Petani Sawah Luwung Bukit, Kota Sawahlunto butuh
akses jalan yang representatif. Jalan tersebut guna untuk akses jalan
mengangkut hasil panen petani berupa padi. Jalan setapak tersebut dibangun
dengan gotong royong bersama agar bisa dilewati motor untuk mengangkut padi.
Jalan yang panjang dua kilometer tersebut sangat berbahaya bagi keselamatan.
Karena jalan tersebut terjal dari tanah, bebatuan besar, banyak akar kayu yang
melintang dan serta berliku.
Minggu, 14 Agustus 2016, jalan menuju Sawah
Luwung Bukit Desa Rantih Kecamatan Talawi terasa sangat menyulitkan untuk di
tempuh. Jalanan yang terjal dengan penurunan yang tinggi serta dilelilingi
semak-semak dan jurang. Jalan tersebut dapat mengancam nyawa pengendara jika
tidak berhati-hati melewati jalan tersebut. Jalan setapak tersebut merupakan
jalan satu-satunya yang dimanfaatkan oleh petani untuk mengangkut padi hasil
panen.
Basar, 30, warga Batu Sandar keluhkan akses jalan
untuk mengangkut hasil panen sulit. Karena jalan masih berupa jalan setapak dan
dan tanah. Akibatnya upah angkut hasil panen padi dari areal persawahan Luwung
Bukit, menuju desa Rantih dikenakan biaya ojek Rp20 ribu pertrib. Jika musim
penghujan jalan menjadi becek sehingga sulit untuk mencari pengangkut hasil
penen padi ke wabah desa Ranti dengan jarak tempuh 2 kilometer.
"Kalau hujan orang tidak pada berani turun
ke bawah mengangkut padi karena jalan licin. Jika dipaksakan untuk mengangkut
padi pada jalan licin tersebut sehingga ongkos angkut naik dua kali lipat dari
biasanya sebesar Rp40 ribu pertrib," katanya usai makan siang saat
menyabit padi disawah miliknya.
Ia berharap pemerintah dapat membantu dan
memikirkan nasip petani yang ada di Sawah Luwung Bukit untuk dibuatkan jalan.
Karena jalan merupakan sarana utama untuk akses jalan serta meningkatkan
produksi hasil tani dan tidak ada jalan lain. Jalan tersebut pun dibangun
sendiri dengan bergotong royong.
"Dulu kita pernah mengajukan permohonan ke
pada Walikota agar di bangun jalan. Tapi hingga kini belum ada respon dari pemerintah.
Padahal petani di Sawah Luwung tiap tahun menghasilkan padi dengan kualitas
hasil panen yang bagus. Sehingga pemerintah memprogramkan kepada kolompok tani
Sawah Luwung Bukit untuk menanam benih padi Rumpun Gadang," sebutnya.
Kemudian, lanjut dia, hasil produksi penen yang
di peroleh pun meningkat mencapai 20 persen dari biasanya. Jika dibangkan
tahun-tahun sebelumnya pendapatan petani sekali panen 1000 gantang per hektar.
Namun semenjak padi Rumpun Gadang, hasil panen bertambah menjadi 1200 gantang
hingga 1500 gantang tiap panen.
"Padi Rumpun Gadang ini merupakan tahun
ketiga panen. Alhamdulillah hasinya pun memuaskan. Namun, tahun ini hasilnya
turun dari tahun kemarin karena penyakitan. Padahal telah disemprot dan air
yang cukup, namun tetap saja padinya mati-mati. Sehingga padinya tidak mau
bangkit, karena di rumpun padi tersebut banyak kapindiang dan tidak mempan
dengan obatan apa-pun," katanya.
Daswan, 62, warga Sapan RT 1 RW 1 Kelurahan
Durian II anggota kelompok tani Sawah Luwung Bukit mengatakan hal serupa.
"Kita berharap pemerintah kota dapat membangun jalan. Tanpa adanya jalan
yang memadai kita kesulitan untuk mengangkut hasil panen. Karena biaya upang
ojek mengangkut padi dari sawah sampai ke heler sebesar Rp20 pertrib. Belum lagi
saat musim hujan, jalanan becek dan biaya pun bertambah," ungkapnya.
