Semalam di Soedoet Kampoeng Pelatihan Membuat Janur |
Acara
Semalam di Soedoet Kampoeng berangkat dari sebuah ide dari Komunitas Heritage
Sawahlunto. Sehingga terbesit untuk menggagas kegiatan tersebut dijadikan
sebuah iven bulanan.
Kegiatan
tersebut, dilaksanakan karena melihat dari kurangnya dan daya minat remaja akan
budaya seperti keahlian dan keterampilan dimasa lalu, namun sekarang telah
menurun. Remaja telah mulai menurun semangatnya untuk memper-tahankan seni budaya yang ada di sawahlunto.
"Maka,
timbulkan keinginan untuk membentuk komunitas beranggotakan remaja, desawa dan
tua dengan tujuan bersama melestarian segala kekayaan, meliputi seni budaya,
sosial, permainan anak nagari termasuk berbagaimacam makanan dan sebagainya
yang ada di kota sawahlunto," ungkap Yopi Sagit Darmizi
Ketua Komunitas Haritage.
Maka,
dirangkul remaja (anggota) untuk bergabung dalam suatu komunitas heritage.
Selanjutnya, remaja tersebut dibekali dengan semangat pelestarian budaya
seperti Janur, bentuk makanan, kesenian berupa musik tradisional dan keahlian
silat. Kemudian, kuliner yang ada kue talam, lamang baluo, wedang jahe, teh
jahe dan semua itu di produksi oleh masyarakat sekitar untuk menyertakan diri
sebagai peserta iven semalam di soedut kampoeng. Sehingga melihat fenomena
tersebut akan keinginan untuk membuat komunitas yang fokus pada pelestarian
budaya berbagai etnis di kota Sawahlunto. Kemudian, melakukan kegiatan-kegiatan
sosial, muali dari permainan, dan kuliner dan sebagainya. Maka, dirangkulah
generasi muda untuk menjadi anggota Komunitas Heritege. Sehingga kegiatan ini
dapat diarahkan generasi muda.
"Kegiatan
semalam di soedoet kampoen tersebut diharapkan akan terus bermunculan generasi
baru dengan ketertarikan budaya dengan mempelajarinya. Jadi, jika ada generasi
muda bisa melestarikan dan memahami serta melaksanakan apa yang diprogramkan
sehingga budaya akan tetap berlanjut sampai kedepan. Sebab, ada generasi muda
yang handal dan siap sebagai promotor berjalannya seni budaya di kota tua
ini," kata promotor kegiatan Semalam di Soedut Kampoeng.
Kemudian,
untuk kegiatan ini juga melibatkan budayawan dan pelaku seni, baik berupa
keterampilan, kuliner jajanan khas tempo doelu dengan melibatkan 'pelaku'
(orang tua) untuk membantu dan mengajarkan kepada generasi muda. Atau
memberikan sedikit ilmu yang dimiliki berkenaan dengan seni budaya serta
kerajinan lainnya. Para pelaku dan seniman tersebut bersedia berbagi tampa
bayaran, sebab, kegiatan ini bersifat sosial.
Kemudian,
untuk sanggar dan komunitas yang tampil tidak pada iven semalam di soedut
kampoeng ini mereka tidak dibayar. Komunitas tersebut dengan sukarela dantang
dan mengisi acara pada tersebut. Mereka berlatih dan menampilkan kesenian yang
dimiliki pada kegiatan semalam disudut kampung tersebut.
Hal itu
dilakukan dengan kerjasama dengan komunitas lain untuk saling mengisi dan
melengkapi iven semalam di soedut kampoeng tersebut. Mereka mau datang pada
kegiatan tersebut, sebeb untuk membayar mereka, sebagai menyelenggara tidaklah
sanggup sebagai komunitas yang baru muncul.
"Komunitas
helitege lahir pada 1 April 2016. Kegiatan pada malam ini merupakan kegiatan
yang ke tiga kali berjalan. Insya allah kegiatan ini akan ada setiap bulan dan
kegiatan ini disuppor oleh pemerintah kota Sawahlunto," katanya.
Kedepan
diharapkan untuk jangka pendeknya semakin banyaknya peminat generasi muda untuk
mendalami dan mempelajari apa kebudayaan kita dimasa lalu. Begitupun kebudayaan
dan kearifan lokal yang ada di kota Sawahlunto di masa lalu agar mereka bisa
berkembang.
"Malam
ini yang berkesempatan hadir untuk melakukan aktifitas pada kegiatan semalam di
soedut kampong tampil dari komunitas OK Buana Lestari Kota Sawahlunto,
Perguruan Silek Tuo Gunung Timbago, Komunitas Kuali, kuda kepang," katanya.
Pemerintah
Kota Sawahlunto mendorong Pelestarian sejarah dan kebudayaan semalam di Soedut
Kampoeng menampilkan seni tradisi yang di gagas oleh Komunitas Halitage.
Kegiatan semalam di Soedoet Kampoeng akan menjadi brand bagi masyarakat kota
sawahlunto dan masyarakat Tansi Baru. Sebab, kegiatan semangatnya untuk
mempertahankan seni budaya yang ada di Sawahlunto.
Efriyanto,
Dinas Pariwisata Kota Sawahlunto menyebutkan bahwa Pelestarian sejarah dan
kebudayaan yang bertajuk semalam di Soedut Kampoeng menampilkan seni tradisi
bertujuan untuk mengangkat dan memperkenalkan kembali kepada remaja seni
tradisi. Kegitan yang digagas oleh komunitas Halitage merupakan kegiatan
positif yang bersifat sosial.
"Pemerintah
kota tentunya mendukung serta mensuport agar kegiatan tersebut terus berjalan
setiap bulan, sehingga menjadi brand dan ekon bagi masyarakat kota Sawahlunto
khususnya di Tansi Baru," katanya.
Ia
melanjutkan, agar kegitan tersebut terus memerus diselenggarakan maka
pemerintah kota mensupor dengan penyediaan tempat dan listrik seperti Goedang
Ransoem. Kemudian dari dinas pariwisata membantu dengan peminjaman peralatan
berupa soundsystem. "Kita juga mensupor dengan membatu kegiatan semalam di
soedoet kampoeng dengan publikasi agar kegiatan tersebut diketahui oleh masyarakat
manyak," ungkapnya.
Ia
berharap kegiatan semalam di soedut kampoeng yang digagas oleh komunitas
Haritage berjalan dengan lancar mampu mandiri. Sebab kemandirian komunitas
haritage diharapkan terus mengangkat seni tradisi yang selama ini dijauhi oleh
generasi muda karena sasaran kegiatan tersebut adalah remaja.
"Selama
ini, permainan anak nagari telah banyak ditinggalkan oleh generasi karena
perkembangan teknologi. Makanya komunitas halitage kembali mengangkat dan
memperkenalkan pada generasi muda seni tradisi, seperti membuat anyaman.
Seperti membuat ketupat, janur, memperkenalkan makanan tradisional lainnya
kepada generasi," katanya.
No comments:
Post a Comment