Sebanyak 7.433 orang atau sekitar 82,7 persen Keluarga Berencana (KB) Kota Sawahlunto, Sumatera Barat menggunakan Aseptor (penggun alat kontrasepsi) pada tahun 2016. Secara umum, jumlah tersebut cukup tinggi untuk Kota Sawahlunto. Pemerintah kota Sawahlunto terus berupaya agar setiap tahun ada peningkatakan jumlah aseptor. Sehingga program pengendalian penduduk di Kota Sawahlunto dapat terlaksana dengan optimal.
"Ada beberapa kelompok orang yang tidak menjadi aseptor aktif di Kota Sawahlunto. Diantaranya adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang ingin memiliki atau menambah anak. Sasaran aseptor ini adalah PUS yakni orang yang berusia antara 20 sampai 49 tahun. Tidak terlepas laki-laki atau perempuan, karena saat ini laki-laki pun dianjurkan untuk menjadi aseptor aktif," ujar Yufinarti Patma, Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Sawahlunto, Kamis, 23 Maret 2017.
Ia menyebutkan terkait dengan upaya yang dilakukan dalam rangka melestarikan aseptor aktif, Patma menjelaskan bahwa saat ini pihaknya telah menyediakan alat kontrasepsi bagi aseptor yang kurang mampu. "Untuk aseptor mandiri, mereka dapat memilih sendiri tempat dan pelayanan alat kontrasepsi sesuai dengan yang mereka butuhkan dan inginkan," ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, pihaknya juga melakukan pembinaan-pembinaan dan edukasi kepada aseptor aktif agar tidak terputus dalam menggunakan alat kontrasepsi. Diantaranya dengan menghimbau untuk menerapkan metode jangka panjang dengan menggunakan alat kontrasepsi jenis implan, IUD dan sebagainya.
"Saat ini, dari 7.433 aseptor aktif, sekitar 20 persen diantaranya telah menerapkan metode jangka panjang. Penerapan metode tersebut, resiko drop out atau berhentinya seseorang dalam menggunakan alat kontrasepsi dapat diminimalisir," ujarnya.
No comments:
Post a Comment