Jemaah Masjid Babussalam budayakan Maghrib mengaji |
Masjid didirikan tahun 1982
tersebut berpas-pasan dengan kantor balai kota dan tepi jalan raya. Posisi yang
sangat stategis itu dapat mengundang kaumuslimin lainnya yang sedang melakukan
perjalanan untuk singgah di masjid melaksanakan shalat magrib berjamaah.
Kemudian setelah itu melanjutkan perjalanan menujut tempat masing-masing usai
shatat berjamaah.
Hanya tinggal beberapa orang
jemaah saja untuk tetap bertahan di masjid. Jemaah tersebut bertahan di masjid
menunggu waktu shatat isya' masuk dan untuk shalat secara berjamaah. Lagian pula
mereka merupakan jemaah tetap masjid di selingkungan masjig atau jiran masjid.
Menjelang masuk waktu shatat isya' jemaah masjid mulai mengambil alquran di
dalam rakrak. Jemaah masjid tersebut mulai duduk melingkar pada shaf perempuan
bagian belakang dibalik mahrab.
Mereka terdiri dari kaum bapak dan
ibu-ubu, lalu kemudian membaca alquran. Mereka membaca alquran beserta artinya
dengan cara bergeliran. Semua mendapat bagian membaca ayat suci alquran beserta
artinya. Mereka saling menyimak bacaan quran dan saling menegur jika ada
kesalahan membaca untuk membanarkan pembacaan quran. Meskipun terdiri dari kaum
bapak dan ibu-ibu membaca alquran, namun membaca ayat suci alquran tersebut
boleh bagi siapa saja yang ingin bergabung membaca alquran bersama.
Suara ibu-ibu mengaji dengan
merdu, menggema dalam ruangan masjid berukuran kurang lebih 15 meter x 15 itu.
Tanpa pengeras suara bacaan ayat suci alquran terdengar jelas dalam ruangan.
Bulu kuduk mulai mendiring, hati bergetaran.
Maghrib mengaji. Inilah yang
menjadi kebiasaan rutinitas di Masjid Babussalam hingga kini masih terpelihara
dengan baik. Budaya megrib mejadi yang telah lama berlangsung itu, kemudian
menjadi program walikota. Sehingga pada waktu magrib tidak diperbolehkan
menyalakan TV sampai usai melaksanakan shalat isya'. Ada sekitar belasan orang
jemaah yang iktu serta mengaji di masjid tersebut.
"Kami menamakan magrib
mengaji. Jadi setelah shalat magrib jemaah tidak pulang kerumah tepi mereka
mengaji terlebih dahulu di masjid sampai wakti shalat Isya' masuk. Budaya
maghrib mengaji di masjid ini telah berjalan sejak tahun 2000, khusus memaah
saja," ungkap H. Jamaran, 73, Ketua Pengurus Masjid Babussalam, warga RT4 RW
2 Kelurahan Lubang Panjang.
Ia mengatakan bahwa masjid
Babussalam maghrib mengaji tersebut berawal dari beberapa orang jemaah yang
membaca alquraan usai shalat magrib. Kemudian hal itu menjadi terus-terusan
pada akhirnya diikuti oleh para jemaah masjid. "Tidak ada rencana khusus
untuk membudayakan maghrib mengaji di masjid ini. Ini awalnya dilakukan
beberapa orang jemaah, kemudian ada yang mengikuti dan terus bertambah banyak
bergabung membaca ayat suci alquran hingga berlangsung sampai saat ini,"
ungkapnya.
Ia mengebutkan bahwa saat ini
jemaah membaca ayat suci alquran beserta artinya dengan tujuan agar lebih
memahami apa yang dibaca serta maksud dan makna yang terkandung dalam ayat
tersebut. "Kegiatan maghrib mengaji ini disamping membaca terjemahan ayat
yang dibaca, namun tidak secara mendalam hanya sebatas terjemahan saja,"
tuturnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa
untuk di masjid Babussalan ini untuk mengajian lebih mendalam yakni wirud
mingguan setiap malam Senin dan Kamis. Wirid pada Senin malam disampaing
menbaca ayat suci alquran juga dilengkapi dengan tafsir ayat beserta
asbabunnuzul ayat. "Wirid pada hari Senin malam itu, ada pembahasan
khususnya yakni tentang Tauhid atau ketuhanan oleh buya Mahya Khatib Makuto.
Sementara pada hari Kamis, pembahasannya khusus tafsir oleh buya H. Khairunnas
Datuak Pito Sirajo," lanjut Jamaran.
Sementara itu, Kemudian pada hari
Selasa ba'da Ashar ada pengajian majelis taklim. Kegiatan majlis taklim ini
merupakan program pengurus masjid. Kemudian, pada hari Jumat, Yasinan.
Sedangkan pada hari Minggu dua kali dalam sebut ada program Pondok Tahfiz.
"Pondok takhfiz ini merupakan hafalan Alquran khusus untuk remaja. Program
ini merupakan program yang baru dengan target akan mencetak penghafal
alquran," sebut Arfizon, 46, Seksi Bidang Ibadah Masjid Babussalam.
Ia melanjutkan bahwa untuk
pembinaan dan pelatihan shalat jenazah juga ada namun hal itu tidak menjadi
rutinitas dan hanya sewaktu-waktu saja. Jemaah diberikan pengetahuan dan
pelatihan menyelenggaraan shalat jenazah.
"Prestasi yang didapatkan
jemaah masjid Babussalam ini berupa lomba hafalan Yasin mendapat juara II
tingkat kota. Kemudian mendapat juara I kategori K3 selama dua kali
berturut-turut tahun 2014 dan 2015 se Kota Sawahlunto. Namun, sebelumnya juga
mendapat juara tetapi juara II dan III. Kemudian lomba Mushabaqah Tilawatil
Quran (MTQ) jemaah kita juga pernah mendapat juara," sambungnya.
Selain dari pada Magrib Mengaji,
wirid Senin-Kamis, Pondok Tahfiz, Taman Kanak-kanak RA dikelola masjid, Majlis
taklim juga malukan kegiatan peringatan hari besar islam dengan tabligh akbar.
Ceramah agama dengan mengundang buya untuk memberikan tausiah. "Masjid ini
sediri ada empat bidang Ibadah, Bidang Sosial, bidang pendidikan dan Bidang
pembangunan," ungkapnya.
No comments:
Post a Comment