Safari Subuh, Jemput Aspirasi Masyarakat
Laporan: Julnadi Inderapura, Sawahlunto
Laporan: Julnadi Inderapura, Sawahlunto
Banyak cara dilakukan kepala daerah guna menjemput aspirasi warga, begitu pulalah yang dilakukan Walikota Sawahlunto Ali Yusuf. Sejak beberapa waktu belakangan, dia mengintensifkan program safari subuh.
Ali Yusuf Baca Al quran dalam mobil Dinas |
Jumat, 24 Februari 2017 sepertiga malam sebelum merah fajar mewarnai lagit Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. Malam yang dingin serta kabut tebal menyelimuti kota arang di kelilingi bukit. Bias cahaya lampu jalan yang memudar dibaluti kabut. Aktivitas rumah Dinas Walikota telah mulai lampu ruangan rumah dinas telah menyala. Pintu masuk ruangan tamu pun telah dibuka sebidang.
Sementara petugas jaga malam rumah dinas telah terkantuk. Pada ujung pagi yang lembab itu pula Ali Yusuf Walikota Sawahlunto keluar ruangan telah memakai baju gamis putih dengan wajah yang basah oleh air wudu dan kitab suci al quran ditangannya. Menjelang fajar terbit, Ali Yusuf bersiap diri untuk ke masjid, bersafari menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid. Shalat subuh berjamaah merupakan program kota mewujudkan masyarakat Sawahlunto religius.
Sebagamana visi kota yang tertuang dalam RPJMD 2013-2018 terwujudnya masyarakat kota Sawahlunto yang produktif, mandiri, religius, sejahtera dan pemerintah yang melayani. Maka shalat subuh berjamaah itu di launching dan di resmikan pada tanggal 1 Muharram 1438 H.
Sebagai flowup dari subuh berjaah itu setelah dilanuching maka dibentuk empat tim safari meninjau seluruh masjid yang ada di kota Sawahlunto. Tujuannya untuk melihat sejauh mana kepedulian masyarakat melaksanakan shalat subuh berjemaah di masjid tanpa memberi tahu kepada masyarakat sebelumnya. Maka, tim tersebut berjalan sejak Rabu, 15 Februar 2017 lalu, untuk meninjau masjid dan mushala.
Subuh itu, mengikuti tim walikota bersafari gerakan subuh berjamaah ke Desa Taratak Bancah, Kecamatan Silungkang. Jarak tempuh dari kediaman walikota menuju Desa Taratak Bancah selama 30-dilewati hanya 20 menit saja karena diburu waktu. Sepanjang perjalanan Ali Yusuf, kelahiran Talawi Sawahlunto, 11 Mei 1970 ini membaca ayat suci al quran di dalam mobil dan membaca basmallah sebelum menaiki mobil.
Jalanan yang berliku dan berbukit serta tikungan yang tajam ditutupi kabut tidak menurunkan semangat untuk bersama-sama dengan masyarakat melaksanakan shalat subuh berjamaah. Meskipun jurang yang dalam menunggu di bibir jalan yang sempit itu tidak mengurangi tekat Ali Yusuf dan niat iklas mengabdi untuk masyarakat. Baginya, shalat subuh berjemaah ini dimulai dari diri sendiri, kemudian orang tua, lalu orang tua mengajak anak mereka bersama-sama shalat berjamaah di masjid.
Maka, sesampai di masjid Alhidayah Desa Taratak Bancah beduk subuh ditabuhkan dan menggema di lereng perbukitan, azan subuh dikumandangkan. Tidak ada sambutan atau pun acara seremoni semua yang datang ke masjid sama dengan tujuan yang sama pula. Kedatangan Ali Yusuf ke masjid Alhidayah menjadi biasa karena tidak ada pemberitahuan sebelumnya kepada jemaah.
Ali Yusuf ingin melihat sejauh mana kepedulian dan dukungan masyarakat terhadap gerakan subuh berjamaah. Kemudian, bagaimana perangkat Desa atau Kelurahan sebagai pemerintah terendah mengajak masyarakat secara bersama-sama shalat berjamaah di masjid. Maka, jemaah yang datang pun heran karena walikota datang ke masjid mereka shalat subuh berjemaah.
Walikota menjadi makmum shalat subuh berjemaah yang diimami oleh imam masjid Alhidayah Taratak Bancah melaksanakan shalat Sujud Assajadah. Setelah zikir dan doa dilanjukan dengan ceramah agama oleh ustaz dari tim safari subuh walikota. Saat ceramah ustaz menerangkan bahwa janganlah kamu meninggalkan generasi yang lemah.
Usai mendengarkan ceramah ustaz yang diakhiri salam, jemaah mulai membubarkan diri. Ali Yusuf di cegat salah seorang jemaah yang membawa buku catatan dengan tujuan agar Ali Yusuf mengagendakan datang safari ramadhan beberapa bulan mendatang. Kemaah yang lain pun datang menghampiri Ali Yusuf untuk berjabat tangan sebari menuju pintu keluar masjid.
