Thursday, August 25, 2016

Lubang Tambang Mbah Soero Diperpanjang Dilengkapi Geleri dan Multi Media



Selasa, 23 Agustus 2016 jarum jam menunjukan pukul 09.55 seorang lelaki baya tambak duduk di warung yang bersebelahan dengan Infobox Lubang Tambang Sugar Tunnel Soegar. Lelaki yang mengenakan sepatu bot dan memakai pakaian dinas duduk meminum teh talua. Lelaki itu diketahui bernama Sudarsono akrab disapa Kiplik, 42, warga jalan Tansi Baru Kelurahan Tanah Lapang Kecamatan Lembang Segar Kota Sawahlunto. Ia merupakan pemandu wisata yang masuk tambang Sugar Tunnel Soegar yang di kenal dengan nama Mbah Soero atau Mbah Suro.

Sembari menunggu pengunjung, pria itu tampak duduk santai dibawah payung yang disediakan oleh pemilik warung bersebelahan dengan infobox. Hanya beberapa menit saja, pria itu didatangi oleh beberapa orang tamu yang keluar dari gedung infobox. Tamu tersebut telah memakai helm dan sepatu bot layaknya pekerja tambang. Pria tersebut langsung memadu wisatawan untuk masuk kelubang tambang mbah soegar. 

Sesampai pada pintu masuk tambang pengujung mulai diberikan arahan dan pengetahuan dasar sejarah tambang. Pamandu menjelaskan dengan diteil kepada pengunjung bahwa jenjang penuranan yang diinjak pengunjung saat ini merupakan rel untuk lori pengangkut batu bara. Namun setelah direvitasisasi rel tersebut diganti dengan jejang agar mudah dilewati pengunjung.

Pengunjung mulai menuruni beberapa tangga hingga beberapa metel kedalam tambang bawahtanah. Surasa-ruasa bising menggema nan menakutkan. Selain itu, suara tetesan air yang menetes dari atap lubang juga terjengar sangat jelas. Termasuk suara ceruk air yang meleleh dari dinding lubang tambang ke selokan kecil yang mengalir disela-sela jejang.

Sementara dinding lubang tambang di banyak kapur yang menempel, sebab batu bara mengandung kapur digerus air yang mengalir pada dinding lubang tambang. Dibawah caha lambu remang-remang tambang itu para pengunjung banyak tanyajawab dengan pemandu (gued). Mereka pun tak lupa mengabadikan memont wisata tambang dengan selfi menggunakan gadget masing-masing. Dalam juga tampak beberapa kamera disi CCTV yang menempel di pada atap lubang. Kabel-kabel pun membentang panjang menempak pada lubang serta pipa blower berwarna kuning untuk sirkulasi udara.

Kiplik menyebutkan bahwa untuk menjadi wisata tambang telah di buka sejak 23 April 2008, kemudian awal dibukan tambang tersebut bulan Juni 2007. Lubang tersebut digali sejak tahun 1898 oleh Kolonial Belanda dan telah beroperasi untuk memproduksi batu bara. Kemudian pada tahun 1932 tambang yang terletak di daerah Sugar tersebut di tutup dan tidak beroperasi, melainkan pindah pada bagian utara untuk tambang dalam dan tambang terbuka.

Alasan tambang tersebut ditutup karena rembesan air yang cukup tinggi, kemudian sebagai stok atau cadangan batu bara bagi kolonial Belanda. Sebab sewaktu membuka lubang tambang dipenuhi oleh air. Kemudian air tersebut dikeluarkan dengan disedot menggunakan mesin pompa. Saat ini pengunjung baru bisa dibuka untuk umum hanya level I.

Tambang yang memiliki kedalaman 30 meter dari dasar tanah dengan panjang 186 meter dan berdiameter lubang selebar 180 cm. Kemudian untuk udara dalam tambang tersedia dan ditambah dengan mesin blower. Sebelumnya, lubang tambang tersebut memang terasa agak pengap karena batu bara, sebab sirkulasi udara tidak ada. Meskipun tampa blower tetap aman, karena lubang tambang ini menjadi objek wisata maka ditambah dengan mesin blower. Sebab, pengunjung masuk dalam lubang tambang obejek wisata sekitar 20 orang.

