Thursday, October 19, 2017

SIMFes 2017 Kembali Digelar Tetap Mempertahankan Etnik Musik Dunia

Sawahlunto International Musik Festival (SIMFes) 2017 kembali di gelar di Sawahlunto. SIMFes merupakan agenda rutin dan agenda ikon untuk ivent tahunan di Sawahlunto. SIMFes tetap mempertahankan etnik musik Dunia sehingga bisa dinikmati oleh masyarakat di seluruh Dunia. Sawahlunto memiliki cita-cita besar sesungguhnya yakni 'dari Sawahlunto untuk Dunia' dalam mempertahankan musik etnik. SIMFes 2017 merupakan ke 8 yang akan di gelar pada tanggal 4 dan 5 November yang berlokasi di taman lapangan Segitiga Sawahlunto. 

"SIMFes 2017 ini dengan tema "Fullmoon Heritage Wonderland". Kenapa diambil tema fullmoon sebab, berdasarkan ilmu astronomi dari tanggal 3 November merupakan bulan purnama terbesar dan terpenuh sepanjang tahun 2017, makanya mengambil tema berdasarkan nilai keunikannya heritage Wonderland, yakni kota Pusaka peninggalan sejarah yang menjadi tema tahun ini," ujar Efriyanto, Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, kepada Penulis Selasa, 17 Oktober 2017. 

Ia menyebutkan bahwa kegiatan SIMFes akan dimeriahkan oleh musisi International, Musisi Nasional dan musisi lokal. Kemudian negara yang akan berpartisipasi dan telah konfirmasi sampai dengan kondisi saat ini ada tiga negara, yaitu musisi asal Zimbabwe musisi asal Turki dan musisi asal Spanyol

"Konfirmasi jumlah personil belum ada karena konfirmasi group masih dengan ivent organizer (IO), khusus untuk kegiatan SIMFes," katanya. 

Ia menjelaskan bahwa SIMFes 2017 merupakan ke 8 dan menjadi pembeda dari tahun sebelumnya terutama dari segi tema yang dipilih. Kemudian jenis jendre musik yang ditampilkan adalah jendre musik "Folk Etnik" (lebih kepada jez). Kemudian yang ditawarkan tahun ini adalah dalam konsep penyajian acara SIMFes 2017. 

"Sesungguhnya kita menginginkan SIMFes ini untuk pasar Internasional tanpa mengabaikan warga Sawahlunto agar dapat menikmati. Artinya SIMFes dikemas dalam konsep "Ol Indi One Destination", kemudian dengan tempat kuliner yang lebih nyaman sehingga acara dilaksanakan pada siang hingga malam hari," sebutnya. 

Kemudian lanjut Efriyanto, pada siang hari di isi dengan kegiatan pembekalan dan sarasehan musik bagi masing-masing musisi. Sehingga ada nilai edukasi yang dapat diambil dari kegiatan SIMFes, tidak hanya semata hiburan. Kemudian konsep SIMFes 2017 bukan hanya ivent intertain saja tetapi adalah ivent yang mempunyai muatan khusus. 

"Semenjak SIMFes pertamakali diadakan hingga SIMFes ke 8 adalah muatan bagaimana kita memberikan apresiasi terhadap musik-musik etnik yang ada di Dunia. Salah satu bentuk apresiasi itu adalah digelar festival dan ivent. Sehingga etnik musik Dunia ini tetap di nikmati oleh masyarakat di seluruh Dunia. Jadi, kita memiliki cita-cita besar sesungguhnya yakni 'dari Sawahlunto untuk Dunia'," lanjutnya. 

Ia mengaku bahwa hal inilah yang di usung SIMFes sesungguhnya sejak awal SIMFes itu ada. Maka penyelenggaraan SIMFes tetap bertahan dengan konsep Internasional, tidak hanya mempertahankan musik etnik lokal saja, tetapi ada tiga kelompok musik yakni Internasional, Nasional dan Lokal. 

"SIMFes 2017 ini penyelenggaraannya dari APBD kota Sawahlunto sekitar Rp300 juta, kemudian pihak sponsor bantuan dari luar yang dikelola oleh Ivent Organizer," katanya

No comments:

Post a Comment