Thursday, September 8, 2016

Kampung Produktif Tingkatkan Produktifitas Ekonomi Kerakyatan



Pemerintah kota telah meresmikan empat desa di Kota Sawahlunto dinobatkan menjadi kampung produktif. Kampung Produktif tersebut bertujuan untuk meningkatkan produktifitas dan ekonomi kerakyatan. Empat desa tersebut adalah Desa Sikabu, Desa Luak Badai, Desa Sikalang dan Desa Santur termasuk Desa Rantih. Hal itu tidak terlepas dari dukungan SKPD terkait untuk mewujukan menjadi kota wisata tambang berbudaya.

Ekonomi kerakyatan adalah identik dengan Ekonomi Pancasila, yakni ekonomi yang digerakkan berdasarkan prinsip optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam, sumber daya teknologi, sumber daya permodalan, sumber daya manusia (pelaksana dan pakar) yang ada untuk sebesar-besarnya kepentingan rakyat banyak.

"Desa Rantih baru saja dinobatkan sebagai kampung produktif yang menjadi trackmartnya karena memiliki potensi bidang pertanian dan perikanan terbungkus dalam kepariwisataan. Sehingga pilot project Desa Rantih sebagai kampung produktif sebagai ikon wisata untuk dikembangkan akan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat," ungkap Asril Hasan, Camat Talawi, Kota Sawahlunto, Rabu, 7 September 2016.

Ia mengatakan bahwa dalam hal kepariwisataan masyarakat disiapkan memproduksi cendra mata berbahan baku 'tampuruang' atau batok kelapa sebagai kerajinan tangan. Maka, olahan tampuruang tersebut akan menjadi berbagai jenis cendra mata bagi wisata. 

"Saat ini ada dua kelompok masyarakat telah memulai untuk mengolah kerajinan tangan berbahan tempurung. Anggota kelompok tersebut diberikan pelatihan dan pembinaan sehingga diharapkan mereka lebih maksimal untuk mengolah bahan baku lebih berkualitas serta meningkatkan produksi. Maka, hal itu akan berdampak positif terhadap pendapatan masyarakat," katanya.

Selain kerajinan tangan, lanjut dia, potensi dibidang kuliner asli Desa Rantih juga diharapkan dapat menyambut kunjungan wisata. Makanan khas daerah tersebut dapat menjadi oleh-oleh pengunjung. Sehingga masyarakat juga akan mendapatkan penghasilan dibidang jasa transportasi dan homesty. 

"sektor lain menunjang pariwisata kampung produktif tersebut dibidang pertanian diharapkan akan menjadi ikon wisata tersendiri, khususnya petani di sawah sebelum bertanam atau 'maluluak' Sawah menggunakan hewan ternak sapi. Hal ini akan menambah daya minat ke pariwisataan, cara seperti ini tidak sulit ditemukan," akunya.

Ia menjelaskan bahwa bidang pertanian seperti Padi Gadang Rumpun yang menjadi trandmarknya adalah Tawali. Saat ini masih menunggu lisensi dari Balai Benih untuk menjadi kualitas benih. Padi Gadang Rumpun tersebut hasilnya bagus, sehingga apapun kegiatan dengan skla besar maka, beras Gadang Rumpun yang akan dikonsumsikan kepada tamu. Kemudiah harapkan kepada seluruh pegawai untuk mengkonsumsi beras gadang Rumpun tersebut sehingga menambah semangat baru bagi petani, semakin tinggi.

"Kampung produktif ini melibatkan seluruh SKPD sesuai dengan bidang masing-masing memberikan support untuk masyarakat berdasarkan instruksi dari Pemerintah Kota. Pembinaan dan pelatihan serta pendampingan oleh dinasperinagkop kota Sawahlunto," jelasnya.

Ia mengaku, potensi lainnya dibidang perikanan seperti 'mangandau' ikan di lubuk larangan. Pembibitan dari dinas terkait, kemudian setelah berumur satu tahun dan musim panen maka masyarakat beloh mengambilnya. Sehingga 'mangandau' ikan sendiri bisa menjadi objek wisata baru dan banyak mendatangkan pengunjung.