Untuk memasuki kedalaman tambang bagi wisatawan juga mendapatkan pengetahuan tentang sejarah terutama dalam hal pembuatan tambang dalam. Kemudian sistem penyanggahan yang dibangun oleh Belanda, hingga bisa kuat dan bertahan dikedalaman. Semetara itu, pada masa pemerintah Kolonial Belanda, tambang tersebut juga dilengkapi dengan sirkulasi udara dengan mesin blower terlihat dari pipa peninggalan yang masih tersisa hingga saat ini. Pada saat tambang tersebut dibuka masih ditemukan beberapa meter kabel listrik dalam tambang dan keasliannya masih terjaga serta tidak merobah dari bentuk aslinya.

Penyanggah lubang yang digunakan rufboolting yang terbuat dari tembok dan batubata. Meskipun ada pemabahan terhadap beberapa titik sistim penyanggah untuk menjaga lubang tambang agar lebih kuat. Kemudian, lubang tersebut mempunyai beberapa buah pintulasi. Namun yang dibuka hanya dua pintulasi saja pada level 1 dan diperbolehkan wisata tambang masuk untuk berkunjung, meskipun lubang tersebut memiliki beberapa level dan diperkirakan ada 6 level kebawah. Selanjutnya, panjang lubang untuk satu level bisa mencapai panjang kilometer. "Pemerintah berencana akan membuka lagi lubang tambang sepanjang 800 meter dan telah dilakukan survei sejak bulan November-Desembar 2015 lalu," ungkapnya.

Ia menyebutkan lubang tambang tersebut, Kolonial Belanda mendatangkan para pekerja paksa yang terdiri dari tahanan diseluruh Indonesia seperti Medan dan Jawa. Para tahanan tersebut dipekerjakan guna untuk menghemat biaya produksinya, sehingga para tahanan kriminal dan tahanan politik lebih kurang dari 6.000 orang dijadikan sebagai pekerja paksa atau lebih dikenal Manusia Rantai.

Orang rantai tersebut merupakan para tahanan yang menentang pemerintahan Kolonial Belanda dan bersalah kepada pemerintahan. Mereka dirantai karena perekrutan pekerja tambang tersebut merupakan tahanan. Agar mereka tidak kabur dan melarikan diri sehingga para tahanan dengan masa tahanan 10 tahun hingga 20 tahun tersebut dirantai. Kemudian disamping orang rantai juga ada buruh kontrak dan penempatannya pun dibagi. Sebagian bekerja di daerah Sugar dan sebagian lagi Sei Durian untuk mengambil batu bara.

Meskipun para tahanan atau pekerja paksa tersebut tetap dibayar upahnya. Hanya saja upah yang diterima tidak minim dan tidak sebanding. Para pekerja paksa tersebut mendapat upah dari pemerintah Kolonial Belada di bayar 7 sen. Namun, upah yang diterima oleh pekerja paksa hanya 5 sen karena ada pemotongan biaya penjara yang dibebankan.

Sementara itu, untuk pekerja kontrak dibayar penuh oleh pemerintah yakni 7 sen. Kecuali bagi pekerja paksa hanya dibayarkan 5 sen sesuai ketentuan. Hanya saja pekerja paksa tersebut juga diberikan kesempatan untuk bekerja jika ingin bekerja apabila masa tahanannya dan hukumannya telah habis. Maka statusnya pun akan menjadi pekerja kontrak. Kemudian ada pula keperja paksa tersebut pulang kekampung halamannya. Kemudian ada pula yang melarikan diri dimasa tahanannya belum habis.

Kemudian, penjara para tahanan tersebut hingga saat ini masih ada di Balai Diklat Tambang khusus pejara orang rantai. Penjara tersebut terdiri dari dinding kaca dengan tinggi diperkirakan 7 meter hingga 12 meter. Sehingga tahanan tidak bisa bersandar memanjat untuk melarikan diri. Sebab dinding tersebut terdiri dari bling kaca yang ditempel.

