Friday, January 19, 2018

Kantor KPU Sawahlunto Dibakar Masa Pendukung Paslon walikota dan wakil walikota

Masa pendukung pasangan calon walikota dan wakil walikota Sawahlunto 2018 memblokade jalan raya Kandih simpang empat Pengadilan Negeri. Masa pendukung paslon protes kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sawahlunto karena ada perantau yang pulang kampung untuk menggunakan hak pilihnya pada pemilu 2018. Pemilih tidak dibenarkan menggunakan hak pilihnya karena keterlambatan jadwal menggunakan hak pilihnya di Tempat Pemungut Suara (TPS). 

Sesuai agenda dan jadwal KPU bahwa pemilih menggunakan hak pilihnya dimulai pada pukul 08.00 sampai pukul 13.00. Kemudian bagi pemilih yang belum terdaftar dalam daftar hak pilih namun memiliki KTP dan sesuai dengan domisili, agar menggunakan hak pilihnya pukul 11.00 sampai pukul 13.00. Namun, pemilih datang ke TPS pada pukul 13. 30 dan tidak dibenarkan menggunakan hak pilihnya. 

Akibanya calon pemilih memaksakan kehendaknya untuk menerobos TPS dan ingin menyandra kotak suara. Namun kotak suara dengan pengawalan pihak kepolisian, kotak suara tersebut dibawa ke Kantor Camat untuk diamankan. Kemudian, calon pemilih tetap ngotot dan mengerahkan masa mendukung lainnya untuk berunjuk rasa ke kantor camat hingga sampai ke kantor KPU. 

Masa semakin ramai melakukan unjuk rasa ke kantor KPU Sawahlunto dengan pengawalan ketat dari kepolisian dengan menerjunkan tim inti satsabara polres Sawahlunto. Kemudian pihak kepolisian berusaha melakukan pengamanan dari amukan masa. Polres Sawahlunto berupaya melakukan gesioasi namun amukan masak terus sehingga sistuasi semakin memanas. Sehingga peringatan pembubaran masa dilakukan dengan menembakan gas air mata. 

Salah seorang oknum masa unjuk rasa barasil masuk menyusup dan melakukan pembakaran terhadap kantor KPU Sawahlunto dengan menyirami dengan bensin. Mobil waterkenon pun mengikuti pagar betis dilakukan oleh ratusan polisi yang dengan menggunakan tameng membubarkan masa dengan air. Kantor KPU membara dan diikuti mobil damkar yang memadamkan api. Oknum yang menyusup melakukan pembakaran terhadap kantor KPU Sawahlunto berhasil diamankan oleh pihak kepolisian. 

Amukan masa pendukung paslom walikota dan wakil walikota Sawahlunto pun tetap berlangsung dengan melempar dengan membawa kayu dan spanduk, hingga akhirnya masa berhasil di bubarkan dan menuju kediaman masing-masing. Setelah masa berhasil dibubarkan tinggal puing-puing pembakaran kantor KPU Sawahlunto pada Simulasi sistem pengamanan kota Sawahlunto dalam rangka Pemilihan Walikota Dan Wakil Walikota Tahun 2018.

Kapolres Sawahlunto, AKBP Zamrony Wibowo menyebutkan bahwa ada 500 personil dari berbagai kalangan telah dikerahkan dalam pengamanan Pilkada serentak 2018Program tersebut dilakukan dengan empat tahap simulasi dengan mengerahkan setidaknya 500an personil yang terdiri dari Polisi, TNI, KPU, Dinas Perhubungan dan Linmas. Diawali dengan pengamanan dalam tahapan deklarasi Bapaslon,  tahap penetapan Calon, Kampanye dan diakhiri dengan simulasi kerusuhan saat pemungutan suara.

"Kita melakukan simulasi ini Supaya saat pilkada berlangsung polisi dan semua pihak terkait tidak canggung dengan apa yang dilakukan dalam  kesuksesan pemilu tahap demi tahap. Dalam tahapan pemungutan suara, digambarkan seolah segerombolan masa tidak setuju dengan keputusan KPU yang tidak membolehkan warga untuk memilih karena waktu habis. Masa yang telah ramai memberontak hingga hilang kendali dan bentrokanpun terjadi," ujarnya kepada Penulis, Kamis 18 Januari 2018. 

Ia mengatakan bahwa pasukan pengendali masa (Dalmas) dikerahkan untuk membubarkan masa yang ricuh dengan tembakan gas air mata. Akhirnya warga bubar dan aktor dibalik kerusuhanpun diamankan. Simulasi dibuat senyata mungkin dengan mempraktekkan aksi perkelahian, letusan gas air mata, bentrokan antara masa dengan Polisi hingga Kelengkapan mobil pengamanan yang menembakkan air pada masa untuk pembubaran. 

"Kericuhan yang dipraktekkan bermaksud untuk menggambarkan pada masyarakat supaya tidak adanya kerusuhan saat Pilkada berlangsung. Jika memang terjadi, semua pihak baik Polisi maupun TNI telah siap menangani dengan kelengkapan peralatan yang telah disediakan. Aktor atau dalang kericuhan juga akan diamankan dengan proses kepolisian," katanya.

Dandim 0310 SSD, Letkol Inf. Irvan Yusri menyebutkan telah mengerahkan sebanyak 150 orang Pesonil TNI dalam pengamanan Pilkada Sawahlunto. Personil TNI tidak akan tampak pada lokasi TPS yang telah ditetapkan, namun akan berada disekitar lokasi untuk memantau kelangsungan Pilkada.

"Kami mengerahkan personil ini baik itu sebelum, selama dan sesudah pemilu berlangsung dan jika memang terjadi kerusuhan kami akan langsung turun tangan dalam pengamanan tanpa ada perintah," sebutnya. 

No comments:

Post a Comment