Kota Padang kaya akan keindahan alam semesta. Ada wisata alam hingga wisata bahari dengan keindahan pulau-pulau yang menawan. Wisata pulau yang dimiliki Kota Bingkuang mulai marak dikunjungi dalam kurun waktu tiga tahun belakangan. Ramainya kunjungan wisatawan ke pulau-pulau, membuat perubahan dalam kehidupan masyarakat sekitaran pulau di Kelurahan Sungai Pisang, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kota Padang, Sumatera Barat.
Ali Muslim, 71, akrab disapa Ayah Ali, dulu bekerja sebagai nelayan saat ini beralih profesi menjadi pengantar wisatawan ke pulau-pulau. Hingga memiliki, tiga buah boat. Seperti Apa?
Laporan : Julnadi Inderapura, Padang
Bagi sebagian kalangan yang hobi berwisata ke pulau, apalagi para mahasiswa sudah dipastikan tidak asing lagi dengan nama Ayah Ali. Ayah Ali adalah satu dari puluhan masyarakat di Kelurahan Sungai Pisang memiliki boat atau perahu bermesin untuk mengantarkan masyarakat yang ingin menikmati keindahan pulau.
Kamis, 4 Januari 2018, Penulis mengunjungi tempat Ayah Ali melihat langsung keakraban para wisatawan dengan bapak delapan orang anak ini. Ayah Ali memulai pekerjaannya mengantar para wisatawan bermulai semenjak tahun 2012 lalu. Ketika itu ada dua mahasiswa Universitas Andalas (Unand) Padang yang datang mengunjunginya. Kedua mahasiswa tersebut minta diantarkan ke Pulau Pasumpahan. Ayah Ali hanya bekerja sebagai nelayan di Sungai Pisang untuk menghidupi keluarganya tetap mengantarkannya ke Pulau.
"Saat itu biaya untuk ke pulau belum ada tarifnya, jadi berapa di kasih saja dan dua mahasiswa itu memberikan biaya Rp 30 ribu," kata Ayah Ali.
Ayah Ali melanjutkan usai mengantarkan dua mahasiswa Unand tersebut, beberapa waktu kemudian mereka kembali lagi membawa teman-teman dan dosennya. Mulai saat itulah wisata ke pulau mulai trend di kalangan para mahasiswa. Untuk biaya, karena saat itu ada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) oleh Pemerintah sehingga harga ke pulau dinaikan sebesar Rp5 ribu menjadi Rp35 ribu.
"hingga saat ini tarif ke Pulau Pasumpahan dari Sungai Pisang sebesar Rp 35 ribu," ujar kakek 18 orang cucu ini.
Ayah Ali menyebutkan bahwa, dulu pada awalnya ia mengantarkan para wisatawan ke pulau dengan kapal "Cadiak mesin robin" atau mesin rawut kelapa. Kemudian, dengan kapal tersebut, ia hanya bisa mengantarkan wisatawan berkunjung ke pulau. Namun, kapal Cadiak tersebut hanya bisa mengangkut empat orang penumpang.
Seiring berjalannya waktu, wisata pulau semakin banyak peminatnya. Bisa dipastikan setiap akhir minggu, pulau-pulau ramai dikunjungi wisatawan sehingga Ayah Ali banyak mendapatkan tamu.
Ayah Ali, mengaku awalnya hanya memiliki satu kapal kecil pada 2013 telah dapat mengganti kapalnya bahkan menjadi tiga kapal boat bermesin 15 PK. Saat ini tiga kapal tersebut diberi nama 'Ridho Ilahi'.
"Sekarang sudah ada tiga kapal satu kapal besar muatannya 40 orang dan dua yang kecil muatannya bisa untuk 25 orang," sebutnya.
Ayah Ali tak menapik, apa yang diperolehnya saat ini tak terlepas dari bantuan para mahasiswa yang sering pergi ke pulau. Sehingga, pelayanan yang diberikan Ayah Ali kepada setiap pengunjung yang menggunakan jasanya selalu diberikan satu galon air isi ulang. Air galon tersebut diberikan secara gratis, karena melihat untuk mendapatkan air bersih di pulau cukup susah.
Tidak hanya itu, bagi pengunjung yang membawa kendaraan baik sepeda motor atau mobil dapat langsung memarkirkan kendaraan mereka di tempat Ayah Ali tanpa adanya pungutan biaya parkir.
Ayah Ali didampingi istrinya Sudirma, 68, menjelaskan bahwa kunjungan wisata ke pulau tak menentu. Kadang ramai dan kadang sepi disaat musim hujan atau badai. Ramai kunjungan biasanya setiap akhir pekan atau akhir tahun merayakan pergantian tahun di pulau. Seperti pergantian tahun 2017, kemarin yang pergi ke pulau dengan menggunakan boat Ayah Ali mencapai ratusan orang.
"Tahun baru kemarin saja disini ada terparkir sebanyak 400 motor dan 38 mobil. Para pengunjung tersebut berasal dari semua kalangan dan daerah. Tidak hanya dari Padang saja, tetapi juga ada dari Pekanbaru, Jambi, Bengkulu bahkan juga ada dari Papua," katanya
Ia mengatakan bahwa untuk pengantaran ke pulau tergantung cuaca. Kalau cuaca bagus kapanpun waktunya akan tetap diantarkan meskipun itu pada malam hari. Hal itu terbukti saat beberapa waktu lalu, Penulis, pernah melakukan perjalanan ke Pulau Pasumpahan pada malam hari dan Ayah Ali bersedia mengantarkan karena saat itu cuaca bagus.
"Kalau cuaca bagus pasti diantarkan, tapi kalau badai tidak mungkin karena itu bahaya. Meskipun jarak dari Sungai Pisang ke Pasumpahan dekat," papar Sudirma yang akarab disapa Amak oleh tetamu.
Amak melanjutkan wisata ke pulau sangat marak dikunjungi pada tahun 2014 lalu. Untuk saat ini diakuinya wisata ke pulau sudah semakin menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun begitu, ia optimis wisata ke pulau akan kembali membaik. Apalagi saat ini jalan di Sungai Pisang telah diaspal, sehingga dapat memudahkan para wisatawan yang ingin ke pulau.
Pengelolaan kapal, Ayah Ali dibantu langsung oleh anak-anak dan istrinya. Kemudian, boat Ayah Ali dapat mengantarkan masyarakat yang ingin berwisata ke pulau seperti Pulau Pasumpahan dengan biaya pulang pergi Rp 35 ribu per orang. Suarnadwipa, Sironjong dan Sirandah Rp 50 ribu perorang. Sedangkan untuk ke Pulau Pagang, Pamutusan biaya Rp 70 ribu perorang. Kemudian, bagi wisatawan yang ingin keliling pulau dikenakan biaya sebesar Rp 150 ribu per orang.
"Bagi yang ingin keliling pulau bisa biaya Rp 150 ribu tetapi minimal harus delapan orang, " ucapnya.
No comments:
Post a Comment