Sunday, November 26, 2017

Hari Jadi Kota Sawahlunto Gelar Multikultural Festival

Hari Jadi Kota Sawahlunto ke 129 tahun 2017 menggelar Sawahlunto Multikultural Festival. Kegetian tersebut memberikan apresiasi dan ruang serta wadah bagi para pelaku Paguyuban Kota Sawahlunto. Paguyuban tersebut diberikan fasilitas serta wadah untuk mengapresiasi hasil pembinaan dan latihan sepanjang tahun. Malam pembukaan Multikultural Festival dimeriahkan penampilan musik Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang dan Sawahlunto New Ansamble.  

"Kegiatan ini guna memeriahkan hut kota Sawahlunto bahwa kota ini ingin membuktikan sebagi kota iven, sehingga Multikultural yang diselenggarakan. Kemudian seluruh sanggar serta Paguyuban dikota Sawahlunto di undang untuk mengisi kegiatan tersebut," ujar Efriyanto, Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Sawahlunto, kepada Penulis, Jumat, 24 November 2017. 

Ia menyebutkan bahwa hari jadi kota Sawahlunto diperingati pada tanggal 1 Desember setiap tahunnya. Tahun 2017 ini adalah peringatan hari Jadi Kota Sawahlunto ke 129 terhitung sejak tanggal 1 Desember 1888. Kota Sawahlunto dikenal sebagai penghasil batu bara terbaik di Asia yang mulai di ekspoitasi oleh Belanda yang dikomandoi oleh William de Greve sang penemu mutiara hitam. 

"Berbagai kegiatan digelar di Kota Sawahlunto dalam rangka memeriahkan Hari Jadi Kota tersebut seperti Multikural Event. Kegiatan dilaksanakan Sabtu 25 November - 1 Desember. Kegitan tersebut akan meriahkan oleh sejumlah Kelompok seni budaya multietnis Sawahlunto dan luar daerah memeriahkan panggung multikultural Event. Kegiatan Multikultural akan digelar dibeberapa tempat pertunjukan yang strategis di Pusat Kota dan juga disebar di Empat Kecamatan yang ada di Kota Sawahlunto," katanya. 


Syukri, Menurut Kepala Seksi Ekonomi Kreatif dan Kegiatan Kepariwisataan Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahragga Kota Sawahlunto, mengatakan bahwa kelompok seni multietnis yang akan tampil di panggung Multikultural Event tersebut adalah Kesenian tradisional dari 10 Kenagarian yang ada di Kota Sawahlunto. Peserta Multikultural akan dimeriahkan oleh Group Sanggar Seni dan sekolah, kelompok kesenian dari Paguyuban Etnis seperti Paguyuban Batak, Paguyuban Jawa, Paguyuban Sunda, Etnis Tionghoa dan Paguyuban Etnis Minang. 


"Selain itu juga dilaksanakan kegiatan yang bersifat lomba dalam rangka melestarian kesenian daerah seperti Lomba Festival Lagu Minang Tingkat Umum se- Sumatra Barat dengan tajuk 'Sawahlunto Punyo Carito' dengan total Hadiah 36 Juta Rupiah. Dari luar daerah akan tampil Group Seni dari Sanggar Seni Ragam Budaya Tanggerang Selatan dan The Pakwa Akustik dari Aceh. Orkestra Mahasiswa Jurusan Musik, Flam Perkusi dan Ethnic Percussion dari ISI Padangpanjang serta kelompok musik dari daerah tetangga," katanya. 

Ia menyebutkan bahwa untuk pembukaan multikultural tersebut akan dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 25 November 2017 di Garase PT. Ba mulai pukul 20.00 Wib akan dimeriahkan oleh Artist Lawak Nasional asal Kota Pariaman, 'Ajo Buset' serta kelompok musik Sawahlunto New Ensemble serta Kelompok musik dari Kota Padangpanjang. 

"Untuk menunjang kegiatan tersebut juga akan dilaksanakan Sawahlunto Expo guna mengakomodir pelaku ekonomi kreatif dan UKM yang tumbuh di Kota Sawahlunto dengan tujuan utama peningkatan ekonomi kerakyatan. Untuk malam puncak Hiburan Rakyat akan ditampilkan 'Utopia Band' serta Local Band Sawahlunto yang akan digelar pada tanggal 2 Desember 2017 pukul 20.00 Wib di Lapangan Bola Kaki PT.BA Ombilin Kota Sawahlunto," paparnya.

Selain itu, lanjut dia, kegiatan Multikultural Festival di semarakan dengan Makan Bajamba. Makan bajamba dilangsungkan dalam suatu ruangan atau tempat yang telah ditentukan. Makan Bajamba diikuti oleh lebih dari puluhan hingga ribuan orang yang kemudian dibagi dalam beberapa kelompok. Suatu kelompok biasanya terdiri dari 3 sampai 7 orang yang duduk melingkar. Setiap kelompok telah tersedia satu dulang yang di dalamnya terdapat sejumlah piring yang ditumpuk berisikan nasi dan berbagai macam lauk. 

"Makan bajamba biasanya dibuka dengan berbagai kesenian Minang, kemudian diawali dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an, hingga acara berbalas pantun (Pidato Adat). Makan bajamba tersebut adalah Icon puncak Peringatan Hari Jadi Kota Sawahlunto, pada tanggal 1 Desember 2006 pernah mendapat rekor MURI dengan peserta terbanyak berjumlah 16.332 orang," tuturnya.

Selanjutnya, selain kegiatan hiburan dan seni budaya, kegiatan bersifat hobi dan olahraga tercakup dalam Komunitas Sport Tourism disuguhkan. Seperti Sawahlunto Trail Adventure, Sawahlunto Night Run, Sawahlunto Paradigling Competition, Sawahlunto Mountain Bike, Sepak Bola Wisata, Fun Fly Paradigling, Tabligh Akbar, Sawahlunto Bina Raga dan Body Contes, Festival Burung Berkicau dan Sawahlunto Fun Dog Race atau Pacu Anjing, Pacu Jawi dan Sawahlunto Derby.

"Kegiatan Peringatan hari Jadi Kota Sawhlunto ke 129 tahun 2017 ini memang diharapkan dapat mendorong perkembangan Kota Sawahlunto sebagai kota wisata sejarah dan budaya. Kemudian terciptanya multiplayer effect perekonomian dari pelaksanaan event tersebut seperti di bidang Akomodasi, rumah makan, pedagang jajanan pasar, sektor transportasi, souvenirshop dan lainnya," katanya. 

Selanjutnya, tambah Syukri, diharapkan akan berdampak terhadap perkembangan seni budaya Multietnis, masyarakat Kota Sawahlunto sebagai pendukung kebudayaan tersebut. Dampak lain yang diharapkan adalah semakin dikenali dan diminatinya Sawahlunto sebagai Kota Tujuan Utama Pariwisata di Sumatra Barat dan semakin menguatkan eksistensi Sawahlunto sebagai Kota Warisan Nasional menuju warisan dunia yang diakui UNESCO.

"Banyak hal yang dapat dilakukan di Kota Sawahlunto yang giat dengan berbagai daya dan upaya mencapai Visi Kota Wisata Tambang Berbudaya melalui Event Budaya baik Tingkat Nasional Maupun Internasional sebagai pendukung daya tarik objek Wisata yang mampu dilahirkan melalui transformasi dari sebuah kota bekas tambang yang lumpuh ekonominya menjadi sebuah Kota Tujuan Utama Pariwisata Sumatra Barat," tuturnya.



No comments:

Post a Comment