Biaya masuk wisata tambang tersebut pengunjung dibebarkan biaya Rp 8.000 perorang. Kemudian pengunjung sebelum masuk lobang, diberikan perlengkapan untuk sefti. Pengunjung harus memakai spatu bot tambang dan menggunakan helm. Pengunjung diharuskan memakai helm karena standar orasional prosedur (SOP) masuk tambang harus ada. Sebab dalam lubang tambang banyak terdapat penyanggah yang rendah sehingga besar kemungkinan kepala pengunjung akan terbentur. Untuk pengamanan kepala agar tidak terbentur pengunjung diharuskan memakai helm.

Meskipun sebelumnya pengunjung dilengkapi dengan baju untuk mesuk objek wisata tambang, terkadang karena baju tersebut sering gonta-ganti dan dipakai banyak orang sehingga banyak pengunjung yang tidak mau mengenakan pakaian wisata tambang tersebut. Kemudian, untuk masuk wisata tambang pengunjung tidak diperbolehkan membawa korek api dalam tambang untuk antisipasi sefti. Selain itu, pengunjung juga tidak dibenarkan membawa makanan kecuali air mineral.

Namun, tidak tertutup kemungkinan bagi pengunjung yang ingin memakai pakaian wisata tambang tersebut karena pakaian tetap tersedia. Sementara itu, daya minat wisatawan masuk ke wisata tambang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pengunjung rata-rata setiap bulan berjumlah 1300 orang pengunjung. Hingga mencapai 2000 orang pengunjung jika hari libur. Pengunjung didominasi dari wisatawan lokal, luar kota dan manca negara bahkan wisatawan luar negeri, seperti Belanda, Vietman, Malaysia.

Wisatawan Belanda tersebut berwisata ke lubang tambang mbah Soero tidak melakukan riset melainkan untuk mengingat kembali kenangan semasa kakek-neneknya pernah di tambang. Jadi, turis tersebut mendapatkan pengetahuan tentang tambang dari kakek-neneknya. Ada sebagian foto-foto tempo dulu yang ada di musium merupakan hibah darinya.

Yendra Fitri, Kepala Kantor Museum Goedang Ransoem menyebutkan bahwa lubang mbah suro tersebut merupakan lubang tambang bawah tanah yang pertama di Sawahlunto pada masa penambangan batu bara periode awal dan termasuk di terowongan Sugar (Tunel Soegar). Sebetulnya penamaannya berasal dari lubang Sugar. Untuk nama lubang mbah Soera, diidentikkan dengan Soegar, berada di Kecamatan Lembah Segar Kota Sawahlunto. Jadi dulu Kolonial Belanda tidak kenal dengan Lembah Sugar.

"Jadi lubang mbah Soero tersebut merupakan nama lubang yang pernah ditutup pada zaman Belanda. Lubang tersebut ditutup karena ada anggapan bahwa ada kandungan gas. Setelah ada identifikasi terlebih dahulu ternyata gas metan tersebutk tidak terindikasi. Mungkin ada  alasan tersendiri bagi Kolonial Belanda untuk menutup lubang tersebut. Maka ditahun 2007 mulai dibuka, dibersihkan dan direvitalisasi sehingga bisa di kunjungi," katanya.

Kemudian dari segi pengunjung dua tahun belakangan target PAD yang ditetapkan dan melebih target. Jika di persentasekan mencapai 198 persen. Maka jika kunjungan pertahun di rata-ratakan perhari pengunjung sebanyak 300 orang. Memang ada pada hari libur hanya beberapa orang tertentu perhari 75 orang. Jika hari libur bisa mencapai 600 orang perhari.

