Gotong Royong Bersama-sama Membersihkan Lumpur dan Bebatuan Menutup Jalan dan Rumah Warga Terkena Dampak Banjir |
Hujan deras mengguyur kota Sawahlunto, Sumatera Barat, mengakibatkan fasilutas umum Taman Silo tergenang air. Selain itu, hujan yang berlangsung selama dua jam juga menggenangi rumah warga. Akibanya 5 unit rumah warga terkena dampak banjir akibat tersumbatnya polongan limbah pembuangan batu bara bantingan.
Pantauan Penulis Minggu 5 Maret 2017 pukul 17.15 wib, terlihat fasilitas umum Tanam Silo tergenang air. Air menggenangi Taman Silo hingga mencapai betis orang dewasa. Karena revitalisasi Taman Silo tidak dilengkapi dengan dreinase. Selain itu, hujan teras juga mengakibatkan banjir yang menghantam rumah warga di Kelurahan Saringan, Kecamatan Barangin, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat.
Kesbangpol Penanggulangan Bencana Daerah (PBD) Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, bersama warga gotong royong membersihkan lumpur yang terbawa air. Kemudian, satu unit mobil Pemadam Kebakaran pun diturunkan untuk melakulakukan pembersihan dengan menyiram lumpur dalam rumah warga akibat banjir.
"Hujan yang mengguyur selama satu jam, mengakibatkan banjir dan menghantam rumah warga. Akibatnya, satu unit rumah rusak parah, satu unit rumah rusak sedang dan tiga unit urmah rusak ringan. Banjir terjadi setelah shalat ashar. Hujan deras mengakibatkan ronsornya Bantingan tempat pembuangan limbah batu bara. Sehingga longsor tersebut masuk ke dreinase yang dan terjadi penyumbatan pada polongan," ujar Sudiono, Ketua Rukun Tetangga (RT) 2, Kelurahan Saringan, Kecamatan Barangin, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat.
Taman Silo Tergenang Air Karena tidak dilengkapi Drainase |
Ia menyebutkan bahwa hujan yang mengguyur kota Sawahlunto mengakibatkan timbunan tempat pembuangan limbah batu bara pada jaman Kolonial Balanda, longsor tergerus air. Karena tergerusnya limbah tersebut air banyak membawa pasir, lumpur dan sisa batu bara masuk kerumah warga.
"Timbunan pembuangan limbah batu bara jaman Belanda tersebut sebelumnya pernah lonsor. Satu unit rumah warga rusak berat, akibat longsor dan hantaman air. Sehingga timbunan tersebut di pasang batuan rajut untuk membendung timbunan agar tidak terjadi lagi longsor. Namun, kali ini kembali terjadi longsor untuk kedua kali dan merusak rumah warga, karena gabion yang telah dipasang tidak mampu membendung air sehingga terjadi longsor," katanya.
Ia menyebutkan bahwa kerusakan terjadi pada lima unit rumah warga karena meluapnya dreinase akibat tersumbat. Longsoran air dan bebatuan menimbun drainase akibatnya polongan tersumbat. "Dreinase tersumbat karena banyak pasir dan tanah liat disertai sisa-sisa batu bara menyumbat polongan. Akibatnya, air meluap dan merusak rumah warga," ujarnya.
Senada disampaikan Kholid, 67, Ketua RW 2 Kelurahan Saringan, Kecamatan Barangin, Kota Sawahlunto menyebutkan bahwa banjir meluap akibat tanah timbunan pembuangan limbah batubara longsor dan masuk ke drainase pembuangan air. Akibatnya, dreinase tersumbat dan air meluap sampai kerumah raga mengakibatkan 5 unit rumah terkena dampak banjir.
"Kita bersama warga dan Kesbangpol PBD mengeruk drainase yang tertimbun lonsor akibat hujan deras. Warga bersama dengan warga membersihkan sisa banjir menggunakam peralatan seadanya. Kemudian, bersama sama masyarakat kita membersihkan lumpur bercampur pasir yang menimbun akses jalan menggunakan peralatan seadanya. Pasir dan bebatuan menutup jalan warga dengan ketebalan hingga 15 cm," katanya.
Sementara itu, Meldi Hidayah Marta, Sekretaris Kesbangpol PBD Kota Sawahlunto, Sawahlunto, menyebutkan bahwa satu unit rumah warga rusak ringan akiban banjir disertai lonsor. Rumah tersebut mengalami kerusakan pada bagian dapur dan pagar, kemudian, barang-barang elekronik milik warga yang terndam banjir dan lumpur.
Memakai Peralatan Seadanya |
"Kita telah melakukan pengerukan dreinase untuk memperlancar arus air menggunakan peralatan seadanya. Kita melakukan pengerukan drenase bersama warga dan menurunkan 5 tim Penanggulangan Bendaca Daerah (PBD) Kota Sawahlunto dan Sosial. Serta satu unit mobil pemadam kebakaran diturunkan untuk membersihkan lumpur yang masuk kerumah warga," ujarnya.
Kemudian, lanjut dia, pemerintah kota telah merencanakan untuk melakukan penggalian dengan membuat saluran drainase baru dengan menutup drainase yang ada. Galian drainase ini membutuhkan alat berat dan harus dikerjakan dengan segera.
"Kita telah melakukan peminjaman eskapator mini ke Solok untuk melakukan penggalian dreinase yang baru. Karena Dinas Pekerjaan Umum Kota Sawahlunto hanya memiliki eskapator ukuran besar, maka sulit memasuki lokasi karena ukurannya besar, sementara medannya sulit dan kecil," katanya.
No comments:
Post a Comment