Weldison Wakil Ketua I DPRD dan Deri Asta Ketua Komisi III DPRD |
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sawahlunto, Sumatera Barat, tinjau lokasi pembangunan revitalisasi Taman Silo yang tergenang air. Hujan yang megguyur kota Sawahlunto selama kurang lebih 5 jam mengakibatkan Taman Silo tergenang air. Genangan air terjadi karena revitalisasi taman silo tidak dilengkapi dengan drenase. Pimpinan beserta komisi III DPRD Sawahlunto proyek revitalisasi taman silo.
"Harus dibuatkan drenase karena tevitalisasi pembangunan taman silo belum ada drenasenya, akibatnya hujan taman ini akan tergenang air. Jika, pembangunan drenase tidak disegerakan, maka setiap kali hujan akan terjadi genangan air. Maka perencanaannya revitalisasi tidak matang," Ujar Hasjoni, Wakil Ketua DPRD Sawahlunto, saat kunjungan kerja proyek pembangunan revitalisasi taman silo, Selasa, 28 Februari 2017
Hasjoni menilai, merawat saja tidak pandai, karena belanda telah mendesain sedemikian rupa sehingga pembangunannya silo dilengkapi dengan drenasi. Namun saat ini drenase terset tertimbun dan tidak berfungsi. Makanya, solusi yang harus dilakukan pemko adalah membangun drenase agar apabila hujan tidak ada genangan air.
"Kalau genangan air ini menyusutnya lama, maka bunga taman akan mati, karena akar tumbuhan yang ada di Taman Silo ini akan membusuk. Ini sangat disayangkan sekali kalau diantisipasi dengan cepat. Sebab, drenase salurannya sampai ke kantor PTBA, namun sekarang saluran tersebut tidak ada lagi, apakah tertimbun kita belum tahu," tambahnya.
Sementara itu, Deri Asta, Ketua komisi III DPRD Sawahlunto menyebutkan bahwa pembangunan tersebut mesti dilengkapi dengan drenase. Pekerjaan revitalisasi tersebut harus di barengi dengan drenase sehingga tidak ada lagi genangan air.
"Semalam hujan mengguyur kota Sawahlunyo selama kurang lebih selama lima jam. Sementara air hujan menggenangi taman silo karena perencanaan tidak matang. Kita mendapatkan laporan dari masyarakat kalau taman silo tergenang air. Makanya kita tinjau ke lokasi kebenarannya, ternyata air masih terlihat menggenangi taman," ujarnya.
Ia menyebutkan bahwa informasi yang terima dan langsung kelapangan secara mendadak meninjau ke lapangan melihat kondisi di lapangan. Berdasarkan pantauan dilapangan dengan kondisi lapangan sangat memprihatinkan, karena air masih bergenang dan tidak berlumpur.
"harus di sikapi dengan cepat, taman silo ini karena pembangunan belum di lengkapi dengan drenase. Kemudian, bantingan tempat pembuangsn air tidak di temukan, karena kebetulan langsung dari BNPB dilapangan, dan dikatakan tidak ditemukan sumber air tersebut. Maka, alternatifnya harus dibangun kembali riol," katanya.
Adi Ikhtibar, Ketua DPRD Sawahlunto menyebutkan bahwa harus disikapi dengan cepat tersebut maka dewan akan melakukan rapat internal akan duduk bersama anggota dan melakukan pembahasan terlebih dahulu.
"Besok kita rapat internal, setelah itu kedepan barulah disiapakan rapat dengan pimpinan DPRD bersama dengan Organisasi Perangkat Daerah Terkait. Senin, 6 Maret 2017 depan kita akan rapat beserta OPD terkait sekaitan dengan pembangunan revitalisasi silo dan Bantingan," ujarnya.
Meldi Hidayah Marta, Sekretaris Kesbangpol BPBD Kota Sawahlunto menyebutkan bahwa Bantingan yang merupakan ampas pembuangan batu baru pada masa kolonial belanda kerap terjadi longsor karena air yang bersumber dari bawah. Setelah di pelajari sumber air tersebut tidak diketahui, sehingga saat hujan air kembali membesar.
"Harus ada riol baru yang akan dibangun dan menutup sumber air. riol baru ini akan dibanguan dengan memotong jalur air. Pembanguan riol tersebut sepanjang 140 meter, akan dibangun dengan dana rutin senilai Rp300 juta," ujarnya.
Indra, Kabid Pencegahan, Kesiapsiagaan, Kedaruratan, Logistik Kesbangpol BPBD Kota Sawahlunyo menyebutkan bahwa Bantingan pembuangan ampas cuci bara kolonial belanda ini akan mengancap pemukiman penduduk. Ada 24 Kepala keluarga yang berada dibawah sumber air, 11 KK dalam posisi rawan Kelurahan Saringan.
"Kita telah menelurusi rumber air, apakah bersumber pada drenase tetapi tidak ditemukan sumber airnya, karena saluran lama tidak ketemu. Maka, alternatifnya adalah akan dibangun riol baru, dan sumber saluran ari yang lama ditutup mati. Pada sumber air akan ditutup mati dengan memotong sumber air dari koto gadang sampai air dingin," katanya
Nova Erizon, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Sawahlunto menyebutkan bahwa walikota sebelumnya telah meninjau lokasi taman silo. Maka, sebagai langkah percepatan pemerintah kota akan melakukan pembanguan drenase taman silo.
"Kita akan membangun drenase taman silo menggunakan dana rutin. Saat ini sedang menghitung berapa anggaran yang disiapkan untuk membanguj drenase tersebut setelah peninjauan tersebut. Saat ini kita sedang rapat membahas membicarakan pembangunan drenase tersebut," katanya
No comments:
Post a Comment