"Termasuk ivent dengan skala
kecil berupa iven kecamatan antar desa maupun ivent yang dikategorikan semacam
ngamen asyik dan Semalam di soedoet kampoeng. Mengamen Asyik tersebut dengan
memfasilitasi group seni menampilkan produk seni yang dimiliki. Group seni
tersebut tampil di tempat yang tersedia sesuai kesepakatan. Namun ngamen asyik
tersebut konsepnya berupa group bebas berekpresi di bidang seni musik. Ngamen
asyik adalah untuk menghibur pengunjung sedang kuline, lagi nongkrong dengan
tujuan menghidupkan suasana kota," ujar Efriyanto, Kepala Dinas Pariwisata
Kota Sawahlunto, kepada Penulis, Kamis, 20 Oktober 2016.
Ia melanjutkan, bahawa ivent
semalam di sudut kampung merupakan ivent dan kegiatan khusus, berbeda dengan
mengamen asyik yang lebih terbuka. Termasuk festival kampung seni, merupakan
kegiatan yang di setting khusus sesuai dengan tema tertentu, termasuk kedalam
49 kalender ivent berupa skala kota, skala provinsi, skala nasional dan
Internasional atau skala daerah, regional serta internasional. 49 ivent
tersebut belum termasuk level berskala kecamatan dan kelurahan.
Ivent tersebut sebagai konsep dan
hasil pembinaan terhadap sanggar seni di kota Sawahlunto. Pembinaan tersebut
mesti di akomodir dalam bentuk keterampilan. omong kosong kiranya, pembinaan
yang diberikan kepada sanggar seni untuk terus latihan sementara wadah bagi
mereka untuk mengekspresikan hasil latihan yang dilakukan oleh sanggar. Jadi,
tujuan pemerintah bagaimana mendorong group atau sanggar untuk memotifasi
mereka dalam segi pembinaan. Bagaimana memberikan pembinaan terhadap generasi
muda, bahwa budaya dan tradisi harus dikembangkan serta tetap dipertahankan agar
tidak tergerus jaman dengan kemajuan teknologi saat ini.
Ia menyebutkan dengan banyaknya
ivent juga memberikan dampak positif pada generasi muda. Sebab, generasi muda
bisa mengambil bagian dari ivent tersebut. Fakta membuktikan group band, Teater
dan bahkan randai sekalipun dengan pergelaran yang dilakukan diminati kembali
oleh generasi muda.
Selanjutnya, terang dia, ivent
ini bertujuan untuk tetap mempromosikan pariwisata sawahlunto, sebagai ikon
kota. Artinya dengan banyaknya ivent yang digelar maka kacamata nasional dan
internasional semakin familiar dengan nama Kota Sawahlunto. Karena, bisa saja
selama ini kota Sawahlunto belum diketahui banyak orang, sehingga dengan
banyaknya ivent di kota Sawahlunto, maka akan semakin familiar di tengah-tengah
masyarat dan menjadi sorotan. Artinya, ivent menjadi ajang promosi, begitu di
sebut kota Sawahlunto, maka akan akrab dengan ivent-ivent yang terselenggara di
Kota Sawahlunto.
Kemudian, ivent yang dilaksanakan
tersebut juga bertujuan untuk menunjukan eksistensi kota Sawahlunto, sebagai
kota ivent. Sebab, pariwisata tanpa ivent tidak ada artinya di mata masyarakat.
Jadi, ivent tersebut merupakan atraksi wisata yang diciptakan. Sehingga
pengunjung datang ke Kota Sawahlunto tidak hanya sekedar melihat ojek wisata,
namun juga banyak terdapat ivent yang dapat dinikmati.
Selain itu, ivent tersebut
bertujuan mendorong perputaran ekonomi masyarakat. Adanya ivent tersebut orang
akan berkumpul di suatu tempat. Kemudian, mereka juga akan berbelanja sehingga
terjadi permintaan dan penawaran dengan masyarakat pedagang sekitar. Sehingga
pendapatan masyarakat sekitar pun akan bertambah dan perputaran uang menjadi
banyak. Maka, pertumbuhan ekonomi masyarakat meningkat. Hal itu juga menjadi
tujuan ivent tersebut diselenggarakan untuk mengangkat industri pariwisata yang
ada, seperti kuliner, akomodasi, transportasi. Maka, ivent tersebut
terselenggara akan membawa dampat yang positif bagi semua stak holder.
Ia mengaku target pengunjung
dalam tahun 2016 sesuai dengan RPJMD kota sebanyak 850 ribu pengunjung. Tetapi
ada target di luar RPJMD memang diberikan oleh pemerintah pusat malahan
sebanyak 1 juta pengunjung dengan asumsi terdongkrak dengan mak Itam yang
telah mulai sehat. Namun faktanya, Mak Itam sehat tetapi rel-nya belum sehat.
Hal ini menjadi persoalan sehingga mak itam juga belum optimal bisa digerakan,
untuk mendongkrak kunjugan sesuai target pemerintah pusat.
