasi yang lemah sesudahnya.
Laporan: Julnadi Inderapura, Sawahlunto
Rabu, 14 Juni 2017 sore ba'da shalat Ashar, langit kota Sawahlunto cerah. Jarum jam menunjukan pukul 17.00, sesuai kesepakatan berkumpul di rumah dinas Walikota, untuk bersiap berkumpul berangkat memenuhi undangan bebuka bersama dengan masyarakat Dusun Sungai Cocang, Desa Silungkang Oso, Kecamatan Silungkang, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat.
Perjalan menuju Desa Silungkang Oso menempuh pendakian dilerang perbukitan. Panorama dan pemandangan indah dari puncak Microwave dikenal oleh masyarakat setempat menjadi objek wisata baru yang diperhitungkan. Diperjalanan, Ali Yusuf berhenti dan turun dari mobil di persimpangan jalan menelusuri jalan bendes melihat kondisi masyarakat yang terpencil.
Ali Yusuf, menelusuri jalan bandes tersebut dengan meminjam kendaraan roda dua miliki warga yang dicegat dari jalan. Sebab, jalan bandes yang berukuran kecil dan tidak bisa di lewati oleh kendaraan roda empat. Ali Yusuf pun blusukan ke rumah warga miskin dan berjanji akan membedah rumah warga melalui Baznas.
Usai berdialog dengan warga Ali Yusuf melanjutkan perjalanan menuju masjid Jihad, Dusun Sungai Cocang, yang menjadi tujuan utama berbuka di masjid Jihad. Warga berduyun-duyung datang ke masjid membawa perbukaan. Sebagian yang lain masih berdiri di halaman masjid menunggu kedatangan Ali Yusuf. Orang-orang datang telah resah karena menganggap Ali Yusuf nyasar karena menelusuri jalan beton yang kecil tersebut.
Waktu berbuka telah masuk, Ali Yusuf sampai di masjid dan langsung mengambil wudu. Usai berbuka puasa dilanjutkan dengan shalat maghrib dan makan bersama dengan masyarakat. Ali Yusuf makan bersama dengan anak-anak dengan nasi sungkus satu bertiga. Ali Yusuf berganti lauk pauh dengan anak-anak pada saat makan bersama tersebut dengan penuh keceriaan dan keakraban.
Usai makan bersama sebelum waktu shalat Isya masuk, pengurus masjid langsung mengambil alih pengeras ruasa. Sambutan dan ucapan terimakasih atas kedatangan walikota pun disampaikan. Pada kesempatan itupula Ali Yusuf diberikan kesempatan memberikan sepatah kata kepada warga dan jemaah yang hadir. Memulai pembicaraannya Ali Yusuf menantang jemaah untuk membaca quran untuk menguji sejauh mana keseriusan masyarakat membaca quran.
Siapa saja yang membaca quran akan dengan baik dan benar diberikan hadiah berupa Quran dan Terjemaah serta bonus uang jajan. Maka, dengan berani dan penuh percaya diri ada beberapa jemaah yang ingin melantunkan ayat suci quran di hadapan jemaah yang lain. Orang tua dan anak-anak pun ikut mengaji beberapa ayat dihadapat jemaah yang lain. Usai pembacaan quran hadiah di temima langsung oleh jemaah.
Ali Yusuf Walikota Sawahlunto, pada kesempatan tersebut tidak lupa mengajak dan menghimbau masyarakatnya untuk selalu menyukseskan program pemerintah, yakni magrib mengaji, satu jam matikan tivi dan sahalat subuh berjemaah. Sehingga masyarakat kota Sawahlunto menjadi masyarakat yang beriman dan bertaqwa.
