Saturday, August 20, 2016

Petani Butuh Jalan Representatif

Petani Sawah Luwung Bukit, Kota Sawahlunto butuh akses jalan yang representatif. Jalan tersebut guna untuk akses jalan mengangkut hasil panen petani berupa padi. Jalan setapak tersebut dibangun dengan gotong royong bersama agar bisa dilewati motor untuk mengangkut padi. Jalan yang panjang dua kilometer tersebut sangat berbahaya bagi keselamatan. Karena jalan tersebut terjal dari tanah, bebatuan besar, banyak akar kayu yang melintang dan serta berliku.

Minggu, 14 Agustus 2016, jalan menuju Sawah Luwung Bukit Desa Rantih Kecamatan Talawi terasa sangat menyulitkan untuk di tempuh. Jalanan yang terjal dengan penurunan yang tinggi serta dilelilingi semak-semak dan jurang. Jalan tersebut dapat mengancam nyawa pengendara jika tidak berhati-hati melewati jalan tersebut. Jalan setapak tersebut merupakan jalan satu-satunya yang dimanfaatkan oleh petani untuk mengangkut padi hasil panen.

Basar, 30, warga Batu Sandar keluhkan akses jalan untuk mengangkut hasil panen sulit. Karena jalan masih berupa jalan setapak dan dan tanah. Akibatnya upah angkut hasil panen padi dari areal persawahan Luwung Bukit, menuju desa Rantih dikenakan biaya ojek Rp20 ribu pertrib. Jika musim penghujan jalan menjadi becek sehingga sulit untuk mencari pengangkut hasil penen padi ke wabah desa Ranti dengan jarak tempuh 2 kilometer.

"Kalau hujan orang tidak pada berani turun ke bawah mengangkut padi karena jalan licin. Jika dipaksakan untuk mengangkut padi pada jalan licin tersebut sehingga ongkos angkut naik dua kali lipat dari biasanya sebesar Rp40 ribu pertrib," katanya usai makan siang saat menyabit padi disawah miliknya.

Ia berharap pemerintah dapat membantu dan memikirkan nasip petani yang ada di Sawah Luwung Bukit untuk dibuatkan jalan. Karena jalan merupakan sarana utama untuk akses jalan serta meningkatkan produksi hasil tani dan tidak ada jalan lain. Jalan tersebut pun dibangun sendiri dengan bergotong royong.

"Dulu kita pernah mengajukan permohonan ke pada Walikota agar di bangun jalan. Tapi hingga kini belum ada respon dari pemerintah. Padahal petani di Sawah Luwung tiap tahun menghasilkan padi dengan kualitas hasil panen yang bagus. Sehingga pemerintah memprogramkan kepada kolompok tani Sawah Luwung Bukit untuk menanam benih padi Rumpun Gadang," sebutnya.

Kemudian, lanjut dia, hasil produksi penen yang di peroleh pun meningkat mencapai 20 persen dari biasanya. Jika dibangkan tahun-tahun sebelumnya pendapatan petani sekali panen 1000 gantang per hektar. Namun semenjak padi Rumpun Gadang, hasil panen bertambah menjadi 1200 gantang hingga 1500 gantang tiap panen.

"Padi Rumpun Gadang ini merupakan tahun ketiga panen. Alhamdulillah hasinya pun memuaskan. Namun, tahun ini hasilnya turun dari tahun kemarin karena penyakitan. Padahal telah disemprot dan air yang cukup, namun tetap saja padinya mati-mati. Sehingga padinya tidak mau bangkit, karena di rumpun padi tersebut banyak kapindiang dan tidak mempan dengan obatan apa-pun," katanya.

Daswan, 62, warga Sapan RT 1 RW 1 Kelurahan Durian II anggota kelompok tani Sawah Luwung Bukit mengatakan hal serupa. "Kita berharap pemerintah kota dapat membangun jalan. Tanpa adanya jalan yang memadai kita kesulitan untuk mengangkut hasil panen. Karena biaya upang ojek mengangkut padi dari sawah sampai ke heler sebesar Rp20 pertrib. Belum lagi saat musim hujan, jalanan becek dan biaya pun bertambah," ungkapnya.

Zahara, 43, warga Dusun Air Gantang Pisang Kalek menyebutkan bahwa haril panennya mengalami penurunan karena wabah penyakit. "Tujuh gantang benih padi Rumpun Godang bisa menghasilkan padi saat penen sebanyak 800 gantang padi. Tapi hasil panen tersebut hanya sekali didapatkan sebanyak itu. Saat ini merupakan panen yang ke tiga kalinya, namun dari 800 gantang tersebut terus terjadi penurunan," katanya.

Ia melanjutkan berkurangnya hasil panen tersebut karena padi sakit dan mati. Sawah Luwung Bukit tidak mengandalkan sawah tadah ujan dan irigasi. Karena ada mata air yang selalu mengalir dan mampu mengaliri sawah. "Meskipun disini airnya banyak dan terbuang, kita berharap pemerintah membuat irigasi yang bisa dialirkan ke areal sawah petani di rantih. Meskipun pemerintah ada memberikan bantuan serupa pompa air, namun hal itu tidak tepat guna. Bagaiman cara memompa air sedangkan air tidak ada. Alangkah baiknya bangun irigasi dan bisa mengaliri sawah petani," katanya.

Kemudian, lanjut dia, sarana pendukung lain seperti jalan untuk akses mengangkut padi hasil panen masyarakat. Dirinya berharap pemerintah dapat membantu membangun insprastruktur seperti jalan sehingga lancar jalan. Karena belum ada jalan maka kelompok tani ikut gotong royong bersama untuk membangun jalan setapak tersebut agar bisa di tewati motor untuk mengangkut padi atau hasil panen yang lainnya seperti karet.

"Saat ini jalan amatlah sulit untuk di tempuh karena masih jalan setapak dan jalan tanah. Saat ini kondisi jalan berlubang, terjal dan berliku-liku. Meskipun saat ini musim kemarau jalan tersebut tetap sulit untuk di tempuh karena kering sehingga sering 'badoro' tanahnya. Apalagi dimusim hujan, becek, licin dan sulit untuk ditempuh. Jadi, harapan kita pemerintah dapat menyegerakan pembangunan jalan untuk memperlancar angkut hasil panen petani," harapnya.

Ali Yusuf Wali Kota Sawahlunto menanggapi keluhan masyarakt khususnya Kelompok Tani Sawah Luwung Bukit dengah hasil produksi padi tiap tahun mencapai 8,14 ton. Namun akses jalan untuk mengangkut produksi padi masih menjadi kendala bagi petani tersebut. "kita pemerintah kota pada akhir tahun 2015 lalu telah mencoba survei jalan intrisik dengan trabas. jalan tersebut memiliki panjang 2,75 kilometer dari Kayu Gadang sampai menuju Rantih dengan berliku dan terjal serta medan yang sulit," ungkapnya saat panen ikan raya atau mengandau di Lubuk Sibaku Rantih Kecamatan Talawi, Minggu, 14 Agustus 2016.

Ia menyebutkan bahwa jalan tersebut diselesaikan dengan anggaran 2017, karena APBD tahun 2016 telah masuk suratnya dan KUA-PPAS pun demikian. "Maka dari itu pengganggarannya di tahun 2017, karena Luwung Bukit tersebut merupakan penghasil padi. Tahun ini produksi padi petani Luwung Bukit saat panen mencapai 9, 3 ton dengan benih padi Rumpun Gadang," sebutnya. 

No comments:

Post a Comment