Zahara, 43, warga Dusun Air Gantang Pisang Kalek
menyebutkan bahwa haril panennya mengalami penurunan karena wabah penyakit.
"Tujuh gantang benih padi Rumpun Godang bisa menghasilkan padi saat penen
sebanyak 800 gantang padi. Tapi hasil panen tersebut hanya sekali
didapatkan sebanyak itu. Saat ini merupakan panen yang ke tiga kalinya, namun
dari 800 gantang tersebut terus terjadi penurunan," katanya.
Ia melanjutkan berkurangnya hasil panen tersebut
karena padi sakit dan mati. Sawah Luwung Bukit tidak mengandalkan sawah tadah
ujan dan irigasi. Karena ada mata air yang selalu mengalir dan mampu mengaliri
sawah. "Meskipun disini airnya banyak dan terbuang, kita berharap
pemerintah membuat irigasi yang bisa dialirkan ke areal sawah petani di rantih.
Meskipun pemerintah ada memberikan bantuan serupa pompa air, namun hal itu
tidak tepat guna. Bagaiman cara memompa air sedangkan air tidak ada. Alangkah
baiknya bangun irigasi dan bisa mengaliri sawah petani," katanya.
Kemudian, lanjut dia, sarana pendukung lain
seperti jalan untuk akses mengangkut padi hasil panen masyarakat. Dirinya
berharap pemerintah dapat membantu membangun insprastruktur seperti jalan
sehingga lancar jalan. Karena belum ada jalan maka kelompok tani ikut gotong
royong bersama untuk membangun jalan setapak tersebut agar bisa di tewati motor
untuk mengangkut padi atau hasil panen yang lainnya seperti karet.
"Saat ini jalan amatlah sulit untuk di
tempuh karena masih jalan setapak dan jalan tanah. Saat ini kondisi jalan
berlubang, terjal dan berliku-liku. Meskipun saat ini musim kemarau jalan
tersebut tetap sulit untuk di tempuh karena kering sehingga sering 'badoro'
tanahnya. Apalagi dimusim hujan, becek, licin dan sulit untuk ditempuh. Jadi,
harapan kita pemerintah dapat menyegerakan pembangunan jalan untuk memperlancar
angkut hasil panen petani," harapnya.
Ali Yusuf Wali Kota Sawahlunto menanggapi keluhan
masyarakt khususnya Kelompok Tani Sawah Luwung Bukit dengah hasil produksi padi
tiap tahun mencapai 8,14 ton. Namun akses jalan untuk mengangkut produksi padi
masih menjadi kendala bagi petani tersebut. "kita pemerintah kota pada akhir tahun 2015 lalu telah mencoba survei jalan intrisik dengan trabas. jalan tersebut memiliki panjang 2,75 kilometer dari Kayu Gadang sampai menuju Rantih dengan berliku dan terjal serta medan yang sulit," ungkapnya saat panen ikan raya atau mengandau di Lubuk Sibaku Rantih Kecamatan Talawi, Minggu, 14 Agustus 2016.
Ia menyebutkan bahwa jalan tersebut diselesaikan dengan anggaran 2017, karena APBD tahun 2016 telah masuk suratnya dan KUA-PPAS pun demikian. "Maka dari itu pengganggarannya di tahun 2017, karena Luwung Bukit tersebut merupakan penghasil padi. Tahun ini produksi padi petani Luwung Bukit saat panen mencapai 9, 3 ton dengan benih padi Rumpun Gadang," sebutnya.
Ia menyebutkan bahwa jalan tersebut diselesaikan dengan anggaran 2017, karena APBD tahun 2016 telah masuk suratnya dan KUA-PPAS pun demikian. "Maka dari itu pengganggarannya di tahun 2017, karena Luwung Bukit tersebut merupakan penghasil padi. Tahun ini produksi padi petani Luwung Bukit saat panen mencapai 9, 3 ton dengan benih padi Rumpun Gadang," sebutnya.
No comments:
Post a Comment