Kapolres Sawahlunto, AKBP Riyadi Nugroho |
Ledakan tambang dalam batu bara CV Bara Mitra Kencana (BMK) 34 Sawahlunto, Rabu 29 Maret 2017 pukul 09.20 di Parambahan Kecamatan Talawi dilakukan investigasi. Kecelakaam tambang tersebut diduga disebabkan Air Blast merupakan suatu ruang tidak ada pergantian udara sehingga menimbulkan panas dilakukan penyelidikan dari Direktoran Pengamanan Proyek Tambang, Provinsi Sumatera Barat.
Tim yang melakukan investigasi dan penyelidikan penyebab ledakan tambang CV BMK 34 Ada sebanyak 7 orang. Tim yang diturunkan tersebut untuk melakukan investigasi penyebab kecelakaan tambang tersebut. Tim investihasi dari Derektorat Intelkam Polda Sumbar, Diserse Krimsus, Direktorat Pengamanan Proyek Pertambangan dan Didampingi Kepala Teknis Tambang CV BMK.
Polres Sawahlunto, AKBP Riyadi Nugroho menyebutkan bahwa ada sebanyak 7 orang tim yang melakukan penyelidikan dan investigasi ke lokasi kejadian tambang dalam CV BMK 34. Namun, belum ada hasil penyebab kecelakaan tambang tersebut.
Tim yang melakukan investigasi dan penyelidikan penyebab ledakan tambang CV BMK 34 Ada sebanyak 7 orang. Tim yang diturunkan tersebut untuk melakukan investigasi penyebab kecelakaan tambang tersebut. Tim investihasi dari Derektorat Intelkam Polda Sumbar, Diserse Krimsus, Direktorat Pengamanan Proyek Pertambangan dan Didampingi Kepala Teknis Tambang CV BMK.
Polres Sawahlunto, AKBP Riyadi Nugroho menyebutkan bahwa ada sebanyak 7 orang tim yang melakukan penyelidikan dan investigasi ke lokasi kejadian tambang dalam CV BMK 34. Namun, belum ada hasil penyebab kecelakaan tambang tersebut.
"Kita hanya melakukam pengamanan terhadap lokasi kejadian untuk kepentingsn penyidikan. Kemudian, yang berhak untuk memasuki areal tambang dalam adalah dari Direktorat tambang. Maka, setelah ada hasil dari direktorst tambang yang membolehkan kita untuk masuk lobang tambang dalam, barulah kota masuk dan bisa melakukan penyelidikan," Ujar Kapolres Sawahlunto AKBP Riyadi Nugroho, kepada Penulis Kamis, 30 Maret 2017.
Karyawan Tambang CV BMK meninjau lokasi kejadian |
Ia menyebutkan bahwa untuk penyelidikan telah dilakukan pemeriksaan terhadap 7 orang saksi. Kemudian, pemeriksaan saksi dilakukan secara maraton terhadap ke 20 orang saksi tersebut. Namun, saksi utamannya adalah korban yang mengalami luka bakar.
"Kita juga akan memintai keterangan saksi kedua korban yang mengalami luka bakar tersebut. Karena mereka lebih mengetahui kejadian tersebut, apakah memang disebabkan ledakan tambang atau tidak. Namun, berdasarkan keterangan saksi korban mengalami luka bakar," katanya
Ia melanjutkan bahwa selain memintai keterangan saksi juga dilakukan pembersihan lokasi lobang tambang. Kemduan, barang bukti yang ada dalam belum bisa di ambil karena menyangkut dengan keselamatan.
"Sewaktu dilakukan pengujian menggunakan detektor oksigen dalam lubang berkurang. Sewaktu membersihkan material dalam lobang dua orang anggota kita mengalami kekurangan oksigen," katanya.
Ia melanjutkan, hingga saat ini masih dilakukan penyelidikan penyebab kecelakaan tambang tersebut dan belum bisa dipastikan sampai kapan. Karena berbicaha hukum adalah berbicara kepastian untuk menyetahui penyebab kecelakaan tambang tersebut. Karena dua orang korban tersebut bernama Ridwan, 38, warga Desa Lunto Barat Kecamatan Lembah Segar dan Yusrizal 37 warga Desa Kumbayau Kecamatan Talawi membuat lobang baru sedalam 20 meter dari cabang lubang utama.
"Jadi, dari mulut lobang sampai ke persimpanagan lubang sedalam 140 meter. Kemudian cabang sekitar 20 meter yang menyebabkan kecelakaan tambamg itu terjadi. Maka, kita terus melakukam memeriksaan terhadap saksi, apakan memang terjadi ledakan," ungkapnya.
Seorang Pekerja Tambang Tertimpa Napar
Disisi lain, seorang pekerja tambang batu bara tertimpa Napar lobang batu bara di lokasi perusahaan tambang PT Alied Indo Coal (AIC) Jaya Sawahlunto. Korban dilarikan ke IGD RSUD Kota Sawahlunto, Kamis, 30 Maret 2017 pukul 15.30 dalam kondisi kritis. Korban akhirnya meninggal dunia pukul 16.00 setelah mendapat perawatan medis dari rumah sakit.