"Desa Rantih dari pusat kota dengan jarah tempuh tujuh kilometer. Masyarakat bermata pencarian lebih dominan petani. Sawahlunto dengan presentase lebih banyak terdapat di Tawali, terutama Desa Rantih, Tumpuak Tangah, dan Kembawau. Kampung produktif yang telah diresmikan di kecamatan Talawi ada di Desa Sikalang dengan keunggulan kerajinan dibidang kompeksi dan sablon. Selain itu bidang kuliner Kerumpuk tempe dan belinjo," jelasnya.

Sementara itu, Yulizar Kepala Desa Rantih menyebutkan kampung produktif tersebut dimaksudkan dengan tujuan peningkatan perekonomian masyarakat. Kampung produktif ini dimaksudkan meningkatkan taraf ekonomi masyarakat. Karena masyarakat desa dengan pendapatan dibawah Rp2 juta rata-rata tiap bulannya. Pendapatan tersebut merupakan pendapatan dibawah rata-rata, dengan jumlah penduduk 654 jiwa, 186 kk terdiri dari dusun Pakan Nama dan Sawah Tambang.

"Maka agar masyarakat lebih produktif dan bisa mendapatkan penghasilan diatas Rp2 juta, maka program kampung produktif ini sentuhannya langsung dengan masyarakat. Maka, perlu ditingkatkan produktifitas masyarakat memberikan pelatihan pembuatan sofenir kerajinan industri rumah tanggal. Kemudian, bidang pertanian dalam hal pembibitan Padi disiapkan untuk menjadi pembibitan baru padi Padang Rumpun. Selanjutnya dibidang perikanan ada Unit pembibitan rakyat (UPR) budaya ikan," ungkapnya.

Maka, lanjut dia, produktifitas masyarakat tersebut bersentuhan dengan kepariwisataan maka untuk meningkatkan produktifitas masyarakat melalui pertantanian. "Dengan adanya UPR Desa Rantih akan meningkatkan pengunjung lokal saja tetapi juga pengunjung luar untuk pembelian bibit. Sehingga sistem promosi terus ditingkatkan dan didukung dengan kualitas produksi yang lebih unggul," sebutnya.

Ia mengaku kampung produktif tersebut telah berjalan, namun dalam hal penunjang kepariwisataan perlu promosi. Secara bertahap promosi terus dilakukan terutama melalu sosial media. "Karena kampung produktif ini baru terbentuk maka, secara bertahap terus akan dilakukan inovasi terutama dalam hal penunjang kepariwisataan," akunya.

Dedi Syahhendry, Kepala Bagian Tata Pemerintahan menyebutkan kampung produktif di Desa Sikabu, Desa Luak Badai, Desa Sikalang dan Desa Santur termasuk Desa Rantih. Dalam segi penataan pemerintah, pembangunan desa telah ada penganggarannya dana APBDes. Sementara itu, penganggaran dan kegiatan kelurahan telah melekan di DPA Kecamatan. 

"Dalam hal untuk mendunkung sarana prasarana kampung produktif. Dalam hal tata pemerintah perlu mendorong Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), sehingga untuk pengembangan kampung produktif ini menjadi BUMDes. Untuk BUMDes sendiri telah ada di Desa Sikalang, dan Desa Santur. Diharapkan seluruh desa memiliki BUMDes. Program inilah yang akan bersinergi dengan kampung produktif. Apa yang dihasilkan oleh kampung produktif," katanya.

Ia menjelaskan bahwa BUMDes yang memiliki produktifitas seperti sektor wisata bagaimana cara pengelolaannya belalui BUMDes. Karena pengalokasian dana penganggaran dana bersumber dari APBN diatur diatur dalam Permendes. "BUMdes tujuan untuk meningkatkan ekonomi desa menjadi sasaran utama dari pemerintah pusat. Bumdes merupakan salah satu program yang harus bergerak di setiap desa. Dengan adanya kampung produktif bergerak dibidang pertanian, perikanan, perindustrian dan wisata, pengelolaannya nanti diarahkan ke BUMdes," katanya.

No comments:

Post a Comment