Ketika tahun sebelumnya, mak itam
sakit, banyak kelompok dan group hubungan traval akhirnya membatalkan ke Sawahlunto
karena ke inginan mereka untuk menikmati nuansa berkereta api uap jaman dulu
belum terpenuhi. Meskipun saat ini, kondisi sekarang mak Itam telah sehat,
tetapi pemerintah kota juga belum bisa mempromosikan untuk kembali menikmati
kereta uap itu, karena rel dan jalurnya yang belum diperbaiki. Perbaikan jalur
rel tersebut bukan menjadi kewenangan serta tanggungjawab pemerintah kota,
namun dari kementerian perhubungan dan kereta api.
"Penganggaran untuk 49 ivent
tahun 2016 yang menyebar pada benyak kegiatan termasuk sport tourism, trabas,
kros dan pacu kuda. Hal itu tidak hanya ivent seni budaya saja, jika di
kailkulasikan sebanyak Rp1,5 miliar total pasilitasi daerah untuk
pengelenggaraan ivent selama setahun," papar Efriyanto.
Maka, dari sejumlah ivent yang
ada tersebut akan memberikan multiefek atau dampak positif bagi masyarakat
terutama dalam hal ekonomi kerakyatan. Misalnya pada ivent Tour de Singkarak
diperkirakan pengunjung hadir menyaksikan lebih dari 10 ribu baik yang terpusat
di Kandih Finis, maupun yang menyaksikan sepanjang jalan. Jika satu orang
berbelanja Rp50 ribu saja, bisa mendapatkan Rp500 juta untuk satukali ivent.
Sementara penyelenggaraan ivent tersebut sebesar Rp300-an juta.
Sawahlunto Internasional Songket Carnival (Sisca) setelah dihitung oleh Dinas Perindusterian, Perdagangan,
Koperasi dan Tenagakerja (Disperindagkopnaker), uang sebesar Rp5 miliar beredar
di kota Sawahlunto selama ivent berlangsung. Hal itu di mulai dari perhitungan
pembelian bahan songket, kemudian banyak peserta, akomodasi datang ke
sawahlunto. Semua hotel penuh, home stye tingkat huninya mencapai 80 persen.
"Semua ivent tersebut tidak
semuanya di biayai seratus persen oleh pemerintah daerah, ada beberapa ivent
stimulan seperti sport tourism trabas, rokres, pacu kuda. Kita hanya
mentimulasi bentuk pemberian hadian, sementara biaya-biaya operasional dan
kebutuhan lainnya mereka cari sendiri malaui sponsor atau pihak ke tiga,"
akunya.
Untuk promosi pariwisata dalam
hal penyelenggaraan ivent tidak terfokus pada seperti berjual beli. Jika
promosi wisata di nilai sebagai jual beli otomatis tidak akan ada yang sanggup
untuk promosi. Berjual beli itu berapa modal yang dikeluarkan dan berapa untung
yang didapat. Menurutnya, bukan seperti itu promosi itu sesungguhnya. Sebab,
promosi memiliki nilai sangat fluktuatif dan sangat sulit untuk mengukurnya.
Kemudian dampaknya pun tidak hanya sesaat dirasakan dan butuh waktu yang
panjang untuk mempromosikan daerah.
Ada pihak yang menilai, berapa
anggaran dikeluarkan dan pendapatan setiap ivent yang dilakukan pariwisata
tidak sektor bisnis. Kalau untuk bisnis ada destinasinya. Sebab
pariwisatanya dalam skop SKPDnya bertugas mendorong bagaimana sektor
industri yang ada menjadi pedagang. Jadi, ivent tidak seperti jual beli, sebab
tugas wisata adalah memfasilitasi masyarakat dan mengangkat citra kota. Kalau
bisnisnya adalah destinasi yang dikelola oleh pihak ketiga dan harus menghitung
untung.
Ivent tersebut diantaranya adalah
bulan Februari 2016 ada tiga ivent Sawahlunto Trail Adventure, pergelaran seni
budaya daerah, smocom open roadrace. Kemudian Maret ada dua ivent yakni
Festival Tansi Baru, Tenis Eksekutif Wisata. April ada tiga ivent, Festival
kota tua, wall climbing Silo 10.000, Festival randai tingkat kota sawahlunto.
Bulan Mei ada empat rangkaian ivent, Bareta trail adventure, kejuaraan tinju TK
Sumbar, open motocross dan Grasstrack, Brand Ambasador lansian PKK, TK Sumatera
Barat.
Selanjutnya, bulan Juli terdapat
tiga ivent yaitu, pagelaran seni budaya daerah, festival kuliner nusantara, dan
pemilihan duta wisata cilik. Bulan Agustus punya empat ivent seperti, Jambore
PKK tingkat Sumbar, Tour de Singkarak, Festival Randai Tingkat Sumbar, dan
Sawahlunto Internasional Songket Carnival. Kemudian, bulan September mempunya
empat ivent yaitu, Pemilihan uda uni duta wisata, festival musik
karawitan, festival burung berkicau, dan Sawahlunto Internasional Musik Festival. Bulan Oktober terdiri dari tiga ivent yakni Festival Muharram,
kejuaraan nasional para layang, dan Festival Wayang Nusantara.
Selanjutnya pada bulan November
terdiri dari tiga ivet yakni Mountain Bike, Sawahlunto night run, Multikultural
event dan makan bajamba. Desember, Open motocross dan grasstrack, festival
burung berkicau, tabligh akbar, sawahlunto trail adventure, sawahlunto Derby,
pacu anjing, malam pergantian tahun baru.
No comments:
Post a Comment