Sore itu, RSUD Sawahlunto ramai pengunjung yang menyaksikan korban kecelakaan tambang. Sementara, di lorong bagian samping kiri IGD Sawahlunto, terlihat rekan kerja korban duduk berkumpul dengan menunggu proses lanjutan dari pihak rumah sakit. Rekan kerja korban tampak tertutup dan tidak seorang pun rekan kerja korban yang bersedia memberikan keterangan, terkait kejadian kecelakaan tambang tersebut.
"Korban tertimpa benda keras pada bagian kepala yang mengakibatkan kondisi korban kritis. Korban mengalami luka pada bagian tengkorak kepala bagian belakang, sehingga nyawa korban tidak tertolong," Ungkap dr. Lusi Dewina Kabid Pelayanan, RSUD Kota Sawahlunto, kepada Penulis.
Ia menyebutkan bahwa korban bernama Ruslan, 28, tinggal di Talawi asal Nias dilarikan ke IGD Sawahlunto dengan mobil operasional tambang. "Korban mengalami trauma kepala sehingga nyawa korban tidak tertolong," katanya.
Kapolres Sawahlunto, AKBP Riyadi Nugroho menyebutkan bahwa tim Reskrim telah berada di lokasi kejadian untuk melakukan pengamanan lokasi kejadian lokasi PT Alied Indo Coal (AIC) Sawahlunto. Namun, belum diketahui penyebab pasti kejadian tersebut. Berdasarkan keterangan dari dokter, korban meninggal karena mengalami trouma di kepala.
"Berdasarksn informasi yang diterima saya langsung RSUD Sawahlunto karena tidak berada jauh dari rumah. Kita akan kelokasi untuk melakukan penyelidikan ke dilokasi kejadian di areal tambang PT AIC," ujarnya.
Ia melanjutkan, hingga saat ini masih dilakukan penyelidikan penyebab kecelakaan tambang tersebut dan belum bisa dipastikan sampai kapan. Karena berbicaha hukum adalah berbicara kepastian untuk menyetahui penyebab kecelakaan tambang tersebut. Karena dua orang korban tersebut bernama Ridwan, 38, warga Desa Lunto Barat Kecamatan Lembah Segar dan Yusrizal 37 warga Desa Kumbayau Kecamatan Talawi membuat lobang baru sedalam 20 meter dari cabang lubang utama.
"Jadi, dari mulut lobang sampai ke persimpanagan lubang sedalam 140 meter. Kemudian cabang sekitar 20 meter yang menyebabkan kecelakaan tambamg itu terjadi. Maka, kita terus melakukam memeriksaan terhadap saksi, apakan memang terjadi ledakan," ungkapnya.
Seorang Pekerja Tambang Tertimpa Napar
Disisi lain, seorang pekerja tambang batu bara tertimpa Napar lobang batu bara di lokasi perusahaan tambang PT Alied Indo Coal (AIC) Jaya Sawahlunto. Korban dilarikan ke IGD RSUD Kota Sawahlunto, Kamis, 30 Maret 2017 pukul 15.30 dalam kondisi kritis. Korban akhirnya meninggal dunia pukul 16.00 setelah mendapat perawatan medis dari rumah sakit.
Sore itu, RSUD Sawahlunto ramai pengunjung yang menyaksikan korban kecelakaan tambang. Sementara, di lorong bagian samping kiri IGD Sawahlunto, terlihat rekan kerja korban duduk berkumpul dengan menunggu proses lanjutan dari pihak rumah sakit. Rekan kerja korban tampak tertutup dan tidak seorang pun rekan kerja korban yang bersedia memberikan keterangan, terkait kejadian kecelakaan tambang tersebut.
"Korban tertimpa benda keras pada bagian kepala yang mengakibatkan kondisi korban kritis. Korban mengalami luka pada bagian tengkorak kepala bagian belakang, sehingga nyawa korban tidak tertolong," Ungkap dr. Lusi Dewina Kabid Pelayanan, RSUD Kota Sawahlunto, kepada Penulis.
Ia menyebutkan bahwa korban bernama Ruslan, 28, tinggal di Talawi asal Nias dilarikan ke IGD Sawahlunto dengan mobil operasional tambang. "Korban mengalami trauma kepala sehingga nyawa korban tidak tertolong," katanya.
Kapolres Sawahlunto, AKBP Riyadi Nugroho menyebutkan bahwa tim Reskrim telah berada di lokasi kejadian untuk melakukan pengamanan lokasi kejadian lokasi PT Alied Indo Coal (AIC) Sawahlunto. Namun, belum diketahui penyebab pasti kejadian tersebut. Berdasarkan keterangan dari dokter, korban meninggal karena mengalami trouma di kepala.
"Berdasarksn informasi yang diterima saya langsung RSUD Sawahlunto karena tidak berada jauh dari rumah. Kita akan kelokasi untuk melakukan penyelidikan ke dilokasi kejadian di areal tambang PT AIC," ujarnya.
No comments:
Post a Comment