Pemerintah kota telah meresmikan empat desa
di Kota Sawahlunto dinobatkan menjadi kampung produktif. Kampung Produktif tersebut bertujuan untuk
meningkatkan produktifitas dan ekonomi kerakyatan. Empat desa tersebut adalah
Desa Sikabu, Desa Luak Badai, Desa Sikalang dan Desa Santur termasuk Desa
Rantih. Hal itu tidak terlepas dari dukungan SKPD terkait untuk mewujukan menjadi
kota wisata tambang berbudaya.
Ekonomi kerakyatan adalah identik dengan Ekonomi Pancasila, yakni ekonomi yang digerakkan berdasarkan prinsip optimalisasi pemanfaatan
sumber daya alam, sumber daya teknologi, sumber daya permodalan, sumber daya
manusia (pelaksana dan pakar) yang ada untuk sebesar-besarnya kepentingan
rakyat banyak.
"Desa Rantih baru saja dinobatkan
sebagai kampung produktif yang menjadi trackmartnya karena memiliki potensi
bidang pertanian dan perikanan terbungkus dalam kepariwisataan. Sehingga pilot
project Desa Rantih sebagai kampung produktif sebagai ikon wisata untuk
dikembangkan akan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat,"
ungkap Asril Hasan, Camat Talawi, Kota Sawahlunto, Rabu, 7 September 2016.
Ia mengatakan bahwa dalam hal kepariwisataan
masyarakat disiapkan memproduksi cendra mata berbahan baku 'tampuruang' atau
batok kelapa sebagai kerajinan tangan. Maka, olahan tampuruang tersebut akan
menjadi berbagai jenis cendra mata bagi wisata.
"Saat ini ada dua kelompok masyarakat
telah memulai untuk mengolah kerajinan tangan berbahan tempurung. Anggota
kelompok tersebut diberikan pelatihan dan pembinaan sehingga diharapkan mereka
lebih maksimal untuk mengolah bahan baku lebih berkualitas serta meningkatkan
produksi. Maka, hal itu akan berdampak positif terhadap pendapatan
masyarakat," katanya.
Selain kerajinan tangan, lanjut dia, potensi
dibidang kuliner asli Desa Rantih juga diharapkan dapat menyambut kunjungan
wisata. Makanan khas daerah tersebut dapat menjadi oleh-oleh pengunjung.
Sehingga masyarakat juga akan mendapatkan penghasilan dibidang jasa
transportasi dan homesty.
"sektor lain menunjang pariwisata
kampung produktif tersebut dibidang pertanian diharapkan akan menjadi ikon
wisata tersendiri, khususnya petani di sawah sebelum bertanam atau 'maluluak'
Sawah menggunakan hewan ternak sapi. Hal ini akan menambah daya minat ke
pariwisataan, cara seperti ini tidak sulit ditemukan," akunya.
Ia menjelaskan bahwa bidang pertanian seperti
Padi Gadang Rumpun yang menjadi trandmarknya adalah Tawali. Saat ini masih menunggu
lisensi dari Balai Benih untuk menjadi kualitas benih. Padi Gadang Rumpun
tersebut hasilnya bagus, sehingga apapun kegiatan dengan skla besar maka, beras
Gadang Rumpun yang akan dikonsumsikan kepada tamu. Kemudiah harapkan kepada
seluruh pegawai untuk mengkonsumsi beras gadang Rumpun tersebut sehingga
menambah semangat baru bagi petani, semakin tinggi.
"Kampung produktif ini melibatkan
seluruh SKPD sesuai dengan bidang masing-masing memberikan support untuk
masyarakat berdasarkan instruksi dari Pemerintah Kota. Pembinaan dan pelatihan
serta pendampingan oleh dinasperinagkop kota Sawahlunto," jelasnya.
Ia mengaku, potensi lainnya dibidang
perikanan seperti 'mangandau' ikan di lubuk larangan. Pembibitan dari dinas
terkait, kemudian setelah berumur satu tahun dan musim panen maka masyarakat
beloh mengambilnya. Sehingga 'mangandau' ikan sendiri bisa menjadi objek wisata
baru dan banyak mendatangkan pengunjung.
