Monday, January 8, 2018

Motivasi Serta Dukungan Keluarga Menjadi Tolak Ukur Pasien Stroke Bisa Sembuh

Bagi sebagian orang penderita Penyekit Stroke butuh bantuan orang lain. Biasanya, mereka tidak dibiarkan melakukan kegiatan sendiri. Hal ini justru membuat penderita ketergantungan dan tingkat stroke semakin parah. Sebenarnya seperti apa perlakuan yang tepat bagi penderita stroke?

Laporan: Julnadi Inderapura, Padang 

Diruang konsultasi klinik fisioterapi RSUP M Djamil Padang nampak seorang wanita berusia 24 tahun tengah mendengarkan penjelasan dokter. Adek, adalah anak dari  Desi Ida Novita, 47 yang menderita penyakit stroke sejak 3 minggu lalu. Desi tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasa. Ia datang bersama anak dan saudaranya dengan bantuan kursi roda. 

Menurut Adek, anaknya, Desi mengalami kesulitan bicara. Ia juga kesulitan untuk berdiri sehingga harus dipapah atau berdiri menggunakan bantuan. Seperti berpegangan pada sesuatu yang dapat menahan beratnya. 

"Awalnya ibu saya jatuh dari tempat duduk dirumah. Tahu-tahu kondisinya sudah parah begini. Katanya stroke, kemudian dibawa kerumah sakit dan dirujuk ke fisioterapi," ujar Adek, usai menemani sang ibu berkonsultasi pada Selasa, 21 November 2017. 

Menurut saudaranya, Enny yang juga datang menemani saat itu sebelumnya Desi terlihat sehat-sehat saja. Tetapi setelah jatuh dari kursi ia mengalami kelumpuhan pada saraf lidah hingga kesulitan bicara. "Sejak itu aktivitasnya terbatas dan harus dibantu," terangnya.

Dokter Spesialis Terapis M Djamil Padang, Aguswan menjelaskan penyakit stroke merupakan berkurangnya suplai oksigen atau darah ke otak. Sehingga otak tidak bisa berfungsi dengan baik ketika kekurangan oksigen. Jaringan otak pun lama kelamaan mengalami degenerasi (mati atau kelumpuhan, red). 

Akibatnya terjadi penyempitan, penyumbatan di pembuluh darah atau pecahnya pembuluh darah yang mengakibatkan stroke. Selain itu faktor usia, riwayat penyakit darah tinggi, penyakit jantung, maupun diabetes juga menjadi pemicu stroke pada seseorang.

Pada penderita stroke akan terjadi kelumpuhan syaraf seperti syaraf lidah maupun organ tubuh lain. Kelumpuhan syaraf tersebut dapat diobati dengan cara melatih atau menterapis secara teratur. Hal ini dapat dilakukan sendiri dirumah dengan bantuan dan bimbingan dari anggota keluarga. 

Menurut Aguswan, jika syaraf lidah ataupun mulut seseorang mengalami stroke atau lumpuh. Dapat dilakukan terapis mengunyah. Memberikan makanan atau cemilan kepada penderita stroke itu merupakan salah satu latihan yang dapat menghidupkan kembali syaraf yang mengalami kelumpuhan. Pada bagian tubuh yang mengalami mati syaraf juga dapat dilakukan terapis dengan melatihnya bergerak. 

"Yang terpenting tidak memanjakan penderita stroke agar mereka (penderita stroke, red) tidak ketergantungan bantuan. Hal ini dapat menjadikan penderita lebih mandiri dan mengaktifkan kembali syaraf yang lumpuh tersebut. Motivasi dan dukungan dari keluarga menjadi tolak ukur utama agar pasien bisa sembuh. Karena obat utamanya adalah keinginan dan semangat dari pasien itu sendiri, untuk bisa sembuh," pungkasnya saat ditemui diruangannya usai memberikan edukasi kepada keluarga pasien.

No comments:

Post a Comment