Saturday, August 27, 2016

Ritel Saham Indonesia Didominasi Asing

75 persen ritel saham Indonesia didominasi oleh asing. Hal itu disebabkan belum banyak masyarakat yang mengerti terhadap investasi dan menabung saham. Wacana tersebut disampaikan pada seminar pasar modal "Yuk Menabung Saham untuk masa depan yang lebih baik," di Universita Dharma Andalas, jalan Sawahan no 103 A, Simpang haru, Kota Padang, Sumatera Barat, Jumat, 17 Juni 2016.

Reza Sadat Shahmeini Kepala Kantor Perwakilan Padang PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan hari ini ada kegiatan galeri infestasi PT Bursa Efek Indonesia di Universitas Dharma Andalas, kemudian dilanjutkan dengan seminar, "Yuk Nabung Saham, untuk masa depan yang lebih baik," dengan mengajak mahasiswa paupun dosen civitas akademik Unidha untuk turun nabung saham, galeri BEI yang ke 188.

Kenapa sasarannya adalah mahasiswa, sebab mereka merupakan genesi bangsa yang menjadi pengusaha di mendatang meskipun nantinya menjadi pegawai namun mereka menjadi pengusaha. Tujuannya adalah memberikan pemahaman kepada generasi muda mengenai pasar modal. Kedepannya untuk pertumbuhan pasar modal mereka tidak akan canggung lagi sehingga pasar modal lebih jauh berkembang.

Ia menyebutkan bahwa Pertumbuhan pasar modal di Indonesia sendiri 75 persen di dominasi oleh asing, karena 525 saham-saham perusahaan yang tercatat di bursa sekarang masih komposisi pemegang saham tersebut masih di domiinasi oleh asing. Namun, kita akan terus melakukan sosialisasi termasuk program menabung saham ini untuk memperkenalkan kepada masyarakat Indonesia, Sumatera Barap pada khususnya. "Sehingga kedepan masyarakat kita mau memilih pasar modal sebagai alternatif untuk berinfestasi. Komposisi saham kedepannya tentu bisa lebih berimbang antara lokal domestik dengan asing," sebutnya.

Sementara itu, Susy Meilina, Direktur Utama PT MNC Securities mengatakan bahwa TP MNC Securites investasi Bursa Efek Indonesia yang ke 20 dengan mengarap para mahasiswa. Sebab, mahasiswa merupakan generasi masa depan suatu bangsa. Karena warnes pasar modal BEI sangat lambat dilakukan, sehingga belum bisa memasuk pada generasi atau pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk berinvestasi. "Saat ini OJK telah masuk kepada pelajar SMP. Meskipun demikian, untuk kalangan mashasiswa sendiri masih banyak yang tidak mengetahui investasi saham di BEI," katanya.

Ia menjelaskan sosialisasi BEI tersebut dilakukan dan masuk ke universitas karena mereka dari segi umur telah memilik kartu tanda penduduk (KTP). Sebab, syarat untuk berinvestasi untuk openingnya harus memiliki KTP. "Jika investasi saham BEI dimasukan dikalangan pelajar sulit untuk dijangkau, sebab mereka tidak memiliki KTP. Kemudian, persyaratan yang diminta oleh OJK pun agar melengkapi dengan nomor pokok wajib pajak (NPWP). Jadi, kenapa kita mengajak pelajar untuk unkut berinvastasi sedangkan kalangan mahasiswa saja belum," katanya.

Kemudian, lanjut dia, 3500 universitas yang ada  namun bursa ini baru 188, seharusnya disetiap universitas ada galeri investasi. Sesuatu yang tidak mungkin bagi masyarakat untuk berinvestasi pergi ke Jakarta. Namun, jika geleri ini telah ada di setiap uversitas maka, mereka bisa berivestasi di gelevi investasi terderkat seperti di perpustakaan. Selanjutnya, yang menjaga galeri tersebut juga dari teman mereka sehingga lebih akrab dan lebih gamblang.

"Jika mereka masih ragu-ragu tentang investasi, mereka langsung bisa bertanya kepada yang menjaga geleri tersebut. Karena masih dalam lingkungan mereka, sehingga mereka bertanya lebih santai dan lebih akrab," lanjutnya.

Ia menyebutkan bahwa kenapa saat ini 75 persen ritel saham di dominasi oleh asing karena hingga saat ini belum banyak masyarakat yang mengerti terhadap menabung saham tersebut. "Etbritritym kita 10 tahun terakhir diatas 25 persen. Hal ini merupakan suatu capainya atau pilihan investasi yang sangat luar biasa karena masyarakat telah berminat untuk berinvestasi dan menabung saham. Kita akan konfer dengan bank, deposito, tabungan dan sebagainya tetapi yang banyak mengetahui adalah asing," katanya.

Dekan Fakustas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharma Andalas mengatakan bahwa peremian Galeri Investasi BEI-MNC Securities, unidha itu sendiri kerjasamanya datang dari geleri. Kemudian dari perguruan tinggi sendiri tentu kami ingin mengambil kesempatan yang luar biasa. Karena di kota padang sendiri hingga saat ini hanya ada 6 perguruan tinggi yang memiliki geleri investasi.

"Nah karena masuk di Unidha ini sendiri tentu lebih bermanfaat bagi mahasiswa. Selama ini mahasiswa tidak begitu paham bagaimana proses dari pada bersaham di pasar saham tersebut. Sebab, selama ini mereka hanya mendapatkan teori di bangku perkuliahan," katanya.


Kemudian, lanjut dia, dengan masuknya gelesi investasi mahasiswa akan lebih mengenal dan mengentahui pergerakan pasar saham, bagaimana merena membeli saham dan menjual saham. "Makanya, sejak bangku kuliah ini mereka diperkenalkan bagaimana berinvestasi. Disamping itu, dengan adanya geleri ini diharapkan mahasiswa dapat berinvestasi dan menabung saham. Kalau sebelumnya mereka hanya menabung di bang dan pergerakannya sangat lambat sekali. Dengan manabung saham ini tentunya mereka berfikir untuk masa depan. Pada akhirnya tidak hanya mahasiswa saja, juga akan melibatkan dosen," lanjutnya.

No comments:

Post a Comment