Sebanyak 6000 lebih siswa-siswa SD dan SMP kota Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat, mengikuti pesantren ramadhan 1438 H. Pesantren Ramadhan tersebut ramaikan 65 Mesjid dan mushalla di Kota Sawahlunto. Pesantren dimulai 29 Mei dan berakhir 3 Juni mendatang. Pesantren ramadhan tersebut bertujuan untuk menambah ilmu pengetahuan agama tentang Akhlak, Ibadah, dan Akidah.
"Pesantren ramadhan dilaksanakan di masjid dan mushalla dilingkungan dekat sekolah serta dekat dengan rumah. Pesantren ramadhan wajib di ikuti oleh seluruh SD dan SMP kota Sawahlunto. Pesantren akan berlangsung selama seminggu di mulai hari ini," ujar Marwan, Kepala Dinas Pendidikan Kota Sawahlunto, kepada Penulis, Senin, 29 Mei 2017.
Ia menyebutkan bahwa pesantren tahun ini sedikit mengalami perobahan setelah mendapat masukan dari Kesra. Karena Pesantren ramdhan lidingsektornya adalah Kesra. "Yang jelas untuk peserta adalah SD dan SMP Sementara itu untuk tingkat SMA adalah kewenangan Dinas Pendidikan Provinsi. Diatur lagi secara khusus oleh gubernur dan Dinas Pendidikan Provinsi dan rencananya disekolah masing-masing," katanya.
Sementara itu, lanjut dia, untuk tingkat SD dan SMP dilaksanakan di masjid dan mushalla terdekat. Peserta dibimbing oleh nara sumber dan dikontrol guru mata pelajaran ditempat anak sekolah. Pesantren ramadhan sebelumnya ada titik lemahnya karena guru pembimbing peserta bukan anak didiknya disekolah, sehingga guru kurang memperhatikan anak.
"Begitu pula sebaliknya, anak pun kurang merasa terperhatikan karena tidak berdasarkan guru di sekolah mereka. Anak pun tidak memperhatikan guru yang membimbing karena bukan dari sekolah mereka," tuturnya.
"Begitu pula sebaliknya, anak pun kurang merasa terperhatikan karena tidak berdasarkan guru di sekolah mereka. Anak pun tidak memperhatikan guru yang membimbing karena bukan dari sekolah mereka," tuturnya.
Setelah di evaluasi, maka, titik lemah tersebut diperbaiki dari cara sebelumnya seperti guru membimbig didekat rumah mereka. Namun saat ini walau pun gurunya tinggal jauh dari sekolah tempat mengajar, maka guru harus mengikuti anak mereka tinggal disekitaran sekolah.
"Misal, guru tinggal di Desa Kolok, sementara ia mengajar di SMP 1 di Sawahlunto. Maka, gurulah yang datang untuk membimbing anak-anak di masjid di sekitaran sekolah. Peserta yang ikut adalah Siswa SD kelas III, IV, dan V sedangkan SMP kelas VII dan VIII. Sekolah di kota Sawahlunto wajib mengikuti dan semua guru terlibat untuk membimbing anak untuk ikut pesantren ramadhan," katanya.
Zardinal Basyir, Kepala Bagian Kesra Setdako Sawahlunto mengatakan bahwa pesantren ramadhan ini akan dilaksanakan selama lima hari kedepan dengan peserta yang terdiri dari pelajar SD dari kelas III, IV, IV dan pelajar SLTP kelas VII dan VIII.
\
"Untuk pelajar SLTP kegiatan dimulai dengan sholat subuh berjamaah hingga pukul 9.30. Sedangkan untuk pelajar SD dimulai dari pukul 10.00 dan diakhiri dengan zuhur berjamaah. Pesantren untuk SD dan SLTP ini dipusatkan di 65 mesjid dan musholla dengan 130 orang narasumber," katanya.
\
"Untuk pelajar SLTP kegiatan dimulai dengan sholat subuh berjamaah hingga pukul 9.30. Sedangkan untuk pelajar SD dimulai dari pukul 10.00 dan diakhiri dengan zuhur berjamaah. Pesantren untuk SD dan SLTP ini dipusatkan di 65 mesjid dan musholla dengan 130 orang narasumber," katanya.
Sementara itu, lanjut dia, untuk pelajar SLTA kegiatan pesantren Ramadhan diselenggarakan di sekolah masing-masing sesuai dengan edaran Pemerintah Provinsi. Materi yang diajarkan kepada generasi muda pada pesantren ini sekaitan dengan tata cara ibadah yang benar, ahklak dan akidah Islam serta tata pelaksanaan penyelenggaraan jenazah.
"Kita berharap melalui kegiatan ini akan melahirkan kader-kader pelajar muslim yang memiliki kesadaran menjalankan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari serta memiliki rasa kebersamaan didalam menjalankan ibadah di bulan yang penuh dengan ampunan ini," tuturnya.
Ali Yusuf, Walikota Sawahlunto menghimbau kepada peserta didik agar memanfaatkan kegiatan ini untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT, dan menjadi moment untuk membiasakan Subuh berjamaah. Sebab, kegiatan keagamaan ini merupakan salah satu upaya untuk membentengi generasi muda dari tantangan kemajuan teknologi.
“Ikuti kegiatan ini dengan serius, perbaiki diri, sehingga setelah ramadhan 30 hari, ada sesuatu yang berubah dari diri kita, baik itu, sikap, tingkah laku, serta akhlak kita menjadi lebih baik, menjadi generasi Islami," ujarnya.
“Ikuti kegiatan ini dengan serius, perbaiki diri, sehingga setelah ramadhan 30 hari, ada sesuatu yang berubah dari diri kita, baik itu, sikap, tingkah laku, serta akhlak kita menjadi lebih baik, menjadi generasi Islami," ujarnya.
No comments:
Post a Comment