"Pendapatan ditarget Rp80 juta kemudian dianggaran perubahan dinaikan lagi menjadi Rp120 juta. Namun pencapaian Rp198 juta pada tahun 2015 lalu. Jadi, untuk lubang mbah suro dan gudang ransum tersebut tidak perlu eksplor lagi, semua orang sudah mulai mencari. Sementara PAD tahun 2016 sebesar Rp125 juta. Hingga bulan Agustus ini PAD kita telah menjacai 75 persen target," tuturnya.

Ia menjelaskan program kedepan telah dianggarkan besmen penataan eterior dan suasana dengan pemanfaatan multi media. 2017 peralatan dilengkapi, khususnya gudang ransung dengan disain pengunjung terlebih dulu masuk ke besmen untuk dibawa ke suasana seakan-akan berada di dalam tambang. Pengunjung diarahkan ke bawah seperti serasa ditambang, nanti akan memakai alat multi media. Kemudian apa bila disentuh maka akan muncul informasi dan sejarah Sawahlunto, sejarah tambang, profil kota Sawahlunto. Peralatan multi media tersebut akan diletakkan pada spot-spot tertentu.

Untuk penataan interior menghabiskan anggaran Rp1 Miliar, kemudian tahun 2017 dianggarkan sebesar Rp4,5 Miliar untuk pengadaan multi media. Jadi akan diwujudkan pada besmen adalah geleri pustaka yakni seluruh perpustakaan dan galeri kota Sawahlunto akan ditampilkan di multi media maupun berbentuk bangunan. Kemudian pada lantai atas akan dibuat susana menjadi tiga dimensi, mengan membuat animasi. Jika dihidupkan alat multi media seakan-akan pengunjung berada dimasa zaman Kolonial Belanda sedang ada aktifitas memasak, seakan-akan ada uap panas. Selanjutnya, pada lantai paling atas akan dibangun maket-maket dan miniatur kota Sawahlunto.

Lubang Mbah Souro direncanakan akan ada penggalian dengan penjang lubang mencapai Masjid Nurul Islam Mudiak Aia. Kemudian, setelah dilakukan kajian terhadap lubang tambang melalui penggalian lubang saja. Namun dilengkapi dengan peta lubang tambang dari peninggalan Kolonial Belanda, kemudian zaman PT Bukit Asam tidak ada peta yang menggambarkan lubang tambang mbah seoro tersebut sampai ke masjid.

Nah, namun karena penasaran di masjid ada banker diperkirakan ada semacam terowongan diperkirakan akan menyambung ke lubang mbah soero. Setelah melihat dari peta dan penggalian tidak ada tanda-tanda yang membuktikan bahwa lubang tersebut sampai di masjid. Lubang tersebut hanya mentok sampai di gereja. Jika dilihat berdasarkan teknisnya maka lubang yang ditutup tersebut jika dipukul tidak menimbulkan gaoung bunya yang menandakan ada lubang tambang. Kemudian setelah dilakukan penggalian, ternyata ada seruntuhan. Mungkin saja inilah salah satu alasan bagi Kolonial Belanda menutuplubang tambang tersebut karena ada runtuhan.

Kemudian, direncanakan ada penambahan lobang tambang yang dibuka untuk umum bagi wisatawan, namun hanya bagi kalangan tertentu saja. Jika lubang tambang tersebut direvitalisasi maka untuk lansia dan anak-anak dimungkinkan tidak diperbolehkan. Jika tambang yang panjang 100 meter panjang akan dikembangkan tersebut hanya diperbolehkan sekedar untuk studi dari segi pertambangan, kemudian aktifitas tambang, hal itu menjadi rencana awal dan manual. Namun setelah dilakukan konsultasi apa yang direncanakan kepada konsultan yang menangani mulit media, maka tahun depan tidak dimungkinkan untuk dibuka level 2 karena lobang masih banyak mengandung air. Berdasarkan pengalaman yang ada diwisata tambang negara luar, untuk pemasangan alat hanya bisa enam alat.