"Desa Rantih dari pusat kota dengan
jarah tempuh tujuh kilometer. Masyarakat bermata pencarian lebih dominan
petani. Sawahlunto dengan presentase lebih banyak terdapat di Tawali, terutama
Desa Rantih, Tumpuak Tangah, dan Kembawau. Kampung produktif yang telah
diresmikan di kecamatan Talawi ada di Desa Sikalang dengan keunggulan kerajinan
dibidang kompeksi dan sablon. Selain itu bidang kuliner Kerumpuk tempe dan
belinjo," jelasnya.
Sementara itu, Yulizar Kepala Desa Rantih
menyebutkan kampung produktif tersebut dimaksudkan dengan tujuan peningkatan
perekonomian masyarakat. Kampung produktif ini dimaksudkan meningkatkan taraf
ekonomi masyarakat. Karena masyarakat desa dengan pendapatan dibawah Rp2 juta
rata-rata tiap bulannya. Pendapatan tersebut merupakan pendapatan dibawah
rata-rata, dengan jumlah penduduk 654 jiwa, 186 kk terdiri dari dusun Pakan
Nama dan Sawah Tambang.
"Maka agar masyarakat lebih produktif
dan bisa mendapatkan penghasilan diatas Rp2 juta, maka program kampung
produktif ini sentuhannya langsung dengan masyarakat. Maka, perlu ditingkatkan
produktifitas masyarakat memberikan pelatihan pembuatan sofenir kerajinan
industri rumah tanggal. Kemudian, bidang pertanian dalam hal pembibitan Padi
disiapkan untuk menjadi pembibitan baru padi Padang Rumpun. Selanjutnya
dibidang perikanan ada Unit pembibitan rakyat (UPR) budaya ikan," ungkapnya.
Maka, lanjut dia, produktifitas masyarakat
tersebut bersentuhan dengan kepariwisataan maka untuk meningkatkan
produktifitas masyarakat melalui pertantanian. "Dengan adanya UPR Desa
Rantih akan meningkatkan pengunjung lokal saja tetapi juga pengunjung luar
untuk pembelian bibit. Sehingga sistem promosi terus ditingkatkan dan didukung
dengan kualitas produksi yang lebih unggul," sebutnya.
Ia mengaku kampung produktif tersebut telah
berjalan, namun dalam hal penunjang kepariwisataan perlu promosi. Secara
bertahap promosi terus dilakukan terutama melalu sosial media. "Karena
kampung produktif ini baru terbentuk maka, secara bertahap terus akan dilakukan
inovasi terutama dalam hal penunjang kepariwisataan," akunya.
Dedi Syahhendry, Kepala Bagian Tata
Pemerintahan menyebutkan kampung produktif di Desa Sikabu, Desa Luak Badai,
Desa Sikalang dan Desa Santur termasuk Desa Rantih. Dalam segi penataan
pemerintah, pembangunan desa telah ada penganggarannya dana APBDes. Sementara
itu, penganggaran dan kegiatan kelurahan telah melekan di DPA Kecamatan.
"Dalam hal untuk mendunkung sarana
prasarana kampung produktif. Dalam hal tata pemerintah perlu mendorong Badan
Usaha Milik Desa (BUMDes), sehingga untuk pengembangan kampung produktif ini menjadi
BUMDes. Untuk BUMDes sendiri telah ada di Desa Sikalang, dan Desa Santur.
Diharapkan seluruh desa memiliki BUMDes. Program inilah yang akan bersinergi
dengan kampung produktif. Apa yang dihasilkan oleh kampung produktif,"
katanya.
Ia menjelaskan bahwa BUMDes yang memiliki
produktifitas seperti sektor wisata bagaimana cara pengelolaannya belalui
BUMDes. Karena pengalokasian dana penganggaran dana bersumber dari APBN diatur
diatur dalam Permendes. "BUMdes tujuan untuk meningkatkan ekonomi desa
menjadi sasaran utama dari pemerintah pusat. Bumdes merupakan salah satu
program yang harus bergerak di setiap desa. Dengan adanya kampung produktif
bergerak dibidang pertanian, perikanan, perindustrian dan wisata,
pengelolaannya nanti diarahkan ke BUMdes," katanya.
No comments:
Post a Comment