75 persen ritel saham Indonesia
didominasi oleh asing. Hal itu disebabkan belum banyak masyarakat yang
mengerti terhadap investasi dan menabung saham. Wacana tersebut disampaikan
pada seminar pasar modal "Yuk Menabung Saham untuk masa depan yang lebih
baik," di Universita Dharma Andalas, jalan Sawahan no 103 A, Simpang haru, Kota Padang, Sumatera Barat, Jumat, 17 Juni 2016.
Reza Sadat Shahmeini Kepala
Kantor Perwakilan Padang PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan hari ini ada
kegiatan galeri infestasi PT Bursa Efek Indonesia di Universitas Dharma Andalas, kemudian dilanjutkan dengan seminar, "Yuk Nabung Saham, untuk
masa depan yang lebih baik," dengan mengajak mahasiswa paupun dosen
civitas akademik Unidha untuk turun nabung saham, galeri BEI yang ke 188.
Kenapa sasarannya adalah
mahasiswa, sebab mereka merupakan genesi bangsa yang menjadi pengusaha di
mendatang meskipun nantinya menjadi pegawai namun mereka menjadi pengusaha.
Tujuannya adalah memberikan pemahaman kepada generasi muda mengenai pasar
modal. Kedepannya untuk pertumbuhan pasar modal mereka tidak akan canggung lagi
sehingga pasar modal lebih jauh berkembang.
Ia menyebutkan bahwa Pertumbuhan
pasar modal di Indonesia sendiri 75 persen di dominasi oleh asing, karena 525
saham-saham perusahaan yang tercatat di bursa sekarang masih komposisi pemegang
saham tersebut masih di domiinasi oleh asing. Namun, kita akan terus melakukan
sosialisasi termasuk program menabung saham ini untuk memperkenalkan kepada
masyarakat Indonesia, Sumatera Barap pada khususnya. "Sehingga kedepan
masyarakat kita mau memilih pasar modal sebagai alternatif untuk berinfestasi.
Komposisi saham kedepannya tentu bisa lebih berimbang antara lokal domestik
dengan asing," sebutnya.
Sementara itu, Susy Meilina,
Direktur Utama PT MNC Securities mengatakan bahwa TP MNC Securites investasi
Bursa Efek Indonesia yang ke 20 dengan mengarap para mahasiswa. Sebab,
mahasiswa merupakan generasi masa depan suatu bangsa. Karena warnes pasar modal
BEI sangat lambat dilakukan, sehingga belum bisa memasuk pada generasi atau
pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk berinvestasi. "Saat ini OJK telah masuk kepada
pelajar SMP. Meskipun demikian, untuk kalangan mashasiswa sendiri masih banyak
yang tidak mengetahui investasi saham di BEI," katanya.
Ia menjelaskan sosialisasi BEI
tersebut dilakukan dan masuk ke universitas karena mereka dari segi umur telah
memilik kartu tanda penduduk (KTP). Sebab, syarat untuk berinvestasi untuk
openingnya harus memiliki KTP. "Jika investasi saham BEI dimasukan
dikalangan pelajar sulit untuk dijangkau, sebab mereka tidak memiliki KTP.
Kemudian, persyaratan yang diminta oleh OJK pun agar melengkapi dengan nomor
pokok wajib pajak (NPWP). Jadi, kenapa kita mengajak pelajar untuk unkut
berinvastasi sedangkan kalangan mahasiswa saja belum," katanya.
Kemudian, lanjut dia, 3500 universitas
yang ada namun bursa ini baru 188, seharusnya disetiap universitas ada
galeri investasi. Sesuatu yang tidak mungkin bagi masyarakat untuk berinvestasi
pergi ke Jakarta. Namun, jika geleri ini telah ada di setiap uversitas maka,
mereka bisa berivestasi di gelevi investasi terderkat seperti di perpustakaan.
Selanjutnya, yang menjaga galeri tersebut juga dari teman mereka sehingga lebih
akrab dan lebih gamblang.
"Jika mereka masih ragu-ragu
tentang investasi, mereka langsung bisa bertanya kepada yang menjaga geleri
tersebut. Karena masih dalam lingkungan mereka, sehingga mereka bertanya lebih
santai dan lebih akrab," lanjutnya.
Ia menyebutkan bahwa kenapa saat
ini 75 persen ritel saham di dominasi oleh asing karena hingga saat ini belum
banyak masyarakat yang mengerti terhadap menabung saham tersebut.
"Etbritritym kita 10 tahun terakhir diatas 25 persen. Hal ini merupakan
suatu capainya atau pilihan investasi yang sangat luar biasa karena masyarakat
telah berminat untuk berinvestasi dan menabung saham. Kita akan konfer dengan
bank, deposito, tabungan dan sebagainya tetapi yang banyak mengetahui adalah
asing," katanya.
Dekan Fakustas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Dharma Andalas mengatakan bahwa peremian Galeri Investasi BEI-MNC
Securities, unidha itu sendiri kerjasamanya datang dari geleri. Kemudian dari
perguruan tinggi sendiri tentu kami ingin mengambil kesempatan yang luar biasa.
Karena di kota padang sendiri hingga saat ini hanya ada 6 perguruan tinggi yang
memiliki geleri investasi.
"Nah karena masuk di Unidha
ini sendiri tentu lebih bermanfaat bagi mahasiswa. Selama ini mahasiswa tidak
begitu paham bagaimana proses dari pada bersaham di pasar saham tersebut.
Sebab, selama ini mereka hanya mendapatkan teori di bangku perkuliahan,"
katanya.
Kemudian, lanjut dia, dengan
masuknya gelesi investasi mahasiswa akan lebih mengenal dan mengentahui
pergerakan pasar saham, bagaimana merena membeli saham dan menjual saham.
"Makanya, sejak bangku kuliah ini mereka diperkenalkan bagaimana
berinvestasi. Disamping itu, dengan adanya geleri ini diharapkan mahasiswa
dapat berinvestasi dan menabung saham. Kalau sebelumnya mereka hanya menabung
di bang dan pergerakannya sangat lambat sekali. Dengan manabung saham ini
tentunya mereka berfikir untuk masa depan. Pada akhirnya tidak hanya mahasiswa
saja, juga akan melibatkan dosen," lanjutnya.
No comments:
Post a Comment