Tuesday, January 16, 2018

Produksi Tanaman Hortikultura Meningkat Gabah Kering Menurun

Ketahanan pangan dan tanaman hortikultura, jagung dan ubi kayu kota Sawahlunto tahun 2017 meningkat di banding tahun 2016 lalu. Produksi jagung dengan lahan 6 ha pada tahun 2016 dengan hasil produksi sebesar 24 ton jagung mengalami peningkatan lahan produksi jagung di tahun 2017 menjadi 29,6 ha dengan hasil produksi jagung sebesar 228 ton tahun 2017. Sementara untuk lahan produksi Singkong (ubi kayu) juga mengalami peningkatan hasil produksi. Lahan produksi ubi kayu di tahun 2016 seluas 97 ha, dengan hasil produksi 3559 ton naik menjadi 109 ha luas lahan produksi Singkong dengan hasil produksi 5424 ton di tahun 2017. 

"Artinya ketahanan pangan kota Sawahlunto tahun 2017 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2016. Sehingga tidak ada lahan yang tidur dan tidak tergarap meskipun Sawahlunto untuk lahan pertanian sawah tadah hujan. Sementara untuk panen gabah padi kering mengalami penurunan produksi diakibatkan pengaruh cuaca. Pada tahun 2016 lalu hasil produksi padi gabah kering mencapai 15.055 ton pertahun, sedangkan di tahun 2017 produk padi gabah kering 13.645 ton," ujar Heni Purwaningsih, Sekretaris Dinas Ketahahan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Sawahlunto, Penulis, Selasa, 16 Januari 2018. 

Ia menyebutkan bahwa meskipun produksi padi untuk capaian kebutuhan di daerah tercukupi, walau produksi padi gabah kering menurun. Kemudian produksi padi gabah kering tahun 2017 masih di atas rata-rata dan harga beras masih stabil Rp16 ribu perkilo gram. Kemudian, penyusutan hasil produksi padi gabah kering tersebut karena curah hujan yang kurang. Sehingga kebutuhan air untuk areal persawahan yang tadah hujan debet airnya terbatas. 

"Meskipun telah diupayakan pengaliran air menggunakan pompa air namun karena debit air yang sedikit sehingga tidak terpenuhi cukupan air di sawah. Selain itu, ada pula menggunakan pompa air dengan tenaga surya yang dianggarkan dengan dana desa. Sehingga dapat dimanfaatkan untuk irigasi dengan varietas benih padi Gadang Rumpun Kumbayau. Benih tersebut memiliki umur 136 hari dengan luas lahan 240 ha dengan hasil panen 7,5 ton per hektare padi gabah kering padi gadang rumpun Kumbayau," katanya. 

Ia menyebutkan bahwa Kementerian Pertanian RI secara resmi menetapkan padi gadang rumpun Kumbayau sebagai varietas unggul. Penetapan itu secara legal tertera pada surat keputusan (SK) Menteri Pertanian RI nomor: 825/Kpts/TP.010/12/2017 tentang pelepasan galur padi sawah lokal gadang rumpun Kumbayau sebagai varietas unggul dengan nama gadang rumpun Kumbayau. 

"Sebelum ditetapkan oleh Kementerian Pertanian RI, varietas padi gadang rumpun tersebut telah melalui sejumlah pengujian oleh pihak-pihak terkait. Diantaranya lolos uji dari Tim Penilai dan Pelepas Varietas (TP2V) Tanaman Pangan, Badan Benih Nasional Kementerian Pertanian pada Desember 2016 lalu," tuturnya. 

Ia menjelaskan bahwa Varietas padi Gadang Rumpun Kumbayau memiliki kelebihan ketahanan di lahan yang tidak lembab, tahan akan hama, produksi padi yang melebihi rata-rata varietas lain, serta sangat cocok untuk lahan sawah tadah hujan. Lolosnya varietas padi Gadang Rumpun Kumbayau sebagai varietas unggul oleh Kementerian Pertanian RI, merupakan sebuah harapan tersendiri bagi petani Sawahlunto untuk semakin sejahtera. 

"Selain benih varietas Gadang Rumpun Kumbayau bisa digunakan secara nasional, harga beras yang dihasilkan petani pun bisa meningkat. Produksi varietas padi Gadang Rumpun Kumbayau untuk Gabah Kering Panen berkisar antara 6,8 ton hingga 8 ton setiap hektarnya. Sebab padi gadang rumpun Kumbayau tahan dengan blas ras 033 dan blas ras 073 serta blas ras 133," tuturnya. 

Heni mengatakan bahwa kosekuensi benih padi gadang rumpun Kumbayau penangkaran, kemudian penangkaran benih subur di penangkaran di kembangkan tahun 2018. Kosenkuensi varietas padi gadang rumpun Kumbayau dikembangkan ke Kabupaten/kota untuk di sebarkan. Maka, perlunya sosialisasi kepada masyarakat Kabupaten/kota di Sumatera Barat. 

Sementara itu, Syafi'i, penemu varietas Gadang Rumpun Kumbayau, mengatakan bahwa varietas padi Gadang Rumpun Kumbayau yang dikembangkannya, telah menjalani pemurnian sejak 12 tahun lalu, di atas lahan sawah seluas setengah hektar. Pemurnian tersebut mendapat apresiasi pemerintah terutama Ali Yusuf Walikota Sawahlunto, mendorong agar varietas yang dimurnikan, dilegalisasi untuk mendapatkan sertifikat benih nasional.

"Kita sangat bangga dengan ditetapkannya varietas unggul nasional atas varietas Gadang Rumpun Kumbayau. Hal ini merupakan pengabdian terhadap Kota Sawahlunto tanah kelahiran," katanya. 

No comments:

Post a Comment