Sekolah SMPN 1 merupakan sekolah
pertama menjalankan kurikulum 2013 di kota Sawahlunto. Kurikulum 2013 tersebut
sangat membantu para guru dan siswa. Namum penerapan kurikulum 2013 masih butuh
dampingan dan latihan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
"telah menamatkan siswa
kurikulum 2013 menjadi program nasional untuk mencerdaskan bangsa. Pogram
kurikulum 2013 ini di kota Sawahlunto hanya ada empat sekolah di masing-masing
kecamatan. SMPN 1 Kecamatan Lembah Segar, kecamatan Silungkang SMPN 6,
kecamatan Talawi SMPN 3 dan kecamatan Barangin SMPN 2," ungkap Dasrial,
kepala SMP N 1 Kota Sawahlunto, kepada Penulis, Rabu, 12 Oktober 2016.
Ia menyebutkan bahwa pada tahun
ajaran 2015/2016 ada tambahan sekolah menjalankan kurikulum 2013 ada dua
sekolah yakni SMPN 4 dan SMPN 5. "Tahun ajaran 2016 telah menelurkan satu
tingkat kelas IX. Maka, siswa kelas 10 merupakan prodak kurikulum tahun 2013,"
sebutnya.
Ia mengaku kurikulum 2013
memberikan kemudahan yang lebih efektif dan lebih efesion sebelum kurikulam
2013 diterampak di kenal dengan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
"KTSP ini lebih banyak guru
yang aktif, artinya siswa banyak mendengarkan dan guru menerangkan, atau siswa
banyak menerima. Kemudian, siswa banyak yang pasif. Kalau kurikulum 2013
dituntut siswa yang lebih aktif melalui belajar kelompok-kelompok seperti
berdiskusi. Sedangkan guru sebagai moderator dan penengah apabila pembahasannya
meleceng, maka guru yang meluruskan," katanya.
Ia melanjutkan dengan adanya KTSP
guru lebih sibuk dan proaktif sehingga guru merasakan lebih capek. Jika
dibandingkan kurikulum 2013 tersebut lebih baik dan siswa tidak lagi pasif.
Meskipun pada tahap awal kurikulum 2013 ini masih meraba-raba.
"Makanya, hingga saat ini
untuk memantapkan program kurikulum 2013 tersebut banyak pelatihan-pelatihan
yang diberikan kepada guru-guru dari Provinsi Sumatera Barat. Jadi guru perlu
bimbingan untuk menjalankan kurikulum 2013. Hingga saat ini kita masih
mengikuti bimbingan dari Lembaga penjaminan mutu pendidikan (LPMP) dari
provinsi," sebutnya.
Ia melanjutkan kendala yang
dihadapi untuk menjalankan kurikulum 2013 pada awal kurikulum ini diterapkan di
sekolah. "Kendala yang dihadapi adalah kesulitan mendapatkan buku
pengangan guru sebagai bahan ajar dan buku siswa. Hal itu hanya berlangsung
beberapa bulan saja, sehingga ada bantuan dari pemerintah pusat berupa buku
untuk keberlangsungan kurikulum 2013," katanya.
No comments:
Post a Comment