Sementara itu, lubang mbah Soero ini bisa dipasangkan alat sebanyak tiga buah alat dengan pemasangan barkot di lubang. Sementara alat yang lain dibawa oleh pengunjung, jaka adat tersebut bersentuhan dengan alat yang dilobang akan keluar sejarah lobang, seperti suasana lori penambang yang lewat dan akan menabrak pengunjung atau suasa bunyi-bunyi tambang. Meskipun sebelumnya pernah direkam dan dibuatkan suara penambang secara manuar namun tidak pernah dibuatkan suara tambang tersebut secara manual namun tidak menyatu.

Jika nanti telah terpasang alat tersebut, maka kita tidak membutuhkan banyak tenaga karena suasana dan alat yang dipakai telah bisa menginformasikan. Jika perlu peralatan tersebut terbagi kedalam dua bahasa, jika tamunya bule bisa memakai alat yang berbahasa inggris. Jadi, wisatawan tidak membutuhkan informasi dari gaet. Karena kemampuan untuk memahami seluruh sejarah tambang dan kapasitas tenaga yang dimilikipun akan lebih susah. Sebab, jika telah dua kali gaet masuk lubang tentu untuk ketiga dan keempat kali tidak memungkinkan karena sangat menguras tenaga.

Kemudian, jika memakai alat tersebut pengunjung akan bisa lebih ditambang untuk menggali informasi dari multi media tersebut, jika pengunjung menginginkan informasi lebih banyak.

Di kota Sawahlunto diperkirakan ada sebanyak 40 ribu jita ton lagi baru bara di kota Sawahlunto. Berdasarkan infomasi dari PTBA batu bara tersebut berada pada tambang bawah dalam. Jika dikaji dengan biaya operasional dan biaya produksi tidak menguntungkan bagi perusahaan makanya menurut informasi pada tahun 2019 mereka akan menututup tambangnya di kota sawahlunto. Mungkin mereka akan fokus untuk menjaga aset yang ada. Sementara itu, aset masih dikuasai oleh PTBA, karena aset yang manfaatkan pemko saat ini berstatus ada yang sewa pakai dan ada sewa pimjam pakai.
 
Halimah, 40, Oktarina dan Desi Yani, pengunjung dari Padang mengaku dirinya sendang bisa masuk kelubang mbah soero. "Kita diberikan pengetahun dan penjelasan tentang sejarah tambang melalui pemandu. Sebelum masuk tambang kita dipinjamkan sepatu bot dan helm untuk mengamankan kepala. Serasa menjadi pekerja tambang jadinya," ungkap Halimah.

Ia mengaku baru pertamakali manikmati wisata tambang mbah soero. "Kita masuk tambang ini karena penasaran seperti apa bentuk didalamnya. Ternyata dalam tambang tersebut dinding lubangnya adalah batu bara yang masih  utuh. Kita masuk hanya pada level 1 saja kedalaman 30 meter," akunya.

Sri Neni, Alex dan Thu,45, merupakan wisatawan dari Vietnam mengatakan bahwa dirinya menikmati wisata tambang. "Puas, indah sekali," sebut Thu dengan bahasa Indonesia. Thu merupakan pekerja tambang dinegaranya, ia sedang liburan dengan keluarga menikmati keindahan kota tambang.

Tingginya daya minat wisata tambang kota Sawahlunto memberikan dampak positif pertumbuhan ekonomi masyarakat disekitar lokasi tambang Mbah Soero. Banyaknya pengunjung datang berwisata dapat mendongkrak perekonomian pedagang disekitar lokasi obejek wisata karena wisatawan banyak berbelanja.
Darman Syah, 70, menyebutkan bahwa banyaknya pengunjung yang datang kemusium juga berpengaruh pada pendapatan. "dengan banyaknya wisatawan hadir kemuseum ini, juga menambah penghasilan saya. Pengunjung banyak yang berbelanja saat datang ke musium," katanya.

Apalagi saat hari libur, ungkap dia, pengunjung datang berombongan menggunakan bus pariwisata. Mereka juga singgah untuk berbelanja membeli minuma. "Semoga selanjutnya bisa seperti ini terus hingga dapat menambah perekonomian kami yang berdagang disekitar sini," harapnya.

No comments:

Post a Comment