Ia menyebutkan bahwa jika masyarakat kota Sawahlunto tidak lagi membaca al quran dan mendirikan shalat maka orang yang pertama masuk neraka adalah Ali Yusuf sebagai pimpinan. Kemudian sesudah itu yang akan masuk neraka adalah camat, Desa/lurah, dusun dan para orang tua yang tidak mengayomi anak-anak mereka untuk berbaik kebaikan dengan mendirikan shalat dan membaca quran. Karena tidak mengajak dan menghimbau masyarakatnya untuk berbuat kebaikan, serta meninggalkan kegerasi yang lemah. Sebab, Allah berfirman dalam Al quran surat Annisa ayat 9.
"Dan hendaklah takut (Kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah dibelakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar" (Q:4:Anisa,9).
Menurut Ali Yusuf, Keadaan lemah yang dimaksud dalam quran susrat Annisa ayat 9 tersebut ada tiga perkara, yakni lemah Iman, lemah ilmu pengetahuan dan lemah secara finansial. Maka, seorang yang memiliki iman yang lemah tidak bisa beribadah mendirikan shalat, membaca al quran dengan baik dan sempurna. Kemudian, untuk mencapai kesempuraan tersebut dalam menjalankan ibadah dan kemantapan iman orang mukmin harus dengan ilmu. Selanjutnya, Ilmu tidak bisa tercapai dan tidak bisa didapat apabila ekonomi lemah atau tidak sehat.
"Maka dari itu, pemerintah mengajak dan menghimbau masyarakat Dusun Cocang, Desa Silungkang Oso, Kecamatan Silungkang, Kota Sawahlunto untuk membaca Al quran dan mendirikan shalat lima waktu. Sehingga program magrib mengaji dan subuh berjemaah merupakan langkah untuk menciptakan masyarakat yang religuis, kuat iman dan ketaqwaannya kepada Allah SWT," ujar ayah tiga orang anak ini.
Ia menyebutkan bahwa untuk menjadikan masyarakat yang religius tersebut sebagai benteng diri meningkatkan keimanan maka pemerintah kota memprogramkan subuh berjemaah, sebagaimana Allah berfirman dalam quran Surat Al Isra': 17 ayat 78 artinya:
"Laksanakanlah shalat sejak matahari tergelincir sampai gelapnya malam dan (laksanakan pula shalat) subuh. Sungguh shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)," (Quran:17: Al Isra' ayat 78).
Sehingga berdasarkan firman Allah SWT sebagai dasar dan pedoman perintah shalat subuh berjemaah dan maghrib mengaji. Tujuannya adalah meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
"Al quran menuntun kita menjadi pedoman hidup dunia dan akhirat yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Maka, pemerintah kota selalu mengajak dan menghimbau masyarakat dan generasi muda Sawahlunto bisa membaca Al quran dengan baik dan benar. Maka, dari itu untuk menyiapkan generasi yang gemar membaca quran, pemerintah kota membuat kebijakan menjadikan SMPN 2 Sawahlunto menjadi sekolah unggul. Unggunya adalah tamatan SMPN2 ini nanti bisa menghafal 9 juz quran dan toefl bahasa inggris 400," katanya.
Ali Yusuf menerangkan bahwa semangat membaca quran dapat mencegah penyakit hati, yakni iri hati, dengki, sifat sombong dan sifat buruk lainnya. Kemudian dengan banyak membaca quran juga akan memberikan manfaat untuk ketenangan jiwa serta meningkatkan keimanan. Maka dari itu, jika iman dan taqwa telah mantap dan akan menjadi pakaian setiap pribadi muslim, khususnya warga Sawahlunto dan gerasi penerus untuk menjawab tantangan di masa mendatang.
"Sehingga kedepan, terwujudnya kota wisata tambang berbudaya pada tahun 2020, maka akan banyak wisatawan yang akan berkunjung dengan membawa pengaruh budaya asing. Maka, apa pun pengaruh budaya asing yang akan masuk dapat teratasi oleh gerasi muda kita, karena iman dan taqwa menjadi "pakaian" harianya yang melekat pada diri. Maka, inilah yang kita persiapkan untuk menjawab tantangan kedepan mewujudkan masyarakat yang religius," paparnya.*
No comments:
Post a Comment