Subuh masih gelap Ali Yusuf, mantan Ketua DPRD Sawahlunto, Sumatera Barat, ini berjalan santai bersama jemaah yang lain. Ayah tiga orang anak ini bersahaja dan mudah akrab dengan siapa saja termasuk masyatakatnya. Senyum, Salam, Sapa selalu terpancar di wajahnya sesuai dengan visi kota pemerintah melayani. Sehingga jemaah yang berdampingan berjalan sembari menikmati udara segar dan perjalanan pun terhenti di kedai kopi.
Makan Gereng Pisang dan Ketan ditaburi kelapa yang telah dibarut, mendengarkan aspirasi masyarakat |
Menikmati pagi di sudut kampung dengan alam yang masih alami serta udara segar. Sembari menyantap goreng pisang hangat dan ketan ditaburi kelapa yang telah dibarut menjadi pelengkap pagi bersama masyarakat. Goreng pisang yang membuka selera adalah makanan tradisional dapat di jumpai di kota Arang ini. Sembari menikmati goreng pisang dan ketan Ali Yusuf mendengarkan aspirasi masyarakat Desa Taratak Bancah. Masyarakat bertanya, Ali Yusuf menjawab, suasana itulah yang terjadi di kedai kopi milik warga setempat.
Ada empat tim safari subuh berjamaah yang diturunkan yakni tim walikota, Ali Yusuf, Tim dua Wakil walikota, Ismed, tim tiga Sekda Rovanly Abdams dan tim empat asisten I, Dedi Ardona. Subuh berjamaah ini sejak di laucing telah diminati masyarakat kota Sawahlunto. Ada 7,7 persen jemaah yang melaksanakan shalat subuh berjemaah terdiri dari 48 masjid dengan jemaah rata-rata sebanyak 50 orang. Kemudian, 176 mushalla dengan rata-rata 10 jemaah yang melaksanakan shalat shubuh.
Usai mendengarkan aspirasi dari masyarakat yang menginkan pemerintahan kota untuk dapat membatu masyarakat pengadaan mesin pemecah kemiri beserta open untuk mengering kemiri. Sebab, Desa Taratak Bancah memiliki potensi dibidang perkebunan terutama kemiri. Walikota menampung aspirasi masyarakat tersebut dan akan diteruskan pada dinas pertanian.
Setelah sarapan bersama dan hari beranjak pagi, Ali Yusuf pun menuju pulang ke rumah. Perjalanan pulang, banyak masyarakat yang berdiri di pintu rumah mereka sembari tertegun melihat mobil dinas BA 1 J. Karena kedatangan walikota tidak ads pemberitahuan sebelumnya.
Sesampai di rumah walikota besiap untuk merangkat ke kantor menjalankan amanah dan pengabdian kepada negara. Pada pukul 10.00 Ali Yusuf ke Kota Padang, memenuhi undangan untuk Badan Intelijen Daerah sebagai pemateri pada pukul 14.00 usai shalat Jumat. Ali Yusuf memaparkan Konsep Musyawarah Nagari (Musri) Model Pendeteksian Dini dan Pencegahan Dini Konflik Solial dikota Sawahlunto. Pemaparan materi tersebut selama dua jam dan banyak dihujani pertanyaan karena ingin mengetahui lebih dalam penerapam musri di kota Sawahlunto.
Sepulang dari pemaparan materi Ali Yusuf pun tidak ingin meninggalkan hobinya. Ia main tenis di lapangan tenis Muaro, Padang, hingga maghrib. Usai shalat maghrib Ali Yusuf pun bercengkrama dan bersenda gurau bersama teman sama-sama hoby main tenis. Selanjutnya, usahai shalat isya dilanjutkan main bulu tangkis bersama orang nomor satu di Sumbar, Prof. Irwan Prayitno lapangan Kampus Azkia Padang. Permainan berlangsung sengit dan bersaing sehingga permainan dimenangkan oleh Gubernur.
Ali Yusuf masih bersemangat dan enerjik melanjutkan permainan, namun karena jarum jam telah menunjukan pukul 21.30. Maka permainan pun tidak dilanjutkan mengarah pulang ke kota Sawahlunto sampai pukul 01.00 dini hari. Diperjalanan menuju pulang, ke Kota Tambang, Ali menyebutkan bahwa Rasullullah SAW tidur empat jam sehari semalam.
"Saya tidur hanya empat jam dan banyak melakukan aktivitas. Alhamdullah saya diberikan kesehatan meskipun banyak melakukan pekerjaan dan berolah raga. Besok shalat subuh di kenagarian Kubang untuk bersafari dan hari Minggu shalat subuh di Desa Rantiah, Kecamatan Talawi," ujarnya.
No comments:
Post a Comment